Delisha adalah seorang Gadis yang ingin membahagiakan ibu dan adiknya, namun perjuangan Delisha tak mudah karna kakak iparnya selalu mencari cara untuk memanfaatkan sang ibu untuk kesenangannya sendiri, sedangkan kakak laki lakinya sangat bucin pada sang istri,bagaimana kah cara Delisha menghadapi kakak iparnya yang sangat serakah dan egois itu...kita baca bersama sama yukk marii...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dehas Ryuka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2
"Waahhh makan besar nih" saat kami akan mengambil daging rendang yang ada didalam mangkuk, tiba tiba terdengar suara yang tak asing bagi kami,sontak kami bertiga menoleh bersamaan di sebelah meja kami telah berdiri dua sosok yang sangat tidak kami harapkan saat ini,Bang Baim dan Kak Rena yang sedang menatap kami dengan senyum sinis "Baim,Rena kalian...ayo makan sama sama" kata ibu dengan lembut pada kakakku dan kakak ipar ku itu, tanpa menjawab kak baim dan kak rena segera bergabung dengan kami, lalu mengambil piring dan nasi. "Loo kak kok di habisin sih..." protes pipit saat akan mengambil daging rendang itu, mendengar protes pipit mataku sontak mengarah pada piring kak baim dan kak Rena, aku menggeleng melihat kelakuan kedua orang itu, piring mereka pebuh dengan daging rendang, "kak mbok kalo ngambil itu kira kira lah...gak liat apa yang lain belum makan? "Kata Delisha ketus "Alahh baru segini aja udah protes" jawab kak Rena tanpa rasa sungkan "kalian itu tamu,tapi kok gak punya sopan santun ya?" Kata delisha gemas dengan tingkah laku kedua orang itu "dihh makanya jangan jadi orang miskin biar gak sellau nunggu gratisan" kata kak rena dengan tidak tahu diri "Lha situ udah gratisan,punya orang di embat pula" kata delisha dengan sengit "udah udah gak baik rame di meja makan" kata ibu menengahi perdebatan kami, kak baim masih asik dengan makanan di hadapannya tanpa merasa terganggu sedikitpun dengan keributan itu,sementara pipit wajah nya masam dan menatap sengit pada kakak dan kakak iparnya, yang gak tahu diri itu.
Setelah selesai makan pipit menuju ruang tengah, untuk melihat acara kesukaan nya,dengan lesehan di atas karpet di depan televisi, pipit masih dengan wajah yang masih bad mood , tak menghiraukan sama sekali kehadiran kedua kakak nya yang duduk di kursi kecil di belakng nya.sementara delisha membantu sang ibu membersihkan piring bekas mereka makan tadi, dibawanya kebelakang untuk di cuci.sesaat kemudian Delisha mendengar sang kakak menghampiri ibunya "bu apa rendang yang tadi masih ada?" Sang ibu menoleh dan dengan berat menganggukkan kepala, "Rena minta ya bu...buat makan malam nanti" tanpa sungkan kakak ipar Delisha dan pipit itu meminta sisa rendang yang masih ada dan lagi lagi dengan berat hati sang ibu menganggukkan kepala seraya tanggannya masih membersihkan meja makan, .tanpa rasa malu rena berjalan ke dapur dan mencari plastik di lemari yang ada di dapur, lalu mendekati wajan tempat sisa rendang tersebut, dan tanpa basa basi segera memasukkan sisa rendang tadi dengan semangat ke dalam plastik "kalau mau ambil sisakan buat kami makan malam, katanya orang kaya makan rendang aja hasil.merampok" sindir Delisha dengan lantang tanpa menoleh pada kakak iparnya.sesaat tangan rena terhenti,namun sesaat kemudian dilanjutkan kembali dengan masa bodohnya, tak lama kemudian "nihh udah gue sisain..." Kata kak Rena sambil berlalu,Delisha cuma geleng geleng kepala "kok bisa kak baim dapet istri seperti itu" batin Delisha,dan dia pun lalu melanjutkan pekerjaanya. "Bang ayok pulang "Kata Rena sambil menarik tangan sang suami,sambil sebelah tangannya membawa kantong kresek hitam berisi daging rendang .kak Baim pun berdiri dari duduk nya dan mengekor di belakang kakak iparnya yang sudah duluan melangkah keluar, tanpa pamit pada ibu tiba tiba menghilang begitu saja "Dasar benalu" gumanku dengan jengkel.selalu saja kedatangan mereka membikin geram, dan kak baim teramat Bucin sama kak Rena,bahkan tak jarang kak baim memarahi ibu hanya karna terjadi salah faham anatar ibu dan kak rena.
