NovelToon NovelToon
Istri Sewaan Tuan Muda

Istri Sewaan Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Pelakor jahat
Popularitas:20.5k
Nilai: 5
Nama Author: Haraa Boo

Dipaksa menikah dengan pria beristri membuat Delia berani berbuat nekad. Ia rela melakukan apa saja demi membatalkan pernikahan itu, termasuk menjadi istri sewaan seorang pria misterius.

Pria itu adalah Devanta Adijaya, seseorang yang cenderung tertutup bahkan Delia sendiri tidak tahu apa profesi suaminya.

Hingga suatu ketika Delia terjebak dalam sebuah masalah besar yang melibatkan Devanta. Apakah Delia bisa mengatasinya atau justru ini menjadi akhir dari cerita hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haraa Boo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan itu semakin tak terkendali

Devan menendang sebuah porselen di hadapan Margaret, membuat wanita itu langsung berteriak histeris.

Setelah itu Devan maju selangkah demi selangkah mendekat ke arah Margaret. Tatapannya yang penuh dengan amarah sukses membuat Margaret ketakutan. Wanita itu hanya bisa berjalan mundur menjauh dari putranya sendiri.

"Dari kecil Devan sudah hidup tanpa sosok mami, jadi kenapa sekarang Mami menuntut Devan untuk mengikuti semua kemauan Mami, Kenapa!" Devan menekankan kata terakhirnya sambil berteriak.

"Apa yang kamu lakukan Dev," sentak Margaret yang mulai panik.

"Aku cuma minta stop buat urusin hidup aku, tapi kenapa mami malah mau nyelakain Delia. Apa salah dia!"

Margaret mengedarkan pandangannya ke sekeliling mencari telepon agar ia bisa meminta bantuan. Begitu menemukannya Margaret langsung berlari menghampirinya, namun belum selesai menekan nomor Devan lebih dulu menarik gagang teleponnya lalu membanting benda itu.

"Mami begini juga karena kamu tidak pernah mau dengerin mami," kelaknya.

Bahkan diposisi yang sudah terdesak pun, Margaret masih tetap mempertahankan egonya.

"Mami lihat baik-baik. Ini adalah ulah mami." Devan menggulung lengan baju memperlihatkan tangannya yang masih di balut perban. "Apa ini juga yang mami mau?!"

"Apa maksud kamu Dev, mana mungkin mami mau mencelakaimu."

"Ini buktinya!"

"Tidak.. Mami tidak pernah menyuruh mereka menyakiti kamu. Devan.. Ini pasti ada kesalahpahaman."

Margaret dibuat bingung dengan perkataan Devan. Ia hanya meminta pada Smith untuk menyingkirkan Delia, tapi kenapa Devan juga ikut disakiti.

"Ini bukan perbuatan mami Devan. Sungguh, mami bisa jamin itu."

"Lalu menurut mami, orang-orang brengsek suruhan mami yang memiliki ide seperti ini?" Devan tertawa terbahak-bahak.

"Mr Smith," seru Margaret cepat. "Dia yang mencoba mempengaruhi mami. Percaya sama mami Dev, mami cuma pengen menyingkirkan gadis kampung itu. Tidak mungkin mami melakukan ini sama kamu, kamu putra satu-satunya mami."

"Apa?"

Mulut Devan terasa keluh kala mendengar nama itu, bahkan ia sampai menyugar rambutnya dengan frustasi.

"Jangan berani bicara omong kosong!"

"Wanita itu.. Dia adalah suruhan Smith, mami tidak pernah menyewa seorang pembunuh Dev!"

Mendengar itu darah Devan rasanya seperti mendidih. Ia sudah melangkah keluar sambil membanting pintu dengan sangat keras.

Devan harus menanyakan hal ini pada Anna. Jika masalah ini sudah berhubungan dengan Smith, maka ini akan menjadi perang mati-matian di antara mereka.

Dengan cepat mobil Devan sudah berhenti di depan rumah Anna, ia segera berlari dan langsung menggedor pintunya secara kasar.

Ceklek

"Tuan?"

