NovelToon NovelToon
Hot Summer Boyz

Hot Summer Boyz

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Bad Boy
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sara Budi

📢ATTENTION!! Disini banyak adegan relate kehidupan anak jaman now. All about free (kelanjutan malah baper)👄

Hot Summer Boyz yang diperankan oleh anggota group THE BOYZ : Hyunjae, Juyeon, Younghoon, Sangyeon, Sunwoo, Eric, Juhaknyeon, Jacob, Kevin, Changmin (Q), Chanhee (New) tentang sebelas cowok tampan yang sedang berlibur ke sebuah pulau tropis dan bertemu dengan gadis bernama Nikita serta dua sahabatnya, Echa dan Yesha.

Kehadiran para gadis ini yang nantinya bakal memicu cinta segitiga, momen manis, dan dinamika yang tak terduga.

⚠️Ini pengalaman musim panas yang tidak bisa kamu abaikan. HOT SUMMER BOYZ menunggu DEOBI! Let’s dive in!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sara Budi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 7 Antara Mimpi Dan Realita

Malam itu, Nikita terlelap dengan perasaan campur aduk. Hatinya masih berat memikirkan sikap Hyunjae, tapi kelelahan akhirnya membuatnya tertidur. Dalam tidurnya, mimpi yang datang begitu nyata, seolah-olah membawanya ke dimensi lain.

Di mimpi itu, Nikita berada di villa yang sama, tetapi suasananya berbeda. Teras villa dihiasi dengan lampu gantung kecil yang bersinar lembut, sementara aroma laut terasa lebih segar dari biasanya. Hyunjae berdiri di depan pintu dengan senyum yang hanya bisa Nikita lihat dalam khayalannya, hangat, tulus, dan menenangkan.

"Nik, lo udah siap?" tanya Hyunjae sambil mengulurkan tangan.

Nikita mengerutkan alis. "Siap buat apa?"

Hyunjae tidak menjawab, hanya menggenggam tangannya dengan lembut. "Ikut gue aja"

Mereka berjalan keluar villa menuju pantai yang sunyi. Langit penuh bintang, dan ombak bergulung pelan ke tepi pasir. Hyunjae menggandeng tangan Nikita sepanjang jalan, membuat jantungnya berdegup lebih cepat.

"Jae, lo kenapa tiba-tiba ngajak gue jalan kayak gini?" tanya Nikita dengan nada penasaran.

Hyunjae menoleh, matanya menatap dalam. "Karena gue pengen ngasih tau sesuatu yang penting buat loe"

Langkah mereka terhenti di depan sebuah meja kecil di tengah pantai. Di atasnya ada lilin yang menyala dan dua gelas minuman. Hyunjae menepuk kursi, memberi isyarat agar Nikita duduk.

"Romantis banget, Jae. Tapi ini seriusan buat gue?" Nikita mencoba menyembunyikan rasa gugupnya.

Hyunjae tersenyum tipis. "Lo selalu ngeraguin gue, ya. Padahal gue cuma pengen ngelakuin ini dengan cara yang paling spesial"

"Ngelakuin apa?" Nikita semakin penasaran.

Hyunjae berdiri di depannya, memasukkan tangannya ke dalam saku jaket. Ketika dia mengeluarkan sesuatu, hati Nikita serasa berhenti berdetak. Sebuah cincin kecil berkilau di tangannya.

"Nikita, gue tau gue sering nyebelin, sering bikin lo kesel. Tapi gue juga tau satu hal, gue nggak mau kehilangan lo. Jadi... gue mau tanya sesuatu" Hyunjae berlutut di depannya.

Nikita menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca. "Jae..."

Hyunjae menghela napas pelan, lalu tersenyum. "Lo mau nggak jadi pacar gue?"

Suasana di sekitar terasa hening, seolah dunia menunggu jawaban dari Nikita. Matanya bertemu dengan mata Hyunjae, yang penuh dengan kejujuran dan harapan.

"Iya... gue mau" jawab Nikita akhirnya.

