NovelToon NovelToon
The King Final Sunset

The King Final Sunset

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cintapertama / Poligami / Perperangan / Kultivasi Modern / Penyelamat
Popularitas:928
Nilai: 5
Nama Author: Mrs Dream Writer

Zharagi Hyugi, Raja ke VIII Dinasti Huang, terjebak di dalam pusara konflik perebutan tahta yang membuat Ratu Hwa gelap mata dan menuntutnya turun dari tahta setelah kelahiran Putera Mahkota.

Dia tak terima dengan kelahiran putera mahkota dari rahim Selir Agung Yi-Ang yang akan mengancam posisinya.

Perebutan tahta semakin pelik, saat para petinggi klan ikut mendukung Ratu Hwa untuk tidak menerima kelahiran Putera Mahkota.

Disaat yang bersamaan, perbatasan kerajaan bergejolak setelah sejumlah orang dinyatakan hilang.

Akankah Zharagi Hyugi, sebagai Raja ke VIII Dinasti Huang ini bisa mempertahankan kekuasaannya? Ataukah dia akan menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs Dream Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siasat Lady Ira

Mei Li, meskipun masih lemah setelah insiden itu, tidak punya banyak waktu untuk pulih. Keesokan harinya, seorang pelayan membawa pesan singkat yang mengundangnya ke paviliun pribadi Lady Ira. Isinya penuh kehati-hatian, namun jelas bahwa ini adalah perintah, bukan permintaan.

Di paviliun, Lady Ira duduk dengan anggun, mengenakan jubah mewah yang berkilau di bawah cahaya matahari pagi. Namun, di balik senyumnya, ada ketegangan yang jelas terlihat.

"Mei Li," sapanya ramah, suaranya manis tetapi penuh maksud. "Aku mendengar tentang insiden semalam. Kau sungguh beruntung memiliki perhatian Raja muda kita. Tidak semua orang mendapatkan kehormatan seperti itu."

Mei Li menundukkan kepalanya sopan, namun tidak menanggapi langsung. Dalam hati, ia tahu Lady Ira tidak sekadar ingin berbasa-basi.

Lady Ira melanjutkan, suaranya semakin lembut tetapi sarat dengan ancaman terselubung. "Aku ingin membicarakan masa depanmu di istana ini. Kau telah menarik perhatian yang besar—bukan hanya dari Raja, tetapi juga dari banyak pihak lain. Aku khawatir, perhatian seperti itu bisa menjadi pedang bermata dua."

Mei Li mengangkat wajahnya, menatap Lady Ira dengan penuh waspada. "Apa yang Anda maksud, Yang Mulia?"

Lady Ira tersenyum tipis. "Aku hanya ingin menawarkan bantuan. Kau seorang pendatang di sini, tanpa dukungan keluarga bangsawan, tanpa pengalaman menghadapi intrik kerajaan. Namun, aku bisa membantumu. Aku bisa menjadi sekutu terbaikmu."

"Dan apa yang Anda harapkan sebagai balasannya?" tanya Mei Li dengan nada hati-hati.

Lady Ira mendekat, menatap Mei Li dengan tajam. "Kesetiaanmu, tentu saja. Kau hanya perlu mematuhi perintahku, bukan Raja atau bahkan Ratu. Aku tahu mereka mempercayaimu, tetapi kau harus mengerti, aku adalah Puteri Pertama Kerajaan ini. Pengaruhku melampaui apa yang kau bayangkan."

Mei Li menelan ludah, merasakan dinginnya udara yang tiba-tiba menyelimuti ruangan itu. Ia tahu ini adalah ujian besar. Menolak Lady Ira bisa berarti musuh yang berbahaya, tetapi menerima tawarannya juga berarti mengkhianati Raja dan Ratu yang telah melindunginya.

"Aku menghargai tawaran Anda, Yang Mulia," jawab Mei Li akhirnya, dengan nada diplomatis. "Namun, aku hanyalah seorang pelayan kerajaan. Tugas utamaku adalah melayani dan melindungi Putera Mahkota, seperti yang diperintahkan Raja."

Jawaban itu membuat wajah Lady Ira berubah sesaat, meskipun ia segera menyembunyikannya dengan senyum. "Tentu saja," katanya lembut. "Aku hanya berharap kau memikirkannya lebih dalam. Aku tidak ingin melihatmu terjebak dalam posisi sulit."

