Sejak paham akan jati dirinya, Ringgo berontak dan menjadi 'liar' hingga 'Papa' terpaksa 'mengkarantina' dirinya hingga menjadi seorang perwira. Hatinya pernah patah karena kekasihnya mencintai Rudha, 'kakaknya sendiri'.
Kericuhan masih belum usai saat tanpa sengaja dua gadis hadir dalam hidup Letnan Ringgo dan Letnan Arre tanpa ada hati pada dua gadis malang tersebut. Kelakuan bengal mereka nyaris membuat dua wanita nyaris bunuh diri hingga mereka harus menanggung sesuatu atas keadaan.
Ujian Tuhan belum terhenti hingga petaka datang dan mengubah jalan hidup mereka melalui hadirnya Letnan Ribas.
Akankah hati mereka bersatu atau malah akan menjadi masalah pada akhirnya dan di saat yang sama, seorang wanita itu menggoyahkan perasaan para pria??
SKIP yang tidak tahan dengan KONFLIK. PENUH KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Pacar bayaran.
Papa Rama mengurut keningnya melihat untuk kesekian kalinya Bang Ringgo membuat masalah. Papa Rama sampai membanting gelas kopi di hadapannya dengan amarah yang memuncak. Kali ini putra keduanya itu harus mendapatkan teguran karena menghajar seorang warga sipil.
Bang Ringgo terdiam tanpa kata sampai akhirnya Bang Rudha dan Bang Ribas menengahi mereka.
"Sudah Pa.. bukan salah Ringgo juga." Kata Bang Rudha.
"Papa tau, tapi apakah harus memukul warga sipil. Semua sudah tau media begitu menyoroti kinerja abdi negara. Orang yang di hajar Ringgo, hampir mati." Jawab Papa Rama.
"Belum sampai mati juga. Kalau masih bisa nafas berarti masih aman." Bang Ringgo tetap santai saja sembari menghisap rokoknya.
"Ringgooo..!!!!!!" Suara Papa Rama begitu menggelegar. "Kamu ingin Papa jantungan???? Kasus apa lagi yang mau kamu buat??? Mulai dari mabuk, kasus perempuan, bolak balik berantem. Sekarang apalagi??? Kasus pembunuhan?????"
ddrrttt.. ddrrttt.. ddrrttt...
Papa Rama mengangkat ponselnya. "Hallo..!!!"
"Galak betul Mas Rama, ini saya." Kata suara di seberang sana.
Papa Rama kembali melihat ponselnya. Beliau sampai menepuk keningnya. "Hallo Abang.. ehmm soal Ringgo.."
"Iya betul, Abang mau membicarakan tentang Ringgo. Terima kasih banyak atas bantuannya. Banyak saksi mata yang melihat Ringgo melindungi putri bungsu Abang. Abang terima kasih banyak ya atas bantuan Ringgo. Abang minta maaf atas bengalnya putri bungsu Abang." Kata Pak Ahlam Ghalib.
"Oohh.. begitu ya, Bang. I_ya.. sama-sama..!!"
Bang Ringgo berdiri kemudian mematikan puntung rokoknya. "Sekali b******n tetap b******n, kan. Sebentar lagi aku hamili anak orang." Kata Bang Ringgo kemudian melangkah pergi.
Sampai di depan pintu rumah, sudah ada Mama Dilan berdiri.
"Kenapa bicara begitu sih, le?" Tegur Mama Dilan. Beliau mendekati Bang Ringgo kemudian membenahi seragamnya. Sesaat tadi Papa Rama memanggil putranya itu karena semalam terjadi insiden pemukulan yang melibatkan putranya.
Bang Ringgo tidak sanggup menatap mata wanita di hadapannya itu. Ia memalingkan wajahnya.
"Igo nggak akan melakukannya, kan?"
"Mama tau, aku ini br*****k seperti bapakku. Itu kan, yang mau Mama dengar? Bapakku kasar, suka main perempuan, penjudi, pemakai nar**ba, apa susahnya menghamili perempuan." Ucap keras Bang Ringgo.
Mama Dilan mengusap dada putranya. "Ringgo anak Mama. Mama tau Ringgo lelaki sejati dan tidak akan melakukannya." Mama Dilan mengarahkan wajah Bang Ringgo agar bisa menatapnya. "Ringgo mau ya, le.. nikah sama gadis pilihan Mama dan Papa. Dia gadis yang lembut."
"Kapan-kapan kita bicara lagi ya, Ma..!! Saya ada pengawalan." Jawab Bang Ringgo.
...
Di kediaman Pak Ahlam terdengar suara beliau tengah memarahi putrinya.
