Rea adalah gadis manis anak angkat keluarga Mahendra. Rea tumbuh menjadi gadis manis, anggun, lemah lembut namun pendiam. Dirinya jarang berekspresi karena didikan mamanya yang melarangnya untuk terlalu terlihat ceria. Rea selalu tersenyum, meskipun dirinya tak menyukai hal yang dia lakukan, dia akan tetap tersenyum
Saat kepindahannya, dirinya mengenal Arjuna. Juna mungkin terlihat nakal, namun Rea tak malu untuk tertawa dihadapan Juna dan Rea tak perlu memakai topeng saat berhadapan dengan orang lain. Rea menganggap bahwa Juna adalah tempatnya untuk pulang
Namun hubungan mereka kandas karena perbuatan mamanya. Membawa Rea pergi jauh dari Juna. Sampai akhir pun Rea dipaksa pindah agar bisa jauh
~Aku akan melepas topeng itu dan akan membuatmu menjadi jauh lebih berekspresi. setelahnya kau tidak akan pergi dariku~ Arjuna'
~Terima kasih Juna, aku menjadi sosok yang lebih baik setelah mengenalmu. Aku selalu menyayangimu Juna~ Andrea
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyelir 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7 - RELATIONSHIP 2
Setelah kejadian di taman belakang tadi, Rea dan Juna menjadi sedikit canggung saat berada di kelas. Mereka duduk saling diem di tempat masing-masing. Canggung sekali, pikir Rea.
Kecanggungan diantara mereka juga dirasakan oleh siswa lain yang ada di dalam kelas. Semua orang yang meihat antara Rea dam Juna yang saling diem itu dikarenakan mereka sedang bertengkar atau terjadi kesalahpahaman. Karena tadi, semua orang melihat Rea dan Juna pergi saat selesai jam olah raga. Bayu yang duduknya tak jauh dari mereka merasa tak tahan dengan suasana canggung itu pun menghampiri mereka.
“Woy, kalian kenapa sih?”
“Ahh, gapapa kok” jawab Juna dan Rea hanya menggelengkan kepalanya seperti sedang malu.
Melihat situasi diantara mereka pun akhirnya Bayu paham apa yang sedang terjadi. kemudian dirinya mendekat kearah Juna dan berbisik “kalian udah pacaran ya” tepat di telinga Juna dan bicara dengan sangat pelan.
“Diem” hanya kata itu yang keluar dari mulut Juna. Bayu pun langsung tertawa melihat respon itu
“Ahh pasti ini karena kemaren kan, Jun. ngaku looo” ujar Bayu yang masih tertawa melihat kecanggungan yang terjadi pada sepasang kekasih ini.
Mendengar kalimat dari Bayu, Rea pun menjadi penasaran.
“Apa yang terjadi kemaren?” tanyanya
“Tidak terjadi apa-apa. Bayu cuma ngaco. Lebih baik kamu baca bukumu, katanya hari ini mau dikembalikankan bukunya ke perpus” ujar Juna dengan lembut dan langsung melirik tajam Bayu
Kata kamu yang terucap dari Juna membuat Rea serta Bayu yang medengarnya menjadi terkejut
“Ciee aku kamu nih jadinya, Jun?” goda Bayu
Sedangkan rea, jangan ditanya dia malu sekali rasanya. Rea hanya mampu menyembunyikan pipinya yang sudah memerah.
Semua siswa yang ada di dalam kelas juga cukup terkejut mendengar Juna mengatakan kata kamu dan bukan lo. Kamu… kamu… Juna dibilang kamu, wah apa jangan-jangan, pikir mereka semua
Kemudian mereka saling pandang dan berteriak “wahh selamat ya Juna dan Rea”. Semua orang heboh karena kabar hubungan Juna dan Rea. Namun, ada beberapa orang juga yang ada di dalam kelas kurang suka dengan hubungan mereka. Hanya satu orang yang memandang penuh kebencian kearah Rea.
