Dominict Seorang jendral kerajaan yang diam-diam jatuh cinta pada tuan putri namun gengsi untuk menyatakan perasaanya hal hasil Dominict jadi sering menggoda Tuan Putri. Dominict akan melakukan apapun untuk Tuan Putri_nya, pencemburu akut. Tegas dan kejam Dominict hanya lembut pada gadis yang ia cintai. Akan murka ketika sang Putri gadis pujaannya melakukan hal yang berbahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni Luh putu Sri rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi Putri Ana melihat seseorang di kamarnya. untuk beberapa saat Putri Ana dan orang itu saling memandang.
" Dominict!!!! Apa yang kau lakukan di kamar ku?! Dasar mesum!!!! " teriak Putri Ana kencang. Setelah ia mengenali sosok itu.
Melihat Putri Ana yang berteriak, dengan cepat Dominict berlari kearah Putri Ana yang histeris, menarik tangannya dan meremas bibir Tuan Putri dengan keras.
" DIAM!! " Membentak. " Kau mau membuatku gila atau apa?! " Memeluk tubuh Putri Ana dari belakang dan menahan bibir nya.
" MMMM!!! " Dengan bibirnya yang masih di bekap oleh Dominict, Putri Ana mencoba melepaskan diri dari cengkraman Dominict.
" DIAM!!! jika anda ingin aku lepaskan berhentilah meronta, Yang Mulia! " kata Dominict dengan nada mengancam.
Putri Ana mengangguk tanda ia mengerti. Tiba-tiba handuk yang membalut tubuh Putri Ana terlepas dari tubuhnya. Sontak membuat Putri Ana terkejut, dan berusaha menutupi tubuhnya.
Dominict menatap serius tubuh mulus Putri Ana.
" Yang Mulia, apa anda menguji kesabaran saya atau apa? Apakah anda tahu apa yang tengah anda lakukan?" Menatap serius Putri Ana.
" Dominict!! " Berteriak malu. " a..apa yang kau lakukan!? " Malu karena Dominict melihat tubuhnya.
Tersenyum nakal. " Nanti juga anda akan tahu apa yang akan saya lakukan. " ucap Dominict, tersenyum senang.
Masih memeluk tubuh Putri Ana dari belakang.
" Aku akan..... " Mendekatkan bibirnya ke telinga Tuan Putri " mengajari anda caranya menahan gairah. "
" Ah! Dominict, kau!!...hentikan....!!! " Putri Ana mencoba mendorong tubuh Dominict menjauh, namun tenaga Dominict jauh lebih besar darinya.
" Apa yang anda katakan, Tuan Putri? Berhenti? " Tersenyum nakal.
Dengan berani, Dominict mencium bibir Tuan Putri dan menciumi leher Putri Ana. Dominict menatap tubuh Putri Ana yang telanjang, dengan senyuman licik di mulutnya.
Putri Ana, mulai mendesah dan mengerang pelan.
" Dominict..ah..aku.. aku perintahkan kau untuk berhenti!!! " Ucapku, sesaat Dominict menatap Putri Ana, dan tersenyum penuh kemenangan.
" Apa ini yang kau maksud berhenti? " Tersenyum licik. " permintaanmu sudah ku patuhi." Sambil tersenyum licik, Dominict menghentikan aksinya.
Tiba-tiba.....
Seseorang mengetuk pintu kamar putri Ana. Sontak Putri Ana terkejut, mendengar suara pintu yang di ketuk dari luar. namun berbeda dengan Dominict, dia malah tenang dan tak menggubris ketukan pintu itu.
" Tenanglah! Turuti apa kataku jika anda masih ingin tetap menjaga kehormatan anda ,Yang Mulia." Berbisik di telinga Tuan Putri.
" Siapa? " Tanya Dominict pada seseorang yang ada di balik pintu.
" Saya, Sbastian. Jendral. Saya bawakan Tuan Putri makan malam, " ucap Sbastian dari balik pintu. Sbastian tampak heran kenapa Jendral Dominict ada di kamar Tuan Putri, karena ini tidak seperti kebiasaannya, Dominict.
" Masuklah! " Kata Dominict, menyuruh Sbastian masuk kedalam kamar.
" Diam!! Dan jangan bergerak! " Bisik Dominict, di telinga Putri Ana, masih memeluk tubuh Putri Ana dari belakang. Kemudian Sbastian membuka pintu dan masuk ke kamar putri Ana.
" Jendral? Apa yang anda lakukan di kamar, Tuan Putri? " Tanya Sbastian heran. " ...dan Dimana Tuan Putri? " Tanyanya lagi pada Dominict yang berdiri membelakanginya.
" Aku membawa barang yang di minta Tuan Putri tadi siang. " Memberi alasan dengan berbohong. Dominict tampak tenang saat dia berbohong.
Karena tubuh Putri Ana mungil, hanya dengan tinggi 156 cm, membuat Putri Ana tidak terlihat di balik tubuh Dominict yang tingginya 190 cm, membuat Sbastian tidak sadar kalau Putri ada di balik tubuh Dominict.
" Lalu Putri ada dimana? " tanya Sbastian celingukan. lalu meletakan nampan di atas meja berisi makan malam Tuan Putri.
" Aku juga tidak tahu! Aku baru saja sampai di sini dan Putri sudah tidak ada di sini." Jawab Dominict berbohong. Masih membelakangi Sbastian.
" Kalau begitu, saya akan letakan makan malam Tuan Putri di sini kalau-kalau Tuan Putri sudah kembali. " Ucap Sbastian, berlalu pergi dari kamar Putri Ana.
