Nana Martir adalah gadis yang cantik secara fisik dan juga pintar, dia lahir dari keluarga yang sederhana . Ayahnya hanyalah seorang tukang dan ibunya berjualan makanan. Tetapi dia banyak disukai karena berbagai prestasi yang boleh dia gapai , dia juga orang yang sangat berprinsip. Nana juga memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Joshua Martir, yang juga seorang anak dengan prestasi tidak kalah dari kakaknya.
Nana Martir selalu memegang prinsipnya "Aku adakah Aku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Christi Jawan Tenda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedai Yang Juga Rumahku
Nana yang baru turun dari angkutan umum, langsung disambut Mama Lana dengan pelukan hangat.
"Nana sayang, ayo masuk dan ganti seragamnya." ucap mamanya. Lana Wowor adalah nama dari mama Nana.
Nanapun menggangguk, mengikuti apa yang mamanya katakan. Karena Nana dan adiknya adalah anak yang sangat patuh.
Tiba-tiba Nana bagitu kaget karena melihat papanya, sedang tidur tetapi dibagian tangan dan kakinya ada perban luka yang besar, terlihat parah. Kesedihan Nanapun tak tertahan, dia cepat-cepat mengganti pakaiannya dan langsung menuju ke kedai dibagian depan rumah, untuk mendapatkan jawaban dari ibunya, tentang apa yang terjadi pada ayahnya.
Mama Lanapun langsung menjelaskan, papanya mengalami kecelakaan kerja dan semuanya sudah ditanggulangi oleh perusahaan tempat ayahnya bekerja.
"Jangan takut sayang, papa orang yang sangat kuat, dia tidak akan mengalami hal yang buruk." ucap mama Lana , menenangkan anak gadisnya itu.
"Tapi ma, papa akan sulit bergerak karena kaki dan tangannya." ucap Nana dengam wajah sendu.
"Biarkan mama yang menjadi tangan dan..."
" Nana juga Joshua yang menjadi kaki papa." sambil berpelukan , menambah suasana haru mama dan anak itu.
"Ayo ma, Nana bantu menyiapkan 500 nasi kotak pesanan kemarin." Sambil tersenyum dan penuh semangat.
Anak gadis dan mamanyapun dengan penuh semangat, bekerja dan menyiapkan pesanan nasi kotak, karena sebentar lagi akan dijemput oleh pelanggan. Pesana yang begitu banyak, sehingga kedai tidak menyiapakan jualan secara personal. Karena fokus di pesanan ini.
Sambil mendengar instrument Rohani, Nana dan mama Lana semakin semangat bekerja, menyiapkan setiap takaran di nasi kotak, selain itu juga menyiapkan kue Brudel 8 (delalan) bola. Secara bergantian di masukkan ke Oven dan siap diproses.Pada saat panggangan terakhir, pelanggan yang memesan nasi kotak dan kue Brudel tersebut tiba di kedai.
Nampaklah seorang wanita dengan dandanan yang berwibawa penuh pesona meskipun sudah berambut putih, justru sosoknya semakin berkharisma.
"Shalom, selamat siang... Lana." Sahut wanita itu.
"Damai dihati , selamat siang ibu, maaf mama lagi melihat pesanan kue. Saya anaknya Nana." Sambil melipat kedua tangan didepan dada.
Ibu paruh bayah itupun menatap dengan seksama dan terlintas didalam pikirannya.
"(Anak yang sangat cantik dan sopan, dia sangat mirip dengan Karolin sahabatku dulu)."
"Hallo gadis cantik, panggil saja Oma Hada."
"Baik Oma Hada, ada yang bisa Nana bantu?" sambil tersenyum. Ucap Nana dengan sopan.
"(Anak ini, aku saja terpesona melihatnya, apalagi kaum Adam. Sambil tersenyum )
"Katakan saja kepada Lana, Oma Hada datang." ucap Oma Hada.
Nanapun mempersilahkan Oma Hada duduk dan bergegas memanggil mamanya, karena tidak mau membiarkan Oma Hada menunggu.
"Tante, maafkan Lana tadi di belakang, kuenya sudah siap."
"Kau ini, terlalu senggan denganku, bukankah aku dan ibumu adalah sahabat, bahkan kau sudah kuanggap seperti anakku sendiri."ucap Oma Hada.
Nanapun segera mengepak semua pesanan dan bersiap menggangkat ke mobil, tetapi Oma Hada memberi kode dengan tangan, tidak perlu.
Masuklah sosok yang begitu tampan , dengan postur tubuh yang tinggi, berkulit putih, rambut hitam yang teratur rapi dan alis tebal, serta ada dua lesung pipi yang memukau namun memiliki tatapan mata yang angkuh.
"Selamat siang." Oma mana yang akan ku angkat?" ucap Belsazar yang adalah cucu dari Oma Hada.
"Ambil tuch, yang dekat Nana." ucap Oma Hada sambil tersenyum kecil, seakan disengaja.
Nana hanya terdiam karena begitu kaget melihat, sosok pria yang tampan namun cool. Jujur memang agak terpesona, tapi dia cepat mengendalikan tatapannya dan berdiri agak jauh. Pria ganteng itu, menuju kearahnya untuk mengambil pesanan itu. Kemudian diikuti dua ajudan juga dengan tubuh yang kekar.
"Baiklah Lana, terima kasih yach, aku pasti kembali lagi." ucap Oma Hada.
"Baik tante, Lana siap untuk pesanan berikutnya."
"Maksudku, ingin mengajak Nana jalan-jalan denganku, karena aku tidak ada teman, selain itu aku bisa menjemput langsung Nana di sekolahnya."
"Oma Hada tahu Nana sekolah dimana?" ucap Nana penuh rasa heran dan wajah kikuk.
Oma Hada hanya tersenyum dan berjalan keluar kedai, menuju mobil mewah dan ada satu mobil juga di belakang, didalamnya ada 4 (empat) ajudan lengkap dengan setelan jas dan kacamata hitam.
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