NovelToon NovelToon
Sang Pemuas

Sang Pemuas

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Seberapa keras pun usaha ku untuk menjadi yang terbaik, aku tetaplah aku yang berasal dari kegelapan malam."

"Aku tidak bisa kembali menjadi suci kecuali jika ada seseorang yang mampu membersihkan dosa-dosa ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Azura yang baru selesai membersihkan rumah dan dirinya pun langsung merebahkan diri karena merasa sudah tidak memiliki pekerjaan lain.

Saat ini otaknya menerawang memikirkan tentang masa depan yang akan datang, dia masih kuliah di kampus yang sama bahkan biaya kuliah subuh ia lunasi hingga kelulusannya nanti, tapi saat ini dia sedang mengambil cuti kuliah karena sedang ingin menenangkan diri dari segala pikiran yang menyiksa batinnya.

Azura pun sudah memutuskan untuk membeli sebuah rumah meskipun sederhana dan mobil kesayangan keluarga nya sudah di titipkan di rumah tersebut yang akan menjadi tempat tujuan terakhir Azura nanti untuk melanjutkan masa depan nya.

"Neng sayur!"teriak tukang sayur yang ada di depan halaman rumah tersebut yang kini diserbu oleh ibu-ibu.

Azura baru tersadar bahwa ia belum mengisi perutnya hingga saat ini karena hanya segelas kopi yang sempat mendarat di perut rata nya itu.

Jangan tanyakan tubuh Azura yang molek dan memiliki otot yang sangat sexy, semua itu dia dapatkan karena rajinnya berolahraga.

Dia memang ramping, tapi tubuhnya itu memiliki otot bukan hanya tulang berbungkus daging, dan bentuk tubuh ideal itu yang selama ini menjadi incaran para pria tampan yang menjadikan dirinya sebagai pemuas nafsu nya.

Tiga orang pengusaha tampan, dari yang mulai dengan usia 27 tahun, 30 , dan 35.

Pria tampan itu bahkan telah mampu membuat seorang Azura memiliki kehidupan yang layak dan mampu melunasi hutang lima milyar tersebut.

Namun Azura tidak pernah merasa bahagia dengan itu meskipun selalu ada senyum dan tawa di bibirnya.

"Bang sayur nya masih ada."ucap Azura.

"Banyak neng gelis, mau apa tersedia."ucap si mamang sayur yang usianya tidak jauh dari Azura tersebut.

Azura yang baru disana menjadi pusat perhatian ibu-ibu yang kini mulai berbisik-bisik mungkin karena cara berpakaian Azura yang hanya menggunakan tanktop dan hotpants yang sudah pasti bisa memperlihatkan keindahan tubuh moleknya itu.

"warga baru ya neng?"ucap mang sayur.

"Hmm... saya baru datang kemarin sore."jawab Azura.

"Pantas baru lihat, sini saya bantu mau beli apa saja?"ujar pria muda itu.

"Ayam dua kilo bang, sayuran nya yang lengkap dan ini seafood nya saya borong semua ya, maaf ibu-ibu saya belum tahu dimana letak pasar jadi belum sempat isi kulkas."ucap Azura yang merasa tidak enak pada ibu-ibu tersebut.

"Tidak apa neng borong saja ibu-ibu juga belanjanya hanya sedikit kok."ucap salah satu ibu-ibu yang merupakan ketua RT disana.

"Bang sudah lengkap bukan, tapi saya tidak ada uang kes, boleh minta nomor rekening bank Abang."ucap Azura yang kini membuka ponselnya.

"Ah tenang saja neng ini ada mesin ATM kok."ucap pria yang kini memberikan mesin ATM mini itu.

"Oh baiklah kalau begitu tunggu disini sekalian saya juga butuh uang kes."ucap Azura yang memasuki rumah nya dan mengambil dompet miliknya.

Ibu-ibu itu sungguh terkejut saat melihat isi dompet tersebut dengan kartu-kartu ATM yang kini terlihat sangat mengkilat.

Ini bang total kan semuanya setelah itu saya juga ingin sekalian ngambil uang."ucap Azura.

