Kehidupan seorang perempuan berubah drastis saat dirinya mengalami sebuah keajaiban di mana ia mendapatkan kesempatan hidup untuk kedua kalinya.
Mungkinkah kesempatan itu ia gunakan untuk membalas semua sakit hati yang ia rasakan di kehidupan sebelumnya?
Selamat datang di kehaluan Mak othor yang sedikit keluar dari eum....genre biasanya 🤭.
Semoga bisa di nikmati y reader's 🙏. Seperti biasa, please jangan kasih rate bintang 1 ya. kalo ngga suka, skip aja. Terimakasih 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Trio tampan menyambangi bengkel Adam. Mereka sudah beberapa hari tak menemui sahabat mereka yang usianya jauh lebih tua dari mereka.
Tapi jangan tanyakan seperti apa loyalitas kelompok itu.
Masing-masing dari mereka melepaskan helm full face nya dan menghampiri Adam. Lelaki berusia tiga puluhan itu sedang berdiri menatap si merah.
"Bang!", sapa Visnu. Adam tak menyahut. Ia sadar kedatangan tiga pemuda tampan anak konglomerat itu.
Ketiganya tampak berdiri berjejer di belakang Adam. Anak-anak bengkel sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.
"Gue ngga tahu kenapa tiap gue liat cewek itu, gue ngerasa ada Asha di sana!", ujar Adam.
"Aisha maksudnya bang?", tanya Nikala. Adam menoleh lalu berjalan ke kursinya. Ketiga sahabat Asha pun mengekor lalu duduk di bangku biasanya.
"Dia sekolah di tempat kami bang!", kata Dion. Adam menatap Dion sekilas.
"Sekolah?", tanya Adam.
"Huum! Dan...ngga cuma Abang. Kami pun merasa kalau Aisha seperti Asha. Kami melihat Asha pada diri Aisha. Dari kata-katanya, tingkahnya bahkan tulisan dan kemampuan otaknya pun seperti Asha. Hanya saja, dia memakai seragam tertutup tidak seperti Asha!", lanjut Nikala.
Adam menganggukkan kepalanya.
"Kalian tahu latar belakangnya?", tanya Adam.
"Sejauh ini informasi yang kita dapat, dia cucu pemilik yayasan", jawab Visnu.
"Namanya Aisha Salsabila. Sekilas mirip dengan Asha Salsadila kan, bang?", tanya Dion. Meski ia paling pendiam di antara ketiga sahabatnya namun dia sangat dekat dengan Asha.
Adam mengangguk pelan.
"Mungkin kalian juga ngga bakal percaya kalau dia tahu semua rahasia ku. Bahkan tentang janda itu!", kata Adam lirih. Ia takut ada telinga yang mendengar selain mereka. Bisa-bisa tak di beri jatah oleh istrinya.
"Hah???!!", ketiga pemuda itu membeo.
"Setahuku Asha tidak punya teman dekat cewek. Tapi ia mengaku kenal baik seperti apa Asha! Hah! Kenapa bocah itu harus secepatnya pergi ninggalin kita!", kata Adam lesu.
Asha sudah ia anggap adiknya sendiri. Wajar kalau ia sangat kehilangan gadis itu kan?
"Kami masih proses mem-back up file cctv yang mengarah ke toilet TKP bang. Dugaan kami, pelaku tidak hanya satu orang. Dan juga, pasti sudah merencanakan dengan sangat matang", ujar Dion.
"Bahkan polisi saja masih harus mencaritahu. Tidak terlihat hal-hal yang mencurigakan selama beberapa hari terakhir!", Nikala turut menimpali.
Adam juga ingin sekali membantu menguak kasus meninggalnya Asha. Sayangnya, ia tak punya wewenang untuk mencari tahunya di sekolah mereka.
''Jadi, apa Abang mau melepas si merah buat Aisha?", tanya Visnu.
"Bagaimana menurut kalian?", tanya Adam balik.
Ketiganya justru saling berpandangan. Si merah mutlak milik Adam kan????
