Kisah seorang di zaman dahulu, yang masih beralaskan hutan belantara, menghadapi berbagai rintangan kehidupan, namun dia bukan dari dunia yang nyata adanya.
Dia salah satu dari sebuah sejarah dunia. Mega J, namanya. Sebuah kisah percintaan yang rumit, karena dia mencintai seseorang dari dunia nyata, dengan berkelananya dia ke dunia nyata.
Dapatkah dia bersatu dengan cintanya di dunia nyata?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah Pohon
Hanna masih berdiri berhadapan dengan Mega J. Mereka berdua kini telah menghentikan gelak tawa mereka. Dimana hampir setiap gerakan Hanna, Mega J menirukannya.
Dengan adanya hal tersebut, membuat Hanna mengerti bahwa Mega J memang benar-benar tak mengerti segala hal dunia luar. "Kamu seperti nya bukan dari duniaku." ucap Hanna.
"Aku disini. Rumah ku di atas sana." ucap Mega J. Menjelaskan pada Hanna bahwa dia memang lah berasal dari hutan itu.
Saat Mega J menunjukkan ke atas pohon, terlihatlah oleh Hanna seperti sebuah rumah namun dibangun di atas pohon.
"Itu rumahmu?!" tanya Hanna.
Mega J mengangguk, karena Hanna akhirnya mengerti apa yang dia maksud, Mega J pun tersenyum.
"Di atas pohon?!" tanya Hanna lagi dengan nada ditekan, seolah tak percaya dengan apa yang dia lihat kini.
"Iya ini kan hutan, jadi buat rumah ya di atas pohon. Untuk menghindari serangan dari singa, harimau dan lainnya." jelas Mega J.
"Oh ya kamu betul juga." Hanna pun tak heran lagi kini dengan apa yang dilihatnya.
Namun Hanna kembali menatap ke arah rumah pohon nya Mega J. "Bisakah aku ke rumahmu?" ucap Hanna, seolah bertanya pada diri sendiri.
"Bisa." ucap Mega J, yang tiba-tiba sambil memegang tangan Hanna.
Seketika itu pula Hanna menepisnya, "Tidak perlu pegang!" ucap Hanna tegas.
Mega J pun sedikit heran, namun dia menuruti perkataan Hanna. "Baik." tanpa ada kata maaf. Karena dia tak mengerti semua tata Krama itu.
Mega J berjalan lebih dulu, dia menunjuk ke pohon yang telah di lubang-lubangi, dia yang membuatnya. Sebagai tangga menuju ke rumah pohonnya, tangga buatannya sendiri. Dia persilahkan Hanna untuk naik lebih dulu.
"Silahkan." ucapnya.
Hanna mengerutkan kening, "Ini tangganya?" dengan nada sangat heran.
"Iya...."
"Apakah aku bisa?"
"Kalau tidak bisa, aku akan bantu."
"Ah tidak usah tidak usah!" ucap Hanna, dengan melambaikan tangan di depan Mega J.
Mega J kini sudah paham dengan Hanna yang tak mau disentuh olehnya, jadi dia sengaja menawarkan bantuan untuk menggoda Hanna.
Hanna pun menaiki tangga satu persatu menuju rumah pohon Mega J yang ada di atas pohon tinggi itu.
Ditengah perjalanan menaiki tangga pohon itu, Hanna tergelincir kaki kanannya tak menepakkan kakinya tepat di lubang pohon, hingga dia menjerit,
Aaaa!!!!!
Mega J untungnya dia menaiki tangga setelah Hanna. Dengan sikap dia pun melompat ke bawah lagi, dan dengan segera menangkap Hanna yang jatuh dari ketinggian itu.
Seketika Hanna menghentikan jeritannya, saat dia tak merasakan sakit apapun. Karena kini tubuhnya tengah di tangkap oleh Mega J, dan lebih tepatnya kini dia berada di pelukan Mega J.
"Untung saja tidak terlalu tinggi jatuhnya." ucap Mega J pada Hanna.
Seketika itu pula, setelah Hanna sadar bahwa dia sedang berada di pelukan Mega J, dia pun langsung berkata,
"Turunkan aku!"
"Baik." jawab Mega J. Dengan pelan, dia menurunkan Hanna dari pelukannya yang tampak seperti digendong olehnya itu.
Hanna pun telah berdiri tepat di depan Mega J. Kembali dia bergerak, tak putus asa. Dia kembali menaiki tangga pohon menuju rumah pohon milik Mega J.
Namun kini, Hanna lebih berhati-hati. Sedangkan Mega J tetap memasang kuda-kuda untuk berjaga takut Hanna tergelincir lagi.
Sesampainya di atas, tepatnya setelah berada di rumah pohon. Hanna langsung terkesima dengan keindahan rumah pohon sekaligus pemandangan dari atas sana.
