"Mencintaimu dengan Tulus: Kisah Cinta LDR"
Matara Vega Sakti dan Sherina Ayesha Wicaksono, dua mahasiswa semester satu yang menjalin cinta di tengah jarak. Mereka berbagi impian, harapan, dan tawa. Namun, ketika Sherina pulang ke Indonesia untuk liburan semester, perasaan cemburu Vega mulai menggerogoti hubungan mereka.
Konflik memuncak ketika Vega menemukan Sherina dekat dengan teman lamanya. Kesalahpahaman dan kecurigaan membuat hubungan mereka goyah. Apakah cinta mereka cukup kuat untuk menahan badai?
Di tengah kebimbangan dan kesulitan, Vega dan Sherina harus memilih antara memperbaiki hubungan atau berpisah. Akankah mereka menemukan jalan kembali ke pelukan each other?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LYS Halaman 28
Ari tersenyum. "Itu sudah pasti kawan." kata Ari, disambut tawa kecil oleh Sherina dan semua yang hadir disana.
Sherina merasa senang dan lega karena Vega dan Ari sudah akur dan Vega sudah tidak cemburu lagi pada Ari. Sherina berharap kedepannya hubungannya dengan Vega akan semakin baik dan tidak ada penghalang lagi untuknya bersatu.
"Eh, ini yang ingin bertunangan dimana? Aku sudah menyumbang lagu lho," kata Vega, dia baru tersadar dan dia melihat sekelilingnya namun tidak melihat orang lain yang kemungkinan akan bertunangan.
Wasa menatap teman yang lain, mereka saling bertatapan dan saling menahan tersenyum.
Sementara itu, Sherina mengerut kening dia bingung dengan perkataan Vega. "Pertunangan?" tanyanya, menatap Vega.
Vega mengangguk dan menatap Sherina. "Iya, kata Wasa sih,"
Sherina semakin bingung. "Lho, aku pikir kamu yang sudah menyiapkan ini semua? Yang sudah menghias menjadi sedemikian rupa."
Vega terkejut. "Aku? Menyiapkan ini semua? Bukan," bantah Vega, yang memang nyata adanya.
"Lah, kok bukan? Aku datang ke sini karena kamu yang meminta lho, Veg," Sherina benar-benar bingung.
Bukankah Wasa berkata bahwa Vega mengajaknya bertemu dipantai dan ingin memperbaiki hubungan? Lalu apakah ini?
Wasa menatap, Suzu, Supra, Vario, Satria, dan Eria. Dirasa kini adalah waktu yang tepat untuk memberitahu semuanya.
"Sudah-sudah, kalian tidak perlu berdebat lagi. Ini semua adalah ide aku dan teman-teman yang lain untuk mempertemukan dan menyatukan kalian berdua lagi." kata Wasa.
"APA!" pekik Vega dan Sherina bersamaan. "Jadi, ini ide kalian semua?" tanya Vega, dia sungguh tidak menyangka.
"Tentu saja," jawab Vario, sambil merangkul bahu Suzu yang ada disisinya.
Vega benar-benar tidak menyangka dengan semua ini. Vega tidak menyangka jika teman-temannya sampai rela bersusah-susah menyiapkan semua ini demi menyatukannya bersama Sherina. Vega merasa sangatlah bersukur dan bangga telah mengenal dan berteman dengan mereka semua. Vega berjanji dia tidak akan melupakan kerja keras mereka ini.
"Terima kasih banyak semuanya. Aku sangatlah tidak menyangka jika kalian semua telah merencanakan ini semua secara diam-diam hanya untukku. Aku bangga pada kalian semua." kata Vega, dia memeluk Wasa dengan senyum bahagia.
Lalu Suzu, Supra, Vario dan Satria, mereka juga menghampiri Vega dan berpelukan bersama. Mereka sama-sama merasakan kebahagiaan. Vega bahagia karena telah diberi kejutan oleh teman-temannya. Dan teman temannya merasa bahagia karena rencananya telah berhasil.
Eria yang melihat persahabatan suaminya begitu erat menjadi ikut terharu dan menitikan air mata. Eria ikut merasakan kebahagiaan para cowok yang ada didepannya. Baginya persahabatan seperti itu adalah persahabatan yang sangatlah romantis.
Sherina yang melihat Eria menangis, dia segera menghampirinya dan menyapa. "Hei, mengapa kamu menangis?" tanya Sherina, ramah.
Eria tersenyum dan mengusap air matanya. "Aku terharu saja melihat pertemanan mereka."
Sherina tersenyum. "Iya. Aku juga senang melihat persahabatan mereka. Apa kamu juga seperti mereka?" tanya Sherina.
Eria menggeleng. "Aku tidak memiliki sahabat disini. Aku sadar diri aku bukan siapa-siapa. Aku hanya memiliki Satria disini."
