Seorang wanita cantik bernama Shen Yue berumur dua puluh lima tahun. Ia adalah seorang kultivator tingkat menengah, hidupnya sangat sempurna.
Tiga tahun lalu ia menikah dengan seorang pangeran, yang sangat tampan dan sangat menyayanginya, apapun yang di inginkan Shen Yue, pasti akan di berikan oleh suaminya.
Betapa sempurnanya hidup Shen Yue. Tapi suatu saat ia bertemu dengan seorang anak laki-laki yang berumur sekitar tiga tahun, hatinya mulai resah, apa lagi bayangan anak kecil itu selalu menganggu pikirannya.
Lebih mengejutkannya lagi, setelah ia membantu seorang tabib, tabib itu mengatakan jika ingatan Shen Yue di segel.
Shen Yue semakin resah, apa yang terjadi sebenarnya? Apakah cinta pangeran untuk dirinya tulus atau sebuah kebohongan.
Halo para reader's, Ayok mampir! pasti seru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen Fitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
siang hari.
Shen Yue duduk di dalam kereta mewah milik pangeran Han menuju ke Istana, di temani satu pengawal wanita, wajah Shen Yue terlihat tenang, padahal Shen Yue akan bertemu dengan Kaisar Zhao, ayah mertuanya.
Kali ini Shen Yue mengenakan hanfu berwarna biru muda, hiasan rambut yang indah, membuat dirinya terlihat semakin cantik, hidung mancung, bibir tipisnya yang merah, begitu sempurna kecantikannya, membuat siapa saja yang melihat akan terpesona.
Beberapa saat kemudian kerata sampai di Istana, pengawal setianya turun lebih dulu dan membantu Shen Yue.
Para penjaga membungkuk hormat, Shen Yue tersenyum dan mengangguk, ia begitu ramah, seorang kasim datang membungkuk dengan hormat, "Salam Putri, Yang Mulia Kaisar sudah menunggu."
Shen Yue mengangguk, sebenarnya ia sangat tak menyukai panggilan itu. Tapi ia tak bisa protes, Shen Yue mengikuti kasim ke istana dan masuk ke aula di mana Kaisar Zhao sudah menunggu.
"Maaf Putri, Pengawal tidak di izinkan masuk ke dalam," ujar kasim.
Shen Yue berhenti melangkah dan menatap kasim, "Apa kau masih tak paham? " ujar Shen Yue.
"Ta... Tapi, Yang Mulia Kaisar tak suka ada orang asing ikut masuk," ujar kasim, meski Shen Yue tak marah. Tapi kasim merasa ter intimidasi oleh Shen Yue.
Pengawal sekaligus pelayan Shen Yue berdiri di hadapan kasim, "Masuk bersama ku? atau tidak sama sekali," ujar Zie Su pengawal Shen Yue, ia sangat patuh pada pangeran Han, siapa pun akan ia lawan meski itu Kaisar.
Pangeran Han melarang Zie Su meninggalkan atau membiarkan istrinya sendirian, meskipun itu bersama ayahnya sendiri, Pangeran Han benar-benar tak membiarkan istrinya sendirian, bahkan jika Shen Yue mandi, Zie Su harus menunggu, kecuali jika Shen Yue sedang bersama Pangeran Han, barulah Zie Su boleh pergi.
Pangeran Han begitu mengutamakan keselamatan sang istri. Tapi siapa juga yang akan menculik atau menyakiti Shen Yue, kekuatan lumayan tinggi, atau mungkin ada sesuatu yang di sembunyikan Pangeran Han.
Kasim menelan saliva, "Tuan dan pelayanan sama saja, " batin kasim.
Kasim pun mengalah dan mempersiapkan Shen Yue dan Zie Su masuk, hal ini sudah biasa. Tapi kasim selalu mencoba ingin mengintimidasi Zie Su. Tapi selalu gagal, karena Pangeran Han pun tak membiarkan orang-orang di sampingnya kalah oleh siapapun, jika bukan Pangeran Han itu sendiri, para pengawal di larangan untuk patuh pada orang-orang yang ada di Istana, kecuali pada Shen Yue.
Shen Yue masuk dan berlutut memberi hormat pada Kaisar Zhao, "Salam Yang Mulia Kaisar, semoga anda di beri umur yang panjang."
Zie Su pun ikut berlutut memberi hormat pada Kaisar Zhao.
