Kehidupan Xavier perlahan berubah saat mendapati seorang gadis pindahan yang tinggal tepat di lantai atas dari apartemen miliknya,
Pria berandal yang memang kurang perhatian dari kedua orangtuanya itu sedikit demi sedikit mendapati kehangatan dari seorang Casandra! gadis rumahan yang lembut nan ramah dan hanya tinggal berdua dengan sang ibu.
Kepolosan Casandra mampu membuat Xavier hanyut dan dilema atas perasaan nya sendiri! jika biasanya ia sangat mahir dalam menaklukkan hati seorang wanita! kali ini ia justru kebingungan dalam menyatakan perasaannya pada Casandra.
Akankah Xavier menemukan jalan kebahagiaan dan meninggalkan segala kebiasaan buruknya demi Casandra???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria Baik Di Sungai Gurkha,
Terduduk canggung dihadapan Xavier! Casandra lagi-lagi tak mampu bersuara dan hanya memperhatikan gerak-gerik Xavier yang kini justru menata beberapa hidangan makan malam untuk dirinya.
"Ibu mu sempat berpesan! supaya diriku turut membantu nya dalam mengawasi mu, Cassie!!"
A-apa? Jadi dia tahu namaku?
Casandra yang semula tertunduk sembari memainkan garpu seketika beralih pandang dan menatap Xavier.
"Apa kalian saling mengenal?"
"Saat pertama kali kalian tiba, aku sempat sedikit berbincang dengan Nyonya Libi! dan kami juga sering berpapasan saat pagi hari! jadi ku rasa aku sedikit mengenal nya! hanya dirimu yang belum aku kenal! kau terlalu sering menghabiskan waktu dikamar setelah pulang dari universitas bukan?" Xavier terkekeh, jemarinya kini tampak menuang air putih ke dalam gelas Casandra.
Tak mendapati reaksi apapun dari Casandra membuat Xavier akhirnya memilih untuk duduk di samping sang gadis.
"Apa kau masih marah padaku atas kejadian tadi sore?" kalimat Xavier terdengar lembut dengan tatapan yang begitu hangat.
"A-apa? apa maksud mu? aku-,"
"Jangan berbohong! apa diriku perlu memancing ingatan mu sekarang?"
Netra indah berwarna biru milik Xavier seolah mengunci pergerakan Casandra, gadis itu membeku saat Xavier kembali mengecup pipinya tanpa aba-aba.
"K-kau??"
"Jangan salah paham! itu hanya sebuah kecupan rasa sayang seorang kakak terhadap adiknya! lekas makan sekarang! aku akan menyampaikan pada ibu mu, bahwa kau ketiduran! jadi kau tak menjawab panggilan maupun membuka pintu untuk petugas delivery!"
Usapan lembut yang kembali terasa pada surai rambut nya seketika membuat Casandra mendongak dan memperhatikan wajah Xavier!
Kakak? jadi dia mengawasi ku selama ini karena permintaan ibu?
"Kau bisa menghubungi ku kapan pun jika kau dalam kesulitan! good night! have a nice dreams, Cassie!"
Cassie semakin mematung diam, langkah kaki Xavier yang tak lagi terdengar membuat gadis itu kembali merasa hampa.
Seharusnya diriku menahannya bukan? aku bahkan tak menawari nya untuk bergabung dan makan di sini, tapi-, bukankah aku baru mengenal nya? gadis macam apa yang mengundang seorang pria makan berdua di apartemennya saat ibu tidak ada!
"Makan malam ku selalu saja sunyi senyap! ibu ..., aku tahu dirimu bekerja siang malam demi masa depan kita! tapi aku juga membutuhkan dirimu untuk menemani ku, ibu!" Cassie berucap terbata, ia mencoba menelan hidangan yang kini terasa begitu lengket dalam tenggorokan.
Suara gemuruh petir serta kilat yang kembali menyambar membuat hati Casandra semakin tidak karuan, hujan yang kian lebat akhirnya menghentikan pergerakan jemari Casandra dalam menyendok hidangan, ia lebih memilih berlari menuju ruang kamar dan bersembunyi dibalik selimut putih tebal.
Aku takut ibu-, aku takut sendirian! kenapa ibu tak memahami ku? kenapa ibu masih belum juga kembali?
Segala kekalutan dalam balutan gelap serta deras nya hujan langit malam pun berlalu,
Pagi menyapa dengan segala keindahan serta aroma embun pagi yang cukup menenangkan.
Casandra Olivia! gadis manis dengan sikap ramah nan pendiam itu tampak tersenyum saat ia melihat beberapa tanaman yang cukup menarik perhatian nya di area Sunmori park yang tak begitu jauh dari apartemen.
