NovelToon NovelToon
Please! Don'T Be My Boyfriend

Please! Don'T Be My Boyfriend

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintapertama / Cintamanis / Teen Angst / Cinta pada Pandangan Pertama / Idola sekolah
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Adzalziaah

"Ayo kita pacaran!" Ryan melontarkan kata-kata tak pernah kusangka.

"A-apa?" Aku tersentak kaget bukan main.

"Pacaran." Dengan santainya, dia mengulangi kata itu.

"Kita berdua?"

Ryan mengangguk sambil tersenyum padaku. Mimpi apa aku barusan? Ditembak oleh Ryan, murid terpopuler di sekolah ini. Dia adalah sosok laki-laki dambaan semua murid yang memiliki rupa setampan pangeran negeri dongeng. Rasanya aku mau melayang ke angkasa.

Padahal aku adalah seorang gadis biasa yang memiliki paras sangat buruk, tidak pandai merawat diri. Aku juga tidak menarik sama sekali di mata orang lain dan sering menjadi korban bully di sekolah. Bagaimana Ryan bisa tertarik padaku?

Tidak! Aku akan menolaknya dengan keras!!!

[update setiap hari 1-2 bab/hari]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adzalziaah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 | Dilabrak

“Jangan pura-pura polos, Aura,” katanya dengan suara rendah yang tajam. “Kamu pikir kamu bisa mendapatkan Ryan begitu saja?”

Teriakan Isabella semakin menggema di kupingku. Aku berusaha berpura-pura tidak mendengarnya. Aku malas meladeninya.

“Berani sekali kamu diam-diam menemui Ryan!” Bella berteriak, matanya melotot padaku dengan tatapan penuh amarah.

Aku tetap tidak peduli. Untuk apa juga berdebat dengan dia? Isabella, cewek yang selalu merasa paling berkuasa di sekolah ini.

Semua ini karena Ryan. Kenapa dia tidak bisa lebih peka? Kenapa dia malah memilih aku, cewek biasa ini, padahal Isabella lebih cantik dan lebih sempurna di mata semua orang? Seharusnya Isabella yang dia pilih, bukan aku.

Dia berdiri dengan angkuh di hadapanku, yang sedang duduk tersungkur di lantai. Semua orang di kelas menatap kami, suasananya seperti panggung drama yang tidak akan pernah aku mau ikuti. Rasanya seperti semua yang ada di sekitar kami menghilang, yang terdengar hanya suara keras Bella yang menusuk ke dalam hati.

“Apa kamu benar-benar ingin merebutnya dariku, hah?!”

Aku tidak bisa menjawab, seakan kehabisan kata-kata untuk berdebat. Apa yang bisa aku katakan?

Aku hanya diam, bingung dan merasa seperti dunia ini terlalu berat untuk dijalani. Aku bangkit, mencoba berjalan kembali ke mejaku, meskipun tubuhku terasa kaku dan langkahku goyah.

“Hei, cewek tuli! Aku lagi ngomong sama kamu!” Isabella menggeram, mendorong pundakku dengan kasar.

Aku tidak sempat berpikir lebih panjang karena tiba-tiba pundakku didorong lagi, kali ini lebih keras.

“Sini kamu!” Isabella berteriak, seolah tidak mau memberiku ruang sedikit pun untuk melarikan diri.

Aku terdorong, terhuyung mundur dan tanpa sengaja menabrak seorang cowok yang berdiri di belakangku. Ketika aku menoleh, mataku langsung bertemu dengan matanya.

“Kamu nggak apa-apa, Aura?” suaranya lembut, tangan besar itu langsung memegangi tubuhku agar tidak jatuh lebih jauh.

Dunia seakan berhenti sejenak. Ryan, wajah tampannya, senyumnya yang manis, rasanya seperti semua yang tadi menyakitkan itu hilang begitu saja. Tapi aku juga merasakan ada sesuatu yang tajam menusuk dari arah Bella, yang masih berdiri di sana, dengan mata yang terbelalak, menatap kami berdua dengan penuh amarah.

“Ry-Ryan?!” suara Isabella bergetar, hampir tidak percaya.

Ryan menatap Isabella dengan tegas.

“Kenapa? Apa kamu baru saja mendorong pacar baruku, Bella?” tanyanya, nada suaranya serius.

Semua murid di kelas mulai mendekat, menonton drama yang tak pernah aku inginkan. Setiap kata yang keluar dari mulut Ryan seperti menghantam Isabella, dan aku melihat wajahnya semakin memerah. Dia tampak terkejut, mungkin juga marah, tapi aku nggak bisa menduga apa yang sebenarnya dia rasakan.

Semua mata kini tertuju padanya, seolah menunggu dia untuk bereaksi. Tapi Isabella hanya bisa terdiam, wajahnya tegang, dengan bibir yang bergetar.