Mei Li menunduk hormat dan meninggalkan paviliun itu dengan pikiran yang berat. Lady Ira, di sisi lain, meremas jemarinya dengan kuat setelah Mei Li pergi. Ia tahu bahwa gadis itu tidak mudah digoyahkan. Namun, kegigihannya hanya membuat Lady Ira semakin bertekad.

Malam itu, di sayap kerajaan...

Lady Ira memanggil seorang pengikut setianya, Veyla, ke ruang rahasia. "Dia menolakku," kata Lady Ira dengan dingin, tatapannya penuh kebencian. "Jika Mei Li tidak bisa menjadi sekutuku, dia harus disingkirkan. Bagaimanapun caranya."

Veyla mengangguk, memahami maksud atasannya. "Apa yang harus saya lakukan, Yang Mulia?"

"Kita akan memancingnya lagi," jawab Lady Ira. "Kali ini, kita tidak hanya mengincarnya. Kita akan membuat Raja muda itu kehilangan kepercayaannya pada Mei Li. Hancurkan namanya di istana ini. Jika dia kehilangan kepercayaan Raja, dia tidak akan memiliki tempat untuk bersembunyi."

Sementara itu, di ruangan Raja Zharagi...

Zharagi sedang berdiskusi dengan Kairos ketika seorang pelayan datang membawa laporan tentang pertemuan Mei Li dan Lady Ira di paviliun. Wajah Zharagi menggelap.

"Lady Ira tidak pernah melakukan sesuatu tanpa alasan," kata Zharagi dengan nada rendah. "Kairos, awasi setiap langkahnya. Aku tidak ingin dia menyentuh Mei Li lagi."

Kairos mengangguk tegas. "Dan Mei Li, Yang Mulia? Apa Anda ingin saya memperingatkannya?"

Zharagi menggeleng. "Tidak. Mei Li harus menghadapi ini sendiri. Jika ia ingin bertahan di istana ini, ia harus belajar melawan musuh seperti Lady Ira."

Namun, di dalam hatinya, Zharagi merasa bimbang. Ia tahu Mei Li bukan hanya pelindung Putera Mahkota. Gadis itu telah menjadi sosok yang ia andalkan, bahkan lebih dari yang ingin ia akui. Dan ia tidak akan membiarkan Lady Ira atau siapa pun merusak hubungan mereka.

Malam itu, di sebuah desa kecil di perbatasan Kerajaan Zharagi, kegelisahan kembali menyelimuti warga. Dalam dua bulan terakhir, serangkaian penculikan pemuda telah mengguncang desa-desa di perbatasan. Tidak ada yang tahu siapa dalang di balik ini, namun mereka yang hilang tak pernah kembali.

Mei Li, yang baru saja menerima tugas langsung dari Raja Zharagi untuk menjaga Putera Mahkota, mendengar kabar ini dari seorang pelayan istana yang berasal dari desa perbatasan. Pelayan itu memohon kepada Mei Li agar menyampaikan keluhan mereka kepada Raja, karena para penjaga kerajaan tampaknya tidak cukup efektif menghentikan aksi penculikan.

Mei Li, dengan hati yang penuh simpati, memutuskan untuk menyelidiki lebih jauh. Namun, sebelum ia sempat bergerak, Lady Ira mendekatinya di lorong istana.

Pertemuan Tersembunyi

"Mei Li," panggil Lady Ira dengan suara lembut. Wajahnya tampak tenang, tetapi matanya menyiratkan kegelisahan. "Aku dengar kau mendapatkan tugas istimewa dari Yang Mulia."

Mei Li menatapnya dengan curiga. "Ada yang bisa kubantu, Lady Ira?"

Lady Ira tersenyum kecil. "Aku ingin membicarakan sesuatu yang penting. Tapi ini bukan tempat yang tepat. Mari kita bicara di paviliun belakang istana."

Mei Li ragu sejenak, namun ia mengikuti Lady Ira. Sesampainya di paviliun, Lady Ira membuka pembicaraan.

"Aku tahu kau merasa bahwa Raja sangat mempercayaimu. Tapi aku ingin mengingatkan, Mei Li, bahwa posisi seperti itu tidak selalu aman," katanya dengan nada samar.

"Apa maksud Anda, Lady Ira?" tanya Mei Li tajam.

