Karena kedua orang tuanya penyuntik dana terbesar di kampusnya, Lexa pun menjalani masa pendidikannya dengan sesuka hatinya. Gadis yang memiliki nama lengkap Clara Lexa Viviana ini kerap sekali membuat ulah dan membuat kedua orang tuanya pusing menghadapinya. Karena tak tahan mendapatkan laporan terus menerus dari pihak kampus dan Orang-orang, kedua orang tua Lexa pun memilih menjodohkan Lexa dengan Elvin Zayyan Bagaskara yang tak lain ialah anak dari sahabatnya sekaligus dosen terkiller di kampus Lexa.
Elvin yang terlahir sebagai anak pertama memiliki watak yang keras dan tegas. Bahkan para adik dan keluarganya segan terhadapnya disebabkan dirinya yang sangat berwibawa dan dewasa. Selain berprofesi sebagai dosen, Elvin juga berprofesi sebagai direktur utama di perusahaan keluarganya. Apakah Elvin mampu menghadapi Lexa yang terlahir sebagai anak bungsu dan anak perempuan satu-satunya yang selalu di manja oleh keluarganya? Yuk ikuti terus kisahnya.
Cerita ini 100% Munir fiksi📌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Jam kuliah pun selesai, Lexa dan ketiga temannya memutuskan untuk pergi ke cafe yang berada tak jauh dari kampusnya. Keempat gadis itu pergi menggunakan mobil dan sampai dengan cepat. Mobil mewah itu terparkir di depan cafe lalu keempatnya keluar dengan gaya sombong dan sok cantiknya. Di antara keempatnya, Lexa lah yang sangat mendominasi dan menjadi pusat perhatian karena terlihat paling cantik dan modis.
"Kita duduk di tempat biasa ya guys," ucap Lexa sembari melangkahkan kakinya dengan wajah angkuhnya.
"Ok," ucap Ketiga temannya tanpa menghentikan langkahnya yang mengikuti jejak Lexa.
Keempatnya pun tiba di meja langganan mereka lalu duduk di sana. Seperti biasa mereka langsung memanggil pelayan untuk memesan beberapa makanan dan minuman. Lexa terlihat memperbaiki make-up nya lalu tersenyum puas melihat hasil make-up nya sendiri. Tak hanya Lexa namun ketiga temannya pun melakukan kesibukan yang sama.
"By the way, kenapa sekarang lo nggak bawa mobil sendiri lagi Lex?" tanya Amel melayangkan tatapan penasarannya pada Lexa.
"Huh," Lexa menghela nafas mendengar pertanyaan Amel.
"Kalian tau kan seminggu yang lalu gue nabrak orang dan berakhir di penjara?" Jelas Lexa yang membuat ketiga temannya mengangguk serius mendengarkannya.
"Karena itu gue nggak boleh bawa mobil lagi," ucap Lexa dengan ekspresi tak bersemangat nya.
Mobil kesayangan mewah Lexa bonyok dan Hendrik berserta kakak-kakaknya tidak mau membeli mobil baru untuknya ataupun sekedar memperbaiki mobilnya yang rusak itu. Karena tak ingin terjadi hal yang lebih dari kecelakaan yang di alaminya, Lexa pun tak diizinkan mengendarai mobil lagi sehingga ia harus pergi kemanapun dengan keluarganya ataupun supir pribadinya.
"Baguslah Lex, lo memang lebih baik di antar jemput daripada berkendara sendiri," ucap Clara yang di setujui Amel dan Viona membuat Lexa menatap kesal pada ketiganya.
"Sialan lo pada, bukannya dukung gue lo malah dukung keluarga gue!" Bukannya tersinggung ketiga teman Lexa justru tertawa kecil menanggapi kekesalannya.
"Sudahlah Lex, terima saja nasibmu. Lagian kalau lo mau, lo bisa pinjam mobil kita-kita," ucap Viona yang seketika merubah raut kesal Lexa menjadi senang.
"Gitu dong, kalau begini kan gue senang dengarnya!" Lexa tersenyum smirk pada ketiga temannya.
"Permisi Nona," sapa pelayan dengan ramah lalu menghidangkan pesanan keempat gadis itu di atas meja. Setelah selesai, pelayan pun pergi dengan membawa kembali nampan dan uang tip dari Lexa.
"Makan yuk, lapar," ajak Lexa sembari menyeruput jus dinginnya itu.
"Yuk," sahut Amel sembari mendekatkan pesanannya.
"Selamat makan,,," Keempatnya mengatakan itu secara bersamaan dengan senyum antusiasnya membuat beberapa orang yang berada di sana memperhatikan keempatnya.
"Guys, nonton yuk," ajak Amel sembari melirik Lexa dan yang lainnya secara bergantian.
"Mau nonton apa?" tanya Lexa sembari mengunyah makanannya dengan perlahan.
"Itu film terbaru, Istri Nakal Dosen Killer," jawab Amel dengan tangan yang meraih minuman miliknya.