Mendengar teriakan dari teman sekelas mereka membuat Rea bertambah malu. Juna yang melihat bahwa Rea sedang malu, dirinya mengusap kepala Rea dengan lembut. Merasa ada uang mengusap kepalanya, Rea pun mendongak dan melihat senyum manis milik Juna dan Rea menjadi tambah malu.
***
Sudah satu minggu Rea dan Juna menjadi sepasang kekasih. Rea pun telah menceritakan semuanya pada kakaknya melalui pesan seluler. Kakaknya pun senang asalkan Rea pun senang dan menunggu cerita lengkapnya saat dirinya pulang nanti.
Selama satu minggu ini hubungan mereka terjalin dengan baik, meskipun mereka terkadang masih merasa canggung.
Saat ini adalah jam istirahat, mereka duduk bersama dengan Sasa, Ira, Bayu dan Rayhan di kantin. Rayhan adalah teman Juna tim basket dan teman sejak SMP,sedangkan Sasa, Ira, dan Bayu sejak kerja kelompok saat itu mereka menjadi dekat satu sama lain.
“Re, bulan depan sekolah kita jadi tuan rumah pertandingan basket kan?” ujar Sasa secara tiba-tiba
“Yups, dan kalian semua harus datang, ini pertandingan terakhir angkatan kita” KONFIRMASI Rayhan terkait pertandingan basket yang akan diselenggarakan.
“Yuhuuu kita harus nonton bareng, okay” ujar Sasa yang hanya diangguki sama yang lain
“Rea” panggil Juna
Mendengar Juna memanggilnya, sontak dia melihat kearah Juna. Rea hanya diam menatap Juna dengan tatapan bertanya. Melihat tatapan milik Rea pun berkata
“Kau harus datang melihatku”
“Jika aku tidak menonton memangnya kenapa?”
“Kau penyemangatku, sayang. Jadi kau harus menonton “ dengan mengelus rambut Rea dengan lembut
Rea hanya tersenyum dan berkata, “Aku usahakan ya”
Tanggapan itupun hanya dibalasa seulas senyuman. Juna tau bagaimana ibunya Rea, jadi tidak mempermasalahkan kehadiran Rea saat di pertandingan nanti. Namun dalam hati kecilnya tentu saja dirinya ingin Rea melihat dirinya saat bermain, apalagi sekarang mereka sudah berstatus sepasang kekasih. Tahun lalu pun, Rea tidak bisa menonton karena dirinya mendapat larangan dari ibunya.
Sasa, Ira, Bayu dan Rayhan yang mendengarkan percakapan antara sepasang kekasih itu pun merasa jengah dengan suasana romantis itu. Serasa dunia hanya miliki berdua saja, pikir mereka
“Sebentar lagi masuk, ayo masuk ke kelas” ajak Ira kepada yang lain
Tak lama terdengar bel masuk kelas, mereka pun segera berjalan menuju ruang kelas masing-masing.
“panggilan siswa Andrea Clarissa Mahendra untuk segera menuju ke ruang guru menemui Bu Lia. Sekali lagi, panggilan siswa Andrea Clarissa Mahendra untuk segera menuju ke ruang guru menemui Bu Lia”
Mendengar panggilan itu, Rea pun bertanya-tanya. Apa yang terjadi, pikir Rea. Juna juga merasa bingung, apa yang terjadi sehingga kekasihnya ini dipanggil. Rea yang melihat raut bertanya Juna pun hanya bisa menggelengkan kepalanya karena dirinyapun tidak tau apa yang terjadi.
