My Sugar Baby

Ting, tong, ting, tong.

Chika yang sedang menikmati mie rebus di meja makan dikejutkan dengan suara bel apartemennya yang berbunyi. Sangat jarang ada seseorang yang datang ke tempat tinggalnya itu dan tanpa memberikan kabar seperti ini.

" Siapa ya? Jangan-jangan Aurel? Tapi, kok dia tidak bilang kalau akan datang ya? " gumam Chika heran sekaligus penasaran.

Daripada semakin penasaran, wanita itu pun menghentikan kegiatan makannya dan segera bangkit dari tempat duduknya. Dia harus melihat siapakah yang datang, karena suara bel pun masih terus terdengar.

Tak ada satu orang pun yang terpikirkan di dalam kepalanya, karena selain keluarganya hanya sang sahabat yang pernah datang ke apartemennya. Walaupun bukan orang yang pendiam tertutup, tetapi bukan berarti Chika memiliki banyak teman atau kenalan. Orang terdekatnya saat ini hanya Aurel dan mungkin bertambah dengan hadirnya Zidan sebagai kekasihnya.

Ceklek.

Pintu apartemen itu terbuka dan tak pernah Chika sangka orang yang datang itu adalah Zidan. Apalagi dalam waktu yang cukup cepat ini, padahal sebelumnya pria itu harus pergi untuk menemui ibu dan istrinya.

" Om Zidan? " ucap Chika yang merasa terkejut.

" Iya Baby.. Aku datang " jawab Zidan tersenyum.

Dengan sangat sengaja Zidan datang ke sana untuk menemui Chika, karena tahu jika kekasihnya itu-lah yang paling bisa menenangkan dirinya. Pembicaraannya dengan Marsha benar-benar membuatnya sangat emosi dan tidak terima.

Dan benar, hanya dengan melihat wajah cantiknya saja sudah membuat emosi yang tadi ada di dalam dada perlahan-lahan mereda. Mungkin, memang Chika hadir untuk menjadi sebuah obat dan penenang untuk dirinya.

" Bukannya Om harus bertemu dengan mama dan istri-nya Om ya? Kenapa sekarang malah ada di sini? " tanya Chika cukup bingung.

" Aku sudah bertemu dengan mereka kok, Baby. Sekarang waktunya aku menemui kamu sesuai janjiku tadi " jawab Zidan.

Chika pun mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti dan tidak banyak bertanya lagi. Jujur saja, dia juga merasa senang karena Zidan langsung datang menemuinya.

" Jadi, kami tidak akan mengajakku masuk? Kita akan terus berdiri di sini? " tanya Zidan pada Chika.

" Eh iya, lupa, hihi.. " jawab Chika menunjukkan seretan giginya yang rapi.

" Ayo masuk, Om.. " ajak wanita itu menarik tangan sang kekasih.

Tentu saja Zidan hanya menurut dan mengikuti langkah kekasihnya itu untuk masuk ke dalam apartemen itu. Memang itu juga yang dia inginkan karena tidak nyaman terus dilihat dan diperhatikan oleh penghuni apartemen yang lain yang sedang berlalu lalang.

.

.

.

" Aku sedang makan mie rebus, Om mau juga tidak? " tawar Chika sembari mereka berjalan menuju meja makan.

Tidak mungkin dia melanjutkan kegiatan makannya dan membiarkan Zidan hanya melihatnya saja. Lagipula masih cukup banyak mie instan yang berada di lemarinya dan tidak ada salahnya berbagi dengan pria itu.

" Boleh deh.. Kebetulan juga aku sudah merasa lapar lagi " jawab Zidan yang tidak akan menyia-nyiakan tawaran dari sang kekasih.

Tak perlu menunggu lama, Chika pun langsung memasak mie rebus untuk Zidan, sedangkan kekasihnya itu sendiri sudah mendudukkan tubuhnya di salah satu kursi yang ada di meja makan. Kedua mata pria itu terus fokus tertuju pada Chika yang ternyata cukup lihai menggunakan peralatan dapur dan memasak.

