Bagaimana jadinya,jika seorang kakak harus menggantikan posisi adiknya untuk menikah dengan seorang wanita yang sama sekali tidak ia kenal,wanita yang akan ia nikahi adalah Anjani Pratiwi,ia seorang gadis yang telah menjadi korban pemerkosaan oleh adiknya sendiri yakni Cakra,hingga akhirnya Anjani hamil dan meminta pertanggung jawaban dari Cakra,namun naas,saat menjelang hari pernikahan mereka,Begitu teganya Cakra memilih untuk kabur bersama mantan kekasihnya,Elang Abimana Wijaya,pada saat itu sedang berada di luar kota karena urusan pekerjaan yang tidak bisa ia tunda,terpaksa menggantikan posisi Cakra karena desakan dari papahnya dan juga untuk menjaga nama baik keluarga Abimana,pada akhirnya mereka melakukan pernikahan secara online,kini Anjani telah resmi menikah dengan Elang,bukan dengan Cakra!
Akankah dua orang asing yang tidak saling mengenal ini bisa menjalani bahtera rumah tangga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal mula petaka
prang
Suara pecahan gelas yang sengaja di lempar ke sembarang arah oleh Cakra,karena kesal telah di putuskan oleh kekasihnya.
"kau tega meninggalkanku demi si brengsek Dewa? Kau tahu jika aku itu selalu mencintaimu,kurang apa aku selama ini hah?" Cakra terus saja mengumpat dengan sorot mata penuh amarah.
Lagi dan lagi Cakra melempar gelas minumannya ke sembarang arah.
Malam ini seharusnya adalah jadwal Anjani pulang bekerja, namun karena ia harus membayar tunggakkan kontrakan rumah dan biaya sekolah ketiga adiknya,ia terpaksa bekerja lembur sampai jam 12 malam. Kebetulan sudah seminggu ini, Hotel tempat Anjani bekerja ramai di kunjungi oleh tamu yang menginap. Anjani malam ini di tugaskan untuk membersihkan kamar 309 dimana di informasikan jika kamar tersebut telah kosong karena pemilik kamar telah check out sejak jam lima sore.
Sebenarnya kondisi Anjani malam ini kurang begitu vit, namun ia tetap memaksa untuk bekerja lembur, Anjani sempat berjalan sempoyongan dan pandangannya mulai kabur ketika ia menuju kamar 309, hingga akhirnya ia salah masuk kamar hotel, yakni masuk ke dalam kamar 308.
Anjani langsung membuka pintu kamar hotel, kemudian ia kembali memijit kepalanya karena merasakan pusing yang cukup hebat. Cakra yang pada saat itu sedang mabuk berat, ketika melihat Anjani masuk sambil membawa peralatan tempurnya alias peralatan untuk membersihkan kamar, ia langsung bangkit dari atas tempat tidur, lantai yang di penuhi oleh pecahan gelas tidak ia hiraukan, ia terus berjalan ke arah Anjani, sedangkan Anjani sendiri terus saja memijit kepalanya dengan kedua jemari tangannya, ia tidak menyadari ada seorang pria yang sedang mendekatinya.
bugh
Akhirnya Cakra memeluk erat tubuh Anjani."Sonia sayang kamu mau kemana? Kau tidak boleh lagi pergi dariku,kau harus menjadi milikku!"racau Cakra menganggap Anjani adalah mantan kekasihnya.
"Tolong lepaskan saya tuan!" Anjani berusaha berontak dan memohon agar pria yang sedang mabuk itu melepaskan pelukannya.
Cakra malah tidak menghiraukannya, Anjani sempat meminta tolong, namun Cakra langung membekap mulutnya dengan tangannya.
Kini tubuh lemah Anjani di hempaskan ke atas tempat tidur oleh Cakra, dengan leluasanya Cakra langsung menindih dan menjamah tubuh Anjani, ia mencengkram kuat kedua tangan Anjani saat dirinya berusaha melakukan perlawanan. Anjani kembali berteriak meminta tolong, dengan buru-buru Cakra langsung menyumpal mulut Anjani dengan bibirnya, bau alkohol begitu menyengat di dalam mulut Cakra. Anjani langsung terbelalak apalagi saat Cakra mulai menelusuri setiap rongga terdalamnya, ia terus menyesapnya tiada henti seolah seperti pria yang haus dan dahaga, Anjani kalah kuat oleh tenaga Cakra yang bertubuh kekar, di tambah kondisi Anjani pada saat itu sedang tidak baik-baik saja, dengan leluasanya akhirnya Cakra berhasil menanggalkan pakaian milik Anjani, entah setan apa yang telah merasuki dirinya, hingga ia tega melakukan perbuatan keji seperti itu,tidak butuh waktu lama, akhirnya Anjani yang sudah tidak berdaya berhasil dirudapaksa oleh Cakra , Anjani hanya bisa menjerit menahan rasa sakit, kini kamar 308 menjadi saksi bisu atas peristiwa pemerkosaan terhadap Anjani pratiwi oleh Cakra Abimana Wijaya, seorang gadis yang di kenal di lingkungan sekitarnya sebagai gadis yang baik dan solehah, Anjani si gadis lugu yang memiliki paras cantik dan selalu mengenakan hijab ini, akhirnya harus mengalami peristiwa naas di dalam hidupnya.
