🏆 Novel Spektakuler 🏆
Kisah Soraya sungguh menyedihkan sekali karena dia harus mengalami kematian yang memilukan akibat kesalahan yang dia perbuat.
Tidak mempercayai cinta Samuel, suaminya yang menyebabkan suami yang sangat mencintainya itu mati karena telah menyelamatkan hidupnya.
Sayangnya, dia turut mati bersama Samuel setelah tragedi ledakan hebat itu terjadi pada mereka berdua.
Soraya terlahir kembali diwaktu sebelum peristiwa naas itu terjadi, dia kembali ke masa dia akan menemui Kevin, teman laki-lakinya yang memanfaatkan dirinya.
Dan dia juga harus berhadapan dengan para gangster lorong kucing yang menyekap Samuel dikelahirannya kembali.
Apakah semua kejadian saling berkaitan yang menyebabkan kematiannya dengan Samuel ?
Bagaimana kisah takdir cinta mereka berdua ?
Dapatkah Soraya menemukan kebenaran ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 Dejavu
Soraya mulai teringat akan kejadian pada hari ini, dimana dia hendak pergi keluar, untuk menemui Kevin di salah satu cafe.
"Aku lupa jika hari ini, aku membuat janji dengan Kevin", ucap Soraya seraya menoleh keluar ruangan lalu berdiri.
Soraya terdiam sesaat sembari berpikir dengan janjinya.
Ingatan Soraya terus berulang-ulang berseliweran dibenaknya kala mengingat semua kejadian, sebelum dia mengalami kematian dan terlahir kembali.
"Saat itu aku pergi menemui Kevin yang merupakan mantan pacarku sewaktu dikuliah", ucap Soraya.
Soraya mengingat bagaimana dulu dia meninggalkan Samuel untuk menemui Kevin padahal Soraya sudah menikah dengan Samuel.
Kenekatan Soraya untuk tetap mempertahankan cintanya dengan Kevin telah membutakan mata hatinya dan terang-terangan terpesona pada ketampanan Kevin yang merupakan idola.
Pernikahannya bersama Samuel hanyalah sebuah pernikahan bisnis, untuk mempertahankan kekuatan bisnis keluarga masing-masing, tanpa cinta, begitulah pernikahan yang dijalani oleh Soraya dan Samuel selama ini.
"Tuhan... ?! Apa yang telah kulakukan ini... ?!" ucap Soraya tertegun.
Selama menikah dengan Samuel, suaminya selalu membanjirinya dengan kasih sayang bahkan tidak segan-segan menghadiahinya barang-barang mahal meski mereka tidak pernah berhubungan layaknya suami-istri.
Kesabaran Samuel sangat terasa hingga kepergiannya yang membekas di hati Soraya.
Samuel tidak pernah berhenti menyatakan perasaan cintanya kepada Soraya meski dia selalu mendapatkan penolakan dari Soraya sepanjang pernikahan mereka berdua.
"Samuel...", gumam lirih Soraya dengan wajah penuh sesal. "Tak seharusnya aku berbuat sekasar itu padamu, Samuel...", sambungnya.
Soraya semakin menundukkan kepalanya dalam-dalam, menyesali yang telah terjadi dalam pernikahannya.
Bukan karena tidak saling cinta diantara mereka yang menghalangi mereka bersama dengan bahagia melainkan Soraya-lah penyebab hancurnya pernikahannya bersama Samuel.
"Samuel..., seandainya waktu dapat terulang kembali, kuharap aku dapat menebus semua kesalahan ini...", ucap Soraya seraya terpejam sedih.
Penyesalan semakin dia rasakan teramat dalam hingga tak sadar, Soraya menangis terisak-isak sendirian.
"Samuel...", ucapnya sedih dengan menggeleng lemah.
Terdengar suara pintu diketuk dari arah luar ruangan.
Tok... ! Tok... ! Tok... !
Soraya terdiam sejenak lalu segera menolehkan pandangannya.
"Samuel ?" ucapnya.
"Nyonya, ada telepon untuk anda", sahut seorang perempuan bertubuh kurus kering yang berdiri diluar ruangan.
"Oh, kau Linda", sahut Soraya.
Cepat-cepat disekanya air matanya ketika Linda datang.
"Telepon dari siapa ?" tanya Soraya yang masih terdiam di dalam ruangan.
"Dari tuan Kevin, nyonya'', sahut Linda.
"Kevin ?!" ucap Soraya tertegun sejenak.
"Ya, tuan Kevin meminta saya untuk menanyakan apakah nyonya jadi datang menemuinya di cafe", kata Linda.
"Mmm, baiklah, aku akan menjawab teleponnya, dan sekarang kau bisa kembali ke kerjaanmu", ucap Soraya.
"Ya, nyonya", sahut Linda.
Linda pergi dari arah ruangan dimana Soraya berada kini, tinggal Soraya sendirian sedang menatap dingin.
Soraya mengalihkan pandangannya ke sisi lain kemudian mengeluarkan ponsel miliknya dari dalam saku rok panjangnya.
"Kenapa Kevin tidak menelponku melalui ponsel ?" ucap Soraya yang memperhatikan layar ponselnya.
Tidak ada satupun pesan yang terkirim pada layar ponsel miliknya bahkan satupun panggilan telepon juga tidak ada.
"Hufh... Haruskah aku menjawab telepon Kevin dan mengulang kesalahan yang sama lagi seperti dulu... ?!" ucap Soraya sambil menghela nafas pelan.