“Jadi benar kata-kataku kemarin, ya? Ryan dan Aura sudah berpacaran,” bisik salah satu cewek di belakang Isabella, cukup keras untuk terdengar oleh sebagian besar murid di kelas.

Aku bisa merasakan tatapan-tatapan yang terus mengarah ke kami, dan semakin cemas dengan perhatian yang tak aku minta. Isabella benar-benar nggak bisa lagi menyembunyikan emosinya.

“Jadi, kamu memilih dia?” suaranya serak, penuh emosi dan sakit hati. "Kenapa bukan aku? Aku lebih cantik, lebih baik, lebih segala-galanya dari dia!"

Aku merasa sempit, seperti ada sesuatu yang mengikat dadaku. Aku hanya bisa duduk di kursi, menatap jendela dengan pandangan kosong, mencoba mengabaikan semua yang terjadi.

Aku tidak ingin ikut campur dalam drama ini, tapi semakin aku berpikir, semakin aku sadar bahwa aku tidak bisa lari dari kenyataan bahwa Ryan memilih aku. Itu yang membuat semuanya semakin rumit.

Ryan tetap tenang, tapi aku bisa melihat ada sesuatu yang berbeda di matanya. Dia menatap Bella dengan sangat tajam.

“Seharusnya kamu sadar. Apa yang membuatku nggak suka sama kamu itu ya karena sifat jelekmu itu,” jawab Ryan tegas.

Setelah mengucapkan itu, dia berbalik dan melangkah menuju mejanya dengan langkah pasti, meninggalkan Isabella yang hanya bisa berdiri diam, wajahnya memerah seperti api.

Suasana kelas seketika terasa tegang dan canggung, murid-murid yang tadi menonton kami pun perlahan-lahan kembali ke tempat duduk mereka, seolah tidak ingin terlibat lebih jauh.

...»»——⍟——««...

Kring!

Suara bel berbunyi, seketika itu juga semua orang langsung kembali ke aktivitas mereka masing-masing. Tak ada yang peduli lagi dengan apa yang baru saja terjadi, seakan kejadian tadi cuma sebuah tontonan biasa yang bisa dilupakan begitu saja. Tapi aku tidak bisa begitu saja melupakan semua ini.

“Aura, kamu nggak apa-apa?” Ryan menanyakan hal yang sama lagi dengan penuh perhatian.

Dia duduk di sampingku, matanya menatapku penuh khawatir. Aku menatapnya sebentar, mencoba mencerna semua yang baru saja terjadi. Aku kembali mengalihkan pandanganku ke luar jendela.

Tunggu! Sejak kapan meja ini ditempati Ryan? Biasanya, dia duduk di barisan paling depan. Aku nggak bisa menahan rasa ingin tahu yang mendalam. Kenapa dia memilih duduk di sampingku? Apakah ini hanya kebetulan belaka?

“Aku baik-baik aja,” jawabku pelan.

Aku berusaha terdengar santai, tapi sejujurnya, aku merasa sangat canggung. Dunia seolah memutar terlalu cepat, aku hanya bisa mengikuti tanpa tahu apa yang harus aku lakukan.

Pelajaran dimulai, dan aku kembali berusaha fokus. Tapi semua itu terasa jauh dari pikiranku. Aku malah terjebak dalam kenangan kemarin, saat Ryan mengungkapkan perasaannya padaku. Saat itu aku berlari, takut dengan perasaan yang tiba-tiba datang begitu saja. Aku tidak tahu harus bagaimana.

Tiba-tiba suara guru memecah lamunanku.

“Aura! Coba jelaskan soal nomor 5 berdasarkan jawabanmu!” Teriakan guru itu membuatku terkejut. Jantungku langsung berdebar lebih cepat.

Aku membuka buku dan mulai mencari-cari jawabanku. Tapi, saat aku membuka halaman demi halaman, aku terkejut. Tugas yang aku kerjakan dengan susah payah malam tadi tidak ada di sana.

Aku panik. Mataku mulai berkeliaran, berharap menemukan tugas itu di halaman-halaman buku yang lain, tapi tetap tidak ada. Aku merasa dunia ini semakin sempit. Aku melihat Isabella, yang duduk di tempatnya, terkekeh seolah ada yang lucu. Entah kenapa, aku merasa dia terlibat dalam masalahku. Dia pasti tahu sesuatu.

Aku benci perasaan ini. Bingung, cemas, dan takut. Apa yang harus aku katakan kepada guru sekarang? Semua mata tertuju padaku, aku semakin merasa ingin menghilang.

...»»——⍟——««...

1
Cevineine
Semangat thorr, mampir2 yaa😁
Zanahhan226: Halo..
Aku membuat sebuah karya berjudul "TRUST ME" di MangaToon, mohon dukungannya ya!
total 1 replies
Anonymous
akhirnya yang ditunggu2
ADZAL ZIAH: iya ❤
total 1 replies
diann
kenapa novelnya selalu dimulai dari penolakan?
ADZAL ZIAH: he he he 😆
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!