NovelToon NovelToon
Candunya Sang Mafia

Candunya Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: Aery_your

Albert Smirt, mafia kejam yang ditakuti semua orang. Dan yang membuat kita tahu bahwa mafia ini juga sering bermain dengan wanita mal4m maupun wanita pengh1bur untuk memenuhi kebutuhannya. Namun saat ia bertemu dengan seorang wanita yang bernama Bella/Bellinda dari sebuah insiden, membuat dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama dan merubah dirinya menjadi pria yang sangat posesif hingga membuatnya candu. Bagaimana selanjutnya?

"Kita mulai yah!" kata Albert.

"Tapi, mungkin ini sakit," ucap Bella.

"Aku tidak akan menyakitimu, Sayang. Jadi kita mulai yah!" ucap Albert sekali lagi yang di jawab anggukan kepala oleh Bella.

penasaran? yukk baca!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aery_your, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pemaksaan Albert

Siang ini Albert baru saja tiba dari perjalanan jauhnya. Saat mobil memasuki pekarangan mansion, ia disambut oleh beberapa bodyguard dan semua pelayan termasuk pula Bella yang berada di ambang pintu bersama Frans yang membantunya.

Saat pria itu keluar dari mobil, ia melihat Bella yang tengah tersenyum manis padanya. Awalnya Albert ingin membalas senyuman itu, akan tetapi kehadiran Frans yang berada di belakang Bella membuat dia geram terhadap gadis yang berada di kursi roda. Apalagi saat ia melihat perilaku Frans dan juga pria culun yang menyuapinya cake kemarin.

"Tuan," panggil Bella yang tak dihiraukan. Pelayan yang melihat Bella di acuhkan oleh Albert merasa senang.

Hingga Mika yang mendengar kegirangan dua pelayan itu sontak menegur mereka. Membuat kedua pelayan itu diam.

Bella yang didorong masuk kedalam mansion oleh Frans menghampiri Albert yang baru saja duduk bersama Joe di ruang tengah.

"Frans.. sepertinya aku ke kamar saja."

Mendengar itu Frans menghentikan langkahnya lalu berjalan ke depan bella dan berjongkok, "Apakah Nona Bella lelah?"

Bella terdiam sambil melirik Albert singkat yang ternyata Albert juga melirik Bella singkat dari kejauhan.

Wajahnya terlihat marah akan tetapi Bella tidak tahu, Albert marah karena apa.

"Nona," panggil Frans.

"Ah.. nggak apa-apa kok, Frans. Saya hanya sedikit mengantuk. Saya permisi," ucap Bella diakhiri pamitan. Ia mendorong rodanya dari samping dan pergi menuju Mika yang sudah menunggunya.

Frans menarik nafas dan kembali berdiri melangkahkan kakinya menuju Albert. Saat ia tiba disana, Albert pergi tanpa melihat dan menyapanya.

"Ada apa dengan Albert, Joe?" tanya Frans.

"Entah. Kemarin dia sudah terlihat dingin seperti itu," jawab Joe. "Ya sudah, aku mau mandi terus bertemu dengan gadis-gadis pemuas ku malam ini," lanjutnya beranjak dari sana.

Frans hanya bisa menggeleng lalu mendaratkan bokongnya di sofa.

Bella yang merasa aneh dengan sikap Albert mulai bertanya-tanya dalam hati. Ia menatap langit yang saat ini ia berada di balkon. Saat ia menoleh kesamping tepat balkon kamar Albert, ia melihat Albert yang juga berada disana. Bella tersenyum, "Albert."

Albert yang mendengar namanya disebut sontak menoleh ke sumber suara. Ia melihat Bella yang tengah tersenyum manis di teras balkon dengan hembusan angin yang menerpa wajahnya. Membuat Bella semakin cantik.

Albert melotot sambil menelan salivanya susah dengan gumaman yang tak henti-hentinya memuji paras wajah gadis itu.

"Albert." panggil Bella lagi.

Bukannya menjawab, Albert malah pergi dari tempatnya. Bella yang merasa dirinya diacuhkan hanya bisa menghela nafas sambil berdecih.