Hyunjae tertawa kecil, matanya berbinar. Dia berdiri dan memeluk Nikita erat. "Thank you, Nik. Gue janji nggak akan bikin lo nyesel"

Tapi momen itu belum selesai. Hyunjae menatapnya dalam-dalam, mendekatkan wajahnya. Nikita merasa jantungnya akan meledak saat bibir Hyunjae semakin mendekat. Detik itu, dia yakin momen ini nyata. Tapi saat bibir mereka hampir bersentuhan...

BRAK!!!

Nikita terbangun dengan napas terengah-engah.

Dia melihat sekeliling, memastikan dirinya masih di kamar villa. Suasana gelap, hanya diterangi sedikit cahaya dari lampu di luar. Jam di dinding menunjukkan pukul 03.00 pagi.

"Astagaaa... mimpi apa barusan?!" gumamnya sambil memegang dadanya yang berdebar.

Dia berusaha menenangkan diri, tapi bayangan mimpinya terus menghantuinya. "Hyunjae... Lo kenapa muncul di mimpi gue?!"

Merasa tidak bisa kembali tidur, Nikita memutuskan keluar untuk mencari udara segar.

Di kafe tepi pantai yang masih buka, suasananya sepi dan tenang. Nikita duduk di meja luar, memesan segelas teh hangat. Tapi saat dia memandang ke arah bar, matanya menangkap sosok yang tidak asing.

Itu Hyunjae dan Juhaknyeon. Mereka duduk dengan kondisi mabuk, sementara dua wanita berpakaian minim tampak menemani mereka. Salah satu wanita tertawa sambil menyentuh lengan Hyunjae, membuat darah Nikita mendidih.

"Serius nih? Pagi-pagi gini lo malah mabok?!" gumamnya kesal sambil berdiri dan berjalan mendekat.

"Hyunjae! Juhaknyeon! Lo ngapain di sini?!" Nikita bertanya dengan nada tinggi.

Hyunjae hanya menoleh dengan mata setengah terbuka, sedangkan Juhaknyeon tersenyum miring. "Nikiii... lo dateng juga. Mau join sama kita?" tanyanya sambil terkikik.

"Join apanya?! Lo berdua udah nggak waras!" Nikita memarahi mereka. Dia menatap tajam ke arah dua wanita itu. "Dan lo... jangan deketin mereka lagi!"

Salah satu wanita tertawa kecil. "Santai aja. Mereka seneng kok sama kita."

"Suka-suka lo ngomong apa! Mereka lagi nggak sadar!" Nikita menjawab tegas sambil menarik lengan Hyunjae.

Namun, Juhaknyeon menepis tangannya dengan kasar. "Nik, gue nggak mau pulang. Lo balik aja sendiri!!"

"Juhaknyeon! Lo sadar nggak sih apa yang lo lakuin?!"

"Gue sadar dan gue nggak peduli. Gue mau di sini aja sama mereka.. Bidadari malam. Hahahaha" jawabnya ngelantur.

Dengan berat hati, Nikita menyerah dan memutuskan fokus pada Hyunjae. "Minggir gue mau bawa pulang dia ke villa!"

Salah satu cewek berkata "Main bawa pulang aja! Situ siapa??!! Cari pelanggan jangan gini dong caranya!!"

Daripada makin ribut, Nikita terpaksa menjawab "Gue istrinya! Masa mau bawa suami sendiri nggak boleh?!" wajah Nikita seolah emosi tingkat dewa.

Karena percaya begitu saja, dua cewek itu lepaskan Hyunjae. Sedangkan Juhaknyeon, ia masih tertawan.

Jalan menuju villa terasa panjang dan melelahkan. Hyunjae terus meracau sepanjang jalan. "Nik... gue... gue nggak mau lo jauh dari gue" ucapnya dengan suara serak.

Nikita hanya menggelengkan kepala. "Lo cuma mabok. Nggak usah ngomong yang aneh-aneh"

Ketika mereka sampai di tepi pantai, Nikita menyadari bahwa jarak ke villa masih terlalu jauh. Dia melihat sebuah losmen kecil di dekat mereka dan memutuskan untuk menyewa kamar.