Anna nampak terkejut dengan kedatangan Devan. Ini adalah pertama kalinya dia melangkahkan kakinya ke rumah Anna.

Tanpa menjawab ucapan Anna, Devan langsung menerobos masuk untuk mencari keberadaan wanita itu yang tak lain adalah Rachel. Namun karena Rachel berada di ruang bawah tanah, Devan tidak bisa menemukannya karena ruangan itu benar-benar tersembunyi.

"Dimana wanita itu," tanya Devan sambil terus berusaha mencari, bahkan ia sudah masuk ke setiap sudut rumah itu.

"Rachel maksud kamu."

Devan menoleh, menatap Anna dengan penuh tanya.

"Jadi dia bernama Rachel?"

Tanpa menjawab pertanyaan dari Devan, Anna sudah berjalan lebih dulu. Sementara Devan mengikutinya dari belakang.

Anna menggeser sebuah lemari lalu disana ada sebuah pintu yang mengarah ke bawah.

Begitu di buka, ruangan itu tampak gelap dan pengap. Hal itu mengingatkan Devan kala ia berada di kediaman Smith. Devan sempat ragu untuk masuk, namun ia mencoba menghilangkan kegelisahannya.

Devan menarik napas panjang lalu mulai menuruni tangga kecil yang mengarah ke ruang bawah. Begitu sampai disana, Devan nampak semakin syok ketika melihat Rachel terkurung di sebuah kurungan besi yang ukurannya hanya 1,5 meter.

Apalagi di sekelilingnya ada banyak alat-alat medis yang membuat Devan semakin tak percaya bahwa Anna memiliki ruangan seperti ini.

Devan kembali fokus pada Rachel, ia mendekatinya secara perlahan lalu menatapnya dengan sadis.

"Jadi benar, kamu suruhan Mr Smith?" tanya Devan.

Rachel mengangguk senang. Ia begitu puas melihat ekspresi Devan yang terlihat datar namun sebenarnya ia melihat ada keterkejutan di dalamnya.

"Kenapa dia tiba-tiba mencampuri urusanku?"

Rachel sempat menatap Anna sebelum menjawabnya, lalu Anna memberikan kode sebuah kedipan mata. Anna akhirnya luluh setelah Rachel berjanji padanya untuk tidak membocorkan rahasia tentang Belinda.

"Karena dia tidak mau kamu bahagia. Kamu harus menderita seumur hidupmu untuk menebus kesalahanmu di masa lalu."

Devan terdiam, entah kenapa dipikirannya sekarang muncul nama Delia. Apa karena ia takut kehilangan gadis itu, seperti halnya ia kehilangan Belinda?

"Tuan tidak apa-apa? Sebaiknya kita kembali ke atas," ucap Anna.

"Kecelakaan itu, aku juga tidak menginginkannya. Bukankah dia sendiri yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi. Kenapa dia juga tidak merasa bersalah sedikit pun."

Rachel tersenyum mengejek. "Mr Smith kehilangan seorang putri, apa menurutmu dia akan diam saja. Jika kamu bertanya apa dia tidak merasa bersalah? Seumur hidupnya dia akan sangat menyesali kejadian itu. Bahkan jika dia bisa menukar nyawa Belinda, maka nyawanya sendiri akan ia serahkan pada putrinya."

"Tuan, ayo kita segera naik. Jangan biarkan dia memancing amarahmu," sahut Anna.

Devan tetap tak bergeming.

"Kali ini, aku tidak akan membiarkanmu ataupun dia menyentuh Delia sedikit pun."

"Apa kamu tidak takut kehilangan dia?" tanya Rachel, membuat Devan mengepalkan tangannya. Jika saja yang ia hadapi seorang laki-laki mungkin Devan akan langsung menghajarnya.

Devan menendang kurungan itu sehingga membuat bunyi nyaring yang cukup mengusik telinga. Namun Rachel hanya meringis sambil menunjukkan senyuman devil-nya.

"Aku tidak akan kehilangan untuk kedua kalinya. Untuk sekarang, kamu cemaskan saja dirimu. Semakin kamu melawan maka semakin cepat nyawamu akan melayang."

