NovelToon NovelToon
1/2

1/2

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: sahidainun

Cinta atau benci?!
Rehan Alevando Pratama. Rehan itu hanya ada satu, tapi sifat nya bisa menjadi dua. Kadang baik, kadang kejam. Bukan kah Rehan sama seperti bunglon, beda tempat beda sifat!!!
Ini adalah perjodohan yang dipaksa olh 3 keadaan, keadaan lah yang memaksa agar Rehan terus mau untuk menjaga Naumi, bahkan tamat SMA pun Rehan sudah berniat untuk menikahi nya.
Awalnya Rehan berjanji, kalau ia akan mencoba untuk menyayangi dan mencintai Naumi. Namun, mengapa disaat Rehan mulai jatuh cinta. Naumi malah merusak kepercayaan, dan berkhianat dibelakangnya.
Apakah Rehan dan Naumi akan terus bersama hingga menikah? Atau akan berakhir sampai disini saja?

Ayo yang penasaran sama kisah nya Rehan dan Naumi, buruan baca! Capcusss!!!
~

Didalam cerita ini mungkin akan ada mengandung sedikit bahasa kasar. Jadi dimohonkan untuk para readers, harus bijaklah dalam membaca!

Jangan jadikan bahasa bahasa kasar di cerita ini sebagai contoh untuk kalian mengucapkan nya.
Cuzzz bacaaaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sahidainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nineteen. Gebetan Lintang

...Hiii Bestieeee 🤞 ...

...Selamat Membaca!...

...~~...

(Di Taman)

"Hai cantik." sapa Rey pada Zera yang tengah duduk di taman sekolah dengan satu buku di paha nya.

Zera tak menggubris Rey, bahkan juga tak menatap nya, ia tetap fokus membaca buku.

"Gue boleh duduk disamping lo gak?" tanya Rey. Kini Zera menatap Rey.

"Gausah ganggu bisa." balas Zera datar.

"Yang mau ganggu Zera siapa, Rey cuma mau ngasih ini kok." ujar Rey lalu merogoh saku nya, Zera terus memperhatikan nya ingin tau apa yang akan diberikan Rey.

"Tutup mata dulu boleh?" tanya Rey.

Zera memutar bola mata nya malas, Zera kembali membaca buku tanpa melakukan apa kemauan Rey. Rey tersenyum lalu...

"Tadaaa. Ini buat neng cantik, Alzera Flore." seru Rey menyodorkan sebuah kuas untuk melukis.

Zera bangkit dari duduk nya dan menutup buku nya. "Gue gak butuh itu." ucap nya datar, lalu pergi melangkah. Namun sebelum ia berjalan satu langkah, Rey sudah dulu mencegah nya. Dan membalikkan kembali tubuh Zera.

"Gue mohon lo terima ya, gue ngasih lo mobil, rumah, berlian, barang mahal, lo selalu nolak dengan alasan kalau lo bukan cewe matre, dan sekarang gue cuma ngasih kuas buat lo ngelukis, lo kan suka ngelukis Zer. Beberapa minggu lagi lo ada lomba ngelukis tingkat sekolah kan? Lo pakai kuas dari gue ya." ujar Rey tulus dan meletakan kuas lukis itu digenggaman tangan Zera.

Zera menghembus kan nafas nya, memang selama ini kalau Rey membelikan nya suatu barang pasti tidak pernah ia terima, karena ia tak mau berutang budi pada Rey.

"Kalau gue ambil ini, nanti gak lo ungkit-ungkit kan?" tanya Zera.

"Lo kira gue apa, yang ngungkit-ungkit barang yang udah gue kasih." balas Rey.

"Oh bagus dong." setelah mengatakan itu Zera pergi, dan Rey ia sudah sangat merasa bahagia baru pertama kali nya Zera mau menerima barang pemberian nya.

"KUAS NYA DI PAKAI YA ZERA CANTIK!!!" teriak Rey, dan disana Zera masih mendengar nya, lalu ia tersenyum tipis di bibir pinkky nya.