"Meski kau menyukai bunga ini! jangan pernah berpikir untuk merusak nya!!"
"Astaga!!" Casandra memutar tubuh, gadis itu sangat terkejut atas bisikan seseorang yang berada tepat pada telinga.
"Kau??" netra Cassie pun membulat sempurna saat menyadari bahwa Xavier turut membungkuk di belakang samping tepat dimana ia berdiri.
"Ehhmmm!! Xavier!!"
"Tak bisakah kau menyapa ku dengan lebih sopan?" Cassie pun bersuara sembari mengusap dada karena rasa terkejut.
"Apa menurutmu mendengar percakapan orang lain secara diam-diam itu sebuah sikap yang sopan?"
"E-e itu? aku hanya tak sengaja setiap kali mendengar kau berseteru dengan kekasih mu," Cassie berucap gagap saat Xavier berdiri tegak dihadapan nya dengan tangan yang menyilang di dada.
"Jadi kau benar-benar mendengar semua percakapan ku, kemarin?"
Netra biru yang ia miliki! kenapa begitu indah?
"Jawab pertanyaan ku, Cassie!!"
"Tidak sepenuhnya! aku baru melangkah menuruni anak tangga saat gerimis mulai turun." Casandra kembali tertunduk sembari mengusap dahi yang sempat terkena sentilan kecil dari Xavier.
"Apa kau memimpikan diriku semalam?"
"A-apa?? untuk apa aku memimpikan mu, Tuan?"
"Kenapa memanggilku seperti itu? apa aku terlihat tua untuk mu?"
"Maybe!!"
Xavier mengangguk ia sedikit membungkuk sebelum akhirnya menatap netra indah Casandra dengan wajah datar.
"Jadi-, kau menangis semalaman?" lisan tipis itu kembali bersuara saat Casandra mulai menatap nya.
"Aku-,?? tidak!! aku-,"
"Jangan mengelak, Cassie! kau tak bisa berbohong padaku! matamu telah mengungkap semua hal! come with me!!"
"Xav-ier!"
Casandra akhirnya turut melangkah mengikuti pria yang tak lain adalah tetangga apartemen nya, saat Xavier menarik pergelangan tangannya dengan paksa.
Kenapa aku mau saja mengikuti nya? pria ini? apa dia pria yang baik? atau justru sebaliknya??
Hampir sepuluh menit berjalan tanpa melepas genggaman tangan, Xavier akhirnya meminta Alexa untuk duduk disalah satu kursi taman sungai Gurkha, pria itu berlari menjauh sebelum akhirnya kembali dengan dua botol air mineral dalam genggaman.
"Minum lah!"
"Thank's!"
Xavier menyunggingkan senyum, pria itu semakin menatap Cassie saat bibir mungilnya tertempel pada botol air mineral.
Sungguh seperti anak kecil! apa aku yakin bisa menjaganya? atau mungkin diriku akan mengubahnya menjadi gadis yang jauh berbeda,
"Xavier-, apa kau sudah tinggal lama di area ini?"
"Eehmm! begitulah!"
"Pantas saja-,"
"What do you mean?"
"Mmmm-, maksud ku! kau begitu terlihat percaya diri saat memasuki lorong dan memilih jalan! biasanya diriku selalu ragu untuk menentukan langkah jika diriku harus berhadapan dengan jalan baru!"
"Sesekali tersesat itu tak masalah! bukankah selalu ada pelajaran dibalik itu semua?"
Kalimat lembut serta senyum Xavier yang kembali tersungging indah membuat Casandra lagi-lagi tak ingin beralih pandang saat netra biru Xavier tertuju ke arahnya.
"Kenapa menatap ku seperti itu?"
"Entah-, mungkin karena mata biru mu yang indah!" Cassie terkekeh sebelum akhirnya kembali menenggak air mineral.
Dia tersenyum? itu artinya dia merasa nyaman padaku,
"Kau ini terlalu apa adanya! apa kau terbiasa seperti ini pada semua orang?"
"Semua orang??"
"Eeheemmm!!" Xavier mengangguk ia sedikit menggeser posisi duduk hingga ia kini mampu menatap wajah Cassie dengan leluasa.
"Tentu saja tidak!! aku-, aku biasanya bahkan tak bisa berbicara banyak pada orang lain! terkadang kejujuran ku membuat hati orang lain tersakiti! diriku jadi serba salah! jadi-, aku memilih untuk tetap diam!"
"Aaaiisssh!! adik kecil yang menggemaskan!!"
"A-apa?? lepas!! jangan mendekap ku seperti ini, aku bukan anak kecil!!" Cassie memekik tatkala Xavier mengalungkan lengan besarnya pada area pundak.