NovelToon NovelToon
Cinta Gadis Cacat

Cinta Gadis Cacat

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Nawa

Arrayan menikahi Bella, seorang gadis cacat, karena dendam. Kecelakaan tragis yang menewaskan kedua orang tuanya membuat Arrayan yakin Bella adalah penyebabnya.

Namun, Bella hanyalah korban tak bersalah, sedangkan pelakunya adalah Stella, adik angkatnya yang penuh ambisi. Ketika Stella melihat wajah tampan Arrayan, dia menyesal menolaknya dulu dan bertekad merebutnya kembali. Di tengah rahasia yang semakin terungkap, cinta dan kebencian menjadi taruhan.

Akankah Arrayan menemukan kebenaran sebelum semuanya terlambat? Apa pilihan Arrayan saat cinta dan balas dendam saling beradu?

Happy reading 😘🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 ( Kecelakaan )

Sepanjang perjalanan Bella sangat khawatir karena Stella yang mengemudikan mobilnya. Bella berusaha mencegahnya karena Stella belum begitu mahir mengendarai mobil dan baru latihan seminggu yang lalu,”Stella, hati-hati membawa mobilnya. Jangan mengebut,” tegur Bella yang kini berada dibelakang duduk bersama sang mama.

“Apaan sih, Kak. Dari tadi kamu rewel banget sih! Jangan buat konsentrasi aku buyar kerena terus mendengar ocehan mu itu!” protes Stella tanpa menoleh karena ia harus fokus ke depan agar tidak terjadi apa-apa.

Di samping Daisy melanjutkan omelannya karena Bella sangat menyebalkan menurutnya,”Apa kamu iri sama adikmu. Sampai-sampai kau nyerocos terus sama Stella? Dia itu sudah latihan kau tenang saja dan diam biarkan Stella fokus menyetir,” kesal Daisy.

“Kau iri ya sama hadiah ulang tahun ku dari papa yang membelikan mobil impian ku?” sindir Stella.

“Tidak Stella aku bahagia melihatmu bahagia dan maaf kakak gak bisa memberikanmu hadiah setiap kau ulang tahun,” lirih Bella dengan tertunduk.

“Tidak apa-apa doakan saja yang terbaik untuk adikmu,” ujar Johan berusaha membuat suasana menjadi tidak tegang sembari menghela napasnya yang terasa berat melihat Bella selalu terpojokkan dengan kelakuan mereka berdua.

“Ck, dia selalu saja mencari muka sama papa yang selalu membelanya. Aku akan segera membuatmu pergi dari keluargaku, Bella,” batin Stella yang sekilas menatap Bella dari spion depan.

Akhirnya mobil mereka sampai di depan restoran yang sangat mewah. Mereka tertegun melihat dekorasi depan restoran saja sudah memperlihatkan betapa mahalnya restoran ini. Tidak menunggu lama mereka masuk dan disambut para pelayan restoran tersebut yang menuntun mereka ke meja pesanan Johan dan sudah siap dengan menu makanan yang tentunya sangat mahal.

Keluarga itu langsung duduk bersama menikmati hidangan yang sudah siap tapi Johan malah mencegahnya,”Tunggu, papa punya kejutan untukmu,” ujar Johan membuat Stella bingung.

Prok

Prok

Johan menepukkan kedua tangannya tidak lama para pelayan lain mendorong meja troli berukuran panjang berisikan kue ulang tahun dua tingkat menghampiri Stella,”Selamat ulang tahun Nona,” ucap pelayan itu.

“Terimakasih”

Stella langsung menatap sang papa lalu memeluknya dengan amat senang. Johan memang sangat menyayangi sang putri selama tiga tahu ia menantikan sang buah hati hadir dan memutuskan mengadopsi Bella sebagai pancingan dan penantiannya berakhir dua tahun kemudian. Johan sangat bersyukur akan hal itu, tetapi tidak dengan Daisy yang melupakan Bella yang membawa keberkahan di keluarganya.

