"Lari bangsat" Teriak Zayyan dengan nafasnya yang memburu
"Gua udah ga kuat" Natasya merasa oksigen di dadanya mendadak habis, semua karena Zayyan yang mengaggu anjing gila di jalan sehingga anjing itu mengejar mereka.
"ada pohon sya manjat" pekik Zayyan membuat gadis itu terperangah. Di pandangnya pohon yang menjulang itu,Natasya meneguk ludahnya yang terasa tercekat, bagaimana bisa ia memanjat pohon setinggi harapan ibu itu.
*((yang mau lanjut ayo kita gasss....))
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fata_morgana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#DIH...JALANG!!!
"Jalan pintas keluar dari sini lewat mana?"
"hah?"
"shit..."
Zayyan menunutup mulut gadis itu dengan telunjuk nya, agar gadis itu tidak lagi menggeraskan suara. Erika di buat heran dengan tingkah cowok itu. Lalu melepaskan tangan Aayyan yang menutupi mulut nya.
"apa mau mu?"
"kabur"
Jawab Zayyan mantap, membuat Erika geleng geleng kepala.
"apa kau tidak nyaman bertemu dengan ku? sepertinya kau sama sekali tidak suka dengan perjodohan ini"
tanya Erika menatap teduh ke arah Zayyan. pasal nya di awal mereka bertemu Cowok itu tidak pernah sedikit pun melirik ke arah nya. Padahal gadis itu sudah menyukai nya sejak mereka pertama kali bertemu.
Zayyan yang tengah celingak celinguk pun menatap Erika dengan alis menukik. Sekarang Zayyan merasa tidak enak kepada gadis itu. Seakan tidak menghargai keberadaan Erika di dekat nya.
"Gue emang ga pernah suka hal itu, makanya gue mau pergi, katakan lewat mana jalan pintas buat keluar dari sini?"
Erika tersenyum samar, cowok itu memang sangat ingin keluar dari sini. Erika nampak berfikir sejenak, sebelum menjawab pertanyaan Zayyan.
"kalau aku membantu mu, apa yang bisa kudapatkan dari mu?"
Zayyam tertegun mendengar penuturan gadis itu. ternyata dia sudah salah menilai. namun juga tidak bisa melakukan apapun, gadis itu sangat membuat nya muak.
"lo mau apa?" ucap Zayan tidak mau bertele tele, cukup kesal juga dengan gadis itu.
"Kalo aku membantumu kau mau menikahi ku?"
aaa..shitt Zayyan mengumpat pelan, gadis ini benar benar sangat merepotkan. Cowok itu kembali berfikir keras bagaimana agar ia bisa segera pergi dari sini.
"Kalo kau mau kita bisa tidur bersama malam ini"
ucap Erika menggoda Zayyan, mata genit nya mengkedip ke arah Zayyan secara casual. membuat cowok itu semakin jemu. Selain meresahkan kan dan melelahkan, gadis itu juga seorang jalang. Bagaimana bisa ayah nya ingin menikahi nya dengan jalang seperti Erika.
Kemudia cowok itu tertawa sumbang, lantas menatap tajam ke arah Erika yang masih dengan ekspresi tenangnya. Gadis itu tidak terkejoh dengan tingkah Zayyan.
"sorry, tubuh gue terlalu berharga buat cewek murahan kayak lo"
"kau belum mencoba nya, hanya saja kau mau berlagak jual mahal di depan ku, padahal aslinya nya kamu juga sangat menginginkan nya"
Zayyan kembali di buat muak jika terus menerus meneladani wanita bebal ini, mungkin diri nya tidak akan memiliki kesempatan lagi untuk bisa segera keluar dari sini.
cowok itu kembali memusatkan tatapan nya ke sembarang arah, berharap bisa menemukan jalan keluar secepat nya. Pada saat itu tatapan nya tak sengaja melihat ke arah seorang pelayan yang hendak membuang sampah. pelayan tersebut berjalan melalui pintu di bagian belakang pesta. Di sana ada pintu yang langsung bisa membawa cowok itu keluar. Membuat Zayyan langsung bergegas ke sana meninggal kan Erika, yang masih bergelanyut dengan nya.
"Kau mau kemana"
"muak gue liat muka lo" Jawab cowok itu asal, lantas mempercepat langkah nya meninggal kan gadis benalu itu.
"ZAYYAN..."
Erika tampak kesal karena cowok itu meninggalkan nya. Padahal gadis itu sangat berharap kalo Zayyan mau bermalam bersama nya. Dia jamin akan membuat cowok itu merasakan kenikmatan yang yang tiada tara nya.
Disisi lain Zayyan yang sudah berhasil keluar, Lantas berlari kecil menjauh dari tempat pesta tersebut. Hingga kini cowok itu sudah berada di jalan raya. tangan nya melambai memanggil taxi yang lewat. Dan pas sekali ada taxi yang kebetulan melintas, dan berhenti di depan Zayyan.
