Rara Danira, seorang gadis yang berasal dari keluarga kaya raya, namun kurang perhatian dari keluarnya.
Suatu saat dia masuk ke dalam sebuah situs terlarang dan mencari seorang laki-laki dewasa untuk menjadi sugar baby.
Levis Morelli, seorang laki-laki berusia 37 tahun yang mencari sugar baby untuk melampiaskan segala hasratnya, namun tidak ingin menikah karena di tidak percaya dengan yang namanya pernikahan.
Akankah keduanya bisa menjalani kehidupan ini dengan baik? atau malah menjadi Boomerang bagi mereka sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8. Panik
Karena sudah terlalu panik mendengar bahwa putrinya tidak berada di rumah membuat Anton langsung permisi meninggalkan rapatnya begitu saja. Dia pamit pada mereka semua karena putrinya hilang.
"Maaf, saya tidak bisa melanjutkan pertemuan ini karena saya harus segera pulang." ucap Anton yang sudah tidak bisa menahan rasa paniknya lagi.
Dia juga terus mendapatkan kabar dari istrinya jika hingga saat ini dia belum mendapatkan kabar apa pun dari Rara. Hal itu semakin membuatnya bingung.
"Ada apa? Apa sesuatu terjadi pada keluarga anda?" tanya rekan kerjanya.
"Putriku hilang dan saat ini istriku terus saja menangis. Maaf, saya tidak bisa melanjutkan pertemuan ini dan jika masih bisa di selamatkan, saya harap bisa kembali menjadwalkan pertemuan selanjutnya." kata Anton yang masih berharap bahwa ini masih berlanjut.
"Oh my God! Semoga segera di temukan." ucap seseorang di sana yang tak lain dan tak bukan adalah calon investor besar untuk proyek mereka yang akan berjalan di Singapura.
"Thanks, Mr. Levis." ucap Anton yang berterima kasih karena orang yang akan menjadi investor besar di proyek mereka bisa memahami perasaannya saat ini.
"It's oke, sir." blas Levis lagi.
Anton buru-buru keluar dari ruangan itu dan dia akan segera pergi ke bandara untuk pulang. Tapi, ketika Dia sedang melewati deretan butik ternama tersebut, tiba-tiba saja dia melihat siluet yang sangat dikenalnya.
Deg!
Jantungnya seperti berdetak saat itu juga ketika berbalik arah dan melihat siapa yang sempat dilihatnya tadi. Itu adalah Rara, putrinya. Apa yang dilakukan gadis itu di tempat ini?
Ini Singapura, dan bagaimana bisa Putri yang berada di sini. Karena tidak ingin kehilangan jejak putrinya, Anton memilih untuk masuk ke dalam butik tersebut dan memastikan dengan benar apakah itu Rara atau bukan. Ternyata dia sama sekali tidak salah. Itu benar-benar putrinya. Itu adalah Rara.
"Rara?" Anton menarik tangan gadis itu dan Rara ntar kecut ketika melihat papinya berada di sini. Bagaimana ini? apa yang harus dilakukan sekarang. Dia bertemu dengan papinya dan apa yang akan dia katakan. Bagaimana jika papinya itu bertanya apa yang dilakukan di sini. Astaga, dia harus menjawab apa.
Sungguh, Rara benar-benar takut dan bingung. Dia mulai panik, saat melihat tatapan papinya yang mulai mengintimidasi padanya.
"Papi tanya apa yang kamu lakukan di sini, Rara? kenapa kamu bisa berada di sini dan dengan siapa?" tanya Anton yang ingin mendengar jawaban dari putrinya.
"Main." jawabnya berusaha untuk terlihat baik-baik saja.
Walau rasanya sulit untuk mengendalikan dirinya saat ini, tapi dia harus tetap bisa mengontrol dirinya agar tidak terlihat ketakutan.
"Main kata kamu? ini bukan tempat main Rara. Ini luar negeri dan bagaimana bisa kamu berada di sini? papi tanya dengan siapa kamu pergi?" emosi Anton mulai tindakan terkontrol lagi, udah begitu sangat mengkhawatirkan keadaan putrinya tapi apa yang didapatkan. Dia menemukan putrinya berada di negara orang lain.
"Sekarang ayo pulang!" ajak Anton karena dia tidak akan membiarkan putrinya berada di dunia sendirian.
Apalagi dia tidak menemukan kecurigaan dan di sini. Dia tidak menemukan seseorang yang mungkin saja pergi bersama dengan putrinya. Anton meyakini jika putrinya itu pergi sendirian.
