"Gak Aluna!! Aku akan mengakhiri hubungan adik kakak ini dan kita bisa bersama selamanya!!" ucap Raka sambil memegang tangan Aluna
"Tapi aku tidak menyukai kakak!!!"
Mendengar hal itu membuat Raka langsung melepaskan genggamannya dan menatap Aluna
"Apa yang kamu bilang?? Kamu gak menyukai ku?? Gak mungkin!! Kamu jelas-jelas menyukai ku!!"
Aluna kembali menggelengkan kepalanya karena dia memang tidak mengetahui perasaannya kepada Raka adalah perasaan cinta atau perasaan sayang sebagai kakak. Karena dia belum pernah membayangkan jika Raka akan mencintainya bukan sebagai seorang adik tapi cinta sebagai kekasih.
Mau tahu kelanjutannya ayo baca sekarang 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pramita rosiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
......................
...Raka Artajaya, pemuda tampan yang satu bulan lebih tua dari Aluna sehingga menjadikannya kakak tiri dari Aluna. Raka yang tidak memiliki hubungan darah apapun di dalam keluarga Artajaya namun menjadi anak kesayangan dari papanya karena kepintaran dan prestasinya selama ini dalam berbagai bidang pelajaran yang serta dengan dukungan dari sang mama. ...
Walaupun Aluna adalah putri kandung di dalam keluarga Artajaya namun kasih sayang yang di dapatkan Raka melebihi kasih sayang yang dia dapatkan dari sang papa. Hal itu membuat Aluna semakin sulit untuk dapat tinggal di sana karena Raka menunjukkan sikap yang dingin sejak Aluna kembali ke rumah.
Seperti biasa Aluna selalu mendapatkan tatapan dingin dari Raka, seolah-olah Aluna bukan bagian dari keluarga Artajaya.
"Ma, bisa bantu aku sebentar?" ucap Raka pada mamanya
"Tentu sayang, apa yang bisa mama bantu?"
"tolong Raka mencari jam tangan Raka yang hilang" ucap Raka sambil melirik sesekali ke arah Aluna yang sedang menundukkan kepalanya.
"Jam tangan? Jam tangan yang mana sayang? bukannya kamu punya banyak jam tangan?"
"Itu, jam tangan yang mama berikan kemarin. Aku ingin memakai nya hari ini untuk pergi dengan teman-teman, tapi aku lupa menaruhnya dimana"
"Apa sudah suruh Bibi bantu mencarinya?"
"Tidak ma, aku tidak mau orang lain menyentuh barang milikku selain mama"
"Ohh, baiklah akan mama carikan"
Sementara di sisi lain Aluna melihat sang mama dan Raka pergi sehingga Aluna dapat terhindar dari hukuman kali ini.
"Untung saja Kak Raka kehilangan jam tangannya diwaktu yang tepat, jika tidak pasti aku akan mendapatkan hukuman lagi" ucap Aluna sambil tersenyum bahagia.
Dalam kamar terlihat mama dan Raka sedang mencari di berbagai sudut untuk mencari keberadaan dari jam tangan itu, namun jam tangan itu sulit sekali untuk ditemukan.
"Sayang,, sebenarnya dimana terakhir kali kamu menggunakannya?"
"Raka lupa ma, sepertinya kemarin Raka masih memakainya tapi Raka lupa melepaskannya dimana"
"Huhh apa tidak bisa kamu memakai jam tangan lain?"
"Gak ma, aku hanya mau menggunakan jam tangan itu hari ini"
"Duhh anak ini, untung kamu anak kesayangan mama"
"Bagaimana jika Raka mencari di tempat lain? Karena sepertinya kemarin Raka sempat pergi ke dapur"
sang mama yang mendengarnya langsung heran karena mengetahui anaknya pergi ke dapur
"Dapur? Kamu pergi kesana?. Kok mama tidak melihatnya kemarin?"
"Eee iya kemarin pulang dari sekolah, Raka pergi ke dapur untuk mencuci tangan dan sepertinya Raka melepaskan jam tangan di sana"
"Ohh kalau begitu biar mama yang cari di dapur dan kamu cari disini"
"Tidak!!,"
"Huh? Kenapa tidak sayang?" ucap sang mama yang bingung karena Raka menolak ketika sang mama ingin mencari di dapur.
"Eee begini, aku tidak mau membuat mama lelah dengan naik turun tangga jadi lebih baik biar aku saja yang mencarinya di dapur dan mama mencari di kamarku"
"Baiklah mama akan cari disini"
Sementara itu saat ini Aluna sedang berada di dapur untuk mencari makanan karena dia merasa lapar setelah melewatkan jam sarapan tadi pagi. Dia mengambil piring lalu berjalan mengambil roti yang berada di dalam kulkas. Ketika dia hendak berbalik, dia langsung terkejut karena tidak sengaja menabrak seseorang hingga membuat piring yang dibawanya hampir jatuh namun dengan cepat ditangkap oleh orang itu yang tidak lain adalah Raka.