Huuff.....
Zayyan menghela nafas lelah setelah memasuki taxi tersebut, hari ini terasa cukup berat untuk nya. Padahal cowok itu masih memiliki janji dengan Natasya, Namun apa boleh buat Liam mengancam nya melalui Natasya, karena papa nya tau bahwa gadis itulah kelemahan nya.
Taxi yang di tumpangi Zayyan berhenti di depan pekarangan rumah Natasya. Cowok itu turun dari sana lantas segera memasuki rumah Risma.
Wanita yang sedang merapikan ruangan tengah itu menoleh ke arah Zayyan yang baru memasuki rumah nya. Risma menatap lama wajah teduh Zayyan, malam sudah sangat larut tetapi cowok itu datang ke rumah nya. Pasti karena suatu hal dan Risma yakin papa nya lah akibat mengapa Zayyan sampai kesini.
wajah cowok itu berantakan, dengan luka robek di bagian mulut nya yang terlihat memudar, karena di tutupi pada saat cowok itu ikut bersama kedua orang tuanya. Risma mendekat ke arah Zayyan, Namun cowok itu hanya tersenyum menyambut Risma yang sekarang memeluk tubuh nya yang masih bersetelan jas.
"Kamu gapapa kan sayang..."
tanya risma dengan nada khawatir nya. Terlihat jelas bagaimana raut wanita itu saat melihat bagaimana keadaan Zayyan waktu datang ke rumah nya dalam kusut seperti ini.
Zayyan memberikan senyuman terbaik nya kepada Risma, bagi nya Risma adalah malaikat pelindung yang siap memberikan apapun kepada cowok itu agar selalu bisa tersenyum.
"Zayyan ga papa bun, cuma kesini mau liat Natasya, maaf Zayyan tadi ga sempat datang karena harus ikut papa dulu"
jelas cowok itu membuat Risma megangguk samar. Wanita itu mengatakan bahwa Natasya sudah tertidur di dalam kamar nya. Setelah meminta izin pada Risma kini cowok itu berjalan ke arah kamar gadis itu.
KLEK...
Zayyan memasuki kamar Natasya yang berwarna Biru muda itu. langkah nya yang mantap membawa nya menuju ke arah Natasya yang terlelap dalam tidur nya. Gadis itu bahkan mengigau kecil dalam tidur nya, membuat Zayyan terkekeh sendiri.
Cowok itu duduk di tepi ranjang Natasya, lalu tangan nya terangkat mengelus lembut pucuk kepala gadis itu.
"sorry ga bisa tepatin janji" ucap Zayyan lirih takut membuat gadis itu terganggu. Natasya menggeliat, membalikkan arah tidur nya menghadap Zayyan. Nafas gadis itu terdengar teratur, memperjelaskan betapa nyaman nya wanita itu.
"pasti lo kesal bangat sama gue"
Zayyan nampak menghela nafas lelah. Tidak ada pilihan lain bagi nya jika pilihan nya Natasya. Dia juga tidak bisa melibat kan gadis itu ke dalam masalah nya dengan Liam. Pria itu sangat kejam dan kasar, oleh sebab itu Zayyan lebih memilih mengingkari janji nya dengan Natasya ketimbang menyeret gadis itu untuk terluka bersama nya.
Merasa ada pergerakan di atas nya, Dengan perlahan mata gadis itu terbuka. Natasya mengerjap beberapa kali, berupaya menetralkan penglihatan nya. Natasya tertegun melihat Zayyan ada di dalam kamar, dengan refleks gadis itu bangkit dari tidur nya dan melotot tajam ke arah cowok itu.
"Gue tungguin dari sore...jam segini lo baru dateng?, wah...nyari pekara mulu lo sama gue ya.. pasti takut gue suruh pake bikini kan?, ngaku lo ga usah pake alasan ga di kasih sama bokap lo"
"Seharus nya lo bisa ngabarin gue kalo ga jadi kesini, biar gue ga capek nungguin lo, anjing lo...pergi sana ga usah kesini, muak gue liat muka lo"
Natasya mengoceh lebar, mengeluarkan segala unek unek nya di hadapan cowok itu. Gadis itu merasa sangat dongkol terhadap Zayyan. Sedangkan cowok itu hanya terkekeh menanggapi omelan Natasya, seperti membawa kenyamanan tersendiri tiap mendengar gadis itu berceloteh.
"sorry sorry ga lagi lain kali gue janji, kalo gue ingkar gue janji lagi"
"Anjing...lo Zayyan"
Natasya benar-benar muak terhadap Zayyan, tentang bagaimana cara cowok itu menyikapi nya dengan santai se olah olah cowok itu tidak melakukan kesalahan apapun.
"Yaudah maaf..ya Natasya... putri nya bunda risma yang cantik, Kakak mu ini membuat kesalahan yang yang besar..sehingga membuat my sister menjadi ngambekan kayak gini"
"siapa yang mau jadi adik lo?"
