Semua terjadi begitu saja, karena ibu yang menjodohkannya maka Hasyim terpaksa menikahi karena menurutnya Cinta akan tumbuh karena terbiasa bersama. Sedangkan Hana menerima pernikahan tersebut karena sudah istikharah, dialah jodohnya!
Penasaran? yuk ikuti cerita Hani_Hany hanya di noveltoon ♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
"Hana sudah siapkan?" sapa Diana. Pagi² sudah nongol dikos Berkah karena mau ditemani ajukan judul Tesis.
"Siap lah! Kan kalian udah teror aku terus. Sampai gak bisa tidur tau gak?" canda Hana.
"Gak mungkin, paling gak bisa tidur gegara mau nikah. Hihihi." ledek Diana. "Ayo ke kampus. Ni'mah menunggu disana karena dia naik ojek." ujar Diana.
"Kok bisa? Motornya mana?"
"Masuk rumah sakit. Ayo lah!" mereka keluar kamar menuju kampus dengan naik motornya Diana.
"Kenapa kamu gak jemput Ni'mah saja? Kan kosku dekat."
"Ya kan biasanya dia bawa motor, tiba² saja masuk bengkel jadi dia naik ojek! Gimana aku mau jemput kalau aku baca chatnya pas aku dah dikos kamu Hana." jelas Diana. Mereka berbincang saat diatas motor dengan Diana yang membonceng.
Tiba dikampus mereka bertiga ketemu dibawah pohon kemudian menuju ruangan ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam.
"Permisi, ada ketua Prodi?" tanya Hana pada staf baru.
"Masukki beliau ada didalam." ucap Staf ramah.
"Permisi pak."
"Oh Hana, masuklah. Sama siapa?" tanyanya karena seperti ada bisik² dibelakang Hana.
"Sama teman pak. Ayo sini!" ajak Hana.
Diana dan Ni'mah akhirnya muncul juga.
"Permisi pak. Maaf ganggu." ucap mereka kompak.
"Iya silahkan duduk." ucapnya ramah. "Ada yang bisa saya bantu Hana?" tanya Kaprodi MPI namanya Syamsu Dhuha, biasa dipanggil pak Syam.
"Begini pak Syam. Mereka mau mengajukan judul Proposal Tesis pak. Ini tolong diperiksa!" ujar Hana ramah seraya menyodorkan kertas berserta map yang ada didepan meja.
"Baik, nanti akan saya periksa karena sekarang saya masih sibuk. Sering² saja cek, nanti kalau sudah akan saya simpat dimeja staf ya!" jelasnya.
"Baik pak. Kami permisi dan terima kasih." mereka bertiga meninggalkan ruangan Kaprodi dengan perasaan lega setidaknya usulan mereka diterima.
"Insya Allah diterima." ujar Hana menyemangati.
"Pati diterima karena Hana yang antar ki. Bagaimana Ni'mah?"
"Hhmm tentu."
"Kamu kenapa sih?" tanya Diana pada Ni'mah.
"Itu pak Syam toh tatapannya ke Hana lain. Maksudku kayak suka sama Hana baru ramah!"
"Memang beliau ramah kali!" sangkal Hana.
"Gak Hana! Aku bisa lihat dari tatapan matanya. Kalau ucapanku benar gimana?" tantang Ni'mah.
"Ya gak gimana² juga kali! Kan Hana sudah lamaran." ujar Diana.
"Iya ya. Selamat Hanaku ♡. Semoga bahagia ya! Berapa maharnya?" tanya Ni'mah.
"Satu set perhiasan dan satu perangkat alat sholat."
"Wah mantap itu! Aku juga mau." seru Diana.
"Iya nanti juga akan tiba saatnya." ujar Hana. "Ayo ke kos, aku harus melanjutkan olah data." ajak Hana.
"Aku pulang saja deh, mau cek motorku." ujar Ni'mah.
"Sama ki pale Ni'mah, kan jauh rumahmu. Ayo!" mereka melangkah ke tempat masing² sambil melambaikan tangan sebagai salam perpisahan.
Tiba dikos, Hana disibukkan dengan Pengolahan Data hasil penelitian sebelum menikah. Rencana pernikahan akan diadakan di rumah Hasyim.
***
Flashback On
"Hana, kan nikahnya ditempatku dan mungkin akan disewakan gedung!" ujar Hasyim membuka percakapan ketika mereka bertemu.
"Iya terserah kalian saja kak." ucapnya patuh. "Maaf ya kak, akhir² ini aku sibuk olah data supaya cepat selesai." lanjutnya merasa tidak enak.
"Kamu santai saja!" Ujar Hasyim santai juga. "Nanti kalau ada waktu kita fitting baju pernikahan ya?" lanjutnya.
"Iya kak. Kapankah kita nikahnya?"
"Desember Hana. Kamu lupa ya?"
"Maaf aku terlalu sibuk. Aku juga harus persiapkan diri untuk mengajar kak."