Di kamar losmen kecil yang hanya diterangi lampu temaram, Hyunjae terbaring di ranjang dengan mata tertutup. Wajahnya pucat, napasnya berat, jelas menunjukkan efek mabuk yang masih menyelimuti tubuhnya. Nikita duduk di kursi kecil di dekat tempat tidur, memandanginya dengan perasaan campur aduk.

"Malam ini istirahat disini dulu, ya. Soalnya gue nggak kuat bawa loe sampai villa"

Hyunjae tidak merespons, hanya bergumam kecil dalam tidurnya. Nikita mendesah, lalu melipat kedua tangannya di atas lutut.

“Jae, kitakan baru beberapa hari kenal. Gue heran banget deh sama lo. Sebenernya kepribadian loe kayak gimana sih? Lo kadang baik, perhatian, tapi kadang lo juga dingin banget. Gue nggak ngerti apa yang ada di kepala lo”

Dia berhenti sejenak, memandangi wajah Hyunjae yang tampak damai meski dalam keadaan mabuk.

“Hyunjae,” katanya lagi, kali ini lebih lirih. “Kenapa gue harus mikirin lo terus? Kenapa gue nggak bisa cuek kayak lo? Bahkan waktu lo tadi nyebelin, gue tetap peduli"

Dia memiringkan kepalanya, mencoba mencari jawaban dari wajah Hyunjae yang tetap diam. “Gue nggak tahu ini gue yang bodoh atau gue yang berharap perasaan lebih dari lo” Kata-kata itu keluar begitu saja, tanpa filter, seolah semua yang dia pendam selama ini akhirnya menemukan jalan keluar.

Nikita menunduk, menatap tangannya yang saling bertaut. “Tapi lo selalu bikin semuanya rumit, Jae!!" Dia kesal ke dirinya sendiri.

Hyunjae sedikit bergerak, matanya terbuka setengah, lalu menutup lagi. Nikita menahan napas, berharap dia tidak mendengar apa pun yang baru saja dia katakan.

“Lo nyebelin, tau nggak?” katanya sambil mengernyitkan dahinya “Tapi gue juga nggak mau lo berubah. Karena... gue suka lo apa adanya"

Hyunjae mengerang pelan, membuka matanya setengah lagi. Kali ini, pandangannya langsung tertuju ke Nikita. “Nik...” gumamnya pelan, hampir tak terdengar.

Nikita tertegun. “Lo ngomong apa?” tanyanya dengan hati-hati.

Hyunjae tidak menjawab, hanya memejamkan matanya lagi. Nikita menghela napas panjang, lalu bangkit. “Udahlah, tidur aja yang nyenyak”

Dia meraih selimut di ujung ranjang dan menutupinya hingga sebatas dada. “Semoga lo nggak lupa gue yang bawa lo ke sini. Kalau lupa, gue marah!” ancamnya pelan, meski tahu Hyunjae tak mendengarnya.

Takut mengganggu, Nikita berdiri dan memutuskan untuk pergi ke villa. Sebelum menutup pintu losmen, Nikita menatap wajah Hyunjae lagi. Melihatnya, ada kehangatan aneh yang mengalir di dadanya, meskipun situasinya jauh dari kata romantis

Malam itu, Nikita berjalan ke arah villa sambil menatap bulan yang menggantung di langit. Meski semua ini membuatnya lelah, ada perasaan aneh yang membuatnya tetap bertahan di sana.

Bersambung

Bagaimana tanggapan kalian?

■BANTU AUTHOR LIKE, FOLLOW, AND KOMENTAR YA🙏

GOMAWO CHINGU💙😉

1
Azthar_ noor
masih baru ya...
Sara Budi: iya masih baru
total 1 replies
Noorphans.
Mantap nih!
Sara Budi: makasih chingu yaa💙💙💙
total 1 replies
Eirlys
Sempurna deh ini. 👌
Sara Budi: makasih chingu yaa💙💙
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!