"lo" Jawab cowok itu tanpa beban.
"ga ya ogah banget punya brother spek sarang tawon"
Sarkas Natasya membuat Zayyan memekik, cowok itu melotot ke arah Natasya yang membuang muka ke arah lain. Menghindari bersitatap dengan nya.
"Coba ulang bilang apa tadi?"
"lo budeg?"
"ga yaa ya kali orang tampan kaya gue budeg"
"ya terusss...ngapain nanya kalo denger"
"mau mastiin aja, kadang lo Asal ngomong"
Natasya kembali menatap Zayyan lekat, saking kesal nya cewek itu kepada Zayyan hingga gadis itu lupa akan penampilan cowok itu yang masih menggunakan setelan jas. Kemudian gadis itu menapik setiap penampilan Zayyan tanpa terlewat kan sedikit pun.
"lo habis dari mana pake jas gini?"
Zayyan lupa bahwa dia lupa mengganti baju nya dahulu sebelum bertemu dengan gadis itu. Sekarang cowok itu harus memberikan alasan yang logis agar tidak menimbulkan kecurigaan gadis itu.
"eeee...gu..gue di ajak papa buat ketemu sama kolega bisnis nya, supaya gue bisa juga berbisnis kayak dia"
Ucap Zayyan mantap membuat Natasya mangut mangut. Kemudian gadis itu kembali berbaring menyanping menghadap cowok itu.
"puk puk pala gue dong Zay sampe gue tidur, biar besok gue ga diamin lo lagi"
titah Natasya dengan meletakkan tangan Zayyan di atas kepalanya. Tentu saja dengan senang hati cowok itu mengelus lembut pucuk kepala Natasya, menepuk nya pelan agar gadis itu nyaman.
"tidur yang nyeyak"
bisik cowok itu akhirnya.
Beberpa menit telah berlalu. Zayyan mendengar dengkuran halus dari Natasya, menandakan bahwa gadis itu sudah terbang ke alam mimpi nya. Namun tangan Zayyan masih tetap setia untuk mengelus lembut pucuk kepala itu. Tatapan nya lekat pada wajah putih mulus Natasya, sangat cantik bahkan ketika gadis itu tertidur. Membuat Zayyan tidak bisa mengalihkan atensi nya barang sedetik pun.
Lalu terdengar dering bunyi ponsel nya membuat cowok itu berdecih. Lantas segera mengambil benda pipih itu dari dalam saku nya.
'Bajingan tua'
Nama yang tertera di layar ponsel Zayyan. Bajingan tua adalah panggilan yang cocok untuk menyebutkan betapa besar kebencian cowok itu kepada papa nya. Meskipun begitu cowok itu juga berharap papa nya bisa berubah sewaktu waktu. Meskipun tidak menentu namun Zayyan yakin, Semesta tidak akan memberikan ujian di luar batas kesanggupan pengghuni nya.
Panggilan pertama tidak di gumbris oleh Zayyan hingga beberapa kali panggilan masuk dari Liam, masih tetap saja di abai kan oleh cowok itu. Dan pada akhirnya Notif dari Liam pun masuk, membuat cowok itu segera membuka nya.
"ingat Zayyan karena kamu sudah melanggar papa, jangan harap kamu akan baik baik saja setelah ini, bukan hanya kamu saja target papa sekarang tapi juga jalang yang bersama mu"
Zayyan menggeraskan rahang nya membaca tiap kalimat yang di ucap kan papa nya. setiap kata nya memiliki makna yang bisa membuat siapa saja terluka jika pria itu benar-benar melakukan nya.
Nafas cowok itu memburu, papa nya sudah sangat keterlaluan. Jika kemarin kemarin cowok itu diam ketika di pukulin oleh papa nya. Namun jika Liam sudah menyertakan Natasya dalam hal ini, Zayyan tidak akan tinggal diam. Cowok itu tidak melawan papa nya bukan karena takut, tapi Risma yang melarang nya.
"jika kamu masih kuat, bertahanlah sedikit lagi sampai semesta mengubah semuanya"
Zayyan menghela nafas berat. pikiran nya kini hanya terfokus kepada Natasya. Gadis itu sangat lelap dalam tidur nya. Membuat batin Zayyan sedikit tenang melihat nya. Tangan nya kembali mengelus lembut pucuk kepala gadis itu.
"Gue janji akan ngehancurin orang orang yang mau hancurin hidup lo,Tanpa mau tau siapa orang nya"
***
(( GIMANA PART INI GUSYYY....))
**KOMEN YAA DI AREA TEGANG TEGANG NYA, JANGAN LUPA JUGA DUKUNGAN DARI KALIAN SUPAYA AUTHOR TETAP SEMANGAT BUAT LANJUTANNYA....**
SEE YOU.....