NovelToon NovelToon
Hot Duda Mafia

Hot Duda Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Duda / Janda / Cinta Terlarang
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author:

"Kau masih gadis?"

"I-iya, Tuan."

"Bagus. Kita akan membuktikannya. Kalau kau berbohong, kau akan tahu apa akibatnya."

Bab 1

Plak!

Plak!

100

Suara tamparan terdengar keras.

"Jangan berhenti, Carltonh!"

"Sudah kubilang tutup mulutmu!"

Ariella Rosewood bergidik ngeri saat melewati kamar majikannya.

Sementara ia membawa pel dan alat penyedot debu. Bahkan saat ia berada di ruang tamu, suara-suara itu masih terdengar sangat keras.

Membuat bulu kuduknya merinding.

Ariella sudah menekuni pekerjaan itu sejak setahun lalu, ketika ia akhirnya bercerai dengan suaminya yang bahkan tidak pernah memberinya malam pertama. Mendengar suara-suara seperti tadi, membuatnya bergidik.

Ia mungkin berumur di atas dua puluh satu, tetapi ia tidak pernah menerima sentuhan seperti itu dari seorang pria. Lebih tepatnya, setelah ia bercerai dari Ruben, ia tidak pernah ingin terlibat dengan laki-laki untuk sementara waktu.

"Fokus, Ariel. Fokus!"

Ariella mencoba menulikan telinga. Sebagai petugas kebersihan panggilan, sudah merupakan bagian dari perjanjian bahwa ia akan pura-pura tidak melihat, mendengar atau terlibat apa pun saat sedang bertugas.

Sejauh ini, Ariella bekerja dengan baik. Ia disukai bosnya, pelanggannya. Karena ia bekerja dengan cepat dan gesit, menyelesaikan tugas satu dan berikutnya dengan sangat efisien.

"Ohh!"

Si wanita menjerit dan si pria menggeram.

Ariella menggeleng, ia mencoba fokus meskipun di perutnya terasa seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan. Seperti apa rasanya bercinta? Apakah rasanya sakit saat pertama kali? Apakah ia akan seperti itu tanpa malu-malu?

Tidak, ia tidak bisa melakukan hal seperti itu.

Lagi pula siapa yang akan membiarkan dirinya ditampar dan dibentak saat sedang melakukan hal seperti itu?

Ariella membayangkan semuanya dengan lembut, disentuh seolah ia kain sutra yang halus, seolah ia adalah benda berharga satu-satunya di dunia.

"Fokus, Ariella. Kau masih punya pekerjaan lain."

Suara-suara itu mereda, tetapi Ariella masih bisa mendengar suara tarikan napas mereka yang tersengal-sengal, juga obrolan pelan.

"Hampir selesai."

Ariella telah berhasil membersihkan sebagian sofa, yang benar-benar kotor karena debu-debu di selanya. Ketika sedang berlutut untuk mengelap meja, pintu kamar terbuka dan seorang pria dengan hanya mengenakan handuk di pinggul, keluar.

Selama beberapa saat Ariella berjuang untuk tidak menoleh dan melihat si penghuni apartemen mewah itu, karena itu akan membuatnya merasa sangat aneh.

"Apakah aku memanggilmu ke sini?"

Sial! Sial!

Apakah pria itu bicara padanya?

Tidak kan? Pria itu tidak bicara dengannya.

Tentu saja, tetapi siapa lagi yang ada di ruang tamu selain dia?

Pria itu berbicara padamu, Ariella.

Gadis itu menggigit bibir. Ia mau tidak mau akhirnya mengangkat pandangan, dan menemukan seorang pria super pan as, dengan bahu lebar, dada bidang penuh tato, dan perut kotak-kotak yang menggugah. Berdiri di sana.

Pria itu tinggi sekali, dia mungkin berbobot dua kali bobot tubuh Ariella. Dia pria yang besar, pasti itunya pun besar dan....

"Ariella, hentikan! Hentikan berpikir macam-macam. Segera selesaikan tugasmu dan pergi!" Pikirnya.

Sayangnya, Ariella tidak dapat melakukan itu.

Saat tatapannya naik ke atas sedikit, ia dihadiahi oleh wajah tampan pria itu.

Sepasang alis hitam tebal, hidung tinggi, wajah persegi dan bibir seksi dan ranum, pria itu menatap Ariella dengan salah satu alis terangkat tinggi, menatapnya dengan mata hijau penuh perhitungan.

"Apa kau mata-mata?"

"A-aku?"

Pria itu menatap penampilan Ariella dari atas ke bawah.

"Kemari!"

Ariella terpana selama beberapa saat.

Si pria mendecak kesal.

"Apa kau tuli? Kemari!"

Suara yang berat dan serak itu membuat Ariella meremang. Ia meninggalkan lap dan alat penyedot debunya.

Lalu berdiri menghampiri sang majikan.

