Turnamen antara Zodiak Barat dan Timur di mulai, beberapa manusia terpilih mewakili Zodiaknya.
Berbagai intrik dilakukan demi mendapatkan 4 Mustika Naga, meskipun beberapa peserta tidak berminat mengikuti pertarungan itu, tetapi mau tak mau mereka harus terlibat karena situasi yang memaksa mereka turut terseret.
4 Mustika Naga, yang mewakili 4 elemen alam, yang di jaga 4 Naga, yaitu Naga Merah, Naga Hijau, Naga Biru, dan Naga Putih menjadi incaran semua Zodiak yang ada di dunia Astro-Geo.
Lalu apa maksud dari itu semua?
Ikuti saja Novel ini sampai tamat, Ok?!
Selamat Membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tenth_Soldier, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ardian Putra Wirawan aka Fenrir
Jatarka, pulau Waja, Nasutaran. Negeri Jamrud Khatulistiwa.
Di sebuah gudang berlantai satu, terdapat sebuah kantor kecil yang adalah sebuah Agensi Detektif Hantu.
Nampak empat orang berada di ruangan itu, Ardian, nama leader agensi itu sedang rebahan di sofa sambil sibuk dengan ponselnya, Putriani sang sekretaris sedang sibuk menginput data-data finansial, Rendy yang sedang membaca koran lokal dan Nur yang sedang asyik mengerjakan tugas sekolahnya.
"Ar! lo tahu Mustika Keabadian?" tanya Rendi pada Ardian.
Yang ditanya masih sibuk cari informasi cara mengunci Siluman Babi Ngepet.
"Hoyyy! Dengerin bentar napa sih!" cetus Rendi.
Seruan Rendi mengagetkan Putriani dan Nur.
"Apaan sih! Berisik tahu!" gerutu Nur.
Ardian akhirnya menengok ke arah Rendi, " Apaan tadi? Sorry gue lagi fokus cari cara ngunci siluman Babi Ngepet."
"Mustika Keabadian Ar! Pernah dengar nggak?" ulang Rendi
"Searching aja di Gugel! Emang kenapa?" tanya Ardian
"ini ada di kolom iklan, tapi kok aneh ya?" kata Rendi.
"Aneh bagaimana?" Ardian jadi penasaran dan beranjak dari sofanya sambil meminta koran yang dipegang Rendi.
"Mana? Coba gua lihat sini!"
"Nih, coba lo baca di pojok bawah kanan."
"Hmm..??"
Di kolom iklan itu tertulis sebagai berikut:
DI CARI MUSTIKA KEABADIAN
Hubungi No. HP :085412082024
Imbalan: Rp 1000.000.000,-
Single Job.
"Iya, aneh betul iklan ini coba cari di Gugel, apa itu Mustika Keabadian!"
"Apaan sih?" Putriani juga ikut penasaran. Ardian menyodorkan koran itu pada Putriani sambil menunjuk kolom iklan yg baru dia baca.
"Waaaa..! Satu milyar bo'!" Putriani berbinar-binar melihat jumlah uang yang ditawarkan dalam iklan itu.
Sementara Rendi mencoba menelusuri informasi melalui situs jejaring Gugel.
"Tambah aneh!" sahut Rendi
"Aneh gimana lagi?" tanya Ardian.
"Result Not Found!" kata Rendi sambil garuk-garuk kepala meski tidak gatal.
"Kalian hubungi saja nomor telepon yg dilampirkan di situ." kata Putriani. Dia berharap dua rekannya itu mau mengambil kesempatan itu. Sementara koran masih di tangannya
Ardian dan Rendi langsung bertatapan lalu keduanya memandang Putriani sambil menyeringai lebar...
Putri memandang dua anak itu, langsung tanggap.
"Ya, iya aku yang akan hubungi nomor itu," ujarnya sambil mengangkat telepon dan menekan tombol angka.
Terdengar nada dering di sana. Sebelum akhirnya seseorang mengangkat telepon itu.
"Hallo, selamat siang ada yang bisa kami bantu?" terdengar suara yang terdengar bijak di sana
"Oh iya hallo selamat siang, kami tertarik dengan iklan Anda di surat kabar Warta Klenik. Apakah kesempatan itu masih berlaku?" tanya Putriani dengan sangat sopan.
"Ya tentu saja, tapi apa maksud anda dengan kami? Bukankah di iklan itu hanya untuk perorangan dan bukan suatu kelompok."
"Oh, hanya untuk satu orang? Jadi tidak bisa dilakukan dua orang?" tanya Putriani sambil mengaktifkan tombol mikropon agar yang lainnya mendengar percakapan itu.
"Benar, pekerjaan itu sangat riskan, kami bahkan memberikan asuransi jiwa sebagai bentuk tanggung jawab jika terjadi hal yang tidak diinginkan."
Rendi menulis pesan di secarik kertas berbunyi APA ITU MUSTIKA KEABADIAN? Dan memperlihatkan pada Putriani.
"Oh, begitu ya, maaf kalau boleh tahu apa itu Mustika Keabadian dan di mana Mustika keabadian bisa di dapatkan?"
Tak terdengar suara untuk beberapa saat. Kemudian dengan berdehem suara di seberang berkata,
"Dari pertanyaan Anda menunjukkan bahwa Anda ataupun kelompok Anda bukanlah orang yang kami maksud, kami minta maaf, mohon untuk tidak menghubungi kami lagi, Terima kasih atas waktunya. Selamat siang. Tuuuut...
" Nah, makin aneh, kan?"celetuk Rendi.
"Ya, sudah ngapain ditanggapin!?" tukas Ardian.
"Tapi, satu milyar gesss..." Putriani mengingatkan.
"Satu milyar apa sepadan dengan nyawa kita?" kata Ardian agak malas menjawab.
"Lah, kan ada asuransi jiwanya Ar!" ucap Rendi nyengir.
"Weee lo pade pengen duitnya, nyawa gue yang terbang, gitu! Emangnya gue tumbal!" Ardian menggerutu.
Namun setelah mengakhiri ucapannya tiba-tiba Ardian merasa pandangannya berputar-putar.
"Aduh, kenapa ini..." Ardian semakin merasa pusing, tubuhnya sempoyongan dan dia terduduk di sofanya juga kepalanya terantuk di pegangan sofa...
Dia sempat mendengar teman-temanya berteriak memanggil-manggil namanya.
"Ar! Ar! Ardian bangun!... Ardian lo kenapa?"
Pandangannya menjadi gelap tak terdengar lagi suara yg lainnya.
Sama seperti yang dialami Viona Mendez, Ardian terbangun di suatu tempat yang asing, dia berada di sebuah padang rumput yang luas seperti tak bertepi.
Dan melihat para serigalanya mengelilingi tubuhnya.
"Hey, kalian di mana aku?"
"Akhirnya kau bangun juga..." terdengar suara berat di belakangnya.
Ardian menengok ke belakang, sedikit terkejut dia langsung mengenali sosok yang berbicara padanya itu.
"Fenrir! Raja segala serigala..." gumam Ardian.
Bersambung...
NB: Tentang kisah petualangan dan aksi Ardian lebih detil dan lengkap bisa kalian baca di Novel AGENSI DETEKTIF HANTU, karya Eko Arifin.