NovelToon NovelToon
Luka Dan Cinta

Luka Dan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Selina Navy

Di tengah gelapnya kota, Adira dan Ricardo dipertemukan oleh takdir yang pahit.

Ricardo, pria dengan masa lalu penuh luka dan mata biru sedingin es, tak pernah percaya lagi pada cinta setelah ditinggalkan oleh orang-orang yang seharusnya menyayanginya.

Sementara Adira, seorang wanita yang kehilangan harapan, berusaha mencari arti baru dalam hidupnya.

Mereka berdua berjuang melewati masa lalu yang penuh derita, namun di setiap persimpangan yang mereka temui, ada api gairah yang tak bisa diabaikan.

Bisakah cinta menyembuhkan luka-luka terdalam mereka? Atau justru membawa mereka lebih jauh ke dalam kegelapan?

Ketika jalan hidup penuh luka bertemu dengan gairah yang tak terhindarkan, hanya waktu yang bisa menjawab.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selina Navy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wanita itu milikku

Setelah perjalanan yang terasa begitu lama, mobil yang membawa Adira akhirnya berhenti di sebuah tempat yang terpencil.

Dia bisa merasakan perubahan suasana, tak ada lagi suara keramaian kota, tak ada gemuruh musik, hanya kesunyian yang mencekam.

Para penculiknya dengan cepat menyeretnya keluar dari mobil, masih dengan tangan terikat dan kain yang menutupi wajahnya. Udara dingin malam itu semakin mempertegas betapa jauh mereka telah pergi dari pusat Tijuana.

Bangunan di hadapannya, meskipun belum terlihat jelas oleh Adira yang masih tertutup kain, terasa besar dan kokoh.

Tidak seperti bangunan-bangunan cerah penuh mural di pusat kota Tijuana

Bangunan ini tampak seperti sisa peninggalan lama, dengan dinding batu kusam yang tak terawat, pintu besar dari besi, dan jendela-jendela yang tertutup rapat.

Tidak ada tanda kehidupan lain di sekitar, hanya suara langkah kaki para penculik yang menggema di udara malam.

Ini bukan lagi Tijuana yang dia kenal beberapa jam lalu-ini adalah dunia lain, sisi kelam dari kota itu yang jarang terlihat oleh turis.

Adira dipaksa berjalan, diapit oleh dua pria besar yang mengawalnya masuk ke dalam bangunan. Setiap langkahnya terasa berat, tubuhnya lemah karena rasa takut yang menguasai seluruh pikirannya.

......................

Saat mereka memasuki ruangan utama, suasana di dalam tidak kalah menakutkan. Bau lembab dan tembakau yang tajam memenuhi udara. Kain yang menutupi wajah Adira akhirnya dibuka dengan kasar, dan cahaya remang-remang dari lampu yang tergantung di langit-langit menyilaukan matanya sejenak.

Ketika pandangannya mulai terbiasa, dia melihat sekelilingnya. Ruangan itu besar, dengan lantai beton yang dingin dan dinding penuh coretan grafiti yang menyeramkan.

Ada beberapa orang Meksiko yang berkumpul di sudut ruangan, semua berpakaian serba gelap, dengan tatapan tajam yang mengintimidasi.

Mereka berbicara satu sama lain dalam bahasa Spanyol, kata-kata yang tidak bisa Adira pahami, tapi dari nada suaranya, dia tahu bahwa mereka bukanlah orang-orang yang bisa dianggap enteng.

Ini bukan lagi Tijuana yang dipenuhi dengan senyuman ramah dan pasar berwarna-warni.Di sini, kekerasan dan ancaman terasa begitu nyata.

Adira dipaksa berlutut, lalu dicampakkan ke atas lantai kasar. Tubuhnya terjatuh keras, namun dia terlalu ketakutan untuk merasakan sakit yang sesungguhnya.

Dia mendongak dengan gemetar, melihat sekeliling ruangan yang terasa dingin dan penuh dengan aura ancaman.

Di pojok lain, ada meja besar dengan beberapa pria yang duduk, merokok sambil mengamati Adira seperti barang dagangan. Mereka terlihat seperti bos-bos mafia, dengan wajah keras dan sikap angkuh.

Ruangan ini penuh dengan barang-barang yang berantakan-senjata, kotak-kotak kayu, dan tas-tas besar yang sepertinya berisi barang-barang ilegal. Tidak ada sedikitpun suasana hangat atau indah seperti yang dia rasakan saat berkeliling di pusat kota Tijuana.

Yang tersisa di tempat ini hanyalah bayang-bayang gelap yang menghantui setiap sudut, menandakan bahwa ini adalah dunia yang berbeda, dunia di mana kekerasan dan kekuasaan adalah hukum yang berlaku.