"Satria, yang mana?" tanya Sherina, menatap perkumpulan cowok yang masih asik berpelukan.
Eria menatap pada Satria. "Yang memakai kemeja biru."
Sherina mengangguk, dia paham sekarang. Karena sebelumnya dia memang belum pernah bertemu Satria sama sekali.
"Oh, jadi Satria kekasihmu ya? Eh, siapa namamu?" Sherina mengulurkan tangan pada Eria.
"Namaku Eria, dan namamu Sherina kan? Aku sudah tahu dari Satria hehe.. Dan Satria bukan kekasihku, tetapi suamiku." jawab Eria.
Sherina terkejut. "Kalian sudah menikah?"
Eria mengangguk. "Iya. Kamu pasti kaget ya karena aku dan Satria menikah muda? Jika kamu ingin tahu kenapa aku dan dia menikah muda. Baca aja kisahnya dinovel sebelah." kata Eria.
Sherina mengangguk. "Baiklah, mari kita berteman baik Eria." Sherina mengacungkan jari kelingkingnya dihadapan Eria.
Eria tersenyum lebar. "Kita berteman." kata Eria, sambil menautkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Sherina. Keduanya akhirnya tertawa bersama.
Sementara itu, Ari yang sejak tadi hanya terdiam dan tidak lepas dari memandang wajah bahagia Sherina dia ikut tersenyum. Ari bahagia karena Sherina berbahagia.
Setelah puas berpelukan, Wasa berdeham dan meminta Vega melanjutkan pertunangannya yang tertunda.
"Menurutku hal baik tidak boleh ditunda-tunda Veg, lebih baik disegerakan saja." kata Wasa.
"Hal baik? Hal baik apa?" tanya Vega, menatap Wasa dan kembali dibuat kebingungan.
"Tentu saja pertunanganmu, kamu tidak ingin Sherina diambil orang lain kan?" jawab Suzu, menakut-nakuti Vega.
Vega mengangguk, tetapi raut wajahnya berubah sendu. "Tapi aku tidak membawa cincinnya, Su. Aku terlalu bodoh telah membuang cincin pertunanganku sendiri," kata Vega, dia menyesal telah berbuat ceroboh.
Andai saja Vega tidak terbawa emosi mungkin cincin itu masih ada. Atau bahkan malah justru sudah tersemat dijari manis Sherina. Ternyata benar apa kata orang-orang penyesalan memanglah selalu datang diakhir.
Wasa tersenyum dan memanggil Sherina. Sherina yang merasa dipanggil segera menghampiri Wasa. "Ya. Kenapa Wa?" tanya Sherina.
"Vega ingin menyatakan sesuatu padamu, Sherina. Jangan jauh-jauh," kata Wasa, menyatukan tangan Sherina dan Vega. "Nyatain saja Veg, tidak memakai cincin juga tidak apa-apa. Atau ingin aku buatkan dengan ranting eceng gondok?" tawar Wasa.
Vega menggeleng. "Sherina Ayesha Wicaksono," kata Vega, menatap paras ayu Sherina dengan serius.
"Ya," jawab Sherina, balas menatap Vega.
Wasa mundur dan bergabung dengan teman yang lain mereka semua memasang kamera ponselnya masing-masing untuk mengabadikan momen bahagia ini.
Vega menggenggam kedua tangan Sherina dengan lembut. "Aku memang tidak pandai merangkai kata romantis seperti kebanyakan pria pada pasangannya, tapi dimalam ini aku ingin menciptakan hari yang berkesan untuk kita berdua." kata Vega, dengan detak jantung yang semakin berdebar.
"Apa?" tanya Sherina, tidak kalah deg-degan.
"Tatap mataku," kata Vega, meraih dagu Sherina dan kedua mata mereka pun bertemu.
"Aku mencintaimu dengan tulus Sherina. Maukah kau menjadi istriku?" kata Vega, mereka berdua masih bertatapan.
1
2
3 menit tidak ada jawaban, membuat Vega semakin berdebar. Bahkan, keringat mulai membasahi keningnya.
"Sher, kamu menolakku? Maaf, aku sudah membuang cincin pertunangan kita," Vega, sedih.
Sherina tersenyum, mengambil cincin dari tas kecil yang dia bawa. "Aku juga mencintaimu Vega, jangan pernah kamu berniat membuang cintamu untukku," Sherina menunjukan cincin itu dihadapan Vega.
"Kamu masih menyimpannya?" Vega senang Sherina ternyata menyimpan cincinnya. Dia segera mengambil alih cincinnya dan membuka didepan Sherina.
"Tentu saja," ~ Sherina.
"Sekali lagi. Sherina Ayesha Wicaksono, maukah kau menjadi istriku?"
Sherina mengangguk. "Dengan senang hati,"
Vega menarik Sherina dalam pelukan. "Terimakasih,"
lanjut thor