Soraya memasukkan kembali ponsel miliknya ke dalam saku roknya seraya berjalan keluar.
Tap... ! Tap... ! Tap... !
Langkah kaki Soraya terdengar tegas ketika dia melangkahkan kakinya menuju ke meja telepon.
Sret... ! Diraihnya telepon dari atas meja lalu menjawab panggilan telepon.
"Hallo...", ucapnya dengan ekspresi wajah dingin.
"Apa kau jadi ke cafe ? Aku sudah menunggu sedari tadi, apa kau ingkar janji, Soraya ?" sahut suara laki-laki dari balik telepon.
Soraya mendengus kasar ketika dia mendengar suara Kevin.
Entah kenapa sekarang dia merasa muak terhadap mantan pacarnya itu bahkan merasa jijik.
"Yeah..., aku akan datang kesana...", jawab Soraya yang terkesan malas-malasan.
"Cepatlah ! Aku sudah lama disini ! Cepat datang ! Aku tunggu !" sahut suara Kevin.
Klek !
Tut... ! Tut... ! Tut... ! Suara panggilan telepon berakhir cepat.
Tampak Soraya semakin kesal ketika Kevin langsung memutus telepon tanpa mengucap salam.
"Cih ! Bagaimana aku bisa terpukau dengan laki-laki segila dia ???" gerutu Soraya tak percaya.
Soraya bergegas pergi dan tak lupa mengambil kontak kunci mobil.
Dap... ! Dap... ! Dap... !
Soraya berlari cepat ke arah luar rumahnya yang mewah, dia terus lari menuruni anak-anak tangga diberanda depan, menuju ke tempat parkiran rumahnya.
Sejumlah mobil-mobil mewah berjejer rapi ditempat parkiran.
Soraya berlari menuju ke salah satu koleksi mobilnya, dan dia memilih sebuah mobil berwarna kuning yang merupakan mobil favoritnya setiap dia pergi.
Klek... ! Soraya segera masuk ke dalam mobilnya seusai dia mengarahkan kontak kunci mobilnya ke arah mobil ketika pintu terbuka secara otomatis.
Brrrmmm... !
Mobil berwarna kuning itu mulai bergerak pergi.
Melaju cepat, mobil meninggalkan halaman rumah yang luas serta dipenuhi tanaman hijau yang menambah asri halaman.
"Untuk apa aku menemui Kevin dan membuat janji dengannya ? Apa aku akan mengulangi kesalahan yang sama seperti dulu ?" ucap Soraya.
Soraya terus mengemudikan mobil berwarna kuning menuju ke jalan utama.
Mobil terus melaju kencang ketika melewati jalan yang ada di kota.
Soraya terlihat berkonsentrasi sewaktu dia menyetir mobilnya menuju ke tempat tujuan.
"Kupikir ini bukan lagi sekedar suatu kencan rahasia melainkan perselingkuhan yang semestinya tidak pernah aku lakukan", ucap Soraya.
Namun, Soraya tetap saja melajukan mobilnya ke arah cafe, tempat dimana Kevin menunggunya disana sedangkan kata hatinya berkata lain dengan apa yang dia lakukan sekarang ini.
Tidak mungkin dia berkhianat bukan.
Brrrmmm... !
Mobil mulai memasuki area parkiran cafe.
Soraya memarkir mobilnya ke salah satu sudut parkiran yang kosong lalu mematikan mesin mobil.
"Haruskah aku pergi sekarang ?" tanyanya seorang diri sambil menatap kosong.
Lama terdiam, Soraya masih duduk didalam mobilnya sembari menggenggam erat setir kemudinya sedangkan hatinya mulai diliputi keragu-raguan.
Ceklek... ! Soraya mendorong cepat pintu mobilnya lalu turun keluar dari dalam mobil.
Soraya berlari tergesa-gesa menuju cafe untuk segera menemui Kevin.
Kriet... ! Soraya mendorong kuat-kuat pintu kaca cafe yang memang berat. Dia melangkah masuk sembari mengawasi cafe yang sangat ramai oleh pengunjung.
Beberapa muda-mudi sedang duduk di kursi cafe yang tersedia, sembari tertawa ceria.
Ada juga pengunjung cafe yang bercakap-cakap dengan serius bersama teman-temannya.
Suasana cafe benar-benar sangat meriah, dan dipenuhi oleh khas aroma minuman kopi yang merebak luas didalam ruangan cafe ketika Soraya berada disana.
Soraya mencari Kevin didalam cafe, namun, dia tidak melihat laki-laki itu dimana-mana.
"Apa Kevin telah pergi dari cafe ini ?" tanya Soraya sembari terus berjalan ke dalam ruangan cafe terdalam.
Soraya mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan cafe, mencoba menemukan Kevin.
Sayangnya, dia tidak melihat batang hidung Kevin di cafe ini bahkan bau khasnya juga tidak tercium oleh Soraya.
"Cih ! Dasar Kevin ! Sudah membuat janji tapi mengingkarinya !" ucap Soraya sambil mendesah cepat.
Soraya melirik ke arah jam yang melingkar pada pergelangan tangannya dengan seksama.
"Satu jam lebih lambat dari waktu janjian, aku datang terlambat ternyata", kata Soraya.
Soraya kembali memperhatikan ruangan cafe, berharap mungkin saja dia akan melihat Kevin. Tapi sayangnya, orang yang dicari oleh Soraya tetap tidak ada dicafe ini.
"Sebaiknya aku pergi ke toilet, sejak tadi aku menahan buang air kecil", ucap Soraya lalu berjalan pergi.