Usai mengucapkan ancaman itu, Devan segera naik meninggalkan Rachel yang masih terkekeh menertawakannya.

"Kamu jaga dia baik-baik Na. Kali ini aku akan lawan dia dengan seluruh kekuatan yang aku punya."

"Apa itu artinya Tuan sudah bisa mengikhlaskan kepergian Nona Belinda? Ta-di Tuan terlihat biasa saja saat Rachel menyebut namanya," ucap Anna terbata, ia sampai menggaruk lehernya yang tidak gatal untuk mengurangi rasa gugupnya.

Sudah menjadi sebuah larangan bagi siapapun untuk menyebut nama itu, makanya setelah nama itu kembali disebut Anna memberanikan untuk menanyakan hal itu pada Devan.

Devan tidak memberikan jawabannya, ia justru segera pergi meninggalkan rumah Anna.

Di dalam mobil, Devan sempat merenung sejenak. Ia sendiri bahkan tidak tahu kenapa ia bisa tidak marah ketika mereka menyebutkan nama Belinda.

Devan mulai menyalakan mesin mobilnya lalu pergi dari sana.

Delia... Nama itu semakin terngiang di pikiran Devan. Jika sudah begini lalu apa yang harus ia lakukan?

"Aku akan melindungimu Del, dan untuk kali ini aku ingin mencobanya denganmu. Aku ingin membuktikan bahwa aku bisa mempertahankanmu untuk tetap berada disisiku."

Devan semakin mempercepat laju kendaraannya. Ia sudah tidak sabar untuk menemui Delia. Ia akan mengatakannya dengan lantang.

'Delia aku menyukaimu, aku bahkan merindukanmu setiap saat'

Gambaran pertemuannya dengan Delia sudah tersusun rapi di ingatannya. Hal itu semakin menambah semangat dan keyakinannya.

"Tunggu aku Del, aku akan segera menemuimu," gumam Devan sambil tetap fokus pada kemudinya.

BERSAMBUNG...

Up 2 bab sehari, cukup nggak sih??

Kalian maunya berapa, komen di bawah ya??

Yukk ahh masih ditunggu like, komen-nya🩷🩷

1
Haraa Boo
bisa jadi kak🤔
Alia
😂🤣kocak si devan
Alia
Misal kafa nggak dteng, psti dah hbis tu si belinda nyebelin
Haraa Boo
😅😅 Nanggung bgt ya kak
Maira_
Hmm, curang kamu Dev, udh dimasukin baru sadar😄
Maira_
masih hidup dong
Was Sikem
katanya belinda lumpuh kq bs jalan, membingungkan ceritanya
Haraa Boo: terimakasih atas koreksinya, mohon maaf itu kesalahan penulisan kak🙏🙏
total 1 replies
Sunny Eclaire
rupanya si mami gak semudah itu
Sunny Eclaire
awokawok delia enggak peka blas
Nabila Meilani
aku mampir kak, semangat nulisnya 😊💐
Tomat _ merah
Semangatt thor, ceritañya baguss/Smile//Smile/
Maira_
lanjut thor, mkin seruu
Haraa Boo
makasih kak🥰
ARIES ♈
semangat kak..🫰🏻🌸
💫0m@~ga0eL🔱
bagus novelnya , lanjutkan thor. Oma titip iklan aja y🙏
Haraa Boo
Tenang kak, Devan udah ada pawangnya😜😜
Maira_
Bgus Devan, kmu hrus tetap pada pndrianmu, kmu sdah memutuskan untuk mmlih Delia
Sylvia Rosyta
aku mampir kak 😊 semangat buat nulisnya 💪
seftiningseh@gmail.com
Terima kasih sudah mendukung aku
Maira_
Gimana kalau Belinda tiba-tiba muncul, gak rela aku😢
Maira_: 👍 siap thor
Haraa Boo: Ikuti terus ya kak, meski Belinda muncul kisah Delia dan Devan akan selalu menjadi yg dinanti🩷
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!