Shintia adalah seorang gadis yang mempunyai banyak teman laki-laki. Dia seorang gadis miskin yang mau di ajak berkencan siapa saja asalkan mendapatkan bayaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jamal Nurcahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2
Tok tok
" masuk" ucap Abraham dari dalam.
"tuan perusahaan Wijaya sudah menunggu di ruang rapat" ucap asisten Abraham yang bernama Hendy.
'ya sebentar lagi saya ke sana" ucap Abraham yang tidak mengalihkan pandangannya dari layar komputer.
" baik kalau begitu saya permisi dulu tuan" ucap Hendy lalu keluar dari ruangan atasannya.
Saat Hendy ingin menutup pintunya Abraham pun menghentikan.
" tunggu Hendy..." ucap Abraham.
" ya tuan?" Tanya Hendy yang kembali masuk.
" Kamu cari tau tentang ayu ini alamatnya" ucap Abraham memberikan secarik kertas ke Hendy.
" baik tuan, apa ada lagi tuan?"Tanya Hendy lagi.
" tidak hanya itu, secepatnya cari tau dan bawa ke ruanganku" ucap Abraham.
" baik tuan kalau begitu saya permisi" ucap Hendy lalu benar-benar hilang di balik pintu.
Abraham pun beranjak dari tempat duduknya dan keluar menuju ruang rapat. Dia berjalan dengan sangat tegas namun saat di sapa karyawannya dia akan selalu tersenyum.
Sesampainya di ruang rapat semua pun sudah berkumpul di sana. Abraham pun duduk di tempat duduknya perusahaan Wijaya pun maju ke depan untuk memaparkan tujuannya datang ingin mengajukan kerjasama dengan perusahaan Company yang bekerja di bidang konstruksi.
"apa tuan setuju?" Ucap sekertaris Wijaya yang memakai baju super seksi dengan belahan dada yang rendah.
"Sepertinya kurang menarik, ubah proposalnya besok kalian bisa datang lagi" ucap Abraham dengan dingin sambil menaruh proposal dari perusahaan Wijaya.
"baik tuan, akan saya perbaiki" ucap sekertaris Wijaya dengan menundukkan kepalanya dan tersenyum manis ke Abraham.
Namun Abraham tidak memperhatikan sama sekali sekertaris Wijaya. Abraham pun memilih keluar dari ruangan rapat dan kembali ke ruangannya. Yang menghendel sekertarisnya.
" iiiihhh udah dandan cantik-cantik nggak di lirik sama sekali" ucap sekertaris Wijaya yang bernama Fanya. Dia menggerutu karena Abraham tidak meliriknya sama sekali dan malah keluar begitu saja.
" kalau begitu kami permisi tuan Hendy besok saya akan kembali lagi" ucap atasannya Fanya yang bernama Handoko.
" iya pak, mari saya antarkan" ucap Hendy yang mempersilahkan untuk berjalan terlebih dahulu.
Fanya pun mengikuti dari belakang mengikuti atasannya dan asistennya Abraham. Hendy mengantarkan sampai depan lift karena dia harus kembali bekerja dan mencari tau tentang ayu karena bosnya sudah menunggunya.
***
Di lain tempat ayu sedang menyiapkan makan malam karena hari sudah mulai sore. Setelah memasak ayu pun membersihkan diri.
" huff mandi dulu lah biar seger" ucap ayu dengan menghembuskan nafasnya.
Seusai membersihkan diri ayu pun menuju kamar neneknya dan melihat neneknya yang masih menjalankan ibadah sholat Maghrib. Ayu pun menunggu sampai neneknya selesai, setiap dia melihat orang beribadah dia selalu merasa sangat hina. Dia pun meneteskan air matanya.
Hidupnya terlalu kejam, ke dua orang tuanya meninggal karena kebakaran jadi dia menjadi anak yatim piatu. Dan dia pun tinggal dengan neneknya. Terkadang dia menyalakan takdir, andai orang tuanya masih ada mungkin dia tidak seburuk sekarang. Mungkin dia tidak akan menjual tubuhnya hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Nenek saroh pun selesai dan melihat ayu yang terduduk di dekat pintu dengan menangis.
" nduk kamu ngapain di situ ? Sini duduk Deket nenek" ucap nenek saroh menepuk ranjang di sebelah nenek saroh.