"Seru banget loh itu. Aku dengar-dengar ni ya, filmnya romantis banget tau walaupun ada beberapa part yang menyebalkan," Viona menatap Lexa dan dua lainnya dengan sangat meyakinkan.
"Lo sudah nonton Vi?" tanya Clara lalu memasukkan sesuap makanan ke dalam mulutnya.
"Belum sih, tapi aku sudah lihat trailernya," ucap Viona yang di pahami semuanya.
Di saat sibuk membicarakan tentang film terbaru yang sudah tayang di bioskop, tiba-tiba saja handphone milik Lexa berdering membuat ketiga temannya berhenti berbicara dan menoleh padanya. Lexa melihat ketiga temannya dan memberikan isyarat agar tidak mengeluarkan suara.
"Halo Ma." Lexa memasang wajah seriusnya dengan mata yang teralihkan dari ketiga temannya.
"Lexa kamu dimana? Kenapa Pak Eko tidak melihatmu di kampus?" Tanya Sandra terdengar marah membuat Lexa merasakan jantungnya berdetak kencang. Jika Sandra sudah memanggilnya dengan sebutan nama sudah di pastikan ia tengah dalam masalah.
"Maaf Ma, Lexa lapar jadi singgah ke cafe yang berada di dekat kampus." Lexa mencoba memberikan alasan yang tak sesuai dengan kenyataannya. Dia ke cafe untuk nongkrong bersama teman-temannya agar tidak cepat pulang bukan karena lapar.
"Ya sudah tunggu di sana biar Pak Eko menjemputmu," ucap Sandra membuat Lexa menatap lesu pada teman-temannya.
"Baik Ma," jawab Lexa lalu sambungan telepon pun terputus.
"Kenapa Lex? Ada masalah lagi ya?" tanya Amel dengan tatapan penasarannya.
"Sepertinya," jawabnya dengan lesu seakan tak bersemangat lagi untuk menikmati menu pesanannya.
"Maaf ya Guys gue nggak bisa ikut kalian untuk nonton. Mama sudah meminta Pak Eko untuk menjemput dan sebentar lagi sampai ke sini," ucap Lexa dengan tubuh yang tidak bersemangat membuat ketiga temannya menatap iba kepadanya.
"Oh sayang, lain waktu kita nonton bareng ya. Biar lo nggak sedih kita nggak jadi nonton deh, iya kan Guys?" ucap Viona yang langsung mendapatkan anggukkan persetujuan dari Amel dan Clara.
"Makasih Guys, kalian memang teman terbaik gue," ucap Lexa sembari tersenyum ceria seperti sebelumnya.
Selama menunggu supir pribadinya tiba, Lexa pun berbicara banyak hal dengan ketiga temannya dengan sesekali tertawa disebabkan candaan Amel. Waktu pun berlalu dengan begitu cepat, kini Pak Eko sudah tiba di depan Cafe yang di datangi Lexa. Dengan berat hati, Lexa pun berpamitan dengan teman-temannya dan pergi meninggalkan cafe itu bersama Pak Eko supirnya.
"Kenapa lama banget Pak?" tanya Lexa melirik Pak Eko sekilas lalu kembali melirik handphone miliknya.
"Maaf Non, Bapak tadi singgah membeli beberapa barang pesanan Nyonya," ucap Pak Eko yang di pahami Lexa.
"Nggak apa-apa Pak, justru lebih bagus Bapak datangnya lama karena saya bisa bicara lebih lama dengan teman-teman saya. Kalau bisa pun tadi Bapak nggak usah datang saja." Lexa mengatakan hal itu dengan berterus terang membuat Supirnya itu tak bisa membantah perkataannya. Pak Eko dan para pekerja lainnya sudah paham dengan sikap Lexa yang sangat menyebalkan dan nakal. Mereka tidak mengambil hati dengan sikap dan ucapan Lexa yang berbicara apa adanya.
Beberapa menit hening, Lexa membuka suaranya kembali sembari melirik Pak Eko yang fokus menyetir. "Pak nanti beli Es krim di tempat biasa ya." Perintah Lexa lalu kembali melirik handphonenya.
"Baik Non," Sahut Pak Eko sembari mengangguk pelan.
Guys besok kita kedatangan dosen baru loh pengganti Pak Abdul. Dengar-dengar sih Dosennya Killer guys jadi pastikan kalian nggak telat besok datang ke kampus.
Pesan grup itu hanya di baca Lexa tanpa memperdulikannya. Teman-temannya pada sibuk membahas dosen killer itu sedangkan dia hanya menganggapnya seperti angin lalu saja.
Sekiller apapun dosennya nggak akan membuatku takut! Aku ini Lexa, siapa yang berani denganku? Dosen mana yang nggak langsung kena sangsi karena berani berurusan denganku? Batin Lexa sembari tersenyum sinis dengan mata yang menatap ke depan membuat Pak Eko yang memperhatikannya dari spion depan tak merasa heran dengan sikap anehnya itu.
Good Job thor🖤