Untuk menyembunyikan aib kakaknya. Alora terjebak hubungan dengan cowok misterius yang dijuluki si buruk rupa di sekolahnya
Siapa sangka dari hubungan tidak terduga itu timbul benih cinta, yakin cowok tersebut buruk rupa? Tetapi kenapa Alora sampai menyukainya, bahkan memberi cinta utuh untuknya, atau ada alasan dibalik julukan buruk rupa itu?
Cerita ini mengandung adegan sedikit kelewatan ya? haha.. menceritakan kenakalan remaja yang pernah hidup di negara luar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih Berusaha
Alora melirik Sean yang kini sedang menyetir mobilnya. Sedari tadi ia tidak bisa mengendalikan wajah kagetnya. Ia kembali melirik Sean yang sialnya cowok itu sedang tersenyum tipis, sepertinya Sean tahu jika Alora sedari tadi terus memerhatikan nya melalui ujung matanya.
"Lo mau tanya kenapa gue tiba-tiba jemput?" tanya Sean langsung diangguki Alora.
Memang itu yang ingin Alora tanyakan sedari tadi, tetapi sekitar bibirnya tiba-tiba terasa kelu untuk digerakan.
"Karena gue uda tahu rumah lo," balas Sean membuat Alora mendelik.
Yang benar saja jawaban Sean. Alora memutar bola matanya, lalu entah darimana tiba-tiba berani menatap Sean, memerhatikan Sean yang fokus dengan setir mobilnya.
"Lo nggak ada niatan jahat sama gue kan?" selidik Alora.
Sean terkekeh, ia menatap Alora sebentar, namun tidak juga mendapat jawaban dari Sean.
"Turunin gue di sini," ujar Alora tiba-tiba.
"Gue nggak bisa bilang tidak atau pun iya, lo sendiri tahu gimana gue selama ini ke lo."
Sial, bukan itu jawaban yang ingin Alora dengar dari mulut Sean, tetapi jawaban normal biasa. Kalau begitu kan Alora jadi susah sendiri, ia tahu dan sangat sadar apa yang dilakukan Sean kepadanya selama ini, lebih gilanya lagi Alora juga menikmati dan terkadang menginginkan malah.
Sesampainya di parkiran Sekolah. Alora Turun dari mobil Sean dengan sangat hati-hati, ia melirik ke sekitar, cukup sepi ia berniat bergegas untuk langsung ke kelasnya sebelum ada yang melihat.
"Buat lo sarapan." Sean menyerahkan paper bag yang berisi makanan.
Alis Alora menukik, ia menatap Sean dengan wajah bingungnya. Juga ada kewaspadaan pada mimik mukanya.
"Kak Nila yang kasih, gue juga tadi sarapan itu," jelas Sean baru diterima oleh Alora.
"Makasih," balasnya.
Ia memang tadi belum sarapan, dengan adanya Sean di rumahnya membuat Alora seakan harus cepat-cepat membawa cowok itu keluar dari rumahnya. Ada kekhawatiran sendiri jika ayah atau pun Aluna sampai menanyakan kedekatan mereka. Jangan sampai Sean mengatakan jika mereka pacar tantangan yang diperpanjang karena Sean telah membayarnya dengan jumlah yang cukup banyak, bahkan Sean malah sering tiba-tiba mengirimnya sekarang.
Ngomong-ngomong tentang itu, Alora menoleh, ia menatap Sean dengan tatapan serius.
"Jangan kirim-kirim gue uang lagi," tegasnya berbalik.
"Gue suka," balas Sean seadanya.
"Dasar gila," setelah mengatakan itu Alora pergi meninggalkan Sean yang sedang terkekeh di mobilnya.
Ia suka dengan segala tingkah Alora yang terkadang terlihat bodoh dengan wajah cantiknya, tetapi juga bisa galak.
...****************...
Setelah istirahat, Sean tidak langsung keluar dari kelasnya. Sejujurnya ia sendiri tidak nyaman dengan keadaan nya seperti sekarang, Sean lebih merasa tenang ketika tidak ada murid yang berusaha mendekati atau mencari perhatian dengan nya, ketika ia menjadi si buruk rupa, jangankan mendekati Sean lewat pun mereka akan menyingkir atau menjauh dengan pandangan jijik, tidak sedikit juga yang melontarkan kata-kata kasar untuknya, namun Sean tidak mengambil pusing, ia bisa melakukan apa-apa tanpa harus diperhatikan oleh banyak pasang mata seperti sekarang ini. Lihat saja sekarang, banyak siswi di kelasnya yang sengaja berdiam diri di kelas karena adanya Sean, padahal dulu Sean selalu sendiri di kelas, tidak akan ada yang sudi berada di kelas ketika ia juga di sana.