“Aku ke ruang guru dulu ya” ujar Rea
“Aku anterin kamu ya” ujar Juna khawatir dan di balas anggukan oleh Rea
Saat mereka akan keluar ruang kelas, ada suara yang memanggil Juna
“JUNAAA” teriaknya
Mendengar suara yang dikenalnya, kemudian Juna melihat kearah sumber suara dan terlihat bahwa itu Rayhan yang sedang berlari menuju kearah mereka
“Elo mau kemana” tanyanya saat sudah berada dekat dengan mereka
“Mau ke ruang guru nganterin Rea” jawabnya
“Tidak bisa, elo harus ke lapangan dipanggil Pak Santo”
Juna langsung mengangguk paham. Rea yang mendengar itu dan melihat Juna akhirnya berbicara
“Aku bisa ke ruang guru sendiri Juna, kau bisa ke lapangan. Mungkin ada keadaan darurat disana” ujar Rea
“Tapi…”
“Aku bisa sendiri Jun, tenang okay” ujar Rea yang berusaha agar Juna bisa membiarkan dirinya ke ruang guru sendirian.
“Baiklah nanti kasih tahu aku apa yang terjadi, okay”
“Hmm, tentu saja” kemudian berlalu pergi ke ruang guru
Melihat kepergian Rea, Juna terus memandang Rea hingga Rea tidak terlihat setelah berbelok di persimpangan
“Jun, kenapa elo sekhawatir itu sama Rea sih. Kan cuma ke ruang guru doang” ujar Rayhan
“Bukan apa, akhir-akhir ini selalu menemukan surat di loker meja Rea”
“Ahh jadi elo cemburu” Rayhan tertawa mendengar jawaban Juna
“Seandainya itu surat buat pujian gue gabakalan permasalahin, tapi masalahnya itu surat isinya makian sama ancaman, siapa coba yang bakalan nggak khawatir heh”
“Ya udah sih, gabakalan kenapa yuh si Rea, yaudah mending kita ke lapangan sekarang sebelum Pak Santo marah-marah alias ngamuk”
Rayhan pun meyeret Juna untuk segera pergi ke lapangan. Sesampainya disana, ternyata Pak Santo memberikan pengumuman mengenai latihan mereka yang dimulai besok saat 2 jam terakhir sebelum bel pulang sekolah
Sedangkan Rea, saat sampai di ruang guru dan melihat Bu Lia sudah menunggunya. Saat mendekat kearah meja Bu Lia, Bu Lia pun menyadari keberadaan Rea.
“Andrea,apakah kau bisa mewakili sekolah untuk lomba musik bulan depan?” tanyanya
Tawaran itu membuat Rea kebingungan “tapi bu… Rea sudah kelas 12”
“Ibu tau, sebenarnya ibu sudah ada kandidat untuk lomba tahun ini karena ibu tau kamu sudah kelas 12. Tapi, tiba-tiba Dita konfirmasi bahwa dirinya tidak bisa mengikuti lomba karena tangannya terluka dan harus rehat selama 2 bulan penuh, bagaimana Rea?”
“Kalau boleh tau, lombanya kapan ya bu?”
“Bulan depan sebelum final pertandingan basket dimulai” ujar Bu Lia
“Baiklah bu, Rea usahakan”
“Ya sudah ini partiturnya, kamu pelajari dulu ya. Dan kamu bisa kembali ke kelas”
Kemudian dirinya berpamitan kembali ke kelas dan pergi dari ruang guru karena dirinya tau bahwa pembelajaran sedang berlangsung.
Saat sampai, dirinya melihat Juna yang sudah duduk di tempatnya dan guru yang sedang menjelaskan materi di depan. Rea meminta izin untuk masuk dan menjelaskan alas an keterlambatannya. Setelahnya, dirinya duduk ditempatnya
Saat sudah berada ditempatnya, Juna pun langsung bertanya ke Rea
“Apa yang terjadi?”
“Nanti aku jelaskan, kita fokus pelajaran dulu. Okay” pinta Rea yang diangguki Juna
***
Saat ini semua siswa telah pulang, hanya tinggal Juna dan Juga Rea yang masih di dalam kelas. Rea pun menjelaskan mengapa dirinya tadi dipanggil ke ruang guru.
