Kimberly atau dipanggil Lily usia 21 tahun gadis tangguh yang memiliki bela diri tingkat tinggi dan kecerdasan di atas rata-rata. Mempunyai Alter Ego bernama Emily, orang yang dingin, terkejam tanpa ampun terhadap musuhnya, tidak mempunyai hati. Emily akan muncul apabila Lily dalam keadaan sangat bahaya. Namun konyolnya, Lily mati karena bola susu yang tersangkut di tenggorokannya ketika sedang tertawa terbahak-bahak karena melihat reality show Korea favorit nya.
Lily terbangun di tubuh Kimberly Queeni Carta, pewaris tunggal keluarga Carta, konglomerat no 02 di Negara nya. Mempunyai tunangan bernama Max yang tidak menyukainya dan terang-terangan menjalani hubungan dengan Lolita.
Kimberly sekarang bukanlah Kim si gadis lemah dan penakut seperti dulu. Kimberly menjadi sosok yang menakutkan dan membalikkan penghinaan.
Kimberly bertemu dengan Davian Isandor Dhars, tunangan masa kecilnya yang dingin dan diam-diam selalu melindunginya.
Akankah Lily akan menemukan cinta sejati?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Davian Isandor Dhars
Pintu kamar terbuka dengan pelan, seorang pria berpakaian seragam sekolah muncul. Rambutnya cream keemasan sedikit berantakan, tetapi sorot matanya tajam dan penuh dengan ketenangan. Dan juga ia sangat "TAMPAN".
Jangan heran, Lily sangat suka dengan pria tampan guys. Lily pikir ia seperti pria di dalam novel, ganteng nya maksimal dan pujaan hati banyak wanita.
...Visual Davian Isandor Dhars...
Di Sekolah ia dikenal dengan nama Davian Isandor. Sosok yang di ingatan Kimberly tidak pernah menunjukkan perhatiannya dengan terang-terangan. Tapi dia disini hari ini, sangat bertolak belakang dengan apa yang ia tahu.
Lily yang berada dalam tubuh Kimberly, memandang ia dengan penuh perhatian dan matanya tanpa berkedip. Hatinya mulai berdebar aneh, tetapi ia segera menenangkan dirinya.
Davian menutup pintu secara perlahan dan hati-hati, ia takut mengganggu ketenangan pasien di dalam ruangan itu. Kemudian pandangannya tertuju pada Kimberly yang terbaring di tempat tidur dengan mata tanpa berkedip menatapnya. Davian jadi salah tingkah sendiri karena di tatap oleh Kim.
"Hem.." suara ini membuyarkan keterpesonaan Lily terhadap Davian, pria di depannya ini.
"Kau sudah sadar?" tanya Davian dengan suara pelan dan dalam.
Kimberly mengangguk dengan pelan "Iya, baru saja."
"Apakah kau butuh sesuatu?" tanya Davian dengan sikap siaga.
"Heeeem.. Aku hauuuus" manja Kimberly.
Davian yang mendengar suara Kimberly terkejut, namun segera mengambil botol air minum dan sedotan yang telah disediakan diatas nakas. Davian membukanya dan menaruh sedotan di dalamnya. "Ini diminum" ucap Davian.
Kimberly hanya melihat botol air minum itu sambil mendengus "Yang benar saja, tanganku masih lemaaaah. Tolong ya..."
Davian kaget lagi, ada apa dengan Kim? Sepertinya ia berbeda, tak seperti biasanya. Namun, Davian tetap memberikan langsung kepada mulut Kimberly.
"Terima Kasih, Dave" ucap Kimberly. Davian sempat kaget, namun ia tetap menganggukkan kepalanya.
Davian menarik kursi di dekat tempat tidur dan duduk tanpa bicara lagi. Davian menatap Kimberly dengan pandangan yang sulit di artikan. Seolah sedang membaca pikiran Kimberly. Sedangkan Kimberly yang ditatap, tampak gugup dan berusaha untuk tetap tenang.
"Kamu membuat semua nya khawatir, Kim!" ucap Davian datar, namun dengan Lily bisa menangkap nada khawatir dan kepedulian yang tersembunyi di balik kata-katanya.
"Maaf, tapi aku tak bermaksud seperti itu" jawab Kimberly dengan suara serak. "Tapi...., terima kasih sudah datang, Dave."
Davian mengangguk, namun kemudian tidak mengatakan apa-apa lagi. Ia memandang Kimberly dengan tatapan menelisik. Pria ini memiliki aura yang berbeda, dingin tapi ada sesuatu yang menenangkan akan kehadirannya. Kimberly merasakan ketulusan di balik sikap nya.
Sedangkan Davian menelisik, dan mengingat kata panggilan Kimberly "Dave?" itu panggilan ia waktu kecil bersama dengan Kimberly.
"Lily......." ucap Davian tiba-tiba memecah keheningan.
"Ya.. Dave, ada apa?" tanya Kimberly bingung.
"Apakah kamu... mengingatku?" tanya pelan Davian.
Apa yang harus aku katakan ya? Jawab iya aja deh, kali aja jadi pacarnya nanti. Lumayan orangnya ganteng. Pikir Lily. Ayo beracting.