Make a wish dan doa sudah dipanjatkan semua keluarga lalu Stella membuka kedua matanya langsung meniup lilin yang ada di hadapannya. Mereka melanjutkan acara makan malamnya dengan sangat bahagia kalau dari kejauhan, tetapi tidak yang sebenarnya yang mana Bella selalu tersiksa dengan sikap Mama dan adiknya. Andai saja setiap hari mereka terlihat akur seperti ini Bella sangat bahagia memiliki keluarga yang utuh. Akan tetapi, ia tetap bersyukur memilki Johan sang papa yang sangat menyayanginya membuat Bella memilih bertahan di keluarga Cliere.

Jam menunjukkan pukul sembilan malam mereka memutuskan untuk pulang. Malam itu tiba-tiba saja langit mendung di kegelapan. Stella yang mulai mengantuk mengendarai mobil sambil menahan ngantuk yang amat sangat. Daisy dan Johan sudah tertidur sedangkan Bella masih memperhatikan Stella yang nampaknya mulai tidak fokus menyetir karena rasa ngantuk nya tidak bisa ia tahan lagi.

“Stella …” teriak Bella membuat Stella reflek menginjak rem secara mendadak. Bahkan Daisy dan Johan pun terbangun karena tubuh mereka tersungkur ke depan.

“Apa-apaan sih kamu, kak! Kalau aku jantungan gimana?” sentak Stella membalik tubuhnya menghadap belakang di mana Bella duduk.

“Sepertinya kamu ngantuk, biar aku saja yang menyetir,” tawar Bella tanpa menghiraukan tatapan sang adik yang sangat menyeramkan.

“Ini mobilku! Kamu gak boleh sentuh!” tekan Stella lalu melanjutkan perjalanan.

Daisy yang masih mengantuk pun tertidur kembali begitu pun Johan, walaupun terkejut ia malas untuk mengomel kembali pada Bella dan memilih untuk melanjutkan tidurnya.

*

*

“Pokoknya aku gak mau menghadiri acara perjodohan itu, pah,” tolak seorang pria yang sudah berumur tiga puluh tahun dengan wajahnya yang menahan amarah.

“Sayang, lihat dulu calon kamu. Baru nanti kamu tolak juga gak apa-apa. Umur kamu sudah kepala tiga apa kamu gak malu sama teman-teman mu yang sudah pada menikah?” ujar Nania ibu dari pria itu.

“Ngapain malu, menikah itu bukan untuk ajang perlombaan, mah. Pokoknya aku belum mau menikah titik!” ucapnya sedikit meninggi.

“Arrayan …” tegur Lais Mahendra.

Arrayan Mahendra putra dari keluarga Mahendra saat ini dalam perjalanan menuju keluarga calon istrinya yang telah dijodohkan untuk dirinya, tetapi dengan keras ia menolak dan tidak peduli dengan umurnya yang sudah berumur tiga puluh tahun. Baginya tidak ada cinta yang tulus dan hanya memandang dari segi harta saja karena masa kecil Arrayan selalu dibully teman wanitanya yang selalu mengatai dirinya jelek dan culun.

Tidak ada bantahan lagi suasana menjadi sunyi saat Lais sudah membuka suaranya. Jujur saja Arrayan sangat takut dengan sang papa yang mendidiknya begitu keras hingga membuat pria itu semakin dingin sikapnya kepada siapapun.

Namun suasana menjadi tegang saat Arrayan merasakan sang supir menyetir dengan tidak benar,”Pak Toni, kau bisa tidak membawa mobil dengan benar?” tanya Arrayan.

“Maaf, Tuan. Sepertinya ada yang tidak beres dengan mobilnya saya akan lihat dulu,” jawab sang supir seraya menepikan mobilnya.

Pak Toni keluar untuk memeriksa sedangkan keluarga itu memilih menunggu di dalam. Karena merasa lama Arrayan memutuskan keluar menghampiri Toni yang sedang memeriksa mesin mobil. Sedangkan Lais dan Nania menunggu di dalam.

“Lama banget, sih!” protes Arrayan.

“Tuan, sepertinya ini akan lama, bagaimana kalau kita menghubungi bengkel dan Tuan naik taksi saja ke rumah calon Tuan,” usul Toni masih berusaha membenarkan mesin yang membuat mobil majikannya mogok.

