Kejadian malam itu membuatku hampir gila. Dia mengira kalau aku adalah seorang jal*ng. Dia merebut bagian yang paling berharga dalam hidupku. Dan ternyata setelah aku tau siapa pria malam itu, aku tidak bisa berkata-kata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heyydee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Drrt~
Drrt~
Ponselku berbunyi.
"Naura, aku hari ini gak bisa jemput kamu! Aku ada meeting dadakan. Kamu gak papa kan kalau pulang sendiri?"
"Iya gak papa kok. Ya udah, kalau gitu semoga meetingnya lancar ya,"
"Iya. See you sayang!"
"See you," Naura menyimpan ponselnya.
"Huh....dia akhir-akhir ini kelihatan sibuk banget?" ucapnya sambil menghela nafas.
Setelah mata pelajaran kampus selesai, Naura berjalan menuju halte bus dekat kampus bersama Aura.
"Lo kenapa lagi? Muka lo kok manyun kayak gitu?" tanya Aura.
"Gak papa. Cuma agak kesel aja sama Leo! Dia tuh susah.....banget buat luangin waktu berdua sama gue! Sikap dia udah berubah, padahal kami udah pacaran lebih dari tiga tahun," ucap Naura.
"Ya...lo harus lebih sabar lagi. Cowok gue juga udah banyak berubah,"
"Tapi...gue tetap nyoba buat ngertiin dia di segala situasi dan begitu pun sebaliknya. Dia juga harus bisa ngertiin gue,"
"Huh....gak tau deh! Gue selalu mencoba buat ngertiin dia, tapi dia gak pernah ngertiin gue! Akhir-akhir ini juga kita sering berantem karena masalah kecil," ucap Naura.
"Gue gak tau hubungan ini mau di bawa kemana? Gue gak ngelihat dari dirinya kalau dia benar-benar cinta. Gue juga udah muak sama hubungan ini yang gitu-gitu aja. Gue capek sama dia," ucap Naura.
"Huh....andai aja gue gak kenal yang namanya cinta, pasti pikiran gue tenang gak ada beban kayak sekarang," ucapnya sambil menghela nafas.
"Naura, Lo cinta gak sama dia?"
"Entahlah, gue gak tau! Perasaan yang dulu menggebu-gebu sekarang udah mulai menghilang," jawab Naura.
"Hmm...mungkin cinta gue udah abis buat dia," lanjutnya.
"Oke. Kalau lo ngerasa udah gak cocok, lo bisa mutusin dia. Tapi sebelum itu, lo harus berpikir lebih panjang lagi. Tanya sama diri lo sendiri, apakah lo harus putus atau lo harus bertahan. Itu semua tergantung lo! Gue bakal dukung apapun keputusan yang terbaik buat lo,"
"Ya...gue bakal mikirin ini secara matang lagi," ucap Naura.
Bus datang dengan suara decitan rem yang menggema. Mereka masuk ke dalam bus. Kemudian, masuklah seorang ibu hamil dan anaknya. Mereka tidak dapat tempat duduk dan harus berdiri di dalamnya karena sudah penuh penumpang.
Ibu hamil itu tampak kesusahan dengan tas bawaannya dan juga anaknya yang masih berumur lima tahun. Semua orang tampak acuh dan tidak peduli dengan mereka. Para penumpang hanya mementingkan dirinya sendiri.
Naura yang melihatnya merasa kasihan.
"Bu.....duduk di sini aja!" ucap Naura.
"Hah....kamu gimana?"
"Saya bisa berdiri! Ini cukup untuk dua orang," ucap Naura.
Naura membantu mereka dengan hati yang tulus.
"Makasih ya nak," ucap ibu itu.
"Sama-sama bu," Naura berdiri sambil memegang pegangan di dalam bus.
Sikap Naura yang suka menolong orang itu membuat Aura kagum padanya. Naura tidak mau membiarkan sahabatnya itu berdiri sendirian.
"Kok lo ikut berdiri?" tanya Naura.
"Gak papa! Ini yang gue suka dari Lo, Naura!" ucap Aura.
"Apaan sih?"
"Gue beruntung banget punya sahabat kayak lo," ucap Aura sambil tersenyum.
"Udah deh, gak usah lebay! Kita itu harus punya rasa kemanusiaan. Kalau lagi ada orang yang membutuhkan, ya kita harus nolong mereka! Bukannya malah asik sama diri sendiri," Naura sengaja menaikkan nada bicaranya agar mereka dengar. Para penumpang tampak tersindir dengan perkataannya tadi.
