Dipaksa menikah dengan pria beristri membuat Delia berani berbuat nekad. Ia rela melakukan apa saja demi membatalkan pernikahan itu, termasuk menjadi istri sewaan seorang pria misterius.
Pria itu adalah Devanta Adijaya, seseorang yang cenderung tertutup bahkan Delia sendiri tidak tahu apa profesi suaminya.
Hingga suatu ketika Delia terjebak dalam sebuah masalah besar yang melibatkan Devanta. Apakah Delia bisa mengatasinya atau justru ini menjadi akhir dari cerita hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haraa Boo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenangan 4 tahun silam
2020, Jerman
Devan sedang mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Beberapa kali ia tampak menengok kaca spion untuk melihat seberapa dekat mobil yang mengejarnya.
Di jalanan yang sepi itu, mobil Devan tengah di kejar oleh beberapa mobil yang tidak lain adalah anak buah Smith.
Tak sendiri, Devan tengah bersama seorang wanita keturunan Indonesia-Jerman di mobil itu. Dia adalah Belinda, kekasihnya. Devan dan Belinda berencana untuk kabur karena hubungan mereka tidak mendapat restu dari keluarga Belinda.
"Dev.. Aku tidak ingin kita berpisah," ucapnya dengan berlinangan air mata.
"Kamu tenang saja, kita akan segera pergi dari negara ini," ucap Devan sambil sesekali melirik Belinda untuk menenangkannya.
"Tapi bagaimana dengan papa, papa tidak akan membiarkanmu begitu saja."
Satu mobil tiba-tiba menyalip dari sisi kiri sehingga mobil mereka tampak berjalan beriringan. Devan semakin menambah laju mobilnya, namun mobil itu berhasil mendekati mobilnya bahkan karena terlalu mepet sampai timbul percikan api dari gesekan itu.
Devan justru semakin mendekati mobil itu agar kehilangan keseimbangan dan segera menepi. Namun karena terlalu fokus dengan mobil itu tiba-tiba dari arah kanan ada mobil lain yang juga memepet mobilnya.
"Dev aku takut..." seru Belinda sambil mencengkram erat seat belt-nya.
"Kita akan baik-baik saja, aku janji," ucap Devan tanpa mengalihkan pandangannya.
Devan yang panik hanya bisa menginjak pedal gasnya sambil menabrakkan mobilnya ke sisi kanan dan kiri. Namun tiba-tiba dari arah belakang ada sebuah mobil yang menabrak mobilnya dengan sangat kencang.
Seketika itu juga mobil Devan melayang di udaranya, lalu meluncur ke sisi kanan dan masuk ke dalam sebuah jurang.
Karena panik Devan segera melepas sabuk pengamannya lalu membuka pintu mobil dan meloncat sendirian.
Seluruh mobil yang mengejarnya langsung berhenti saat itu juga. Dan orang yang sudah menabrak mobil Devan langsung dieksekusi saat itu juga.
Pencarian besar-besaran pun dilakukan. Mobil Devan berhasil di derek keluar dengan Belinda yang masih terjebak di dalam.
Belinda segera di larikan ke rumah sakit, beruntung nyawanya masih bisa di selamatkan. Namun Belinda berakhir koma akibat dari kecelakaan itu.
Devan yang berhasil keluar dari mobil pun selamat berkat sebuah batang kayu yang menahan tubuhnya.
Seketika itu juga Anna dan beberapa anak buahnya melakukan pencarian tanpa sepengetahuan anak buah Smith. Dan begitu menemukan keberadaan Devan, mereka segera membawa pergi Devan sebelum Smith mengetahuinya.
Amarah Smith semakin memuncak ketika ia tahu bahwa Devan berhasil lolos dari kejaran itu, sedangkan putrinya justru terbaring koma.
"Temukan dia dan bawa dia hidup-hidup kehadapanku. Jika tidak, maka kalian semua yang akan mati!" teriak Smith pada anak buahnya.
Anna terus mendesak Devan untuk segera meninggalkan Jerman, namun Devan bersikeras untuk menemui Belinda, yang artinya itu sama saja mengantarkan nyawanya kepada Smith.
"Tuan.. Yang kita hadapi ini Mr Smith, kita tidak akan bisa berbuat apa-apa." Anna bahkan sampai memberanikan diri untuk meninggikan suaranya.
"Aku tidak perduli, aku hanya ingin menemui Belinda," jawab Devan tak bergeming sedikit pun.
Karena membujuk Devan sudah tidak mungkin, akhirnya Anna memutar ide supaya Devan bisa segera menemui Belinda tanpa diketahui oleh Smith.
"Kita akan mengatur-"
"Aku harus bertemu dengan Mr Smith sekarang," potong Devan. Ia sudah bangkit dan bersiap untuk melangkah keluar. Namun Anna mencegahnya.
