Thomas dan Sarah pernah menikah selama 2 tahun sebelum akhirnya bercerai karena Thomas takut pekerjaan aslinya sebagai Intelijen membahayakan Sarah. 7 Tahun kemudian mereka di pertemukan kembali. Sarah menjadi manager event di hotel yang membantu persiapan pernikahan Thomas dan anak pemilik hotel luxury, Rachel. Pernikahan itu adalah misi dari Badan Intelijen tempat Thomas bekerja, yaitu untuk menangkap dan mengungkap bisnis internasional terkait obat terlarang oleh Ayah Rachel, Alex. Setelah menikah, Thomas menduduki jabatan sebagai General Manager di hotel Luxury. Pertemuan setiap hari dengan Sarah tidak bisa di hindari. Benih cinta kembali tumbuh di hati Thomas. Namun, Sarah masih membenci Thomas karena dulu seketika meninggalkan dan menceraikannya. Kehadiran Maxim sebagai Manager Humas baru di hotel luxury, membuat Thomas makin cemburu karena ternyata Maxim menyukai Sarah dan Sarah pun menyukai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chubby_Writter, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rahasia 7 Tahun Lalu
Flashback On
"Apa kalian yakin akan menikah? Mengapa tidak ada satupun keluarga yang hadir hari ini?" Tanya seorang pendeta yang akan menikahkan mereka.
"Kami berdua sudah yatim piatu sejak kecil. Maka dari itu, kami menikah agar kami bisa memiliki keluarga baru dan saling menjaga satu sama lain." Jawab Thomas.
Pendeta itu akhirnya bersedia menikahkan mereka. Tidak ada gaun pernikahan dan tuxedo. Pengantin wanita hanya mengenakan dress putih selutut dan sepatu kets. Sementara mempelai pria hanya menggunakan kemeja putih yang digulung lengannya dipadukan dengan celana jeans berwarna navy serta sepatu kets.
"Thomas Dixie Ivander, apakah kamu bersedia menerima Sarah Ziporra Shalomina sebagai istrimu dalam keadaan apapun dan mencintainya seumur hidup?"
"Ya saya bersedia."
"Sarah Ziporra Shalomina, apakah kamu bersedia menerima Thomas Dixie Ivander sebagai suamimu dalam keadaan apapun dan mencintainya seumur hidup?"
"Ya saya bersedia."
"Dengan ini kalian sah menjadi suami-istri. Silahkan bertukar cincin dan mencium pengantin wanitamu."
Thomas mengeluarkan kotak cincin dan dari saku celana jeansnya dan mereka saling memasangkannya di jari manis masing-masing.
Kehidupan pernikahan mereka berlangsung dengan bahagia. Thomas bekerja sebagai security di sebuah pusat perbelanjaan di kota Macau, sementara Sarah bekerja sebagai part time di sebuah cafe yang juga ada di pusat perbelanjaan itu. Sehingga mereka sering berangkat kerja dan pulang kerja bersamaan.
2 Tahun kemudian.
Ponsel Thomas berbunyi saat jam masih menunjukkan pukul 2 pagi. Ia berusaha terbangun dari ranjang dan meraih ponselnya.
Charlie : "Regu Red Snipper sedang berusaha melacakmu dan identitas istrimu. Jauhkan dia darimu sebelum membahayakan nyawanya. Aku sudah mengirim Valery dan jet pribadiku ke sana. Kau segera berkoordinasi dengan Valery saja."
Thomas mengacak rambutnya. Ia sangat frustasi. Kehidupan nyamannya selama 2 tahun ini harus terusik. Ia tidak tega meninggalkan wanita kesayangannya itu. Tapi demi keselamatan wanita itu, Ia rela pergi meninggalkannya.
Pukul 9 pagi Sarah terbangun. Ia melihat 2 buah koper sudah ada di dekat ranjang. Ia mencari keberadaan Thomas.
"Sayang... Kamu dimana?" Sarah sibuk mengelilingi rumah mencari suaminya.