Mendengar cerita Rea, Juna merasa bangga bahwa kekasihnya terpilih lagi mengikuti lomba piano. Namun juna juga merasa sedih bahwa kekasihnya tidak bisa melihat dirinya bertanding. Raut sedih Juna terlihat jelas di mata Rea.
“Kau tenang saja Juna, aku masih bisa melihatmu bermain. Bukankah pertandingannya ada di sekolah dan aku juga berlatih di sekolah. Jadi aku bisa izin sebentar melihatmu kemudian kembali untuk berlatih lagi. Jadi aku masih tetap bisa melihatmu” jelas Rea
“Lagian aku bersyukur, dengan ikutnya lomba ini aku ada alas an untuk ke sekolah dan melihat dirimu bukan” lanjutnya
“Ehmmm, kau benar. Nanti saat kau lomba aku juga akan melihatmu” ujar Juna
“Sekarang ayo kita pulang, kelas sudah bersih. Aku juga sudah lelah”
“Re, kamu pulang di jemput?” tanya Juna
“Tidak, supirku sedang cuti dan orang tuaku masih bekerja jadi aku pulang sendiri” jelas Rea
“Baguslah, ayo aku antar pulang” kemudian Juna menggandeng Rea keluar kelas dan pulang bersama
Selama perjalanan Rea memeluk Juna dengan erat. Dirinya masih belum terbiasa menaiki motor. Namun dirinya merasa senang karena bisa pulang bersama Juna.
“Rea kita mampir ke suatu tempat dulu, bisa?” tanya Juna dengan suara sedikit berteriak
“Mau kemana?”
“Aku mau membeli kue untuk ulang tahun Tita”
“Tita sedang berulang tahun?”
“Iya, jadi aku mau beli kue dulu, gapapakan?” tanya Juna yang sedikit khawatir bila Rea keberatan
“Tentu saja, aku juga akan beli kue untuk Tita, nanti tolong kasihkan ya?”
“Ehhh, jangan kue ulang tahun ya, itu sudah menjadi ide milikku Rea” canda Juna
“Tenang saja, bukan kue ulang tahun kok, Jun”
Sesampainya di tempat penjual kue, Juna pun memilih kue yang akan diberikan untuk Tita. Rea yang melihat betapa seriusnya Juna memilih kue pun merasa senang, karena dirinya mengetahui bahwa Juna adalah tipe orang yang perhatian.
“Juna, Tita suka rasa apa?”
“Tita suka coklat” jawabnya sambil masih memandang kue-kue cantik yang ada etalase.
“Lalu, kamu suka rasa apa Juna?”
“Aku suka rasa latte, yang pasti berhubungan dengan kopi”
“Baiklah aku sudah tau apa yang harus aku beli” ujar Rea senang
“Ehh.. kau sudah tau?” tanya Juna
“Tentu saja, lalu kamu sudah memilih kue apa yang mau kamu beli?”
“Tentu saja sudah”
“Lalu juna, apa yang tidak disukai Tita?”
“Itu rasa matcha. Dirinya tidak suka itu”
“Baiklah kamu pesan milikmu dan aku pesan milikku” ujar Rea yang kemudian berlalu pergi ke pelayan toko untuk memesan kue yang diinginkannya
Setelah selesai, mereka keluar dari toko dengan mambawa kotak kue yang telah mereka beli tadi.
“Ini Juna, berikan kepada Tita. Tita pasti suka”
“Lalu kotak itu untuk siapa?” tanya Juna yang melihat ada 2 kotak lagi yang dibawa Juna
“Kotak kecil ini untukmu Juna, dan satunya tentu saja untukku” balasnya
Namun saat akan menaiki motornya, Juna secara tidak sengaja melihat seseorang yang ia kenal. Setelah meletakkan kue di motornya, Juna pergi menyusul seseorang yang ia kenali itu. Rea yang kebingungan melihat Juna yang tiba-tiba berlari pun ikut berlari mengejar Juna. Penasaran dengan apa yang dilihat Juna pun ikut melihatnya. Rea hanya melihat seorang ibu yang sedang menyuapi 2 orang anak yang sedang bermain sepeda. Terlihat begitu harmonis.