"Tuan anda mau kemana?"
"Minggir Anna."
"Tidak, aku tidak bisa membiarkan kamu pergi menemui Smith."
Karena terlalu kesal, Anna bahkan sampai berbicara santai pada Devan. Anna sudah tak perduli lagi dengan status jabatannya, yang ia perdulikan sekarang hanyalah nyawa Devan.
"Aku bilang minggir!" teriak Devan dengan tatapan tajam.
"Tidak!"
Anna pun tak mau kalah, ia tetap berdiri di depan Devan sambil beradu tatapan tajam dengannya.
Dio yang melihat itu segera menarik tangan Anna, sementara Devan melangkah keluar tanpa rasa takut sedikit pun.
Anna meronta-ronta, ia berusaha melepaskan genggaman Dio namun Dio terus menahannya.
*****
Mobil Devan sudah mendarat tepat di depan pagar besi kediaman Smith. Tanpa menunggu lama, gerbang itu segera terbuka lebar.
Begitu turun dari mobil, Devan sudah dihadang oleh beberapa anah buah Smith. Devan hanya pasrah saat mereka menarik tangannya.
Sesampainya di hadapan Smith, Devan dilempar begitu saja.
Smith menyunggingkan senyum devil-nya sambil mendekat ke arah Devan yang kini hanya diam dengan posisi tangan terikat.
"Rupanya kamu punya nyali untuk datang ke rumah ini," ucap Smith sambil berjalan mengitari Devan.
"Saya cuma ingin ketemu dengan Belinda. Bagaimana keadaan dia?"
"Beraninya kamu menanyakan keberadaan anak saya di hadapan saya," sentak Smith sambil menatap nyalang ke arah Devan.
"Saya sangat mencintai Belinda, apapun akan saya-"
"Apapun?" potong Smith "Kalau gitu matilah."
Smith lalu menatap anak buahnya. "Bawa dia."
Anak buah Smith kembali menyeret Devan dan membawanya ke sebuah ruangan bawah tanah. Disana rupanya ada banyak tawanan, begitu melihat Devan mereka semua bangkit dan langsung menatap Devan bak seekor serigala yang lapar.
Devan dimasukkan ke sebuah ruangan yang sempit dan juga pengap, seperti para tawanan yang lain.
Devan hanya bisa pasrah saat mereka mendorongnya dengan kasar. Kehidupan Devan disana tidak lebih dari seorang tahanan yang setiap harinya akan mendapat pukulan dan siksaan. Bahkan sering kali mereka melakukan pertunjukkan adu pertarungan dengan para tahanan disana. Sampai banyak diantara mereka yang tidak bisa bertahan dan akhirnya meninggal.
Suatu hari anah buah Smith memberi kabar pada Devan bahwa Belinda sudah meninggal. Devan semakin terpuruk, ia tak berhenti menyalahkan dirinya sendiri.
Devan akhirnya bertekad untuk memenangkan pertandingan dan jika ia menjadi pemenang maka, Smith harus mengijinkannya untuk melihat jasad Belinda.
Akhirnya hari itu pun tiba, Devan sudah berada di atas ring menanti lawannya untuk datang. Hingga Devan berhasil menumbangkan lawannya satu per satu. Namun semakin lama tenaga Devan semakin terkuras habis, sekarang ia bahkan sudah dipukuli mati-matian.
Wajah Devan sudah babak belur dengan kedua mata yang sembab serta mulut dan hidung yang terus mengeluarkan darah.
Seharusnya ini menjadi pertarungan terakhirnya, namun Devan sudah tidak mampu lagi untuk melawan hantaman pria di depannya.
Sorak para penonton pun menggema di ruangan itu begitu Devan terjatuh. Seakan mereka memang sudah menanti kekalahannya.
Namun saat pria di hadapannya sudah mengangkat tangannya sebagai tanda kemenangan, Devan menjegal kaki pria itu hingga terjatuh.
Devan yang sudah kelelahan berusaha untuk bangkit lalu menduduki pria itu sambil memukulinya dengan membabi buta.
Pria itu akhirnya tidak sadarkan diri, begitu pun dengan Devan yang ikut terbaring di sebelahnya. Namun rupanya itu bukan akhir dari pertandingan. Tiba-tiba saja masuk 1 pria berbadan besar dengan otot-otot tubuhnya yang sangat kekar.
Pria itu mengangkat tubuh Devan dengan satu tangannya lalu melemparkannya ke arah penonton. Dan setelah itu Devan sudah tidak mengingat apa-apa lagi. Ia bahkan sudah berpikir bahwa ia sudah mati pada saat itu.
BERSAMBUNG...
Bikin Devan salting terus sampe klepek-klepek sama Delia🥰🤭