Setelah itu Rey pun berjalan ke kantin hendak menyusul ke-empat teman-teman nya.

Sampai nya dikantin, ternyata hanya ada Bima, Lintang, dan Rehan saja.

"Woi bro." sapa Lintang.

"Kenapa tu kok melamun?" tanya Rey menunjuk Rehan yang sedang menatap kosong ke arah depan.

Lintang menaikan bahu nya acuh, "Gatau dari tadi diajak bicara, gak di sahutin gue." ucap nya.

"Gak Rehan, gak Devan sama aja sama-sama batu. Cuek bener, gimana ada cewe yang mau hinggap." celetuk Rey.

"Lah gue udah humoris, lucu, gemes, ganteng lagi. Tetap gapunya cewe tuh." titah Lintang lesu.

Rey tertawa, "Suatu saat nanti, gue yakin lo bakalan dapatin cinta sejati lo." ujar Rey.

Lintang mengangguk, "Pasti dong. Dan sekarang orang nya ada didepan gue." ucap Lintang sambil memancarkan senyuman nya.

Rey menatap arah yang ditatap Lintang, oh ternyata ada Rein yang berjalan menuju kantin. Rein itu adik kelas yang disukai Lintang, namun Rein tak pernah membalas dan menggubris Lintang.

Entahla padahal masih banyak siswi perempuan yang menyukai Rey Dan Lintang, tetapi mereka malah tetap bertahan untuk memilih gadis yang sama sekali tidak menyukai mereka. Rey yang setia menunggu Zera, dan Lintang yang setia menunggu Rein.

"Adek Rein, mau kemana?" tanya Lintang menggoda. Bima yang menyaksikan itu hanya menggeleng sedangkan Rey sudah tersenyum, Rey emang tidak pernah luput dari senyum manis nya.

"Mau ke kantin kak?" balas Rein.

"Mau dianter gak?" tawar Lintang.

"Kan sekarang Rein udah sampai dikantin, mau dianter kemana." jawab Rein jengah, sebenarnya ia sudah cape di gangguin setiap hari dengan si Lintang tapi sih kadang Rein merasa terhibur juga.

Lintang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Eh gini aja deh, kan kakak suka sama kamu, jadi kamu mau ambil makanan apa aja dikantin ini puas-puasin deh. Kakak yang bayar." tawar Lintang.

Dengan cepat Rein menggeleng, "Gausah kak, Rein cuma mau beli minuman doang."

"Eits gaboleh nolak rezeki, mbakDin kasih Rein makanan yang banyak ya." jerit Lintang.

"Ok masbro, sini neng Rein mau makanan apa aja?" tanya mbakDin.

Rein menggeleng, "Kak aku,"

"Udah gausah malu-malu Rein, Lintang itu tulus lo." sambung Rey cengar-cengir.

"Bener itu apa kata babang Rey, diambil ya makanan nya. Biar tambah sehat Rein nya." lanjut Lintang.

"Jadi kakak beneran mau bayarin aku?" tanya Rein memastikan, dan Lintang langsung mengangguk.

"Bebas aku mau ambil apa aja?" tanya Rein lagi.

"Iya bebas, satu kantin kamu borong pun tetap gue bayarin." jawab Lintang tanpa beban.

Rein menarik nafas nya dan menghembuskan nya, lalu ia membalikkan badan nya. "SEMUA YANG ADA DIKANTIN, KALAU KALIAN MAU AMBIL MAKANAN, AMBIL AJA SEBANYAK YANG KALIAN MAU. MUMPUNG LAGI DI BAYARIN SAMA KAK LINTANG NI, BURUAN SEBELUM BUNYI BEL!" teriak Rein. Lalu dengan cepat para siswa/i yang ada di kantin yang mendengar teriakan Rein pun langsung bangkit dari duduk nya.

"Rein kamu serius?" tanya salah satu siswi. Rein mengangguk, "Iya aku serius." jawab nya.

