Ni Komang Ratri, yang akrab disapa Komang itu begitu terpuruk saat penginapannya hampir bangkrut, bahkan nyaris ia kehilangan penginapan yang juga tempat tinggalnya itu.
Namun tanpa diduga Edgar Marvelo yang saat itu menjadi tamu tak terduga di penginapannya itu tertarik pada kecantikan Komang, taipan bisnis kaya raya itu bahkan berjanji akan melunasi semua hutangnya, jika ia mau menjadi wanita pendamping bagi Edgar selama sebulan di Yach.
Akankah Komang mampu menghindar dari pesona Edgar yang dikenal sebagai Casanova itu??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dita feryza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#2 Edgar Marvelo
...Edgar Marvelo...
Edgar Marvelo adalah pengusaha asal Prancis dan seorang taipan bisnis yang sangat ditakuti, dengan santai menyandarkan tubuh besarnya ke kursi kulit dikantornya, saat ini ia sedang bersama dengan kedua sahabatnya yang juga sebagai partner bisnisnya, Mikhail dan Peter.
Mereka saat ini sedang membicarakan tentang persiapan untuk berjumpa dengan para kolega dari luar negeri tepatnya dari Indonesia untuk merencanakan sebuah proyek baru.
"Kita akan melakukan perjamuan di atas yacht sambil hiking?" tanya Mikhail bersemangat. "Apa kau bercanda? Selama sebulan kita di Indonesia, dan perjamuan hanya dilakukan selama satu Minggu, itu berarti..." Mikhail menatap takjub pada Edgar dan Edgar hanya mengangkat alisnya, wajah penuh karisma itu tersenyum.
"Wow..! Kau memang seorang bos yang baik hati, kau memberi kami waktu liburan yang sangat panjang." ucap Mikhail, sebagai partner bisnis dan juga sahabat baik Edgar sejak masa kuliah ia memahami Edgar adalah seorang pekerja keras, maka tak heran kini ia telah memiliki perusahaan raksasa bernama Edgar Enterprise.
Edgar Enterprise juga banyak memiliki jaringan bisnis, seperti Hotel, rumah sakit, restoran, casino dan diskotik. Hotel-hotel mewah yang tersebar di kota Paris, seperti Le Grand Palais, La Tour Eiffel dan Le Luxe Lumiere, adalah bagian dari jaringan bisnis Edgar Enterprise.
Dan yang pasti apa yang Edgar miliki saat ini bukanlah sesuatu yang instan, ataupun ia dapatkan dari warisan turun temurun dari keluarganya, melainkan Edgar mendapatkannya murni dari kerja kerasnya.
Sejak usia remaja ia memang sudah tidak memiliki orang tua, bahkan ia juga memiliki trauma masa kecil, trauma yang kini membuat perangainya sedikit melenceng.
Edgar Marvelo memang dikenal sebagai pebisnis yang sukses dan begitu bijaksana hingga ia begitu disegani oleh semua relasinya, namun disisi lain, Edgar Marvelo adalah pria yang dikenal sebagai Casanova.
Edgar yang selalu dikelilingi oleh banyak wanita cantik dan sexy, wanita mana yang bisa menolak pesona Edgar Marvelo, bahkan mereka rela bersaing agar bisa mendapat perhatian dari Edgar.
Edgar suka bersenang-senang dengan para wanita cantik itu, bergonta-ganti pasangan namun ia tak ingin memiliki komitmen dengan wanita manapun.
"Apakah nantinya akan banyak wanita cantik disana?" tanya Mikhail yang notabene adalah pria yang sedikit genit dan playboy, namun tidak menutup kemungkinan jika suatu hari ia akan berkomitmen dengan seorang wanita, entah kapan hal itu akan terjadi.
Hal yang berbanding terbalik dengan Peter, ia sudah menemukan wanita yang cocok untuknya, dan ia berjanji untuk selalu setia padanya. "Apakah boleh aku mengajak Marie?" tanya Peter dengan serius yang justru mengundang tawa dari kedua rekannya itu.
"Hey, ayolah kapan lagi kita bisa bersenang-senang? Kau akan menyukai Indonesia, terlebih pulau Bali." ucap Mikhail dengan bersemangat.
"Kau tak tahu bagaimana Marie, dia pasti akan berfikir macam-macam terhadapku jika aku harus pergi selama sebulan." ucap Peter begitu frustasi.
Hal itu sungguh membuat Edgar ingin mual mendengarnya, sebagai pria maskulin Edgar tidak akan pernah mengubah jati dirinya untuk menyenangkan hati wanita dengan berkomitmen seperti itu, bagi Edgar apa yang saat ini dirasakan oleh Peter bukanlah hal normal ataupun naluriah seorang pria.
