Hidupku semula baik-baik saja, tapi ketika aku berani melanggar aturan keluarga.
Semua berubah. ketika aku masuk kedalam kamar mendiang nenek dan kakekku, aku menemukan sebuah novel usang berdebu.
Ketika aku membuka sampul novel bercahaya, cahaya itu membuat mataku perih dan secara refleks terpejam.
Namun ketika aku membuka mata, aku tidak berada di kamar mendiang kakek dan nenek. Aku berada di sebuah kamar asing.
Seketika ingatan yang bukan milikku memenuhi memoriku. Ternyata aku memasuki novel usang itu, dan bagaimana mungkin aku harus terjebak di peran figuran yang hanya satu kali namanya di sebutkan sebagai mantan dari seorang pemeran utama laki-laki kedua!!
Cover from pinterest
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Maryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 2
Sekarang alia dan keluarganya tengah bersiap-siap untuk pergi ke mansion utama keluarga Alvarendra. Alia tampil cantik dengan dress putihnya, Alia mengenakan flat shoes berwarna senada dengan gaunnya. Di rambutnya terdapat bando berwarna pink, alia juga membawa tas selempangnya yang berwarna senada dengan bandonya.
Menuruni tangga dengan riang, ketika sampai di bawah dengan ceria dia menyapa keluarganya.
" Pagi papa, mama dan Abang" mengecup pipi mereka satu persatu.
"Pagi sayang" ujar papa.
"Pagi adekku" ujar sang Abang.
"Pagi sayangnya mama, mau makan pake apa hmm?" Sang mama membalikkan piring yang ada di hadapan Alia.
"Lia mau nasi goreng aja mah"ujar Alia, sang mama menyendokkan nasi goreng ke piring Alia, kemudian meletakkan di depan Alia.
"Makan yang banyak" mengelus rambut sang anak.
Alia hanya tersenyum sebagai jawaban, Alia memakan nasi goreng dengan lahap.
Asher yang duduk tepat di depan sang adik hanya bisa menahan rasa gemasnya pipinya kaya tupai ujar Asher dalam hati.
Alia menghabiskan nasi goreng dan langsung minum, dia memandang ke arah keluarga nya.
"Ka Reva datangkan pah?" Ujar Lia menatap kearah papanya.
Sang papa menganggukkan kepala "iya datang kok, kayaknya kamu udah kangen banget ya sama Reva?" Ujar sang ayah seraya tersenyum lembut.
Alia menganggukkan kepala semangat, dia tersenyum "banget pah, aku udah 6 bulan ngga ketemu sama ka Reva. Rasanya tuh udah nggak ketemu bertahun-tahun tahu" ucapnya seraya tersenyum terus cemberut.
Aduh lucu sekali anakku ucap papa dalam hati.
Karung mana karung, emang boleh gemesin begini dek ujar Asher dalam hati.
"Aduh sayang jangan cemberut dong, nanti cantiknya ilang. Kan bentar lagi juga bakal ketemu sama Reva, sekarang senyum" sang mama menarik garis bibir Alia keatas.
Alia tersenyum dengan manis seraya menunjukkan giginya yang putih rapi.
"Nih udah senyum, sekarang aku cantik kan mah?" Menatap mama nya dengan raut wajah bertanya.
Mamanya menganggukkan kepala seraya mencium gemas pipi Alia.
"Udah selesai kan? Mari kita berangkat" ujar sang papa seraya bangun dari duduknya. Dia menarik tangan istrinya keluar dari mansion, diikuti oleh Asher yang menggenggam tangan alia.
Sesampainya di depan mobil papa membukakan pintu untuk sang mama, sedangkan Asher membuka pintu untuk sang adik. Lalu mereka berdua berjalan memutar ke bagian mobil yang lain, sang papa duduk di kursi pengemudi sedangkan Asher duduk di kursi belakang dengan Alia.
Mobil melaju meninggalkan halaman mansion, mereka berempat terus mengobrol dari tentang pekerjaan, sekolah bahkan tentang hal random lainnya. Mereka lalu bercanda tawa di sepanjang jalan diiringi dengan musik jazz yang menenangkan.
Mobil berhenti tepat di depan gerbang mansion utama keluarga Alvarendra, petugas yang melihat mobil milik papa pun membuka gerbang. Petugas itu memberi salam kepada papa yang di balas anggukan sang papa.
Mobil terus berjalan hingga di depan mansion, papa dan Asher turun terlebih dahulu, papa menyerahkan kunci kepada salah satu bodyguard setelah itu papa membukakan pintu untuk sang mama, dan Asher juga melakukan hal yang sama.