Davian yang melihat Lily terdiam, memanggilnya kembali "Lily....!"
"Iya Dave, maafkan aku karena lupa padamu. Kenapa kamu tidak mengingatkanku bahwa kau Dave, laki-laki tampan yang mengajakku menikah waktu masih belia?" tanya Lily dengan nada sedih. "Bagus Lily, lanjutkan acting mu" ucap dalam hati Lily.
"Kamu ingat itu Lily...?" tanya Davian dengan hati yang bergetar, ia berharap hati nya sekarang akan dibalas oleh Lily nya.
"hem..." jawab Kimberly. "Dave, apakah kamu masih bisa menerimaku jika aku memutuskan tunanganku saat ini Dave?" tanya Kimberly dengan serius. "Cepat Dave jawab iya dong, lumayan dapat brondong, ganteng, kaya lagi kan?" ucap Lily dalam hati.
"kenapa Lily?" tanya Davian dengan bingung.
"Yaelah, gini amat ngomong sama brondong, asem" ucap Lily dalam hati. "Kamu sudah tidak mengharapkan ku, Dave? Jika tidak, tidak apa-apa. Aku tetap mau putus hubungan dengan tunangan ku itu" ucap Lily dengan sesedih mungkin.
"Kenapa kamu ingin memutuskan hubungan dengannya?" tanya Davian, namun ia berharap yang dikatakan Kimberly benar.
"Mungkin karena mataku dulu buta melihat bahwa dia sangat sempurna. Ternyata masih banyak yang lebih lebih baik dari nya di luar sana yang bisa menerima aku tanpa syarat. Aku sudah tidak mau seperti dulu, menjadi gadis bodoh" jawab Lily.
"Jika kamu tidak mau tidak apa, Dave. Aku akan cari orang lain diluar sana yang bisa menerima ku tanpa syarat dan bahagia bersama" ucap Lily kemudian.
Dave langsung menjawab dengan cepat tanpa sadar"Aku mau". Dave yang berbicara itupun kaget dengan ucapannya sendiri.
Lily yang mendengar ucapan Davian juga ikut kaget "hah benarkah, Dave?"
"Iya" ucap Dave malu-malu.
Lily yang melihat ekspresi Davian tertawa dalam hati "ih so sweet banget berondong ku."
"Hm... Kalau begitu sayang? pacar? Honey? Baby? mana yang paling kamu suka? atau kita langsung nikah aja yuk? Sudah 17 tahun kan?" tanya Lily tanpa henti.
Davian yang mendengar ucapan Kimberly tertawa "Hahahahahaha...."
Lily yang melihat Davian tertawa tertegun dan tanpa sadar mengucapkan "Tampan".
"Kheem kheem" ucap Davian menenangkan dada yang bergejolak.
"Apakah secepat ini?" tanya Davian.
"Apanya? Jadiannya?" tanya Lily dengan bingung.
"Ya kita Lily, bagaimana cara mu memutuskan hubunganmu dengan Max? Bukankah kamu sangat menyukai nya?" tanya Davian dengan ragu.
"Sudah kubilang, waktu itu aku buta Dave!, itu gampang lah. Tinggal merengek pada papa dan mama minta putus, ya putus saja" ucap Lily dengan santai.
Davian hanya melongo "terus aku bagaimana Lily?."
"Lah ya kamu lah lamar aku, sayang...!" ucap Lily frustasi.
"Baiklah!" jawab Davian singkat.
"Itu aja? Aaah Dave kamu tidak romantis sama sekaliiiiii.. Aku jadi lapar dan haus deh!" ucap Lily dengan mengusap perutnya.
Sedangkan Davian hanya terkekeh mendengar ucapan kekasih nya yang baru jadian ini.
"Daaaaaave, kenapa kamu cuma tertawa Dave. Lapaaaaar cayaaaank..." rengek Lily.
"Iya iya... Mau makan apa?"tanya Davian dengan sabar.
"Makan mie ayam?" jawab Lily cepat.
"Tidak boleh, kamu baru bangun. Bubur ayam aja ya!" kata Dave memutuskan makanan yang akan di makan Lily.
"Kalau gitu ngapain tanya mau makan apa, kalau ujung-ujungnya kamu juga yang memutuskan" sebal Lily dengan menggembungkan pipinya sehingga terlihat lucu.
Sedangkan Dave tertegun dengan wajah kekasih baru nya ini atau CLBK bukan sih? Ia lalu tersenyum dan mengusap rambut Lily hingga agak berantakan.
"Ah Dave,, rambutku sudah kusut kamu berantakan pula.." sebal Lily.
"Iya iya maaf maaf, sayang" ucap Davian tanpa sadar.
"Baiklah, peluk dulu..." manja Lily.
Davian memeluk Lily dengan erat dan hangat, ia memastikan untuk membuatnya bahagia. Ini adalah harapannya dari dulu, dan terwujud sekarang. Haruskah aku egois ingin memiliki Lily sendirian?.
mantap grazy y
lanjut lagi Thor...