"Sudah, bangun lah! Aku sudah katakan jangan terlalu sungkan, Aku Ayah dari suami mu berarti Ayah mertua mu, " ujar Kaisar Zhao.
Shen Yue pun perlahan berdiri lalu duduk di kursi, Zie Su seperti bayangan, ia berdiri di belakang Shen Yue, istri dari tuannya.
"Bagai mana kabar mu? " tanya Kaisar Zhao, laki-laki itu berumur tujuh puluh tahun. Tapi tubuhnya masih gagah berwibawa.
"Seperti Yang Mulia lihat, Aku baik-baik saja," jawab Shen Yue begitu tenang.
Kaisar Zhao mengangguk, Kaisar Zhao menyukai sikap tenang menantunya, "Aku sengaja mengundangmu, bagai mana dengan Zhao Han apa dia sudah berubah pikiran? "
"Maaf Yang Mulia, Aku tidak mampu membantu, Pangeran Han bagitu keras kepala, bahkan ia tak mau mendengarkan ucapan ku, ia ingin hidup bebas, bahkan Pangeran Han langsung paham sebelum Aku mengatakannya," ujar Shen Yue.
Kaisar Zhao menghembuskan napas kasar, "Baiklah, kamu tak perlu membahas soal ini lagi padanya, biarkan ia hidup sesuai dengan yang ia inginkan," ujar Kaisar Zhao, meski hatinya sangat berharap. Tapi ia juga tak bisa memaksakan kehendak.
Mereka berbincang beberapa saat, setelah itu Shen Yue berpamitan untuk pulang, saat di halaman Istana, sebelum Shen Yue naik ke kereta.
Seseorang menyapanya, "Buru-buru sekali? "
Shen Yue pun menoleh, "Salam yang mulia putra mahkota," Shen Yue membungkuk memberi hormat pada putra mahkota. Begitu juga Zie Su.
Putra mahkota mengangguk, "Apa Pangeran Han tidak ikut? " tanya putra mahkota berbasa basi, sebenarnya ia sudah tahu jika Zhao Han tak akan pernah datang ke istana jika bukan untuk membuat keributan.
"Pangeran Han sedang ada urusan lain," jawab Shen Yue.
Putra mahkota mengangguk paham, "Bagai mana jika kita makan siang bersama? tidak mungkin pulang dengan perut kosong?! " ujar putra mahkota tersenyum penuh arti.
"Maaf yang mulia putra mahkota, Pangeran Han mengajak ku untuk makan siang bersama. Aku permisi dulu sepertinya suami ku sudah menunggu," ujar Shen Yue.
"Oh baiklah, silahkan," ujarnya, terlihat jelas jika putra mahkota memiliki tujuan lain.
Kereta milik Pangeran Han keluar dari istana, setelah menjauh dari istana kereta itu berhenti di tempat yang sedikit sepi.
"Nyonya kita akan kemana? " tanya Zie Su, setahu dirinya Pangeran Han tak membuat janji untuk makan bersama dengan Shen Yue.
"Aku akan pergi ke negara Shenzhou, Aku sudah sangat merindukan makan di sana," ujar Shen Yue lalu turun dari kereta.
Pangeran Han meminta pada orang-orangnya untuk memanggil Shen Yue dengan panggilan Nyonya Han, sedikit aneh karena Shen Yue belum memiliki anak. Tapi Shen Yue tak bisa protes, Pangeran Han sangat keras kepala.
Zie Su mengangguk, ia pun ikut turun, ia tak pernah membantah selagi ia boleh ikut, kemana pun Shen Yue pergi. Apa lagi ke sana negara Shenzhou yang di pimpin oleh Kaisar Wu, Shen Yue sering bepergian ke sana, dan Pangeran Han tak melarang, asal bersama dengan Zie Su, pengawal wanita yang dapat di andalkan.
Shen Yue melemparkan pedang miliknya ke udara, pedang itu mengubah ukurannya menjadi sedikit lebih besar, Shen Yue pun melompat ke atas pedang dan terbang. Pedang itu ada di tingkat tujuh, selain membantunya untuk terbang tentu untuk bertarung juga, meski wajahnya selalu tenang. Tapi jika ia sudah marah maka ia akan berubah, ia tak akan segan menghabisi sang lawan.
Saran dan masukan Author persilahkan.
Terimakasih dukungannya 🤗😍🥰
lanjut thor seru cerita nua 👍👍
ah masih teka teki... lanjut thor...😊