Setelah kepulangan mereka pipit gegas ke dapur "Astagfirullah" teriaknya ,aku yang masih berjongkok mencuci piring sontak menoleh melihat ke arah pipit, wajah adiknya itu terlihat sedih "ada apa pit" tanyaku "coba deh kak lihat ini "katanya sambil melihat ke arah wajan tempat rendang yang di masak tadi. Aku pun berdirj mendekat ke arah pipit berada, dan ketika aku melihat ke arah wajan, wajahku terasa panas menahan marah, bagaimana tidak, kak Rena cuma menyisakan 3 potongan daging yang teramat kecil, di wajan tersebut, sedangkan yang potongan besar besar sudah diangkut semua,aku hanya mengelus dadaku melihat kelakuan kakak iparku itu.
"Sudah gak papa...semoga kakak ada rezeki nanti kita beli daging dan kita buat rendang lagi" kataku menenangkan pipit, dengan wajah sedih pipit mengangguk dan Dalam Hatinya turut mengaminkan doa sang kakak.
Delisha tak Habis pikir dengan kelakuan kakak nya dan kakak iparnya itu, begitu tega mengambil daging rendang yang tak seberapa banyak, sedangkan keadaan keluarga kak Rena sendiri sangatlah berkecukupan, begitu juga kak Baim yang sudah memiliki bengkel motor sendiri tak pernah sedikitpun membantu ibu, ingin sekali Delisha mengecam kakaknya itu namun ibu selalu melarang,ibu selalu bilang "jangan merepotkan kakakmu, kakakmu sudah punya tanggung jawab yang berat pada istrinya" begitu selalu yang ibu katakan, padahal kak Baim dan kak rena setiap datang selalu menguras habis apa yang ada di rumah,tak jarang beras ,gula dan minyak yang baru di oleh ibu pun diangkutnya, namun ibu hanya diam yang membuat kak baim dan kak Rena semakin ngelunjak tak tahu diri.tak jarang pula kak baim meminta uang pada ibu jika bengkel nya lagi sepi, tapi saat kak baim sedang jaya dia lupa pada ibu, kak baim hanya perduli pada istri dan mertuanya saja.Delisha menggeleng geleng kan kepalanya "ngapain mikir orang yang gak tau diri lebih baik aku meneruskan menulis cerita untuk mengejar target" pikir Delisha ,segera Delisha beranjak mengambil ponselnya,tak lama kemudian Delisha sudah larut dalam ceritanya,hingga tak terasa adzan asharpun berkumandang, Delisha melihat ke arah jam dinding di atas pintu,waktu sudah menunjukkan pukul 15.00, gegas Delisha meletakkan ponselnya dan berjalan ke kamar mandi untuk mandi dan berwudhu, ketika keluar dari kamar mandi delisha berpapasan dengan pipit sang adek "udah bangun pit?" Sapa Delisha saat melihat muka bantal adek nya "huum" sahut sang adek tanpa banyak bicara, nampaknya mood sang adek belum sepenuhnya kembali,dilihat dari wajah nya yang masih cemberut, melihat itu Delisha tersenyum tipis sambil menggeleng kepala, kemudian Delisha berjalan ke kamarnya untuk menjalankan sholat ashar. Setelah selesai dan melipat mukenanya Delisha berjalan keluar untuk menyapu halaman nya yang sudah kotor kembali.sore ini begitu sejuk...mendung menutupi panas nya matahari, angin semilir membuat Delisha semangat untuk menyapu halamannya.