"Tapi non uang nya terbatas tidak bisa mengambil banyak."ucap tukang sayur tersebut.

"Tidak apa bang haya tiga puluh juta saja."ucap Azura yang membuat semua orang terkaget-kaget.

"Tiga puluh juta, yang benar saja neng saya tidak bawa uang sebanyak itu, tapi kalau hanya sepuluh juta ada."ucap kang sayur.

"Baiklah yang ada saja bang."ucap Azura yang kemudian memijit angka-angka yang ada di sana.

Jangan bilang Azura tidak memiliki uang halal, karena berangkas kedua orang tuanya menyimpan itu dalam bentuk kartu-kartu yang kini dia bawa, meskipun jumlahnya tidak mencapai miliaran seperti hutang yang mereka tinggalkan tapi cukup untuk bekal Azura hidup sebelum dia mendapatkan pekerjaan sampai lulus kuliah nanti.

Uang itu baru Azura gunakan saat ini, karena ingin menghemat nya.

Azura pun membayar sayur yang hanya satu juta dua ratus saja, selebihnya dia masukkan kedalam dompet.

"Sudah ya bang, sekarang boleh minta tolong angkut ke teras."ucap Azura sambil tersenyum manis.

"Boleh tentu saja boleh neng."ucap pria itu.

Azura pun langsung berlalu dengan dompet dan handphone nya itu.

Sementara itu di dekat gerobak sayur semua orang sudah berbisik-bisik menggosipkan gadis yang merupakan cucu dari almarhum tetangga nya itu.

"Sepertinya dia bukan gadis biasa lihat cara dia berpakaian."ucap salah satu ibu-ibu .

"Mungkin saja dia punya banyak kartu ATM."ucap salah satunya lagi.

"Jangan gosip, kalian tidak tahu Ayudia adalah anak pak Wijaya bukan. Dulu beliau selalu menyumbangkan hartanya pada orang tua kalian jika kalian lupa."ucap pak RT yang baru bergabung untuk menjemput belanjaan istrinya.

Ibu-ibu itu langsung terdiam saat ketua RT ikut bicara.

Mereka bahkan langsung bubar dari tukang sayur, Sementara Azura sibuk mencuci dan mengeringkan sayur sebelum dimasukkan kedalam kulkas.

Kebiasaan itu ia pelajari dari sang mama yang selama ini selalu mengurus keluarga dan rumah sendiri meskipun dia adalah seorang istri pengusaha sukses.

Setelah semuanya selesai, saat ini Azura pun mengambil beberapa jenis sayur dan juga ayam dan seafood yang ia beli tadi.

Azura ingin membuat salad sayur dan masak seafood campur juga ayam goreng. Rencananya dia akan berkunjung ke rumah bibinya yang tinggal sedikit jauh dari area komplek perumahan sederhana itu.

"Ah masakan sudah selesai dibuat, aku bereskan cucian kotor nya dulu, ternyata se-asyik ini memasak."gumamnya.

Azura pun langsung bergegas mencuci perabotan yang ia gunakan untuk memasak.

Beruntung rumah sederhana itu memiliki perabotan yang lengkap dan masih terjaga mungkin karena almarhum sang papah selalu memfasilitasi kedua orang tuanya.

Di rumah itu juga ada motor yang masih bisa digunakan meskipun bisa dibilang itu motor tua.

Azura pun menggunakan motor itu untuk mengunjungi rumah bibinya meskipun harus rela mendorong hingga tukang bensin eceran beruntung motor bisa digunakan dan makanan yang dia bawa masih terjaga keutuhan nya di dalam kotak makanan.

Sebenarnya bibinya sudah berjanji untuk berkunjung hari ini tapi sepertinya dia masih sibuk mengingat banyak nya anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut.

Sesampainya di depan pagar rumah sederhana meskipun cukup luas itu pun Azura langsung memasuki pagar rumah yang tidak tertutup itu lalu berteriak memanggil bibinya itu.

"Bibi Ayudia datang!"ucap Ayudia sambil tersenyum cengengesan saat melihat sang bibi kaget karena teriakan nya itu.