“Makanya jangan telat service jadi nyusahin kan ujungnya,” ketus Arrayan meraih ponselnya untuk menghubungi bengkel dan memesan taksi.

Toni sudah terbiasa dengan sikap majikannya dia tidak menghiraukan perkataan Arrayan dan memilih fokus melihat kerusakan mesin.

Lais membuka kaca mobil saat Arrayan bersandar di mobil dengan berselancar di ponselnya,”Ada apa? Kenapa lama sekali?” tanya Lais dari dalam.

“Mobilnya mogok, pah. Aku sedang menghubungi bengkel papa sama mama tunggu di dalam saja. Di luar agak gerimis,” ujar Arrayan dan Lais mengangguk kepalanya pelan.

Arrayan sedikit menjauh dari mobil karena susah mendapatkan sinyal karena mungkin akan turun hujan membuat sinyal menjadi sedikit eror. Sedangkan Toni celingukan mencari seseorang yang mungkin bisa membantunya lalu ia melihat sebuah warung kecil di pinggir jalan agak jauh dari mobil.

Tanpa berpamitan ia langsung berjalan menuju warung yang kebetulan banyak pemuda dan pria setengah baya sedang berkumpul sekedar menikmati kopi di warung tersebut. Tanpa mereka sadari mobil dengan kecepatan yang sangat tinggi tiba-tiba menghantam pembatas jalan.

Brakkk

“Akhhhh … Stella injak rem mobilnya!” teriak Bella yang sangat khawatir karena mobil mereka berputar-putra hingga akhirnya menabrak mobil yang sedang terparkir dengan posisi saling berhadapan.

Mobil mereka saling tersangkut, tetapi Stella tidak bisa mengimbangi dan dia hanya terus menginjak gas karena ketakutan dan panik ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan sampai mobil itu pun berhenti menabrak sebuah rumah dan seketika ringsek di tabrak terus menerus oleh Stella yang juga mobilnya ringsek karena terkena reruntuhan tembok rumah tersebut.

Toni yang mendengar suara hantaman pun menoleh ke arah mobil majikannya yang sudah tiada di tempat. Ia pun langsung berbalik sebelum sampai ke warung berlari menghampiri kerumunan orang-orang yang berada di depan rumah yang sudah tidak berbentuk dan sangat hancur. Arrayan, entah ke mana pria itu pergi sambil menelepon masih mencari sinyal dan tidak sadar kalau dia sudah agak jauh dari tempat mobilnya terparkir.

Karena kesal ia pun memutuskan kembali ke mobil, Arrayan sempat bingung melihat orang-orang yang berlarian seperti panik dan dia menahan salah satu orang yang berlari,”Ada apa? Kenapa kalian berlarian seperti sedang panik?” tanya Arrayan.

“Di depan ada kecelakaan, Tuan. Sebuah mobil menabrak mobil lain yang sedang terparkir, saya dengar dari orang-orang begitu,” jelas pemuda itu.

“Apa?”

Arrayan panik dan langsung berlari sangat kencang menuju mobilnya yang kebetulan terparkir juga, dalam hatinya ia berharap bukan mobil orang tuanya yang ditabrak karena mereka masih berada di dalam. Kalaupun benar Arrayan juga berharap kedua orang tuanya sudah berada di luar mobil.

Namun, harapannya pupus ketika melihat kedua orang tuanya sudah dibawa keluar dari mobil oleh petugas ambulan sudah tidak bernyawa. Tubuhnya luruh dihadapan jasad kedua orang tuanya dan sangat menyesal meninggalkan mereka di dalam mobil hanya karena ingin mencari sinyal.

“Papa … Mama. Jangan tinggalin Arrayan, Hiks. Kalau kalian gak ada Arrayan sama siapa!” Isak Arrayan.

Pria muda itu histeris melihat kedua orang tuanya tiada di hadapannya dengan sangat mengenaskan, noda darah yang terus mengalir pada kain putih yang menutup tubuh kedua paru baya itu membuat Arrayan tidak bisa menahan rasa sakit di hatinya dan terus menggoyangkan tubuh Nania dan Lais yang sudah terbujur kaku dengan wajah putih pucat berharap mereka akan bangun kembali

Toni yang melihat Tuan mudanya seperti itu hanya bisa menatap sendu, ia berusaha menenangkan Arrayan dengan mengusap punggung Tuannya agar segera tenang.