Lady Ira mendekat, menurunkan suaranya. "Penculikan yang terjadi di desa-desa perbatasan... itu bukan sekadar kebetulan. Ada pihak-pihak di kerajaan ini yang memiliki kepentingan lebih besar dari yang kau bayangkan. Jika kau cerdas, kau akan berdiri di pihak yang benar."

Mei Li merasa ada jebakan dalam kata-kata itu. "Dan pihak yang benar itu siapa, menurut Anda?"

Lady Ira tersenyum tipis. "Aku menawarkan aliansi. Jika kau membantuku melindungi posisi Puteri Pertama, aku akan memastikan kau mendapat perlindungan dan pengaruh lebih besar. Kau tidak perlu mematuhi Raja sepenuhnya."

Mei Li meneguk ludah, menyadari bahaya di balik tawaran ini. "Lady Ira, tugas saya adalah melayani dan melindungi kerajaan. Saya tidak bermain politik."

Senyum Lady Ira memudar. "Pikirkan baik-baik, Mei Li. Kau tidak tahu seberapa besar kekacauan yang bisa terjadi jika kau berada di pihak yang salah."

Mei Li berpamitan tanpa memberikan jawaban pasti, tetapi ia semakin yakin bahwa Lady Ira menyembunyikan sesuatu yang besar.

Kegelisahan di Desa Perbatasan

Sementara itu, di desa perbatasan, seorang pemuda bernama Arel melaporkan bahwa ia melihat sekelompok pria berjubah hitam berkeliaran di sekitar desa pada malam sebelumnya. Mereka membawa kereta tertutup yang tampak mencurigakan.

"Saya yakin mereka adalah para penculik," kata Arel kepada kepala desa. "Tapi saya tidak berani mendekat. Mereka membawa senjata."

Kepala desa segera mengirimkan pesan ke istana, memohon bantuan. Raja Zharagi, yang menerima kabar itu, memutuskan untuk mengirim Kairos bersama beberapa pasukan elit ke perbatasan untuk menyelidiki lebih lanjut. Ia juga memerintahkan Mei Li untuk ikut serta, mengingat kecerdasannya dalam menghadapi situasi sulit.

Penyelidikan di Perbatasan

Ketika Mei Li dan Kairos tiba di desa perbatasan, suasana mencekam terasa di udara. Mereka mulai mewawancarai warga dan menemukan pola yang mengarah pada kelompok tertentu yang tampaknya terkait dengan Dinasti Velarion.

"Kita harus bergerak cepat," kata Kairos kepada Mei Li. "Jika kita bisa menangkap salah satu dari mereka hidup-hidup, kita mungkin bisa mendapatkan informasi lebih banyak."

Malam itu, Kairos dan pasukannya mengatur jebakan. Mereka menyamar sebagai warga desa dan memancing para penculik untuk muncul. Sesuai dugaan, sekelompok pria berjubah hitam datang dengan kereta tertutup.

Ketika mereka mencoba menangkap seorang pemuda desa, pasukan Zharagi segera menyerang. Pertempuran sengit terjadi, dan meskipun para penculik terlatih, Kairos dan pasukannya berhasil melumpuhkan sebagian besar dari mereka.

Namun, pemimpin kelompok penculik itu berhasil melarikan diri, meninggalkan jejak yang mengarah ke hutan di perbatasan timur.

Misteri yang Belum Terpecahkan

Setelah interogasi, salah satu penculik yang tertangkap mengakui bahwa mereka bekerja untuk seseorang dari dalam istana. Namun, sebelum ia sempat menyebutkan nama, ia meracuni dirinya sendiri dengan pil yang tersembunyi di mulutnya.

Mei Li dan Kairos kembali ke istana dengan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Sementara itu, Raja Zharagi memutuskan untuk memperketat pengawasan di perbatasan, sementara ia mencoba menggali lebih dalam tentang pengkhianatan di dalam istana.

Lady Ira, yang mendengar berita tentang penangkapan penculik, merasa cemas. "Jika jejak ini sampai padaku, maka segalanya akan berakhir," gumamnya dengan wajah tegang.

1
MDW
terimakasih
MDW
bentar lagi nih
Ahmad Fahri
Gimana nih thor, update-nya kapan dong?
Mưa buồn
Ceritanya bikin nagih dan gak bisa berhenti baca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!