Adira merasa sendirian lebih dari sebelumnya. Air matanya kembali mengalir, tetapi dia menahan suaranya, takut menunjukkan kelemahannya.

Di depannya, orang-orang Meksiko itu tidak peduli dengan penderitaannya. Mereka berbicara dengan dingin, seolah-olah hidupnya hanyalah bagian dari transaksi.

Adira mulai sadar bahwa dirinya telah menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.Dia telah masuk ke dalam jaringan perdagangan manusia yang mengerikan, dan tidak ada jalan keluar yang mudah dari sini.

Di tengah tangisan sunyi Adira, matanya yang berair memohon belas kasihan kepada orang-orang di sekitarnya. Setiap tatapan yang dia harapkan penuh empati malah dingin dan tak peduli. Tak seorang pun terlihat bersedia membebaskannya dari nasib mengerikan yang mungkin segera menimpanya.

Saat rasa putus asa semakin mencekam, ruangan tiba-tiba terasa membeku, dan seolah semua suara mendadak hilang. Semua orang di ruangan itu berhenti berbicara dan berdiri tegap, tatapan mereka berubah serius.

......................

Seorang pria masuk ke dalam ruangan, langkahnya berat namun tenang, memancarkan aura yang penuh kekuatan. Dia jelas bukan orang sembarangan.

Kepala mafia, pemimpin dari semua orang yang ada di tempat itu. Sosoknya tinggi dan berotot, dengan bahu yang lebar dan tubuh penuh tato, masing-masing seperti simbol kekuasaan yang menandai setiap pertempuran dan kemenangan.

Wajahnya keras, dengan garis rahang tegas dan tatapan tajam seperti seorang pejuang suku asli Amerika. Kulitnya kecokelatan, dengan rambut hitam yang panjang dan terurai sampai punggungnya, kontras dengan bola matanya yang biru gelap, seperti samudra dalam yang penuh rahasia.

Dia melangkah dengan tenang, tetapi setiap gerakannya membuat semua orang di ruangan itu terdiam dalam tunduk.

Adira yang melihat perubahan suasana ini mulai merasa semakin takut. Dia tahu orang ini bukan sembarangan. Dari cara orang-orang di sekitarnya tunduk, jelas kepala mafia ini sangat ditakuti.

Tubuh Adira bergetar saat pria itu mendekat, napasnya terhenti saat

mata mereka bertemu, dan waktu seolah berhenti.

Kepala mafia itu memandang Adira dengan intensitas yang membuat udara di ruangan itu semakin berat. Ada sesuatu yang berbeda di balik sorot matanya yang dingin.

Ketika dia melihat wajah Adira, terutama tahi lalat kecil di bawah mata kirinya, ekspresinya yang biasanya tak terbaca berubah.

Ada kerinduan yang mendalam, perasaan yang seolah telah lama terpendam, muncul kembali dengan keras, menghantam hatinya tanpa peringatan.

Dia menatap Adira seakan sedang mencari sesuatu yang hilang selama bertahun-tahun, sesuatu yang tak bisa ia temukan di tempat lain. Mata sendu Adira dan tahi lalat di wajahnya seolah memicu kenangan yang pernah terpendam jauh dalam dirinya.

Perasaan itu menghantui pikirannya, menggerogoti hatinya dengan intensitas yang tak bisa dia abaikan.

Dia mengepal tangannya yang tersembunyi di dalam saku celana, berusaha mengendalikan gelombang emosi yang tiba-tiba muncul. Namun, tatapannya pada Adira tidak beranjak, semakin dalam seolah ingin menelusuri setiap inci dari wajahnya yang lembut.

Setelah hening yang mencekam itu, suaranya yang berat dan rendah terdengar.

"Wanita ini milikku," katanya tegas, suaranya membawa otoritas yang tak bisa dibantah.

Pernyataan itu mengejutkan semua orang di ruangan. Para bawahannya saling bertukar pandang dengan ekspresi bingung dan terkejut.

Mereka belum pernah melihat pemimpin mereka bersikap seperti ini. Biasanya dia dingin, tak peduli, tidak pernah menunjukkan ketertarikan pada siapa pun, apalagi seorang tawanan.

Mereka tahu bahwa keputusan itu final, tidak bisa diganggu gugat, tapi mereka tetap tidak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka.

Adira, yang sudah ketakutan sebelumnya, kini merasa ketakutannya semakin memuncak. Kata-kata kepala mafia itu bergema di pikirannya, membuat jantungnya berdegup kencang.

Dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Apa maksud pria itu mengatakan bahwa dia "miliknya"? Perasaan ketidakpastian dan teror merayap semakin dalam.

Matanya yang sendu menatap pria itu dengan campuran kebingungan dan ketakutan, sementara tubuhnya bergetar di atas lantai dingin.