"Oh Ayu kamu bikin kaget bibi saja, kenapa datang kesini bukankah bibi bilang bibi yang akan berkunjung untuk bersih-bersih rumah mu."ucap sang bibi yang baik hati.

"Tidak perlu bi, semua sudah beres Ayu juga bisa beres-beres rumah kok, tapi Ayu ingin ditemani bibi makan lihat Ayu juga sudah masak banyak."ucap Azura yang kemudian memperlihatkan kotak makanan yang dia bawa.

"Oh ya ampun kamu juga masak nak."ucap wanita bernama Arum itu.

"Tentu saja bi, tapi tidak ada nasi Ayu belum beli beras."ucap Ayudia.

"Ah bibi lupa bahwa kamu juga makan nasi."ucap sang bibi sambil mengusap bahu keponakan nya itu.

...🧸🧸🧸🧸🧸...

Azura sudah selesai makan bersama sang bibi yang kini sedang membereskan piring kotor tersebut.

"Mau berapa lama kamu disini neng"ucap sepupu Azura.

"Sampai bosan, kamu bisa kunjungi aku sesekali di kota bosan kan tinggal di sini terus meskipun ada banyak sumber daya kehidupan."ucap Azura pada Rakha yang merupakan anak laki-laki satu-satunya yang memiliki usaha sebagai tengkulak hasil pertanian yang ada di sana.

"Lain kali aku dan ibu akan berkunjung kalau ada waktu."ucap Pria tampan itu.

"Yang lainnya pada kemana, bukannya bibi bilang ada tiga keluarga yang tinggal disini."ucap Azura yang penasaran.

"Mereka sedang mengunjungi saudara."ucap Rakha.

"Oh pantesan."balas Azura.

"Bagaimana kuliah mu apa masih lanjut."ucap Rakha.

"Lanjut lah, hanya sedang bosan saja mungkin beberapa bulan lagi aku akan mempercepat kelulusan ku."ucap Azura.

"Oh syukurlah kalau begitu."ucap Rakha.

"Ayu bibi mau ke pasar mau ikut?"tanya sang bibi.

"Boleh."ucap Azura yang terlihat antusias.

"Tapi jangan menangis kalau nanti kamu tau tempatnya tidak bersih seperti di supermarket."ucap Rakha yang kini memperingatkan Azura bahwa pasar tradisional tidak sebersih tempat belanja Azura di kota.

"Ngapain nangis kalau kotor tinggal bersihkan."ucap Azura yang membuat Rakha terkekeh pelan karena kekasihnya saja tidak bisa diajak ke tempat itu karena selalu becek dan berlumpur di jalanan yang ada di setiap tempat penjual yang ada di sana, belum lagi kuli angkut yang kadang tidak sabaran dan terkadang menyerempet pejalan kaki.

Azura dan Rakha pun sudah berada di dalam mobil sejuta umat milik pria tampan itu, mereka menuju ke pasar tradisional yang ada di daerah tempat tinggal nya itu.

Sementara itu di club malam tempat Azura mengais rezeki selama ini keributan sedang terjadi,di tengah hari bolong Diego Alexander dan anak buahnya mendatangi pemilik club malam tersebut untuk bertanya tentang keberadaan Azura yang tidak kunjung ia temukan beberapa hari ini.

"Kau masih ingin tempat ini berdiri di sini bukan, jika demikian sekarang katakan dimana Azura berada."ucap Diego Alexander yang sudah kehilangan kesabaran karena jawaban yang dia dapatkan tidak memuaskan.

"Ada apa ini tuan-tuan."ucap wanita paruh baya yang terlihat masih sangat cantik.

Dia adalah Anita ibu dari Amalia.

"Nah dia yang dulu membawa Azura kesini."ucap bartender yang sudah berulang kali ditanyai selain pemilik club dan manager club tersebut.

"Azura?"ucap wanita itu sambil tersenyum simpul.

"Ya kau kenal dia?"tanya Diego begitu tegas.

"Dia adalah teman dari putri saya, beberapa hari lalu dia menyumbangkan hartanya dan dia pergi entah kemana."ujar wanita yang kini mengusap lembut punggung tangan Diego.