Papa menggandeng mama, dan Asher menggandeng Alia. Mereka berempat berjalan dengan posisi sang papa dan mama di depan. Alia dan Asher mengikuti di belakang.
Alia sedari tadi terus tersenyum kearah para bodyguard dan pelayanan sedangkan sang Abang, papa, dan mama hanya memasang wajah datarnya.
Hal itu sudah biasa bagi para bodyguard dan pelayan, karena rata-rata orang-orang dari keluarga Alvarendra selalu berwajah datar ketika di depan publik maupun di depan pelayan dan bodyguard.
Mereka hanya akan tersenyum ketika bertemu dengan anggota keluarga Alvarendra, tapi berbeda dengan Alia. Dia selalu tersenyum ketika ada yang menyapanya.
Karena hal itu membuat dia menjadikan kesayangan para pelayan dan bodyguard.
Sesampainya di ruang tamu, mereka disambut oleh Kaka dari sang papa yaitu Aditya Alvarendra. Papa dan Aditya bersalaman lalu berpelukan.
Begitupun sang mama yang sedang berpelukan dengan Raisa Alvarendra istri dari aditya, sedangkan Alia dia buru-buru melepaskan genggaman tangan dari Asher.
Alia berlari menghampiri revandra Alvarendra, anak pertama dari aditya dan Raisa. " Kaka, aku kangen banget tau sama kaka. Kenapa coba baru pulang sekarang hah?" Alia berkacak pinggang menatap kesal kearah Reva.
Reva terkekeh melihat tingkat adik sepupunya "katanya kangen sini peluk" Reva merentangkan kedua tangannya yang disambut Alia. Alia masuk kedalam pelukan Reva seraya menggerutu kesal.
"Maaf ya, Kaka lagi sibuk ngurusin skripsi kemarin makanya nggak sempat pulang" Reva mengusap lembut rambut sang adik sepupu.
"Oke, Lia maafin. Sekarang mana oleh-oleh nya" Lia mendongakkan kepala menatap Reva.
"Oh jadi, kamu maafin Kaka karena mau oleh-oleh gitu. Oke cukup tau" melepaskan pelukan menatap menyelidik kearah Alia.
Alia hanya menunjukkan cengiran sebagai jawaban " sayang ngga kangen sama mami hmm" Raisa menghampiri Lia.
"Kangen dong" Alia memeluk Raisa yang di balas kekehan dari Raisa.
"Kalo kangen kenapa nyamperin Raisa dulu? Kenapa nggak mami dulu huh" Raisa berpura-pura menunjukkan wajah kesalnya.
"Lia mau minta oleh-oleh dari ka Reva, makanya Lia nyamperin ka Reva dulu" Alia berjinjit dan mendekatkan mulutnya kearah telingan Raisa, dia berbisik.
Raisa yang mendengar bisikan itu terkekeh geli " mami juga punya loh oleh-oleh buat kamu" Raisa menatap lembut kearah Alia.
"Wah mami serius, mau" melepaskan pelukan lalu mengadahkan kedua tangannya kearah Raisa.
"Ada tapi nanti, sekarang kita makan dulu. Kasian ka iel udah nunggu dari tadi di meja makan" menarik tangan alia menuju ruang makan.
Gabriel Alvarendra anak kedua dari aditya dan Raisa.
"Ka iel nggak kangen aku ya mi?" Alia memasang wajah sedih.
"Kenapa ngomong gitu hmm?" Menghentikan langkahnya menatap kearah Lia.
"Itu ka iel lebih milih nungguin makan dari pada nungguin aku" raut sedih dengan cepat berubah menjadi kesal.
Raisa terkekeh "ka iel kelaparan kayaknya sayang, soalnya dari semalem dia belum makan" melanjutkan langkah kakinya.
"Lagian salah ka iel sendiri nggak makan, nanti kalo sakit gimana?" Ujar Lia yang sekarang merasa khawatir terhadap kaka sepupunya.
"Main game dia, nanti kamu marahin ya" Alia menganggukkan kepalanya dengan semangat.
Raut wajahnya menunjukkan kesungguhan, Alia kesal sekaligus khawatir terhadap Gabriel, kalo sudah main game pasti lupa waktu. Tapi ya namanya hobi mau gimana lagi, melarang pun Alia rasa tidak bisa.
Ka iel sama Abang Asher sama aja, sama-sama pencinta game batin Alia kesal.
Sesampainya di meja makan Raisa menyuruh Alia untuk duduk di sampingnya, sedangkan di samping kanan alia terdapat Reva yang duduk.
Mereka lalu makan, sebenarnya keluarga Alia sudah makan tapi demi menghargai keluarga Reva mereka makan lagi.
Tidak ada yang berbicara di meja makan, karena itu merupakan aturan di mansion utama Alvarendra.