Stella berhasil keluar dari mobil membawa sang ibu keluar. Mereka tidak terluka parah. Sedangkan Jihan masih berada di dalam bersama Johan,”Stella, papa mu masih di dalam,” ujar Daisy.

“Iya, nanti aku akan menolong papa, mama duduk dulu aku akan kesana lagi nanti,” ucap Stella yang malah pergi membeli minum untuk sang mama.

Sedangkan di mobil Bella sedang berusaha membangunkan sang papa yang pingsan beruntung Johan hanya terluka di pelipis matanya, tetapi Jihan terluka parah kakinya terjepit dan terluka parah akibat melindungi Daisy tapi ia tidak rasakan karena ingin membantu sang papa keluar dari mobilnya.

“Tuan itu mobil yang menabrak mobil kita,” ucap Toni memberitahu.

Arrayan menatap mobil itu terlihat jelas Bella yang sedang duduk di tempat mengemudi masih berusaha membangunkan sang papa membuat Arrayan geram ingin sekali ia memberikan pelajaran pada wanita yang ia sangka penyebab kecelakaan yang telah merenggut nyawa kedua orang tuanya.

“Aku akan lapor polisi agar wanita itu dipenjara, Tuan,” ujar Toni.

“Tidak perlu! Penjara terlalu ringan untuknya, akan akan membalas dendam dengan cara ku sendiri dengan wanita itu! Kau cari tahu saja keluarganya dan bilang pada polisi aku tidak akan menuntut apapun tentang kecelakaan ini tapi beritahu polisi juga jangan mengungkapkan identitas keluargaku,” perintah Arrayan yang masih menatap tajam ke arah Bella yang saat ini merangkul Johan dengan berjalan sedikit pincang.

“Baik, Tuan,” jawab Toni.

*

*

Bersambung

1
Rhenii RA
Bego sama baik beda tipis
Rhenii RA
Basi banget ga sih, kejadiannya itu itu lagi
Rhenii RA
Ga tau malu
Rhenii RA
“Ya, ampun aku lupa” beda arti sama “Ya ampun, aku lupa”
Rhenii RA
Ga tau diri sih kataku
Rhenii RA
Taelah si Daisy
Sunaryati
, Terimakasih happy ending, kutunggu karyamu selanjutnya
Sunaryati
, Halalin dulu itu buktinya
Sunaryati
Berbaikan saja sama suami Bella, Narra juga senang pada ayahnya
Sunaryati
Nah, Bella segera raih kebahagiaanmu bersama Arrayan, dan adiknya kelak. Semoga tidak parah .
holipah
Stella yang bkn kacau 😅 rusak semua nya
Sunaryati
Perjuangkan Bella lagi Arrayan, dia sangat mencintaimu terlatih Narra telah lama merindukanmu
Sunaryati
Makanya kau harus bisa mengendalikan amarahmu Arrayan, jangan sampai Lucas ragu melepas Bella kepadamu, Stella bunuh diri saja agar Lucas bisa bersatu dengan Jessica
Sunaryati
Mudah- mudahan Stella sembuh dan menikah dengan Lucas, dan Daffa segera ditemukan dan mengakui kesalahannya
Widi Widurai
penyesalan terbesar kl misal johan sampe mati. tp syukur lah biar dia ga stress punya anak model stella. dah sakit jiwa akut
Sunaryati
Itu taktik Bella untuk mengelabuhi Stella, agar kalian selamat, dengan rayuan Stella akan membebaskan kalian, dan Marco urusan pak Williams
Sunaryati
Jangan sampai Narra jadi korban, Thoor, Stella sudah menang lama dan berkali-kali, maka hari ini Stella dan preman yg membantunya harus tertangkap dan Narra selamat. Kutunggu balasannya
leahlaurance
anak Stella bukan anak mu.bodoh
😅
leahlaurance
gimana nanti riaksi suami nya klau tahu kamu bukan pelaku nya
leahlaurance
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!