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Aisha keluar dari kamar mandi sudah lebih segar. Nyatanya tubuh Aisha tak sekuat tubuh Asha.
Gadis itu sudah memakai pakaiannya di dalam kamar mandi sesaat sebelum Fazal masuk ke kamar mereka.
Pandangan mata mereka bertemu. Tapi Aisha memutus pandangan tersebut lebih dulu. Gadis itu mengeringkan rambutnya yang basah.
Karena Asha yang cuek, Fazal pun langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri juga.
Lima belas menit berlalu. Fazal sudah selesai dengan ritual mandinya. Selang beberapa saat, azan magrib pun berkumandang.
Lelaki itu mendirikan kewajibannya sebagai umat muslim setelah sekian lama ia tinggalkan.
Lelaki itu melirik Aisha yang sibuk berbalas pesan dengan Adam membahas si merah.
"Sha!"
Aisha menoleh pada sosok lelaki tampan dan dewasa tersebut. Baju Koko dan sarung sudah rapi ia pakai.
"Kita jamaah!", ajak Fazal. Aisha bergeming beberapa saat.
"Duluan aja!", sahut Aisha yang kembali fokus dengan ponselnya.
Desahan pelan dari bibir lelaki tampan itu pun keluar. Mungkin Aisha belum ingat akan kebiasaan sebelumnya. Padahal dulu Aisha lah yang selalu memperingatkannya.
Lelaki itu tak memaksa Aisha. Ia pun mendirikan kewajibannya seorang diri.
Setelah selesai, Fazal duduk di samping Aisha.
"Sha?!"
"Heum!", gumam Aisha.
"Kamu banyak berubah!", kata Fazal. Aisha menolehkan kepalanya dan menatap suaminya.
"Berubah? Memang dulu aku seperti apa?", tanya Aisha.
"Kamu gadis yang rajin ibadah. Lemah lembut dan sopan terhadap orang yang lebih tua."
Gadis itu menganggukkan kepalanya beberapa kali sambil memainkan bibirnya. Fokus Fazal justru tertuju pada bibir tipis istrinya yang sedang di mainkan oleh Aisha sendiri.
"Jadi mau bahas mba kamu itu!?", tanya Aisha.
"Mba Binar, kakak ipar kamu Sha!", kata Fazal.
"Iya...iya...dia kakak mu, kakak ipar Aisha!", jawab Aisha. Fazal mengernyitkan alisnya.
"Selama ini apa dia menganggap ku adik iparnya? Opps ...bahkan kamu sendiri apa menganggapku istri?", tanya Aisha balik.
Fazal menelan salivanya pelan-pelan.
"Kamu ngga denger dia bilang apa tadi? Aku biasa mencucikan pakaiannya. Bukankah di rumah ini ada art? Kenapa tidak meminta bibi saja yang mencucinya? Atau...kenapa tidak dia sendiri yang melakukannya? Kenapa harus aku?", cercaan Aisha membuat Fazal membeku.
Selama ini ia selalu tutup mata atas perlakuan kasar ibu dan kakaknya terhadap Aisha. Dan sekarang apa yang bisa ia jawab dari pertanyaan istrinya?
"Mas! Aku masih menghormati mu sebagai suami ku! Aku hargai niatmu untuk memperbaiki hubungan kita. Tapi...jangan harap semudah itu aku akan mengikuti kemauan mu!"
Aisha menatap penuh dendam pada Fazal. Gadis itu tak sengaja menemukan catatan harian milik Aisha. Meski tak banyak yang di catat, gadis itu mengerti akan apa yang terjadi pada Aisha selama dua tahun menjadi istri seorang Fazal Abidzar.
Asha bangkit dari ranjang lalu keluar dari kamar mereka. Gadis itu merasa lapar karena emosinya cukup menguras tenaganya sejak tadi.
Bisa-bisanya seorang Aisha bertahan di rumah neraka ini! Monolog Aisha.
🌸🌸🌸🌸🌸
Buat kalian yang senantiasa menunggu updetan Mak othor 🤭🤭🤭
terimakasih. Insya Allah nanti up lagi ☺️
10.45