"Aarrrkkhhhh...kenapa punyamu sangat sempit sayang, Kau sungguh nikmat!" racau kembali Cakra sambil menghentakkan benda pusaka miliknya, sedangkan Anjani hanya bisa meringis menahan sakit di area sensitifnya, ia juga tiada hentinya mengeluarkan bulir bening dari pelupuk matanya, hingga akhirnya Cakra mengerang merasakan nikmat yang tiada tara, kini ia telah menanam benih di dalam rahim seorang gadis yang tidak berdosa, tubuh mereka kini telah basah oleh peluh akibat pergumulan yang sangat menggairahkan, hingga akhirnya Cakra tertidur setelah pelepasan di samping Anjani, dan rupanya Anjani tidak sadarkan diri alias pingsan, akibat tidak kuat menahan rasa sakit dan perih atas peristiwa pemerkosaan itu
Keesokan harinya.
Ketika Anjani membuka kedua matanya, ia langsung saja menangis, karena mengingat kejadian memilukan yang telah menimpanya semalam, ia berteriak histeris hingga akhirnya salah satu sahabat nya yakni Dini yang kebetulan sedang bertugas membersihkan kamar 309, yang seharusnya kamar tersebut di bersihkan oleh Anjani tadi malam, namun pak Indra selaku kepala bagian house keeping, semalam mengecek kamar tersebut dan ternyata ia tidak menemukan Anjani di sana, pak Indra sempat berfikir jika Anjani tidak jadi mengambil lembur.
Dini langsung menerobos masuk kamar 308, karena setahu dirinya jika pemilik kamar tersebut telah check out jam tiga pagi.
Betapa kagetnya Dini saat melihat sahabatnya berada di dalam kamar tersebut dengan keadaan hanya memakai selimut, dan pakaian milik Anjani telah berserakan di bawah lantai yang penuh dengan pecahan gelas, suasana kamar pada saat ini sungguh sangat berantakan.
"Anja, kamu kenapa? Apa yang telah terjadi denganmu?" tanya Dini yang langsung mendekat ke arah Anjani.
Dengan tubuh yang gemetar, Anjani langsung menangis dan memeluk sahabatnya.
"Aku...aku telah di perkosa Din, Aku kotor! Hiks...hiks!" Anjani terus saja menangis sampai sesenggukan.
Dini mencoba menenangkan Anjani, ia sempat terkejut saat melihat ada noda darah di atas sepre.
Kemudian Anjani buru-buru membersihkan diri dan bergegas pulang menuju rumahnya.
Kediaman Abimana Wijaya
'Aaarrrkkhhhhh...kau bodoh sekali Cakra, bisa-bisanya kau memperkosa wanita itu, Bagaimana jika wanita itu hamil dan meminta dirimu untuk bertanggung jawab? kalau sampai papah tahu,bisa di penggal kepalaku!'gumam Cakra merutuki dirinya sendiri
Cakra Abimana Wijaya adalah putra bungsu dari tuan Malik Abimana Wijaya, sedangkan putra pertamanya adalah Elang Abimana Wijaya, ia adalah pria dingin dan kejam, selama hidupnya ia tidak pernah mengenal namanya cinta, berbanding terbalik dengan Cakra, dia adalah seorang pria petualang cinta, dia tidak bisa hidup jika tidak di kelilingi oleh wanita cantik, hingga akhirnya petualangan cintanya berakhir setelah Cakra menemukan tambatan hatinya, yakni Sonia.
Rumah Anjani.
Anjani terus saja mengurung diri di dalam kamarnya, sampai-sampai ibunya di buat hawatir olehnya.
"Bu, kak Anja kenapa? Semenjak tadi pagi sampe sore begini gak mau keluar kamar!" tanya Caca, adik bungsu Anjani yang kini duduk di kelas tiga Sekolah Dasar.
"Tidak tahu Ca, ibu juga bingung, Sedari tadi ibu gedor pintunya gak mau di buka!" Bu Fatma terlihat sangat menghawatirkan kondisi Anjani, ini kali pertama putri sulungnya bersikap seperti itu.
Sedangkan di dalam kamar, Anjani terus saja duduk di pojokan dekat jendela kamarnya sambil memeluk kedua kakinya, dan ia terus menundukkan kepalanya, bulir bening terus saja membasahi wajah cantiknya.
"Neng Anja, ayo buka pintunya, Kamu tidak solat ashar nak? Tadi sepertinya kamu tidak solat zuhur juga, Kamu kenapa nak?" tanya kembali Bu Fatma.
Namun tidak ada jawaban samasekali di dalam kamar Anjani.
"Ya Allah, kenapa engkau memberikanku cobaan begitu berat. Sekarang aku sudah tidak memiliki harga diri lagi, aku sudah kotor, Aku hancur...hiks...hiks!" Anjani terus saja meratapi peristiwa naas yang telah terjadi pada dirinya tadi malam, ia merasa jijik dengan tubuhnya sendiri hingga akhirnya Anjani terus saja membersihkan tubuhnya dengan air."Aaarrrkkkhhhh...aku sudah kotor, Dasar laki-laki biadab!" erang Anjani yang tiada hentinya menangis.
Bersambung...
🌹🌹🌹🌹🌹