Tersenyum nakal. Sesaat setelah Sbastian pergi dan menutup pintu kamar Putri Ana.
Putri Ana, tampak sangat terkejut, hampir saja Sbastian melihat hal yang tak seharusnya ia lihat.
" Ada apa? Aku tahu kau ingin melanjutkannya kan? " Menatap Putri Ana dengan tatapan menggoda.
Lalu mengambil selimut dan menutupi tubuh Putri Ana yang telanjang.
" !?" Terkejut.
" jangan khawatir, aku tidak akan melakukannya. " Tersenyum dan berbisik di telinganya Putri Ana.
Matanya melebar dan wajahnya memerah malu. Dengan cepat Putri Ana melempar bantal pada Dominict di hadapannya.
" Dominict!!!! " Teriak Putri Ana.
Menangkis bantal yang di lempar ke wajahnya, Dominict hanya terkekeh.
" Kau memang selalu menghiburku. " Tertawa genit.
Putri Ana tampak kesal di permainkan oleh Dominict.
" Awas, kau!!! "
" Hati-hati, Yang mulia. Anda masih telanjang! jangan sampai saya kehilangan kendali atas diri saya, Yang Mulia. " bisik Dominict di telinga Putri Ana. Kemudian berlalu pergi dari kamar Putri Ana.
" Eh?! " Terkejut.
Berlalu pergi dari kamar Putri Ana.
Hari ini, Putri Ana diberi tugas untuk mengawasi pelatihan militer, dan di sana juga ada Dominict.
Putri Ana, melihat Dominict yang sedang melatih para prajurit, dia terlihat tegas dan kejam, dia melatih prajuritnya dengan penuh tekanan. Tampak Dominict mempratekkan cara bertarung dengan tangan kosong.
" Jika di medan perang kalian lemah seperti ini.. bagaiman kalian tidak akan bisa bethan dalam perang sesungguhnya!!! Dalam keadaan terdesak tanpa senjata, gunakan benda di sekitar kalinya untuk melindungi diri!! Dalam perang bukan hanya tentang kemenangan,,, tapi kalian harus kembali dalam keadaan hidup!! " Suaranya bergema di lapang..
Putri Ana, melihat Dominict saat melatih pasukannya terlihat berbeda dengan Dominict yang sering menggodanya sebelumnya.
Tiba-tiba, Dominict melihat kearah Putri Ana yang mengawasi dari pinggir lapangan, sambil menyeringai licik. Sontak Putri Ana terkejut.
" Apa-apaan dia itu! " Batin putri Ana.
Dominict, mempraktekkan cara bertarung dengan kosong dengan para prajuritnya. Dominict, melepas seragamnya dan hanya mengenakan terusan celana panjang saja, memperlihatkan tubuh kekar seorang prajurit, dengan otot yang menonjol. Sontak membuat Putri Ana terpana dengan bentuk tubuh Dominict.
Di tengah lapangan, Dominict menjatuhkan lima orang prajuritnya dengan mudah, tanpa perlawanan yang berarti. Di sisi lapangan putri Ana menatap Dominict tanpa berkedip, melihat tubuh Dominict. Sampai-sampai ia harus melena ludah saking terpesonanya.
" Baiklah!! Kita istirahat satu jam setelah itu kita lanjutkan latihan!! " Kata Dominict lantang.
Kemudian dia berjalan ke sisi lapangan menghampiri Putri Ana, dengan masih bertelanjang dada.
Kemudian Dominict, memberi hormat pada putri Ana dengan berlutut di hadapnya.
" Yang mulia, " memberi hormat di hadapan Putri Ana. " Seharusnya anda..... " Belum sempat Dominict menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba saja sebuah anak panah meleset dari sasaran bidiknya melesat kearah mereka.
Dengan sigap Dominict menarik tangan Putri Ana kearahnya dan melindingi putri Ana di pelukannya.
Dominict melihat kearah para prajurit pemanah. Tak lama seorang prajurit baru menghampiri Dominict dan Putri Ana, ia langsung berlutut.
" Maafkan saya, Yang mulai. S..saya yang menahan,, s..saya bersalah...." Ucapnya takut. Dominict menatap prajurit baru itu tajam.
" Kau yang memanah? " Dominict tampak marah.
" I..iya, Jendral....s..saya tak sengaja..." lanjut sang prajurit baru.
Putri Ana, yang masih di gendong Dominict melihat amarah Dominict dengan jelas.
" Hei.. sudahlah dia tidak sengaja. " Ucap Putri Ana. Dominict menoleh ke arah Putri Ana.
Terdiam sejenak. Lalu menghela napas panjang mencoba mengendalikan emosi.
" Kembali ke pasukanmu!" Ucap Dominict, menyuruh pejurit baru itu kembali ke anggota regunya.
Masih menggendong putri Ana, Dominict menaiki tangga menuju balkon. Putri Ana menatap Dominict yang menggendongnya. Pandangannya jauh kedepan.
Di balkon, Dominict menurunkan Putri Ana dari pelukannya.
" Saya sudah bilang agar anda mengawasi dari balkon saja jangan terlalu dekat!! Latihan militer itu berbahaya, meski hanya latihan saja!! " Omel Dominict.
" Maafkan aku. " Ucap Putri Ana tampak menyesal.
Menghela nafas panjang. " Lain kali cukup lihat dan amati dari sini saja, mengerti! " Kata Dominict menekankan.
" Beruntung tidak sampai kena, kalau kena kau bisa terluka nanti. " Lanjut Dominict tampak ia khawatir.
Bersambung....
Pangeran Benedict juga ok 🫨 bingung