"Dimana putri mu?"ujar Diego.

"Jam segini dia kuliah, tapi jika tuan butuh nanti malam saya bisa bawa dia kesini."ucap Anita.

"Bawa dia sekarang juga."ucap Diego tegas.

"Dia tidak akan bisa diganggu saat sedang belajar tuan."ucap Anita.

"Saya tidak ingin tau jika kau masih ingin hidup segera suruh dia kemari."ucap Diego yang kini mencengkram erat rahang wanita cantik yang terlihat sangat kesakitan dari reaksi wajahnya yang memerah.

"B ba ik lah."ucap nya terbata karena merasakan sakit yang teramat sangat.

Wanita itu pun langsung bergegas menghubungi putrinya yang tidak kunjung mengangkat panggilan nya.

Diego pun langsung meminta anak buahnya untuk menjemput paksa gadis itu. Hingga dia bertemu dengan nya di sebuah tempat.

"Katakan dimana Azura."ucap Diego saat gadis yang kini ditahan oleh anak buahnya terlihat sangat ketakutan.

"Azura?"ucapnya tidak mengerti siapa yang dia maksud.

"Teman mu Ayudia Zunaera."ucap sang mama yang juga ternyata di tahan oleh anak buah Diego.

"Oh dia sedang berada di suatu tempat yang saya tidak tahu, tapi dia akan kembali setelah cuti kuliah nya berakhir."ucap Amalia yang terlihat ketakutan.

"Berikan nomor kontak nya."ujar Diego yang kini menunggu gadis itu.

"Kontak nya tidak aktif saya sudah berulang kali menghubungi nya, mungkin anda bisa mencari dia di akun media sosial miliknya."ucap Amalia yang kini membuat Diego langsung mengeluarkan ponselnya.

"@Bangkai kecoa."ucap Amalia terdengar seperti lelucon.

"Kau serius?"tanya Diego.

"Ya memang itu akun nya."ucap Amalia yang kini memperlihatkan akun sosial media milik Azura dengan foto profil kecoak.

Terakhir posting gadis itu tengah bersandar pada sebuah bus yang entah berada di mana.

Sementara gadis yang dicari oleh mereka saat ini baru saja kembali dari pasar yang tidak pernah ia kunjungi seumur hidupnya.

Tapi gadis itu tertawa terbahak-bahak saat mengingat beberapa orang hampir terjatuh saat berdesakan di jalan yang licin dan berlumpur bahkan dirinya juga hampir mengalami hal itu jika Rakha tidak sigap memegangi dirinya.

Dengan kelinci yang dia pegang yang ia beli untuk dijadikan hewan peliharaan tersebut."Kau suka dengan itu?"ucap Rakha yang menunjuk kearah kelinci kecil itu.

"Tentu saja dulu papah tidak mengijinkan aku pelihara binatang, jadi sekarang aku ingin pelihara ini untuk teman hidup."ucap Azura.

"Teman hidup itu manusia Ayu bukan binatang."ucap sang bibi.

"Tapi Ayu ingin dia."ucap Azura.

Azura pun pulang ke rumahnya dengan riang gembira dengan kelinci dan motor tua nya itu.

Sesampainya di sana dia langsung membawa baby kelinci itu kedalam rumah dengan sangkar yang memang dibeli di pasar tadi.

"Namamu Moci mulai sekarang dan kamu harus makan ini."ucap Azura yang memberikan satu buah wortel segar yang ia beli di tukang sayur tadi.

"Aku mandi dulu, nanti giliran kamu yang mandi."ucap Azura yang akhirnya meninggalkan bayi kelinci itu bersama dengan wortel yang sedang ia makan.

Azura pun mandi sambil bersenandung ria di dalam kamar mandi sederhana itu.

Dia terkekeh geli saat dia ingat pasar dengan segala keunikan yang ia temui.

1
Mas Luhah
sangat bagus,,,,,,,


tapi kenapa episod yang k 24 dan smpai seterusnya lama sangat yng nak keluar,,,apa lagi cerita nya bikin penasaran /Grimace/
Roli Yanti
lanjut ceritanya seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!