"Kok aku merasa tidak enak yah kalau Albert cuekin aku? Ada apa ini?" ucap Bella menyandarkan punggungnya di kursi roda.

"Rasanya sepi. Nggak enak banget nggak kuliah. Padahal Minggu depan sudah ujian semester lima. Dan beberapa bulan lagi, gue udah lulus," sambil menatap langit siang yang sangat terang membuat mata Bella menyipit karena silau. Saat ia terganggu dengan sinar mentari, tiba-tiba tangan kekar menutup langit membuatnya menoleh, dan melihat siapa orang itu. Dan

"A albert," panggil Bella gugup.

Albert menarik kursi Bella masuk kedalam kamar. "Sinar matahari akan membuat wajahmu rusak dan angin siang akan membuat wajahmu kering."

Tanpa mengatakan apa-apa, Bella hanya bisa mengangguk, "Apa kamu sudah makan?" tanya Albert.

"K kamu kapan tibanya?" tanya Bella.

Albert membungkukkan badannya agar sejajar dengan Bella sambil mendekatkan wajahnya. Nafas mint yang Albert keluarkan membuat Bella menghirup nafas mint itu hingga matanya refleks tertutup. Seakan-akan, ingatan dimana Albert menciumnya muncul dengan tiba-tiba.

"Apa kamu ingin aku cium?" tanya Albert menggoda. Sontak membuat Bella terpekik lalu membuka mata dan membuang wajahnya karena malu.

Albert terkekeh lalu kembali menegakkan badannya, "Gimana keadaan kamu?" tanya Albert.

"Baik," jawab Bella. "Terimakasih, Albert," lanjutnya.

Albert mengernyitkan kening dengan alis terangkat satu, "Buat?"

"Karena kamu sudah banyak membantu aku selama ini," jawab Bella.

Albert memutar badannya lalu melipat kedua tangannya di dada, "Semua ini tidak gratis Bella."

"A apa?" pekik Bella. Mendengar perkataan Albert, seketika pikiran Bella mengarah ke hal yang aneh, "A apa maksud kamu?"

"Kamu tau aku kan?" tanya Albert yang kini sudah menghampirinya.

Bella menelan salivanya kasar.

Glek

"A apa aku harus jadi wanita yang--"

Belum sempat Bella melanjutkan, Albert sudah memotongnya, "Apa kau ingin?" godanya.

"Nggak!" Dengan cepat Bella menolak. Jangan lupa wajahnya sangat kesal pada Albert. "Apa kamu pikir, aku wanita apaan, hah?"

"Hahahah!" Albert tertawa lepas.

"Ternyata dia bisa tertawa juga?" gumam Bella menahan diri agar tidak ikut tersenyum.

"Apa maumu, Tuan Albert?" tanya Bella. Seketika Albert berhenti tertawa. Dan dengan cepat wajah Albert berubah menjadi dingin dan menyeramkan.

"Apa aku salah ngomong?" tanya Bella dalam hati.

Albert kembali memajukan wajahnya. Malah wajahnya semakin dekat hingga beberapa senti lagi mereka bersentuhan. "Aku ingin kamu, tidur di kamarku. Dan jadilah kekasihku!"

"Apa?" pekik Bella. Tidur di kamarnya? Apa dia berpikir aku semurah itu? Apa dia menganggap aku seperti wanita yang biasa menemaninya?

Bella tidak mengerti, bahwa Albert menginginkannya hanya untuk menemaninya tidur saja tidak lebih.

Albert menarik wajahnya dan kembali menegak. "Aku tidak ingin penolakan Bella!" tekan Albert membuat Bella mematung.

Ia tak tau harus berkata apa, sampai Albert keluar dari kamarnya.

Apa aku harus menjadi kekasihnya dan tidur bersamanya lagi? Aihss! Astaga!

***

Malam yang ditunggu-tunggu pun tiba. Kini Albert sudah bersih dan wangi. Ia tengah duduk di sofa yang tak jauh dari jendela besar sambil menyeruput kopi hangat. Sesekali ia melirik pintu seakan-akan ia sedang menunggu seseorang. Dan benar saja, Albert tengah menunggu Bella.

