Di dunia di mana para dewa pernah berjalan di antara manusia, sebuah pedang yang terlupakan bangun, melepaskan kekuatan yang dapat mengubah dunia. Seorang pemuda, yang ditakdirkan untuk kehebatan, menemukan sebuah rahasia yang akan mengubah nasibnya, tetapi dia harus memilih pihak, pilihan yang akan menentukan nasib dunia. Cinta dan kesetiaan akan diuji ketika dia menjelajahi dunia sihir, petualangan, dan roman, menghadapi ancaman yang dapat menghancurkan jaringan eksistensi. Warisan Para Dewa menunggu... Apakah kamu akan menjawab seruannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pramsia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6: Rahasia Terkuak, Kebenaran Terungkap
Jian berdiri di samping Master Agung, menatap sekelompok orang asing yang tergeletak tak sadarkan diri di tanah. Ia merasakan getaran dari pedang sakral di tangannya, seolah-olah pedang itu memberinya kekuatan dan keberanian. Ia merasakan aliran energi yang lembut di dalam tubuhnya, seolah-olah tubuhnya telah siap untuk bertempur. Namun, ia juga merasakan rasa takut dan ketidakpastian. Ia belum pernah menghadapi pertempuran seperti ini sebelumnya.
"Siapa mereka?" tanya Jian. "Apa yang mereka cari?"
Master Agung menghela napas. "Mereka adalah anggota dari Sekte Bayangan," jawabnya. "Mereka adalah organisasi jahat yang ingin menguasai dunia. Mereka mencari pedang sakral ini."
"Pedang sakral?" tanya Jian. "Kenapa mereka menginginkan pedang ini?"
"Pedang sakral ini memiliki kekuatan yang besar," jawab Master Agung. "Kekuatan yang bisa menghancurkan dunia. Mereka ingin menggunakannya untuk tujuan jahat mereka."
"Tapi, pedang ini hanya sebuah senjata," kata Jian. "Kenapa mereka menginginkannya begitu sangat?"
"Pedang ini bukanlah senjata biasa, Jian," jawab Master Agung. "Pedang ini adalah bagian dari warisan para dewa. Pedang ini memiliki kekuatan magis yang bisa mengubah dunia."
"Kekuatan magis?" tanya Jian. "Apa maksudmu?"
Master Agung tersenyum. "Aku akan memberitahumu semuanya," jawabnya. "Tapi, kau harus siap mendengarkan kebenaran. Kebenaran yang mungkin akan mengubah hidupmu selamanya."
Master Agung menceritakan kisah tentang pedang sakral itu. Ia menceritakan tentang asal-usul pedang itu, tentang kekuatan magis yang dimilikinya, dan tentang alasan mengapa Sekte Bayangan menginginkannya. Ia menceritakan tentang perang kuno antara para dewa, tentang pertempuran untuk menguasai dunia, dan tentang bagaimana pedang sakral itu menjadi senjata yang menentukan dalam pertempuran itu. Ia menceritakan tentang bagaimana pedang sakral itu tersembunyi di Lembah Tersembunyi, dan bagaimana ia telah menunggu selama berabad-abad untuk ditemukan oleh seseorang yang layak.
"Pedang ini adalah kunci untuk membuka kekuatan yang tersembunyi di dalam dirimu, Jian," kata Master Agung. "Kekuatan yang bisa mengubah dunia. Tapi, kau harus belajar mengendalikannya dengan bijaksana. Kau harus belajar untuk menggunakannya untuk kebaikan."
Jian mendengarkan dengan saksama. Ia merasa terkejut dan tercengang. Ia tidak pernah membayangkan bahwa pedang sakral itu memiliki kekuatan yang begitu besar. Ia tidak pernah membayangkan bahwa ia memiliki kekuatan yang begitu besar. Ia merasa terbebani oleh tanggung jawab. Ia merasa seolah-olah ia telah ditakdirkan untuk melakukan sesuatu yang besar.
"Aku harus belajar untuk mengendalikan kekuatan ini," pikir Jian. "Aku harus belajar untuk menggunakannya untuk kebaikan. Aku harus menemukan jati diriku."
Master Agung menatap Jian dengan mata yang penuh kebijaksanaan. "Perjalananmu baru saja dimulai, Jian," katanya. "Kau harus terus berlatih. Kau harus terus belajar. Kau harus terus berkembang. Kau harus menemukan arti sebenarnya dari kekuatan ini."
Jian mengangguk. Ia tahu bahwa ia harus terus belajar. Ia tahu bahwa ia harus terus berkembang. Ia tahu bahwa ia harus menemukan jati dirinya. Ia tahu bahwa ia harus melindungi desanya. Ia tahu bahwa ia harus menemukan arti sebenarnya dari kekuatan ini. Ia tahu bahwa ia harus mengendalikan kekuatan yang ada di dalam dirinya. Ia tahu bahwa ia harus menggunakan kekuatan itu untuk kebaikan. Ia tahu bahwa ia harus menjadi seorang pejuang yang kuat dan bijaksana. Ia tahu bahwa ia harus menemukan tujuannya. Ia tahu bahwa ia harus menemukan takdirnya.
Master Agung menuntun Jian ke sebuah ruangan di balik kuil. Ruangan itu dipenuhi dengan gulungan kuno, buku-buku, dan artefak. Master Agung menunjukkan kepada Jian sebuah buku kuno yang ditulis dalam bahasa kuno. "Buku ini berisi semua yang kau perlu ketahui tentang seni kultivasi," kata Master Agung. "Pelajarilah dengan tekun. Dan ingat, jalan kultivasi adalah perjalanan yang panjang dan sulit. Kau harus bersabar, berdisiplin, dan pantang menyerah."
Jian mengangguk. Ia menerima buku kuno itu dengan hormat. Ia tahu bahwa ia harus belajar dari buku ini. Ia tahu bahwa ia harus menguasai seni kultivasi ini. Ia tahu bahwa ia harus menemukan jati dirinya. Ia tahu bahwa ia harus menemukan tujuannya. Ia tahu bahwa ia harus menemukan takdirnya. Ia tahu bahwa ia harus mengendalikan kekuatan yang ada di dalam dirinya. Ia tahu bahwa ia harus menggunakan kekuatan itu untuk kebaikan.
(Bersambung ke Chapter 7)