Pria itu bahkan jauh lebih tinggi dan besar kalau didekati seperti ini, pikir Ariella.

Ia menundukkan pandangan, mencoba untuk tidak melihat terlalu banyak. Pria itu menggeram pelan, matanya yang tajam menatap lurus ke arah Ariella sampai-sampai ia merasa ditembus oleh tatapan itu.

"Aku bertanya tadi. Apa aku memesan jasamu hari ini?"

"Aku ... aku datang karena arahan dari bos, Tuan. Aku tidak tahu...."

"Damn! Kau pasti anak buah Tora. Iya kan?"

"T-tora siapa? Aku tidak mengenalnya."

"Pembohong! Apa kau memasang penyadap di sini?"

Ariella menggeleng panik.

"Tidak! Aku biasa datang ke sini, Tuan. Aku bukan petugas baru."

"Aku baru melihatmu."

Tentu saja, ini saja pertama kali mereka bertemu, Ariella bahkan baru tahu wajah pria yang meninggali apartemen itu. Karena setiap Ariella dipanggil, tempat itu selalu kosong.

"Sungguh, Tuan. Aku hanya petugas kebersihan biasa."

Tahu-tahu saja tangan pria itu yang penuh tato, terulur ke arah Ariella. Dia mendorong penutup kepala yang mirip bandana di kepala Ariella, lalu memaksanya mendongak. Mata hijau itu menggelap saat memindai wajah Ariella. Mencoba mengingat apakah gadis itu masuk radar berbahaya atau tidak.

Ya Tuhan!

Kenapa pria itu sangat curiga? Ariella hanya bekerja saja. Ia tidak berniat melakukan sesuatu yang dituduhkan pria itu.

"Take of your clothes!"

"W-what?"

Pria itu tidak berekspresi. Wajahnya kaku dan dingin.

"Kau mendengarnya, buka s e ragammu.'

"A-aku tidak mungkin m e mbuka s e ragam di sini! Apa Anda waras?"

Pria itu mengerutkan hidung. Lalu, tanpa aba-aba ia merenggut resleting atas jumpsuit yang dipakai Ariella sampai ke perutnya.

Pria itu lalu membalikkan tubuh Ariella, memaksanya mengangkat kaus di balik jumpsuit itu.

"H-hentikan!"

"Diam!"

Klaim

Ariella malu sekali, wajahnya merah padam dan dia panik saat pria itu menarik ujung kausnya ke atas.

Apa yang pria itu cari darinya?

Setelah kaus itu terangkat, Ariella merasakan punggungnya yang polos di tatap oleh mata panas pria itu, lalu, saat tidak menemukan apa pun. Pria itu langsung melepaskannya.

"Rupanya kau tidak berbohong.'

"Anda sangat keterlaluan!"

Ariella cepat-cepat menurunkan kausnya lagi. Menahan air mata.

"Aku hanya berjaga-jaga."

"Tanyakan saja pada bosku!"

Pria itu menatap Ariella dengan matanya yang hijau dan penuh perhitungan.

"Lanjutkan pekerjaanmu," katanya tanpa penyesalan sedikit pun.

Ariella merasa sangat terhina, ia membuang wajah dan segera melanjutkan pekerjaannya. Sambil berjanji bahwa ia tidak akan datang ke tempat itu lagi.

Si pria pergi ke dapur, mencari sesuatu. Tak lama kemudian, seorang wanita cantik keluar. Dia merangkul si pria dengan manja, tetapi langsung ditepis.

"Kau benar-benar tidak suka disentuh sembarangan, ya?"

"Urusan kita sudah selesai, pergi dari sini."

"Kau sungguh-sungguh mengusirku setelah kita baru saja selesai be r cinta dengan hebat?"

Pria itu tertawa sarkas.

"Aku tidak suka perempuan berisik, dan hubungan kita sampai di sini saja. Jangan berharap terlalu banyak, Nona. Bagiku kau hanya boneka p e m uas, tidak lebih. Silakan pergi dari sini."

Perempuan itu berlari masuk ke kamar sambil menangis.

"Kau sangat jahat!"

Tak lama kemudian dia keluar dari apartemen. Meninggalkan Ariella berdua saja dengan pria itu.

Selesai.

Ariella segera menyimpan alat-alatnya, dan tidak menduga saat ia berpaling. Ia masih diperhatikan oleh pria tadi, sekarang pria itu duduk di sudut sofa. Menyesap sekaleng bir.

"Kau pasti mendengar saat aku bercinta dengan gadis itu, bukan?"

Pria itu tertawa mengejek.

"Apa kau juga ingin merasakannya?"

1
Kazuo
Wow, aku gak bisa berhenti baca sampai akhir !
Hoa thiên lý
Tidak sabar lanjut baca
yongobongo11:11
Duh, kalau dikasih pilihan 1 antara jalan-jalan atau baca cerita ini, pasti saya milih ini 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!