Sebagai pria ia bisa bersama dengan wanita manapun yang ia suka dan senangi, tanpa harus memikirkan perasaan wanita lain yang hanya akan membuat hidupnya penuh drama.
Kini di usianya yang telah menginjak tiga puluh tahun, tidak ada sedikitpun sifat cengeng pada tubuh kokoh Edgar dengan tinggi 195 Senti itu, selain kebengisan yang mengantarnya pada kesuksesan atau seleranya yang terkenal terhadap para wanita.
"Baiklah, aku cukup baik untuk saat ini, kau boleh membawa tunanganmu itu ikut, tapi aku tidak mau jika sampai ada drama di atas kapal pesiar ku nanti." ucap Edgar dengan tegas namun jauh dalam lubuk hati Edgar dia adalah seorang yang begitu pengertian terhadap sahabatnya.
Sebuah ketukan di pintu mendahului kemunculan wanita cantik bertubuh tinggi berusia dua puluhan dengan rambut pirang pucat. Wanita itu mengarahkan mata biru cerahnya kepada sang atasan dan berkata dengan nada menyesal, "Jadwal Anda yang berikutnya sudah menunggu, Sir."
"Terima kasih, Katrin. Aku akan menelepon saat sudah siap." Edgar tersenyum manis pada Katrin dan Katrin terlihat menyukainya.
Mikhail dan Peter menatap Katrin ketika si asisten pribadi Edgar itu meninggalkan ruangan, pinggulnya yang ramping ber- ayun menggoda dalam balutan rok pensil ketat. "Dia kelihatan seperti Miss World. Apa kau tidak pernah tergoda olehnya?" tanya Mikhail.
Mulut Edgar yang lebar dan sensual melengkung dengan ekspresi geli. "Tidak akan pernah di kantor ini."
"Tapi dia cantik," komentar Peter.
Mikhail tersenyum. "Apakah cengkeraman Marie mulai mengendur?" seketika wajah Peter merah padam.
"Tentu saja tidak, seorang pria boleh saja memperhatikan wanita tanpa merasa tergoda." ucap Peter dengan gemas.
Edgar menikmati fakta ia masih bisa memandang wanita mana pun dan merasa tergoda, keadaan yang menurutnya jauh lebih sehat daripada pendapat Peter, pikirnya muram.
Peter jelas sekali dipaksa untuk menahan kecenderungan alaminya sebagai pria demi alasan suci: kesetiaan. Apakah teman lamanya ini begitu yakin telah menemukan cinta abadi?
Atau haruskah Edgar memanfaatkan perjalanan hiking mereka untuk mengecek apakah Peter masih tertarik membuat pengorbanan yang diharuskan dengan menjadi suami?
Apakah kesadaran Peter terhadap daya tarik Katrin merupakan petunjuk bahwa dia tidak lagi terlalu berkomitmen terhadap calon istrinya?
Berjanji setia... dalam sakit maupun sehat? Bukan untuk pertama kali Edgar nyaris tidak bisa menahan rasa jijiknya, meyakini bahwa membuat janji semacam itu kepada wanita mana pun adalah hal yang tidak alami dan tidak jantan bagi pria.
Sedangkan bagian milikku-adalah-milikmu yang mengikuti janji tersebut Edgar akan segera membakar kekayaannya daripada menempatkan dirinya dalam kondisi keuangan yang begitu rapuh.
"Kita lihat saja nanti ketika kita sudah berada di Indonesia, aku dengar wanita Bali sangat cantik-cantik." ucap Mikhail sambil menerawang bahwa ia akan bersenang-senang saat hiking nanti.
"Aku akan bersenang-senang dengan Marie," ucap Peter dengan penuh percaya diri.
"Apa yang kau suka dari Marie hingga kau begitu tak ingin melepaskannya?" tanya Edgar begitu penasaran dan takjub dengan keteguhan hati sahabatnya itu.
"Ya seperti yang kalian tahu, aku pernah berada di titik nol dalam usahaku, bahkan pernah nyaris bangkrut, namun Marie adalah wanita satu-satunya yang selalu mensupport aku hingga aku menjadi bangkit kembali." ucap Peter menerawang.
Semua itu memang bukan omong kosong, Marie adalah kekasih Peter sejak mereka sama-sama kuliah di university de lyon Perancis. Namun yang Edgar pertanyakan, masih adakah wanita yang seperti Marie, yang rela menemani saat pasangannya bangkrut?
Bahkan ibunya sendiri dulu pergi meninggalkan ayahnya yang sedang sakit parah dan juga bangkrut, mengingat itu dada Edgar menjadi panas, dan ia menarik kesimpulan bahwa wanita diseluruh dunia ini hanya menginginkan uangnya saja, tak lebih dari itu, mungkin wanita seperti Marie hanya ada satu dan itu adalah kekasih sahabatnya.
Bersambung.....