NovelToon NovelToon
Aku Mencintainya Lebih Dulu

Aku Mencintainya Lebih Dulu

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: muliyana setia reza

Laura dan Morgan telah menjalin hubungan sejak mereka duduk dibangku SMA. Bahkan, Morgan berjanji ketika dewasa kelak dirinya akan menikahi Laura. Namun nasib berkata lain, tiba-tiba saja Morgan dijodohkan oleh orang tuanya dengan wanita lain.

Bagaimana nasib Laura kedepannya? Yuk simak kisah mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muliyana setia reza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bucin

Tibalah waktunya bagi Rani untuk pulang, terlihat dengan jelas bagaimana kedua orang tua Rani memperlakukan Rani layaknya seorang putri.

Belum lagi dengan harta kekayaan milik orang tua Rani yang dimana jika Rani meminta apapun pasti selalu dituruti.

“Mbak Ani, terima kasih banyak atas bantuannya untuk menjaga Rani kami ini. Kalau tidak ada Mbak Ani, kami berdua pasti kebingungan,” ucap Mama Ranty.

“Kami harap Mbak Ani tidak kerepotan mengurus Rani selama tinggal disini,” tutur Papa Dion.

Ibu Ani merespon ucapan kedua orang tua Rani dengan santai. Ia bahkan mengucapkan kata-kata yang sangat manis layaknya madu.

Laura tak bisa memungkiri bagaimana perlakuan manis Ibu tirinya terhadap sepupunya itu. Sangat berbeda jauh dengan cara Ibu Ani memperlakukan Laura Isabela.

Setelah cukup dengan perbincangan para orang tua, akhirnya keluarga Rani pun pamit pulang.

“Kamu kenapa malah bengong? Cepat bereskan dapur! Setelah itu, bantu Ibu jualan ke pasar!”

“Ibu, bolehkah Laura hari ini izin untuk pergi setelah membantu Ibu berjualan di pasar?” tanya Laura dengan penuh harap.

“Oh nggak bisa dong,” celetuk Ibu Ani yang tak mengizinkan Laura untuk pergi.

Laura hanya bisa menghela napas panjang, ia tahu kalau seluruh hidupnya akan diatur-atur oleh Ibu tirinya itu.

“Ingat ya Laura, Ibu itu cuma punya kamu dan begitu sebaliknya. Jadi, kamu harus menuruti apa yang Ibu katakan,” tegas Ibu Ani.

“Iya Bu.” Laura tak ingin membantah, karena bagaimanapun ucapan Ibu tirinya sama sekali tidak salah.

1 jam kemudian.

Laura dan Ibu Ani berangkat pergi ke pasar dengan menggunakan motor peninggalan Almarhum Sang Ayah yang bisa dikatakan motor lama. Jarak rumah dengan pasar tidaklah jauh, hanya 10 menit perjalanannya.

“Kita sudah sampai. Cepat bantu Ibu menata jualan!” perintah Ibu Ani ketus.

Tak butuh waktu lama, Laura telah menyelesaikan pekerjaannya dan duduk manis sembari menunggu pembeli datang.

“Laura, kamu disini ternyata,” ucap seorang pria muda yang tentu saja sangat dikenali oleh Laura.

Laura tersipu malu melihat Morgan dihadapannya.

“Mau beli apa? Cepat yang lain mengantri,” celetuk Ibu Ani yang sibuk melayani pembeli.

Morgan datang hanya untuk menyapa dan tak ada niatan untuk membeli dagangan Ibu Ani.

“Tempe goreng aja Bu, 5 biji!” seru Morgan.

Setelah membayar tempe goreng, Morgan terpaksa pergi. Padahal dalam hatinya ia masih ingin berlama-lama menyapa kekasihnya.

“Tadi itu siapa? Teman sekolah kamu?” tanya Ibu AnAni yang telah selesai melayani pembeli.

“Iya Bu, teman sekolah Laura,” jawab Laura cuek.

***

Keesokan pagi.

Morgan datang menjemput Laura di depan gang. Hal itu dilakukannya atas permintaan Laura agar tak terlihat oleh Ibu tirinya. Entah apa jadinya jika sampai Ibu Ana melihat Laura pergi sekolah bersama dengan anak laki-laki.

“Maaf ya membuat kamu menunggu lama,” ucap Laura sambil menaiki motor matic milik Morgan.

“Santai aja, Laura. Aku siap menunggu sampai tidak ada ujungnya,” tutur Morgan.

Laura hanya tertawa mendengar penuturan Morgan yang terasa sangat menggelitik.

“Kemarin itu Ibu kamu?” tanya Morgan seraya mengendarai motornya menuju sekolah.

Laura terdiam sejenak, ia merasa tak enak hati dengan perlakuan Ibu Anak terhadap Morgan.

“Aku yatim piatu, Morgan. Yang kemarin itu Ibu tiriku,” jawab Laura seraya menahan air matanya.