Meskipun hanya mie rebus biasa, tetapi Chika ingin membuatnya dengan seenak dan seistimewa mungkin. Untuk pertama kalinya dia memasak sesuatu untuk sang kekasih sehingga tidak boleh mengecewakan.

" Mie rebus spesial sudah matang " ucap Chika meletakkan semangkuk mie rebus itu di hadapan Zidan.

Dari penampilan dan aromanya saja sudah sangat- sangat menggoda, hingga Zidan tidak sabar untuk memakannya. Apalagi Chika seolah mengerti seleranya dengan memberikan telur setengah matang dan irisan daun bawang segar di mie rebus tersebut.

" Terima kasih banyak, Baby.. Aku benar-benar tidak sabar untuk memakannya, pasti sangat enak " ucap Zidan mengusap lembut punggung tangan kekasihnya itu.

" Sama-sama, Om.. " jawab Chika tersenyum.

Karena sudah tidak sabar dan perutnya juga sudah keroncongan, Zidan pun segera memakan mie rebus yang dimasak oleh sang kekasih. Sesuai dugaannya, rasanya benar-benar enak dan tidak pernah dia rasakan sebelumnya.

" Gimana, Om? Aku harap Om suka sih " tanya Chika yang sudah duduk di samping Zidan.

" Ini adalah makanan terenak yang pernah aku makan, Baby.. Aku juga sangat-sangat suka " jawab Zidan tanpa kebohongan.

Makanan yang dimasak dengan cinta atau tidak akan sangat terasa perbedaanya dan hari ini Zidan benar-benar merasakan. Walaupun hanya makanan yang sangat sederhana dan hampir semua orang bisa memasaknya, tetapi sangat terasa istimewa.

" Sekali lagi terima kasih ya, Baby.. Karena kamu aku bisa merasakan makanan seenak ini " ucap Zidan dengan sangat tulus.

" Iya Om.. Aku juga senang kalau Om suka dengan mie rebus yang aku masak " jawab Chika dengan hati yang menghangat.

Zidan adalah orang pertama yang mencoba makanan yang dia masak dan langsung memberikannya sebuah pujian. Setidaknya itu bisa menjadi pengobat kecewa karena kedua orang tuanya yang tak pernah sedikit pun memakan makanan yang dimasaknya.

Beberapa kali, Chika sempat memasak makanan untuk kedua orang tua dan adiknya. Sayangnya, tidak ada satu pun yang bersedia mencoba barang sedikit karena tidak memikirkan waktu.

" Kamu juga makan dong, Baby.. Nanti malah mie rebus milikmu akan semakin dingin " ucap Zidan karena sang kekasih hanya diam saja.

" Iya Om.. Ini juga aku akan makan kok " jawab Chika menganggukkan kepalanya.

Kemudian, keduanya pun memakan mie rebus milik mereka masing-masing. Hanya saja, kali ini terasa lebih enak dan istimewa karena dimakan bersama dengan orang yang istimewa juga.

" Oh iya, Om.. Kalau boleh tahu, ada apa Mama Om tiba-tiba ingin bertemu? " tanya Chika yang tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi.

Sebenarnya, Chika sudah menebak-nebak sejak Zidan mengantarkannya pulang ke apartemen. Namun untuk lebih jelas dan pasti, dia tentunya harus bertanya langsung pada kekasihnya itu.

" Tidak ada yang penting, hanya sekedar mampir saja. Kebetulan tadi Mama lewat di sekitar kawasan rumahku " jawab Zidan yang tidak mungkin jujur tentang semuanya.

Lagi-lagi Chika pun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Dia cukup sadar diri dan tidak berhak mengetahui lebih lanjut. Terlebih lagi statusnya hanya kekasih dari Zidan yang pastinya akan selalu disembunyikan.

***

Selamat pagi, Guys☀️ Semoga hari ini semua urusan saya dan kalian semua juga diberikan kelancaran ya😇 Alhamdulillah hari ini saya bisa update lebih pagi dari biasanya dan semoga masih bisa update untuk bab-bab selanjutnya🥰

***

Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘

Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