Dan tak lama kemudian, suara pintu terbuka membuat Albert menyeringai dengan tubuh tegapnya yang masih stay duduk di sofa.

Ceklek

"Tuan. Nona Bella sudah datang. Saya permisi," ucap Mika berpamitan lalu menutup pintu setelah melirik centil nona-nya.

Bella terlihat gugup mematung di tempat. Ia sesekali mengangkat kepalanya menatap Albert yang tidak menyapa kehadirannya.

Selang beberapa detik kemudian. "Albert, Bella," sapa mereka secara bersamaan.

"Eh.. " Mereka terlihat kikuk. "Kamu saja yang bicara," kata Albert.

"Eh tidak, biar kamu saja yang lebih dulu," kata Bella.

Albert menarik nafas lalu berdiri. Ia berjalan sambil memasukkan tangannya kedalam saku celana pendeknya, "Apa kamu hanya ingin mematung disana?"

Bella melipat bibirnya kedalam, "Tidak Tu eh, maaf Albert." Bella hampir saja membuat Albert kembali marah.

Albert berjalan mendorong kursi Bella menuju tempat tidur lalu menggendongnya. Awalnya Bella menolak akan tetapi Albert kukuh membuat Bella pasrah.

"Terimakasih." Bella tersenyum manis dikala Albert mendudukkannya di atas ranjang.

"Sama-sama."

"Maafkan aku telah membuatmu kesulitan karena kondisiku sekarang."

"Seharusnya aku yang meminta maaf padamu. Karena kau masuk kedalam mansion dan hidupku kamu menjadi buronan para musuh-musuhku. Maafkan aku Bella."

Hidupku? Apa maksud Albert?

"M maksud kamu apa?" tanya Bella.

Albert duduk tepat di samping Bella. "Maafkan aku karena aku sudah membawamu kedalam lingkaran mafia."

Bella menggeleng, "Bukan itu."

"Terus?" Albert mengernyitkan alisnya.

"Saat dikamar aku?"

"Apa yah, aku tidak bilang seperti itu." Bella yang mendengar itu sontak mengepalkan tangan dibalik seprei tanpa sepengetahuan Albert.

"Lupakanlah."

Sebenarnya Bella ingin menanyakan ucapan Albert saat ia berada dikamar tentang pemaksaan Albert yang memaksanya untuk menjadi kekasihnya.

"Aku ingin tidur." Bella membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Namun dengan cepat Albert menindih tubuhnya membuat jantung Bella berdegup kencang hingga nafas gadis itu terengah-engah.

Astaga.

Albert menatapnya secara intens lalu berbisik, "Kamu harus menjadi kekasihku, Bella!" bisik Albert tepat dihadapan Bella.

Bella terdiam hingga Albert mendaratkan ciumannya tepat dibibir gadis itu hingga matanya terbelalak.

Sentuhan demi sentuhan membuat mata Bella tertutup menikmati setiap kecupan manis yang Albert buat.

Setiap kecupan manis itu membuat Bella menikmatinya hingga Albert menghentikan pergerakannya. "Jadilah kekasihku Bella aku mencintaimu, aku menyukaimu!"

Bella membuka matanya lalu mengangguk.

"I love you!" kata Albert intens.

1
Astuti Setiorini
bertanda apa itu apa albert akan terluka saat menyelatkan bella
Ina Alfiana
bagus
Ina Alfiana
bagus loh
Kayla jannatan adsqia
brlla bella🙈🙉
Aery_your: kenapa Bella kk?
total 1 replies
Kayla jannatan adsqia
untung dibaaa sama albert yah😌
Aery_your: Iya Kak
total 1 replies
Kayla jannatan adsqia
tega ya mereka😥
Aery_your: 🥺 ya kak
total 1 replies
Kayla jannatan adsqia
good
Aery_your: 🤗🤗🤗 makasih kak
total 1 replies
Kayla jannatan adsqia
awal yang bagus kk😍
Aery_your: Selamat membaca kk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!