Namun reaksi yang diberikan Juna membuatnya bingung. Apakah Juna sedang merindukan ibunya, pikir Rea.
“Rea, menurutmu apakah itu terlihat harmonis” tanya Juna
“Iya, memang terlihat seperti itu”
“Namun dirinya tidak pernah memperlakukan ku seperti dia memperlakukan mereka”
Kalimat itu membuat Rea terkejut.
“Iya, dia ibuku. Namun dia tidak pernah mempelakukan aku seperti dia memperlakukan mereka. Dia langsung membuangku dan ayah saat ayah sakit keras. Sehingga aku harus sekolah dan mencari uang”
“Saat ayah sudah meninggal, tante Winda mencarinya namun saat ketemu dia tidak mau merawatku. Katanya suamianya tidak ingin membawa masa lalunya. Jadi dia membuangku”
“Ayo pulang, aku sudah puas melihatnya hidup dengan baik sekarang dan tidak kekurangan uang”
Kemudian Juna pergi setelah mengatakan itu.
“Juna, jadi ibumu pergi karena uang?”
“Iya, karena uang. Bukankah semuanya butuh uang, Re”
“Kamu mau uang?”
“Tentu saja mau Re. dan aku akan mencarinya dengan bekerja”
“Tunggu… jangan bilang elo mau ngasih gue uang, Re”
“Ehhh” kaget Rea
“Elo jangan ngasih gue uang, Re. gue akan cari cara sendiri buat dapetin uang itu. Elo ngerti?”
“Tapi bukankah kamu mau uang, dan aku punya uang” dengan menunjukkan dompetnya yang berisi uang
“Dan kata Sasa, sepasang kekasih harus saling membantu. Dan kamu butuh uang, jadi aku mau bantu kamu” lanjut Rea
“Tidak dengan uang Rea. Elo hadir dan terus di sisi gue itu udah cukup. Tapi tidak dengan uangmu. Ayo pulang” ajak Juna
***
Sesampainya di rumah, Rea langsung pergi ke kamarnya. Rumah begitu sepi karena orang tuanya sedang pergi dinas keluar kota.
Drrrt… drrrttt….
Dering ponsel Rea berbunyi, dan terlihat ada pesan masuk dari seseorang. Saat dilihat ternyata dari Juna
|Aku sudah sampai rumah
|Kue yang kau berikan sudah aku berikan pada Tita
Apakah dia menyukainya?|
|Iya\, dia mengucapkan terima kasih
Syukurlah kalau dia suka|
|Gue juga suka
Kamu juga suka kuenya?|
|Padahal yang kumaksudkan adalah yang memberikan kue
Ehhhh, teriak batin Rea. Pesan itu membuat Rea menjadi blushing. Dirinya malu sekali. Juna selalu saja seperti terkadang manis namun terkadang tegas. Terkadang juga jahil kepadanya. Namun Rea sangat suka dengan hal itu
|Kenapa tidak balas pesan ku
|Malu yaaaa
|Pasti pipinya merah
Apasih juna|
Lalu kuenya\, kau tidak suka|
|Suka kok tentu saja suka
|Ya udah aku pergi dulu ya\, mau mandi dan bersiap kerja
Baiklah hati-hati juna saat kerja nanti|
Setelah itu, Rea pun keluar dari kamarnya dan pergi kearah ruang musik untuk berlatih piano. Dirinya harus berusaha memenangkan lomba agar guru yang memilihnya tidak kecewa dengannya. Dan Juna juga pasti bangga dengannya nanti, pikir Rea.