NovelToon NovelToon
Gadis Modern Dan Tuan Desa

Gadis Modern Dan Tuan Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rendi 20

Baca aja 👊😑

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rendi 20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebun desa membuat Kirana bahagia

Candra tertawa lepas setelah berhasil mengelabui Kirana. Kirana pun hanya bisa terdiam sembari menahan kekesalan yang kini membara di dalam hatinya. Andai saja Candra bukan kepala desa di tempat ini, mungkin saja ia sudah melayangkan pukulan pada pria tengil itu.

Mereka berdua pun melanjutkan perjalanan. Entah ke mana Candra akan membawa Kirana, yang pastinya Kirana mulai terlihat kelelahan dan kakinya terasa sedikit sakit karena perjalanan mereka sangat jauh.

"Kamu akan membawaku ke mana sih sebenarnya?!" gerutu Kirana kelelahan bukan main.

"Kenapa? Kamu kelelahan?" tanya Candra berahlih menatap Kirana.

Kirana pun menganggukan kepalanya dengan lesu. "Kakiku sakit, Candra. Keliling desa ini benar-benar membuatku lelah," timpalnya.

Mendengar hal itu, Candra segera berjongkok di hadapan Kirana yang membuat Kirana seketika kebingungan saat melihatnya.

"Kamu sedang ngapain?" tanya gadis itu dengan kening yang terlihat mengkerut.

"Ayo, naik. Aku akan menggendongmu!" ujar Candra seraya menepuk punggungnya, memberi kode pada Kirana untuk segera naik ke atas gendongannya.

"Hah? Kamu yakin ingin menggendongku? Aku ini berat loh!" ucap Kirana sedikit kaget.

"Berat?" Candra menatap penampilan Kirana dari atas hingga bawah. Kemudian pria itu terkekeh yang membuat Kirana bingung.

"Apa yang kamu tertawakan?" tanya Kirana.

"Aku tertawa karena kau. Kau bilang dirimu berat tapi kulihat-lihat tubuhmu itu kurus dan mungil. Jika digendong mungkin lebih berat karung beras dari pada dirimu!" jelas Candra.

"Candra!" rengek Kirana seraya menghentak-hentakkan kakinya seperti anak kecil. Kirana benar-benar malu karena Candra mengomentari penampilan tubuhnya yang kurus dan sangat mungil.

"Kalau kamu terus merengek kita tidak akan bisa sampai ke tempat tujuan!" ujar Candra.

"Tapi kamu harus janji jangan jatuhkan aku!" sungut Kirana yang mulai naik ke atas punggung Candra. Kirana memeluk leher Candra untuk pertahanan agar dirinya tidak terjatuh.

Setelah memastikan Kirana naik ke atas punggungnya. Candra pun segera berdiri dan mulai melangkah menuju tempat tujuan.

Beberapa menit kemudian. Akhirnya mereka berdua tiba di kebun desa. Kirana pun segera turun dari atas gendongan Candra.

"Wah ... indah sekali." Seketika saja mulut Kirana menganga dengan kagum ketika melihat kebun yang sangat luas ada di hadapannya. Kebun itu dipenuhi oleh tanaman dan pepohonan buah-buahan yang segar.

"Siapa yang menanam semua ini?" tanya Kirana berahlih menatap pada Candra yang sedang berdiri di sampingnya.

"Tentu saja para warga yang ada di sini yang menanamnya," jawab Candra. "Ayo, ikut aku!" Candra menarik tangan Kirana dan membawanya ke suatu tempat. Kirana pun semakin dibuat kagum ketika Candra membawanya ke kebun khusus buah jeruk.

"Wah ... Buahnya lebat banget, Candra!" pekik Kirana begitu kagum.

Candra hanya tersenyum, kemudian ia memetik salah satu buah jeruk langsung dari pohonnya yang membuat Kirana langsung terkejut ketika melihatnya.

"Candra, apa yang kau lakukan! Kebun ini kan milik warga di sini! Kenapa kau memetiknya?!" tegur Kirana.

"Memangnya aku bukan warga di sini sehingga aku tidak boleh memetiknya juga?" tanya Candra yang membuat Kirana langsung terdiam, tapi sedetik kemudian ia langsung mengangguk.

"Iya juga. Kau kan termasuk warga di sini, jadi kamu bebas dong memetiknya?"

"Kebun ini milik Ayahku. Tetapi para warga lah bekerja sama untuk menanam buah-buahan di sini. Sehingga para warga dapat menikmati buah-buahan ini secara gratis dan bebas," jelas Candra seraya mengupas buah jeruk yang baru saja ia petik tadi.

"Oh, jadi begitu? Enak yah tinggal di sini. Mau makan buah-buahan tinggal petik saja. Berbeda dengan di kota, kalau lagi pengen makan buah harus beli di toko buah dengan harga yang fantastis!" sungut Kirana.

"Yah, begitu lah. Kebanyakan orang kota selalu memandang enteng kehidupan di desa. Padahal kehidupan di desa jauh lebih menyenangkan jika dibandingkan dengan hidup di kota!" ujar Candra masih sibuk mengupas.

Kirana yang mendengar hal itu pun langsung terdiam. Ia merasa tersindir dengan ucapan Candra barusan.

"Ini, makan lah!" Candra memberikan buah jeruk yang sudah dikupasnya pada Kirana.

"Ini untukku?" tanya Kirana yang segera dibalas anggukan oleh Candra.

"Iya, Kirana. Makan lah! Kamu pasti suka!"

Tanpa banyak berkata lagi, Kirana segera memakan buah jeruk itu satu persatu. "Wah ... Enak banget!" pekiknya yang membuat Candra tersenyum dengan puas.

"Kamu suka kan?" tanya Candra memastikan.

"Iya! Suka banget! Rasanya manis dan segar!" jawab Kirana kembali memasukkan buah jeruk ke dalam mulutnya. Rasa buah jeruk itu sangat enak yang membuat Kirana tidak bisa berhenti mengunyahnya.

Tanpa sadar. Kirana mulai nyaman hidup di desa itu.

Bersambung.

1
Filanina
Kirana itu anak tunggal?
Kok aneh menitipkan anak di rumah orang lain. Lebih wajar kalau ke rumah Kekek-neneknya atau paman-bibinya. Setidaknya ada hubungan kerabat.
Apalagi anak gadis.
—͟͞͞★Ṃ૯ᥣ༏ą—͟͞͞★: itu bukan nitip, tapi disuruh menetap ke desa biar Kirana berubah gak liar lagi klo tinggal di kota😑
total 1 replies
Filanina
kok agak rancu melawan ketidak nafsu makan...
Filanina
agak janggal nama bokapnya pake Tuan. Kayak cerita klasik aja.
Filanina
Haha... lebay
Filanina
baik, Thor. Semangat ya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!