Morgan reflek menghentikan laju motornya dan meminta maaf karena tak sengaja membuat kekasihnya sedih.

“Kamu sama sekali tidak bersalah, Morgan. Kenapa kamu malah minta maaf, aku baik-baik saja. Sudah takdirku menjadi anak yatim piatu,” ujar Laura dan meminta Morgan untuk kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju sekolah.

Setibanya di sekolah, mereka masuk ke kelas masing-masing dan akan kembali bertemu ketika jam istirahat.

“Bye,” ucap Morgan seraya melambaikan tangannya ke arah Laura.

Laura hanya tersenyum malu-malu dan berharap tidak ada murid maupun Guru yang memperhatikan mereka.

“Laura, kenapa baru datang?” tanya Mega karena biasanya Laura datang lebih awal dari Mega.

“Ya sekali-kali datang agak siangan,” jawab Laura santai.

Tak berselang lama, Guru datang dan pelajaran pun dimulai. Selama jam belajar, Laura nampak serius dengan materi yang sedang dipelajari dan tak menghiraukan Mega maupun yang lainnya yang malah asik mengobrol.

Disisi lain.

Morgan yang juga salah satu murid dengan segudang prestasi, begitu serius dengan materi yang sedang berlangsung. Meskipun umurnya masih belasan tahun, namun Morgan sudah memiliki mimpi untuk menjadi orang penting.

Ia akan berusaha membagi waktu belajar dan waktu bucinnya bersama Laura terkasih.

“Bapak kira materi hari ini sampai disini saja, terima kasih dan selamat pagi menjelang siang,” ucap Guru Matematika.

Morgan tak langsung memasukan bukunya ke dalam tas, justru ia semakin fokus dengan materi tersebut dan berharap kedepannya ia semakin baik lagi dalam menyerap ilmu matematika tersebut.

Waktu terus berjalan, sampai akhirnya jam istirahat datang. Para murid dengan semangat meninggalkan kelas untuk mengisi perut mereka dengan jajanan di kantin sekolah.

“Laura!” Morgan berlari kecil menghampiri Laura yang sedang berjalan bersama teman-temannya yang lain menuju kantin.

Mega serta teman yang lain pada akhirnya berjalan lebih dulu karena tidak ingin mengganggu kebucinan antara Morgan dan juga Laura.

“Kamu mau beli apa? Biar aku yang traktir,” ucap Morgan yang sangat ingin mentraktir kekasihnya berbelanja di kantin.

“Apa ya? Tiba-tiba saja aku bingung mau makan apa,” ucap Laura yang tiba-tiba kenyang ketika melihat wajah tampan Morgan.

“Jangan bilang kalau kamu sudah kenyang karena melihat wajahku,” ucap Morgan asal tebak.

Mata Laura mendelik tajam yang mana respon tersebut membuat Morgan senang karena tebakannya 100% benar.

“Jadi, kamu sungguh ingin mentraktir aku? Kalau begitu, aku mau makan soto ayam dan minumnya es jeruk. Boleh, 'kan?” tanya Laura sambil menahan diri untuk terlihat elegan didepan kekasihnya.

“Boleh, ayo kita ke kantin Bu Mar!” Morgan yang terlalu bersemangat, tanpa sadar menggandeng erat tangan Laura hingga Laura hanya bisa pasrah dengan apa yang Morgan lakukan padanya.

Tiba di kantin Bu Mar, Morgan langsung memesan menu makanan yang akan ia nikmati bersama Laura Sang kekasih.

“Morgan dan Laura pacaran ya?” tanya Bu Mar menggoda keduanya.

“Kira-kira cocok gak, Bu?” tanya Morgan penuh percaya diri.

“Kalau dibilang cocok ya jelas cocok. Sama-sama murid berprestasi,” jawab Bu Mar.

Morgan dan Laura hanya bisa tertawa mendengar jawaban Bu Mar yang semakin membuat mereka bahagia.

“Bu, tumben porsinya tambah banyak?” tanya Morgan terheran-heran.

“Khusus untuk kalian berdua. Besok-besok kalau beli disini, Ibu tambahin lagi porsinya,” ucap Bu Mar setengah berbisik.

Morgan dan Laura seketika itu kompak mengucapkan terima kasih. Kemudian, bersama-bersama menyantap soto ayam khas Lamongan tersebut.

1
Anonymous
Updet dong
Agustin Indah Setiyaningsih
jijik ya sama kelakuan mu Rani..sdh tahu ndk cinta,masih ajj nemplok kaya parasit.
Levita Sari
lanjuttt kk😁
ISTRI SIRI TUAN RIZAL: Siap Kk 😍
total 1 replies
Bai ye
tokoh inspiratif untuk para wanita. Laura hebat bisa ngadepin semuanya dg jiwa raga yg super cool
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!