Ia tidak mendapati juga keberadaan Thomas di rumah itu. Pandangannya teralihkan dengan sarapan yang sudah tertata rapi di atas meja makan. Sarapan ala american breakfast lengkap, mulai dari nasi goreng, sosis dan ham, omelet serta susu.
Karena perutnya sudah sangat lapar, Ia memilih menyantap sarapan terlebih dahulu. Tak berapa lama wajahnya langsung tersenyum kala melihat Thomas baru kembali dari jogging.
Tampilan Thomas yang mengenakan kaos tanpa lengan sehingga menampakan otot tangan yang terlihat begitu kekar. Ditambah keringat yang membasahi tubuh Thomas makin menambah kesan Manly. Di tangannya ada seikat bunga mawar putih.
"Ini buat kamu sayang. " Ucap Thomas yang baru memasuki halaman rumah dan menghampiri Sarah di meja makan.
Sarah menerima bunga itu dan mencium aromanya dengan wajah gembira.
"Kamu suka?"
Sarah mengangguk.
"Ini kamu yang siapin sarapannya sayang?"
Thomas mengangguk sambil tersenyum.
"Iya. Enak gak sayang?"
"Enak banget. Besok masakin aku lagi ya."
Thomas terdiam sesaat sambil tersenyum dan mengusap kepala Sarah.
"Oh ya, kok ada koper di kamar? Kamu mau pergi ke mana?"
Thomas masih mengulas senyum di wajahnya.
"Kita yang pergi. Katamu kamu ingin mengunjungi sepupumu di Singapura. Ada temanku yang juga kebetulan kesana. Jadi kita menebeng jet pribadinya."
Sarah pun memeluk Thomas. "Terimakasih sayang. Aku bahagia sekali."
Thomas tak hentinya mengecup puncak kepala Sarah. Ia rasanya tidak rela berpisah dengan istrinya. Namun, semakin lama Ia menahan Sarah disampingnya, maka semakin berbahaya pula nyawa Sarah nantinya. Dengan berat hati, Ia harus melepaskannya.
*
Setelah bersiap, keduanya menuju bandara dan di sambut oleh rekan Thomas, Valery.
"Halo Sarah. Kenalkan aku Valery, teman Thomas." Sapa Valery sambil mengulurkan tangannya.
"Halo Valery, aku Sarah. Terima kasih banyak sudah mengizinkan kami menumpang bersamamu." Jawab Sarah.
Valery tampak bingung dengan ucapan Sarah. Entah apa yang sudah di katakan oleh Thomas tentang dirinya pada Sarah. Pasalnya pesawat jet pribadi itu bukan miliknya. Melainkan milik Charlie, pimpinan mereka.
Thomas memberikan kode dengan matanya dan akhirnya Valery memahaminya dengan menganggukan kepalanya.
"Naiklah sayang. Aku akan segera menyusul." Ucap Thomas.
"Kenapa kamu tidak naik bersamaku Thomas? Aku takut."
"Tenanglah Sarah, kita berangkat bersama. Hanya beda pesawat. Nanti kita tiba di sana juga bersamaan."
Dengan berat hati Sarah masuk ke jet pribadi dihadapannya.
Thomas terus menatap ke arah pesawat jet itu hingga menghilang dari pandangannya.
"Jaga dirimu baik-baik sayang. Maafkan aku jika harus meninggalkanmu. Aku tidak bisa menjelaskan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Kau boleh membenciku dan tidak memaafkanku, asalkan kau tetap hidup dan bahagia. Biarlah nanti saat aku merindukanmu, aku akan melihatmu dari jauh tanpa kau sadari. Aku sangat mencintaimu Sarah. Maka dari itu aku melepaskanmu. Carilah kebahagiaanmu, cepat lupakan aku agar tidak membuatmu sedih. Sampai jumpa Sarah."
Setelah memastikan Sarah sudah aman, Thomas segera menaiki pesawat jet di hadapannya untuk menuju ke markas yang ada di Hongkong.
...----------------...
Bersambung ke Bab Selanjutnya