Maka dengan cepat para murid-murid itu memesan makanan sama mbak Dini

Sebelum MbakDini membuatkan pesanan mereka, mbak Dini terlebih dahulu bertanya kepada Lintang. "Lintang ini serius kamu bayarin?" tanya MbakDin memastikan

Dan Lintang diam hanya menatap Rein.

"Kenapa gak jawab kak, katanya mau bayarin aku, gaada uang ya kak?" tanya Rein sedikit mengejek.

Lintang meneguk ludah basi nya, ia tak menyangka kalau Rein akan berbuat seperti ini, tetapi karna tidak mau malu dan tidak mau terlihat miskin depan Rein, ia rela akan membayari semua murid-murid dikantin ini. "Ada kok uang kakak ada, MbakDin buatkan aja apa yang mereka semua mau!" jawab Lintang, maka dengan cepat mbakDin mengangguk.

"Kak makasih ya traktiran nya, Lain kali traktirin aku lagi kak, bakalan senang aku buat nyuruh mereka pesen ke MbakDin." ucap Rein tertawa kecil dan belum sempat dijawab Lintang, Rein sudah terlebih dahulu pergi meninggalkan kantin.

Sementara Rey dan Bima dari tadi sudah menahan tawa, dan akhirnya mereka tertawa keras karena sudah tak tahan lagi.

"Makannya jangan sok-sok an jadi sultan." celetuk Bima seraya menepuk pundak Lintang.

Dan Rey pun mengusap punggung belakang Lintang, "Sabar ya Lin." ucap nya.

"Mampus gue, uang gue tinggal berapa gilak." Lintang langsung membuka dompet di saku nya dan ternyata, "Astaga, uang gue sisa dua puluh rebu."

Lintang dan Bima mangkin ketawa dibuat nya.

"Rasain!" ejek Bima.

"Woi bantu gue dong. Tega banget kalian sama temen." pinta Lintang.

Rey dan Bima terus tertawa, tapi karena tidak tega melihat temen yang sedang kesusahan, Rey mengeluarkan dompet nya, dan berkata. "Pucat banget sih lo Lin, tenang gue yang bayarin."

"Wo ini baru teman gue, Rey lo baik banget sumpah." puji Lintang dengan senang hati.

"Alah gini aja baru lo puji gue." cetus Rey, dan Lintang hanya tertawa.

"Diam aja ni bos, nanti kesambet lo." ujar Rey pada Rehan.

"Lagi malas ngomong." balas nya dingin, selama duduk dikantin baru inilah Rehan membuka suara nya.

"Sakit lo Han?" tanya Bima. Dan Rehan menggeleng.

"Gue mau ke kelas, kalian nanti jangan ada yang cabut, masuk ke kelas langsung!" ujar Rehan.

"Aman mah kalau itu, kita nakal-nakal gini juga gak bakal mau cabut sekolah, kecuali kalo ada urusan. Lagian ngapain cabut mending gausah sekolah aja sekalian!" perjelas Lintang, Rehan tak menggubris nya ia langsung saja pergi meninggalkan kantin.

"Ada yang aneh deh kek nya sama Rehan." ucap Rey.

"Mungkin dia lagi teringat kak Aska kali." sambung Bima.

"Akh jadi rindu kak Aska." lanjut Lintang.

Kini tiga remaja itu duduk di kursi kantin sedang membayang kan betapa indahnya jika kak Aska mereka masih hidup.

AGRAMATHA JANJI, MEREKA AKAN TERUS MENCARI SIAPA PELAKU ATAS PEMBUNUHAN KAK ASKA. JIKA AGRAMATHA MENEMUKAN NYA, MAREKA TIDAK AKAN MELEPASKAN KAN NYA!!!

.....🌺.....

TBC!

GIMANA SAMA PART INI?

ASIK GAK?

OK TERIMAKASIH 👌

BYE 😚

1
fujoshi_uwu1234
Mantap banget thor, tetap semangat ya!
Alexo. ID
Hati-hati ketagihan membaca! Ceritanya sungguh menghibur 👏
Jeremiah Jade Bertos Baldon
Bikin baper nih!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!