"Masyaallah bagus sekali rumah ini." ucap Hanna sembari, memutarkan tubuhnya di dalam rumah itu. Dia bahagia sekali.
"Walaupun naiknya agak susah. Tapi setelah berada di atas sini terbayarkan kelelahan selama menaiki pohon." ucapnya.
Mega J yang hanya diam mendengarkan ucapan Hanna, dia terpana memandang Hanna. Kecantikan Hanna saat dia sedang tersenyum bahagia semakin bertambah.
Hanna berjalan kesana kemari mengelilingi rumah pohon, dari arah timur, barat, selatan hingga Utara. di setiap sisi rumah pohon itu terdapat jendelanya. Jadi total jendela yang ada di rumah pohon itu adalah tiga jendela. Karena salah satu sisi rumah pohon itu adalah pintu masuknya.
Sebenarnya rumah pohon yang dibuat oleh Mega J tidak lah semewah yang Hanna katakan, namun Mega J menata setiap barang yang dimilikinya dengan sangat rapi di dalam rumah pohon itu. Sehingga menampakkan keindahan berbeda sekaligus keunikan yang Hanna rasakan saat memasuki rumah pohon milik Mega J.
Setelah puas Hanna melihat-lihat keindahan dirumah pohon itu, Hanna pun dipersilahkan duduk oleh Mega J di salah satu tempat duduk yang juga terbuat dari kayu pohon. Pokoknya unik sekali seisi rumah itu.
Bila dijabarkan dengan kata-kata, rumah itu berbentuk persegi. Namun berukuran sekitar 3x3 meter. Artinya cukup luas. Ada satu tempat tidur, ada dua kursi tempat duduk dan di lengkapi satu meja, ada pula dapurnya. Dan untuk kamar mandinya ada di luar rumah pohon, yang juga cukup untuk satu orang masuk ke dalam kamar mandi itu.
Hanna pun duduk sambil berkata, "Jika kamu ada di duniaku, kamu sudah layak disebut sebagai arsitektur hebat Mega J. Aku sangat kagum dengan penataan rumah pohon mu ini. Unik dan menyenangkan saat aku berada disini." puji Hanna.
Mega J masih terpana dengan Hanna. Sedangkan Hanna masih tetap memuji muji.
"Sungguh, bila dijabarkan di dunia ku, rumah ini kalau dijual sudah cocok harga tinggi. Tangga menuju kesini pun rumit, yang mengartikan bahwa cukup sulit seorang pencuri melintas masuk ke dalam rumah pohon ini. Kecuali orang itu bisa gelantungan di atas pohon." Hanna berucap sembari tertawa sendiri, berkata-kata sendiri. Mega J hanya terus diam seribu bahasa memperhatikan gaya Hanna dalam berbicara.
"Tempat tidur itu..." Hanna sambil menunjuk ke arah tempat tidurnya Mega J. "Tempat tidur mu itu unik. Terbuat dari tumpukan kayu, dan untuk bantalnya terdapat kayu pula yang tampaknya pas untuk kepala agar tidak sakit."
"Tempat duduk ini..." kini Hanna menunjuk tempat duduk yang mereka berdua duduki. "Unik sekali, kecil tapi kokoh hingga aku yang berat gini bisa ditopang oleh kursi kecil dari kayu ini. Dan meja nya ini, juga unik walaupun hanya berbentuk melingkar gitu saja. Pokoknya aku suka sekali ada di dalam rumah pohon ini."
"Dan kamar mandinya,.." kini Hanna sambil menunjuk ke arah kamar mandinya. "Walaupun berukuran sangat kecil, tapi aku saat masuk ke dalamnya dapat bergerak sih. Dan pokoknya aku rasa cukup lah tidak ada kekurangan untuk desain rumah pohon mu ini." seolah sedang berkomentar, itulah kini gaya Hanna.
Mega J pun tersadar dari lamunannya setelah Hanna sudah selesai mengomentari rumah pohon miliknya. Dan dia berkata,
"Ada kekurangan nya." ucap Mega J.
Hanna pun langsung menatap Mega J. "Apa memangnya?" tanya Hanna.
"Rumah ini tidak memiliki perbekalan untuk makan. Jadi harus turun dan mencari makanan diluar baru naik untuk di masak." jelas Mega J.
"Iya juga ya. Kamu benar. Aku tak kepikiran soal makan tadi." ucap Hanna sambil tetap tersenyum.
Kemudian setelah mereka saling terdiam sejenak, Hanna tiba-tiba berkata,
"Mega J...."
"Iya...."
"Emmm... Bolehkah aku menginap disini?"
Mega J terpana karena kini kedua tatapan mereka bertemu. Keduanya tak sadar pun saling terdiam dan saling menatap.
.
.
.
Lanjutannya secepatnya guys 😘