Raka datang tanpa suara sehingga Aluna tidak menyadarinya, melihat Raka dihadapannya dengan tatapan yang mengintimidasi membuat Aluna langsung menundukkan kepalanya karena takut. Raka yang memiliki tinggi 175 dan Aluna yang hanya memiliki tinggi 159 membuat perbedaan yang sangat mencolok sehingga Aluna merasa sangat terintimidasi oleh Raka walaupun Raka tidak melakukan apapun.
"Apa yang lo lakuin?" ucap Raka dengan nada bicara yang dingin terhadap Aluna.
Aluna yang merasa takut tidak berani menjawab dan terus diam sambil menundukkan kepalanya sehingga membuat Raka kesal
"Kalo ada orang yang nanya itu dijawab jangan malah diem kayak orang bisu!!"
"Huhh,, Maaf kak. Aluna,, Aluna sedang mengambil makanan" ucap Aluna dengan gugup
Dalam pikirannya, dia takut jika Raka akan memarahinya karena diam-diam mengambil makanan dan akan mengadukannya pada sang mama. Namun Raka malah mengembalikan piring yang hampir jatuh tadi kepada Aluna dan membuat Aluna sedikit terkejut.
"Makasih kak" ucap Aluna dengan suara yang kecil dan mungkin tidak di dengar oleh Raka
"Sekarang lo bisa minggir?" ucap Raka dan membuat Aluna langsung menoleh ke arah Raka dengan pandangan bingung.
Dalam beberapa detik pandangan mereka saling bertemu, mata indah yang dimiliki oleh Aluna bertemu dengan mata dingin yang dimiliki oleh Raka. Tidak ada yang tahu apa yang sedang Raka pikirkan namun satu hal yang pasti jika saat ini Aluna merasa sangat kagum karena baru menyadari jika sang kakak begitu tampan jika dilihat dari dekat.
Walaupun Raka memang bersikap dingin terhadapnya tapi tidak dapat dibantah jika Raka memang memiliki pesona yang sangat memikat dan aura dominan yang sangat kuat.
"Udah puas liatnya?" ucap Raka yang langsung membuyarkan lamunan Aluna.
Aluna yang sadar karena telah berani menatap Raka, langsung menundukkan kepalanya dengan cepat.
"Maaf kak, Aluna salah"
"Iya lo salah karena gak mau menghindar dari jalan gue" ucap Raka yang membuat Aluna kaget karena dia mengira jika kakaknya marah karena dia sudah dengan berani menatapnya.
Mendengar hal itu dengan cepat Aluna langsung menghindar untuk tidak menghalangi Raka. Saat itu Aluna melihat Raka yang sedang mencari sesuatu di sekitar wastafel, tapi Aluna tidak berani untuk bertanya.
Aluna yang merasa tidak diperlukan jadi memutuskan untuk pergi dari dapur, namun baru dua kali melangkah dia langsung di hentikan oleh suara dingin Raka.
"Lo mau kemana?"
Mendengar hal itu, Aluna langsung menoleh ke arah Raka
"Aluna mau duduk dimeja makan kak"
"Ohh" ucap Raka dengan singkat dan membuat Aluna hampir mati terkena serangan jantung karena takut jika Raka berubah pikiran
Tanpa Aluna sadari terlihat Raka tersenyum kecil namun langsung hilang setelah kedatangan sang mama ke dapur.
"Raka sayang, ini jam tangan kamu sudah mama temukan"
"Dimana mama menemukannya?"
"Mama menemukannya di laci belajar kamu"
"Ohh sepertinya kemarin setelah belajar, Raka tidak sadar meletakkannya di sana"
"Mungkin saja, tapi seharusnya dari awal kamu bisa menemukannya"
"Eeee Raka belum mencari diarea laci belajar karena mengira tidak mungkin ada di sana"
"Huhh dasar anak ini, makanya lain kali cari dulu yang benar di semua tempat sebelum mengatakan barang hilang"
"Iya ma, Raka salah. Nanti Raka akan lebih hati-hati lagi dalam menaruh barang"
Sementara itu disisi lain Aluna yang sedang berada di meja makan hanya bisa melihat kebersamaan dari mama tirinya dengan Raka yang begitu dekat. Dia merasa cemburu karena sejak sang mama meninggal dia sudah tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu.
Bersambung.....