"Papa membesarkan anak perempuan bukan hal yang mudah. Kamu dan kakak tidak punya saudara laki-laki. Bisakah kamu sedikit menjaga sikap. Papa malu melihat kelakuanmu, Nikeeen....!!!!! Kalau kelakuanmu terus begitu, lebih baik kamu menikah saja..!!!" Ancam Papa Ahlam tidak main-main.
"Kian masih muda, Pa. Niken masih ingin bebas. Apa Papa lupa kalau kakak masih belum menikah??? Papa mau menganut sistem Siti Nurbaya????" Teriak Niken
"Papa tidak peduli akan hal itu, Kakakmu sudah punya pacar. Sekarang yang Papa tau.. kamu bisa berubah jadi perempuan yang lebih baik, tidak urakan........."
"Niken nggak mau nikah, Niken sudah punya pacar." Pekik Niken meskipun sebenarnya ia baru saja putus dari kekasihnya. Ia kemudian keluar dari ruang kerja Papa Ahlam.
"Nikeeennnn...!!!!!"
Secepatnya Niken membuka pintu dan melihat Bang Ringgo terpaku disana. Sebersit 'ide cemerlang' muncul berkelebat di kepala Niken. Niken pun menarik tangan Bang Ringgo.
:
"Apaaaaa???? Gilaa..!!!! Laki-laki waras sekalipun juga malas meskipun hanya pura-pura jadi pacarmu." Ucap tegas Bang Ringgo.
"Eeiittss.. ini nggak cuma-cuma ya, Om. Niken punya uang seratus dua puluh juta. Itu bayaran Om selama jadi 'pacar' Niken, tapi Om juga harus bisa sigap jika bertemu dengan mantan pacar Niken." Kata Niken.
Bang Ringgo masih diam tak menggubris tapi terus terang saat ini dirinya sangat membutuhkan uang meskipun dalam waktu satu minggu saja dirinya bisa mendapatkan uang lebih dari itu.
"Niken tau.. Om tidak punya uang sebanyak itu, kan??"
Bang Ringgo menggeleng gemas dengan kelakuan gadis di hadapannya itu. "Apa kau baru lihat total uang sebanyak seratus dua puluh juta sampai kau harus merendahkan orang??"
"Bukankah tentara gajinya kecil??" Kata Niken dengan wajah tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Apa ayahmu bisa tiba-tiba menjadi menteri??? Kau lupa bahwa ayahmu terlahir sebagai tentara?" Balas Bang Ringgo.
"Benar, tapi sekarang Niken adalah anak menteri." Jawab Niken.
Bang Ringgo memilih diam karena dirinya merasa pilihan hidupnya kini hanya ada dua yaitu setengah gila atau benar-benar gila.
"Bagaimana??? Cepat jawab..!!!" Desak Niken.
"Oke..!!" Jawab Bang Ringgo tidak lagi ingin banyak berdebat dengan seorang gadis. "Tapi saya juga punya syarat dan ketentuan yang berlaku..!! Sanggup????"
"Sanggup lah." Niken menjawabnya tanpa berpikir cepat. "Nanti Niken kirim draft yang harus Om setujui."
Bang Ringgo mengangguk tenang, matanya terus memperhatikan Niken yang sedang menyulut rokoknya kemudian menghembuskannya asal.
Tepat saat itu Papa Ahlam keluar dari rumah. Niken gelagapan karena takut tapi dengan Bang Ringgo mengambil rokok tersebut dari tangan Niken dan menghisapnya.
"Ringgo..!!!!" Panggil Papa Ahlam dari jauh.
"Siaap..!!"
Bang Ringgo hendak membuang rokoknya tapi Papa Ahlam menahannya.
"Titip makhluk halus satu itu dan tolong kamu marahi kalau terjadi hal seperti kemarin. Semua demi kebaikan dia sendiri..!!" Perintah Papa Ahlam.
"Siap..!!"
Papa Ahlam beranjak pergi, Bang Ringgo pun melihat merk rokok di sela jarinya. Merk pasaran pada umumnya tapi efek di dadanya terasa sesak.
"Ada campuran apa di dalam rokok ini??" Tanya Bang Ringgo.
"Tidak ada." Jawab Niken.
"Jangan bohongi saya..!! Menurutmu saya bisa sampai tahap ini karena apa?? Saya menjabat sebagai Dantim pasukan khusus untuk pembebasan sandera dan penyelamatan perdana menteri luar negeri. Kamu mau kooperatif dengan saya atau saya bongkar seluruh badanmu..!!!" Ancam Bang Ringgo.
"Jangan mau tau urusan anak muda." Kata Niken dengan sisa keberaniannya.
"Kamu pikir saya ini Mbah buyut?????"
.
.
.
.
petinggi ma anak buah jg tenang
😂😂