Meski demikian, dia merasa ada sesuatu yang aneh dalam tatapan pria itu, seolah-olah dia lebih dari sekadar objek bagi kepala mafia tersebut, seolah dia adalah kunci dari sebuah kenangan yang telah lama hilang.

Ajudan kepercayaan kepala mafia, yang berdiri persis di belakangnya, segera melangkah maju saat perintah telah dikeluarkan.

Dia bergerak dengan tenang namun sigap, menarik tubuh Adira yang lemas dari lantai. Tangan besarnya menopang Adira yang hampir tak bisa berdiri tegak karena ketakutan dan kelelahan.

Tanpa sepatah kata pun, ajudan itu memapahnya, membuat langkah Adira yang lemah mengikuti kepala mafia yang sudah mulai berjalan keluar dari ruangan.

Dengan kepala yang masih terasa berat, Adira memandangi sosok pria yang kini berjalan di depannya. Dari sudut pandangnya, punggung kepala mafia itu terlihat begitu kuat dan dominan.

Bahu lebar yang membentang seakan menandakan kekuatan fisik yang luar biasa, sementara punggungnya yang berotot menunjukkan bahwa tubuh itu ditempa dengan keras.Mungkin dari latihan fisik yang rutin, seperti pull-up yang membuat otot-ototnya terbentuk sempurna.

Setiap gerakan pria itu mantap, langkah kakinya tegas namun tenang, menciptakan aura intimidasi yang tak terelakkan. Sayap punggungnya terlihat kokoh, berpadu dengan garis punggungnya yang lurus dan penuh percaya diri.

......................

Sepanjang perjalanan menuju ruangan kepala mafia, Adira terus terdiam dalam kesedihannya. Meski air mata sudah berhenti mengalir, hatinya masih dipenuhi dengan rasa takut dan kebingungan.

Suara langkah kaki di sepanjang lorong yang panjang dan sempit terasa seperti irama yang memekakkan telinga. Lampu-lampu redup menggantung di langit-langit, menerangi lorong dengan cahaya kekuningan yang membuat suasana semakin mencekam.

Dinding lorong itu terbuat dari batu bata yang kusam, beberapa bagian terlihat retak, seolah menandakan tempat ini telah lama menjadi markas yang tersembunyi dari hiruk-pikuk dunia luar.

Di setiap langkah, Adira merasa semakin kecil. Pikirannya terus berkecamuk, bertanya-tanya apa yang akan terjadi padanya. Hatinya menangis dalam diam. Ia terjebak dalam labirin pikiran yang penuh dengan ketidakpastian.

Apa maksud dari semua ini? Siapa sebenarnya pria yang mengklaimnya sebagai "miliknya"? Mengapa para bawahannya terlihat begitu tunduk pada sosok itu? Semua pertanyaan itu berputar-putar di benaknya tanpa jawaban.

Sesekali, Adira melirik ke ajudan yang memapahnya, berharap menemukan secuil kebaikan di wajahnya, tapi yang terlihat hanyalah ekspresi datar tanpa emosi, seolah tugasnya hanyalah memastikan Adira tetap berjalan tanpa perlawanan.

Setiap langkah terasa semakin menyesakkan, namun Adira tidak punya pilihan selain mengikuti pria di depannya, yang punggungnya kini semakin dekat saat mereka hampir tiba di ruangan yang dituju.

1
gak tau si
ada g ya yg kek ricardo d luar sana/Doge/
Zia Shavina: adaa ,pacarr kuuu /Tongue//Casual/
total 1 replies
Zia Shavina
dari alur cerita nya kita dibawa kenal ke pribadi masih2 tokoh utama dlu,so far romantisnya blm ada sii ,tapi blm tau keknya ricardo tipe yg bucin bget gak sii /Scream//Scream/
Zia Shavina
ricardooooooo
Zia Shavina
semangaatttt thhorrrr
Selina Navy: terimakasii🙏
total 1 replies
gak tau si
so sweet... 😍
gak tau si
sad bnget... /Sob//Sob/
gak tau si
kurang i thor sendiri nya
gak tau si
Penasaran jumpa dimana, tapi kok jd sad/Scowl/
gak tau si
romantis nya tipis-tipis/Smile/
gemezz/Angry/
Zia Shavina
lanjuttttt thorrrrr
Zia Shavina
tolongh thorr selamatkan adira/Sob//Sob/
Selina Navy: wahh.. terimakasih banyak Zia atas dukungannya..
tetap setia baca Luka dan Cinta ya..
Semoga suka..
total 1 replies
Zia Shavina
kasiann adiraa hidup seperti itu
Zia Shavina
lanjuttt terus thorr
Zia Shavina
hayo ricardo jangan di tinggil adira nyaaa
Zia Shavina
lanjutkan thorr..
gak tau si
semangat author..
update teruss..
gak tau si
suka sama adegan yang punya romantis tipis2 gini..
gak tau si
semangat author..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!