"Kantin yuk, laper gue," ajak Zico.
"Gaya lo laper, tadi pagi juga sarapan gue lo embat bego," protes Kemal mendapat kekehan dari Zico.
"Kaya nggak tahu modusnya Zico aja lu, ngajak ke kantin tapi matanya kemana-mana," seloroh Dansel.
Kemal mengangguk setuju, sementara Levian ikut menyunggingkan senyumnya. Apa yang dikatakan Dansel memang benar, terkadang Zico datang ke kantin untuk menggoda adik kelas mereka, atau membual dengan pesona yang dimilikinya pada gadis-gadis.
"Nggak lah anjir, gue sekarang lagi pepetin si Jesi, susah banget anjir, DM gue nggak dibales-bales," keluh Zico mendapat gelak tawa Kemal dan Dansel.
"Mampus lo, makanya jangan sok ke PDan lo, si Sean muncul lo udah nggak begitu menarik lagi di mata mereka," ledek Kemal membuat Zico berdecak.
"Lo lupa apa bego? Gebetan lo juga udah diembat duluan tuh sama Sean, dikasih cupang malah," ledek Zico seketika mengingatkan Kemal pada kejadian kemarin sore. Dimana ia melihat dengan mata sendiri adegan Sean dan Alora di depan matanya.
Brak
Meja di depan nya ia gebrak, lalu menatap Sean dengan nyalang.
"Mau lo temen kek musuh kek, ayo kita adu di ring aja Se," tantang Kemal.
"Brisik, mending lo pada keluar deh gue lagi pusing," balas Sean seketika membuat Levian melirik Sean sekilas.
Ada yang ingin Levian katakan sebenarnya dengan Sean, namun tiba-tiba seseorang datang menghampiri ke kelas mereka.
"Wuih..ada dua bidadari cantik nih," goda Zico seperti isunya. Buaya darat kelas kakap.
Iuh, Kemal dan Dansel langsung ingin muntah, meski Elkavira dan Adista primadona sekolah, tetap saja mereka bukan tipe Kemal atau pun Dansel. Apa yang melekat pada tubuh keduanya terlalu berlebihan, apa lagi dada keduanya yang terlihat cukup besar sudah pasti hasil tangan dari banyak cowok, Zico dan teman-temannya cukup paham bagian dada hasil tangan dari kenakalan remaja sekarang atau karena memang tumbuh dengan alami, dari bentuk mereka sudah bisa menebak walau masih terbungkus.
Adista tersenyum tipis, jelas saja ia pernah bersiteru dengan Cantika, mantan Zico yang ternyata masih tidak rela jika Zico mempunyai hubungan baru dengan seorang gadis. Sementara Elkavira tidak menanggapi, gadis itu hanya melirik sekilas namun kembali pada tujuan nya datang ke kelas itu.
"Se, gue bawain bekal buat lo, ini sebagai tanda permintamaafan gue ke lo," ujar Elkavira menyerahkan kotak bekal lucu di meja Sean.
"Zic lo laper kan tadi?" tanya Sean diangguki Zico dengan bingung.
"Ambil ini," lanjut Sean membuat teman-teman nya terperangah.
Sean tanpa aba-aba langsung menolak, bahkan orang yang memberi untuknya masih di tempat itu, menyaksikan sendiri bagaimana makanan pemberian nya dikasihkan untuk orang lain.
"Se, gue kasih buat lo. Bukan buat Zico," ujar Elkavira masih mencoba untuk tenang.
"Terus?" tanya Sean menatap malas Elkavira.
"Ya nggak gitu juga dong, lo hargai pemberian dari gue. Gue udah capek-capek masak buat lo dan lo seenaknya aja kasih ke orang lain, gue sakit hati Se," jelas Elkavira.
"Gue nggak minta, kalau lo keberatan lo bisa ambil lagi," jelas Sean beranjak dari duduknya. Ia pergi diikuti teman-temannya.
Elkavira mengepalkan tangan nya, ia menatap paper bag di atas meja Sean yang sama sekali tidak tersentuh, jangan disentuh bahkan Sean langsung menolaknya tadi.
"Vir, lo nggak harus rendahin diri lo kaya gini buat dapetin dia, apa lagi di depan teman-temannya," ujar Adista cukup prihatin melihat bagaimana sahabatnya itu ditolak secara mentah-mentah.
"Terus gue harus gimana? Telanjang dulu biar dia liat gue?" frustasi Elkavira.
up up kk
Cuss biar bs lgsg halal biar ga nakal trs😁😁🤣🤣
Ena-ena nya nggak si spill Thor 😁😁😁....
aku kirim kopi ya Thor,untuk update nnt malam😜😜😜😜