"Kamu mau mengajar dimana?"
"Ada tawaran mengajar di Kampus kak." jelas Hana.
"Bagus itu, kalau kita punya kesibukan masing² pasti tidak akan jenuh!" ucapnya santai. "Ya sudah ayo aku antar pulang." ajaknya, Hana hanya mengangguk setuju.
Flashback Off
***
Tiba saatnya pernikahan Hana dan Hasyim digelar di Gedung Balai Residen Center (BRC) Palopo. Bahkan untuk ijab kabulnya juga diadakan disana!
"Wah digedung megah pale! Beruntungnya Hana." ucap tante Hana dari pihak ibu Ramlah.
"Ramai lagi." sahut sepupu Hana. Mereka menggosipkan Hana yang beruntung nikah digedung, otomatis orang kaya suaminya, pikirnya.
"Saya nikahkan engkau Hasyim Asy'ari bin Limin Putra dengan putri saya bernama Hana Putri Ahmad binti Ahmad Sholeh dengan seperangkat alat sholat dan Perhiasan emas tiga puluh gram dua puluh tiga karat dibayar tunai karena Allah." ucap ayah Ahmad.
"Saya terima untuk menikahi Hana Putri Ahmad binti Ahmad Sholeh dengan seperangkat alat sholat dan Perhiasan emas tiga puluh gram dua puluh tiga karat dibayar tunai karena Allah."
"Sah Sah Sah." para saksi berseru.
"Alhamdulillah." Kemudian penghulu membacakan doa pernikahan lalu diajak untuk menemui sang isteri untuk tanda tangan buku nikah, sungkem dan foto bersama keluarga.
***
Pelaminan
"Kak Hana cantik banget, aku pangling!" ujar Hasna dan Husna.
"Iya kakak kamu memang cantik de." sahut Diana antusias.
"Ayo maju beri ucapan selamat lalu makan. Lapar nih!" ajak Ni'mah. Mereka berdua memanggil teman² kelasnya di Pascasarjana untuk bersalaman, kasih selamat pengantin baru, dan berfoto.
Setelah mengucapkan selamat mereka makan, gantian dengan tamu yang lain untuk mengucapkan selamat buat pengantin baru.
Usai pernikahan mereka pulang ke rumah Hasyim sementara karena Hana hanya ngekos. Keluarga Hana berada di rumah keluarga Hasyim yang di Palopo.
"Kok kayak gak serius memang dia nikahi aku! Huft aku harus yakin dia baik untukku, kan aku sudah shalat istikharah." gumam Hana dalam hati, pasalnya sampai di rumah Hasyim sibuk dengan sendirinya.
"Mungkin dia sibuk makanya gak sempat menyapaku!" Hana memberi semangat untuk dirinya. "Hai. Apa yang bisa ku bantu?" tanya Hana ketika keluar dari Kamar.
"Oh, ini mau kasih keluar es buah karena ada tamu yang baru datang sedangkan digedung sudah sepi." ujar Nur sepupu Hasyim.
"Biar aku bantu kak." Nur hanya mengangguk karena memang butuh bantuan.
"Nanti tolong bawa keluar ya? Aku mau urus anak aku dulu!" ujar Nur lalu melangkah pergi meninggalkan Hana sendiri.
"Ini kenapa pengantin yang disuruh sediakan air buat tamu? Pada kemana semua orang? Aduh ini orang kaya tapi miskin bagaimana ini!" gerutu tetangga ibu Setia.
"Udah gak apa² tante, kebetulan aku lagi nganggur." jawab Hana tersenyum ramah.
"Jadi mantuku enak, tapi anakku masih kecil²." candanya. Hana tidak mengenalnya tapi sepertinya dia adalah tetangga Ibu Setia.
"Aku bawa dulu keluar airnya tante." ujar Hana.
"Gak usah! Mertuamu itu gengsi tinggi, sini biar tante bantu." Langsung mengambil alih nampan berisi es buah untuk tiga orang tamu.
"Kamu ini gimana Hasyim, masak isteri kamu yang harus siapkan es buah buat tamu. Kalian kan pengantin baru harusnya mesra² begitu." ucapnya menggebu. "Gemas saya sama kalian ini. Uuhhhh." lanjutnya.
"Biarlah tante, bagus kan punya isteri rajin jadi gak nyusahin." jawab Hasyim.
"Kamu cari isteri atau pembantu." jawabnya kesal.
"Dua²nya tante. Hahaha." jawab Abdul sambil tertawa ngakak. Abdul tau jika kakaknya nikah karena terpaksa tapi berusaha menerima.
"Keluarga gak jelas!" kesal tante langsung pergi meninggalkan rumah pengantin.
"Kok mau perempuannya sama keluarganya Hasyim, mereka baik tapi hanya untuk cari muka. Kenapa aku yang emosi ya!" gerutunya sambil jalan ke rumahnya yang hanya 500 meter dari rumah Hasyim.
...----------------...
Bersambung ☆☆☆☆☆