***
Malam harinya, Naura merasa gerah dan panas. Naura pergi ke kolam renang. Dia memakai pakaian renang yang sudah di siapkan oleh pelayan.
Menceburkan dirinya ke dalam air yang dingin membuat tubuhnya terasa segar. Naura berendam di dalamnya dengan rasa nyaman. Saat tengah berenang, hp nya berdering. Dia langsung naik ke atas dan mengambil hp nya.
"Halo,"
"Naura, gue baru aja lihat Leo mesra-mesraan sama cewek,"
"Apa? Lo serius?"
"Iya Mau, gue gak bohong! Gue lihat dengan mata kepala gue sendiri. Kalau lo gak percaya, gue udah kirim fotonya,"
Naura langsung melihatnya. Di foto itu tampak Leo sedang berpelukan dan berc1uman debgan seorang wanita.
"Lo lihat mereka di mana?"
"Di dekat apartemen Leo,"
"Lo sekarang di mana?" tanya Naura.
"Gue udah di rumah! Gue tadi gak sengaja lewat sana dan ngelihat mereka,"
Tanpa pikir panjang, Naura masuk ke dalam dan mengganti bajunya. Dia mengambil kunci mobil dan langsung bergegas ke apartemen Leo.
Dengan jantung yang berdegup kencang, Naura menarik gas mobil dan melaju dengan kecepatan yang lumayan.
Sesampainya di sana, Naura langsung masuk ke dalam.
"Maaf mbak! Anda tidak boleh masuk,"
"Saya pacarnya! Saya ingin mengunjunginya! Sekarang tolong beri saya akses," ucap Naura.
"Pacar? Tapi....tadi tuan Leo membawa seorang wanita dan bilang kalau dia pacarnya?" resepsionis itu tampak bingung.
Saya mendengarnya, Naura semakin over thinking.
"Saya mohon, beri saya akses untuk masuk ke sana," Naura memelas.
Setelah berhasil mendapatkan akses, Naura langsung naik lift. Dia mencoba untuk menelpon Leo tapi tidak diangkat.
"Leo....apakah dugaanku benar?" Naura semakin over thinking.
Ting~
Lift terbuka.
Naura berlari menuju ruangan apartemen milik Leo. Saat sampai di depan pintu apartemennya, Naura di kejutkan dengan suara pria dan wanita yang tengah tertawa. Langkahnya terhenti sejenak sambil mendengarkannya.
Terdengar pula suara des*jan dari dalam apartemen Leo. Naura mengepal kedua tangannya dan menahan air matanya agar tidak jatuh. Dengan yakin, Naura membuka pintu itu dan masuk ke dalamnya dengan perasaan campur aduk.
Apa yang di lihatnya sekarang membuat hatinya tercabik-cabik. Naura menghampiri mereka yang tengah asik-asikkan. Dia menarik dan menjambak rambut wanita serta menyeretnya.
Leo tampak kaget karena Naura datang.
"Naura, hentikan!!" tegas Leo.
Leo membantu Wanita itu dan sangat memperhatikannya.
"Kamu gila?" tanya Leo marah.
Plak~
Satu tamparan keras mengenai pipi Leo.
"Dasar brengsek! Lo yang gila!!" makiku dengan emosi yang mendebarkan.
"Selama ini gue udah percaya sama lo, tapi lo malah mengkhianati gue!" Naura tidak habis pikir dengan perbuatan pacarnya itu.
"Lo udah hancurin kepercayaan gue! Gue kecewa sama lo!!" tegas Naura terus menahan air matanya.
"Hah....lo itu cuma jadi pelampiasan Leo selama ini! Dia cinta sama gue dan gue juga cinta sama Leo! Lo.....gak pantes berada di samping Leo!! Karena mulai sekarang....Leo milik gue!!" tegas wanita itu dengan nada licik.
Plak~
Satu tamparan jatuh ke pipi wanita selingkuhannya itu.
"Naura!!" bentak Leo kepada Naura.
Plak~
Satu tamparan jatuh ke pipi Naura dan membuat bibirnya berdarah karena terantuk gigi.
"Aku udah muak sama kamu! Mulai hari ini kita putus," tegasnya.
"Seharusnya gue yang bilang itu sama Lo! Untung ketahuannya sekarang! Kalau gak, mungkin gue bakal nyesel seumur hidup," ucap Naira dengan nada keras.
Naura mencopot cincin dan kalung pemberian dari Leo. Ia mencampakkan kalung dan cincin di wajah Leo.
"Makan tuh cinta!!" Naura pergi dari sana.