"Ngak mau! Rara nggak mau pulang!" ujar Rara yang hendak melepaskan tangannya dari genggaman sang papi.
Anton sendiri terkejut ketika mendengar bahwa putrinya tidak mau pulang bersamanya. Apa-apaan ini? kenapa Rara mengatakan hal seperti itu.
"Ngak mau pulang kata kamu? terus kamu mau sama siapa di sini?! dunia luar terlalu bahaya untuk kamu, Rara. Papi-"
"Terus kalau dunia luar bahaya untuk aku, di mana tempat yang aman? rumah, bahkan aku nggak nemuin ketenangan di dalam rumah. Coba tapi pikirin lagi, berapa hari kita nggak ketemu Pi? berapa hari papi udah nggak ada di rumah. Berapa hari tapi nggak hubungin aku. Coba deh, papi ingat-ingat lagi. Kapan terakhir kali papi kirim pesan sama aku. Tapi kayaknya itu udah sekitar 3 minggu yang lalu, deh. Itu pun karena aku pergi naik motor kan?" ujar Rara panjang lebar.
Dia mengabsen satu persatu kesalahan papinya, hingga membuat laki-laki itu tidak bisa berkata-kata lagi. Anton merasa tertampar, dengan apa yang dikatakan Rara. Memang benar karena tidak ada satupun yang salah, dari apa yang dikatakan putrinya. Semua yang Rara katakan itu memang benar.
"Kenapa diam, Pi?" tanya Rara ketika melihat tidak ada reaksi apapun dari papinya.
"Pokoknya kita harus pulang sekarang! nggak ada tapi-tapian. Intinya kita harus pulang sekarang!" ujar Anton yang langsung menarik jangan putrinya untuk pergi meninggalkan butik tersebut.
Dia benar-benar membawa Rara pulang ke rumah mereka. Bahkan dia juga tidak tahu jika putrinya itu tidak membawa paspor, karena Anton juga sengaja menyewa pesawat pribadi untuk kegiatan yang selama ini jika pergi ke luar negeri. Maka dia bisa pulang dengan begitu mudahnya.
Sementara Rara tidak bisa menolak lagi. Dia bisa melihat pesawat pribadi yang ditumpanginya bersama dengan Levis tadi. Pesawat itu masih terparkir dengan begitu hatinya dilandaskan pesawat.
Entah bagimana cara dia menghubungi Levis. Ponselnya kehabisan daya, dan dia tidak berani hanya untuk mendebat papinya lagi.
Levis sendiri benar-benar frustrasi saat ini. Dia tidak bisa menemukan keberadaan Rara. Bahkan ponselnya saja tidak bisa dihubungi. Di mana kekasihnya itu? Dia benar-benar sangat mengkhawatirkan keadaan Rara. Bagaimana jika terjadi sesuatu, pada Rara. Apa yang harus dilakukan? Dia tidak tau harus melakukan apa lagi saat ini.
Astaga, ini benar-benar membuat kepalanya ingin meledak saat itu juga. "Oh my, God. Di mana kamu Rara?" gumam Levis yang sangat khawatir dengan keadaan putrinya.
Tapi dia melihat ada beberapa notifikasi masuk untuk pembayaran barang belanjaan Rara. Lalu di mana gadis itu? Di mana dia hingga tidak bisa menjawab panggilannya.
"Ada apa, Mr. Levis? Apa terjadi sesuatu?" tanya rekan kerjanya yang melihat Levis seperti sedang tidak baik-baik saja saat ini.
Tapi Levis sendiri masih berusaha untuk tetap berpikir dengan tenang, karena dia yakin jika Rara masih berada di sini. Karena terkahir kali dia masih menerima bukti pembayaran dari sebuah butik untuk sepasang sepatu yang mungkin saja di beli Rara.
Ya, dia yakin itu. Dia yakin jika Rara masih berada di sini dan tidak mungkin bisa pergi, karena mereka datang berdua dan tidak mungkin Rara pergi sendiri. Tidak, itu benar-benar tidak mungkin.
"Tidak apa-apa. Hanya ada sedikit masalah." jawab Levis yang masih mencoba untuk tenang.
***
biasanya terjadi peristiwa seperti ith dulu baru semua masalah terselesaikan🙂
mending buang aja😌
sini aku jitak kepalamu anton biar sadar
😡😡😡
🙏👍🌹❤😁