Ayu pun menghampiri neneknya dan memeluk neneknya. " aku kangen ayah dan ibu nek" ucap ayu dengan menangis sambil memeluk neneknya sangat erat.
" kalau kangen berdoa nduk, doain aja semoga ayah dan ibumu tenang di sana" ucap nenek saroh dengan lembut sambil membelai rambut cucu satu-satunya. " kalau mau ke makam pun jauh nduk kamu harus ke kampung" ucap nenek saroh.
" hiks hiks...kenapa Allah jahat nek ke aku" ucap ayu dengan sesegukan.
"semua sudah takdir nduk, jangan menyalahkan sang pencipta...udah jangan nangis kan masih ada nenek" ucap nenek saroh menguatkan cucunya, sebenarnya dia juga merasa sesak saat melihat cucunya menangis. Dia juga kehilangan anak perempuan satu-satunya.
Ayu pun menghapus air matanya dan menguraikan pelukannya. " ayo makan malam nek tadi aku masak opor ayam kesukaan nenek" ucap ayu tersenyum.
" Kamu dapat uang dari mana nduk kok bisa beli ayam?" Tanya nenek saroh.
" biasa nek aku bantu temenku jualan online" ucap ayu berbohong. maafin ayu nek yang selalu berbohong" ucap ayu dalam hati.
" Kamu harus fokus dengan sekolahmu nak jangan main ponsel terus ya atau nyari uang, biar nenek aja yang cari uang" ucap nenek saroh sambil menggenggam tangan ayu.
" aku bisa bagi waktu kok nek, udah ayo makan nanti keburu dingin nggak enak" ucap ayu yang membantu neneknya berdiri dan menggandeng menuju meja makan.
Sesampai di meja makan ayu pun mengambilkan neneknya nasi beserta lauknya. Mereka berdua pun makan dengan nikmat dan senyap.
Sesudah makan malam ayu pun membereskan piring kotor dan mencucinya.
" biar nenek aja nduk yang nyuci kamu belajar aja" cegah nenek saroh.
" udah nggak apa-apa nek ini cuma dikit kok, nenek mau di buatkan teh anget nggak?" Tanya ayu sambil mencuci piring.
" nggak usah nduk nanti nenek bikin sendiri kalau pingin" ucap nenek saroh kembali duduk di meja makan.
" kalau gitu aku kembali ke kamar dulu ya nek mau ngerjain tugas" ucap ayu pamit ke neneknya.
" iya nak" ucap nenek saroh.
Ayu pun masuk ke kamarnya dan duduk di meja dekat ranjangnya. Dia pun mulai membuka buku dan mengerjakan tugas sekolah untuk pelajaran besok. Saat sedang serius mengerjakan ponsel ayu pun berbunyi ada notifikasi pesan dari kak Ryan.
[Ryan: besok bisa ketemu nggak yu aku tunggu di tempat biasa]
[ayu: tapi agak sorean ya kak jam 2 habis pulang sekolah]
Setelah membalas pesan Ryan ayu pun mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya.
Dia pun ingin kembali fokus belajar namu fikirannya kemana-mana. Ingin rasanya dia berhenti sebagai pemuas nafsu.
Namun dia mau bekerja apa karena masih sekolah untuk mencukupi biaya hidupnya. Kadang terlintas di benaknya ingin mengakhiri hidup namun neneknya pasti akan sedih hidup sendirian.
"Ya Tuhan semoga ada keajaiban di hidupku esok nanti" ucap ayu lirih.
Ayu pun memilih menutup bukunya dan merebahkan tubuhnya di ranjang, tidak lama dia pun terlelap karena badannya terasa sakit semua. Dia ingin melupakan sejenak beban hidupnya yang begitu miris. Ayu pun menyelami mimpi indahnya.
Neneknya yang mengintip dari balik pintu hanya bisa memukul dadanya yang terasa sesak dan menghapus air mata yang meluncur begitu saja.
Begitu kasihan dengan cucunya yang sudah tidak mempunyai orang tua. " semoga kelak kau menemukan orang yang bisa menjaga dan menyayangimu nduk" ucap nenek saroh lalu menutup pintu kamar ayu dan pergi ke kamarnya untuk beristirahat juga.
•••
Maaf bila ada salah dan bahasa
See you next bab:::::::>>>>>>
lanjut Thor.
lanjuttttt