NovelToon NovelToon
Prahara Rumah Tanggaku

Prahara Rumah Tanggaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: mommy Almira

Kinan ibu muda berumur dua puluh enam tahun harus terjebak pada hubungan terlarang dengan seorang laki- laki karena keadaan ekonomi keluarganya yang sedang kacau. Dia terpaksa meminjam uang untuk biaya operasi sang anak dengan imbalan menyerahkan tubuhnya pada laki- laki tersebut karena dia tidak mampu mengembalikan uangnya. Sedangkan sang suami yang sejak dua tahun kena PHK harus kerja serabutan tiba- tiba menghilang entah ke mana. Mampukah Kinan menjalani hari- harinya seorang diri di tengah permasalahan yang tiada habisnya...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Bertemu nenek

"Hua..hua... Ibu...ibu.... Raka mau sama ibuu..." Raka terus menangis di sepanjang jalan.

"Raka sayang, Raka kan mau ke rumah ayah, Raka tinggal sama ayah ya..." ucap Rangga mencoba menenangkan Raka.

"Nggak mau... Ibu...ibu....hua...hua..." Raka terus saja menangis sambil memukul- mukul kaca mobil.

Vivi yang sedang menyetir pun menjadi tidak fokus karena berisik dengan tangisan dan teriakan Raka. Dalam hatinya dia merasa kesal karena tidak tahan dengan suara berisik. Vivi hanya bisa menarik nafas panjang untuk menahan kekesalannya.

"Raka, sabar ya sayang sebentar lagi kita sampai di rumah neneknya Raka, nanti Raka main di sana sama ayah dan juga nenek. ..." ucap Rangga.

"Nggak mauuu...Raka mau sama ibu.... ibu...ibu... Hua...hua...." Raka semakin kencang menangis.

Rangga pun bingung harus bagaimana lagi menenangkan Raka supaya berhenti menangis. Sementara Vivi masang muka cemberut .

Lima belas menit kemudian mereka pun sampai di depan rumah bu Ratih. Vivi menghentikan mobilnya. Vivi segera turun dari mobil karena telinganya sudah terasa budek oleh teriakan dan tangisan Raka yang belum juga berhenti.Rangga turun dari mobil sambil menggendong Raka.

"Rangga turunkan saja anakmu biar jalan sendiri, kalau kamu menggendongnya nanti kaki kamu tambah sakit..." ucap Vivi.

"Nggak papa Vi, kasihan Raka..." Vivi pun kembali manyun.

"Hua..hua...ibu...ibu....uhuk..uhuk...hoeek...." karena terlalu lama menangis Raka pun batuk- batuk kemudian muntah.

Vivi yang berada di samping Rangga yang sedang menggendong Raka pun langsung menjauh karena merasa jijik dengan muntahan Raka.

"iihhhh... Jijik banget sih..." batin Vivi begidik sambil menutup hidungnya karena bantu muntahan Raka.

"Aduh sayang, udah makanya jangan nangis lagi ya , tuh kan jadi muntah..." ucap Rangga sambil menepuk- nepuk pungung Raka.

"Vi, kamu ada tisu nggak...?" tanya Rangga.

"Iya..." Vivi lalu mengambil tisu di dalam tasnya lalu memberikannya pada Rangga.

"Sudah sayang, jangan nangis lagi ya. Kita sudah sampai di rumah nenek..." ucap Rangga sambil mengelap mulut Raka dan juga bajunya yang terkena muntahan.

"Ibuuu...ibuu...." ucap Raka.

Rangga lalu membawa Raka masuk ke dalam rumah dan Vivi pun mengikutinya dari belakang. Bu Ratih yang baru pulang dari butik dan sedang menikmati teh hangat di ruang keluarga pun menolah ke arah Rangga dan Vivi yang baru saja datang.

"Rangga, Vivi kalian baru pulang...? Lho anak kecil itu siapa...?" tanya bu Ratih melihat Rangga menggendong Raka.

"Ini Raka bu, anaknya Rangga..."

"Hah..? Ini anak kamu...?" bu Ratih mendekat ke arah Rangga.

"Ini Raka ya..? Ayo Raka sama nenek.." ucap bu Ratih mengulurkan tangan pada Raka yang masih menangis.

"Nggak mau ...! Raka mau sama ibu...ibuuu..huaa... " Raka menepis tangan bu Ratih, dia kembali nangis dengan suara keras.

Bu Ratih pun kaget dengan sikap cucunya tersebut.

"Ya ampun Rangga, kenapa anak kamu kasar sekali sih, ibu kan cuma mau menggendongnya, kenapa dia malah memukul tangan ibu...." ucap Bu Ratih merasa kesal.

" Maklum lah bu Raka kan baru ketemu sama ibu, jadi dia masih belum akrab. Ya udah bu Rangga mau bawa Raka ke kamar dulu. Vivi aku ke kamar dulu ya. Terima kasih kamu sudah banyak membantuku hari ini..." ucap Rangga lalu membawa Raka masuk ke dalam kamarnya.

"Vivi, kamu sama Rangga dari mana saja sih, kok baru pulang...?" tanya bu Ratih.

"Sini tante , Vivi mau cerita sesuatu yang sangat penting dan pastinya bikin tante kaget..." ucap Vivi sambil menuntun bu Ratih untuk duduk di sofa.

"Kamu mau cerita apa Vivi..?''

"Cerita soal Kinan, tante..."

"Ada apa dengan Kinan...?"

Vivi pun lalu menceritakan semua yang terjadi hari ini di apartement Andrew. Bu Ratih pun kaget mendengar apa yang diceritakan oleh Vivi.

"Apa..? Apa bener apa yang kamu katakan itu Vivi..?'' tanya bu Ratih yang syok dan merasa tidak percaya.

" Beneran tante masa Vivi bohong sih, Vivi melihat dengan mata kepala ViVi sendiri kok..."

"Oh ya ampun, benar- benar menjijikan sekali Kinan itu. Dasar p*lac*r...! Lalu bagaimana reaksi Rangga ketika melihat Kinan seperti itu...?"

Vivi pun tersenyum lebar sebelum menjawab pertanyaan bu Ratih.

" Ini benar- benar di luar dugaan Vivi, Tante. Rangga marah pada Kinan dan langsung menjatuhkan talak pada Kinan saat itu juga...'' jawab Vivi sambil tersenyum senang.

"Apa..? Rangga menalak Kinan..?" tanya bu Ratih.

"Iya tante..."

"Alhamdulillah. Akhirnya Rangga cerai juga sama perempuan murahan itu. Itu artinya sebentar lagi Rangga akan jadi milik kamu Vivi, tante sudah nggak sabar melihat kalian berdua menikah..." ucap bu Ratih tidak bisa menyebunyikan kebahagiaannya.

"Iya tante, tapi..."

"Tapi apa Vi...?"

"Kalau Rangga tetap nggak mau menikah sama Vivi gimana tante...?"

"Halah itu mah soal gampang. Kamu deketin aja dia , lama- lama dia pasti juga nyerah sama kamu. Kamunya lebih agresif dikit dong Vi, jangan terlalu kalem. Rangga itu kan anaknya pendiam, jadi kamunya yang harus deketin dia..." ujar bu Ratih.

"Iya tante. Ya udah tante Vivi pulang dulu ya..." ucap Vivi.

"Iya Vi, hati- hati ya..." jawab bu Ratih.

...----------------...

Karena menangis terlalu lama Raka pun kecapekan dan akhirnya tertidur pulas. Rangga menatap wajah sang putra yang masih ada sisa air mata di kedua pipinya. Dalam tidurnya pun Raka masih sesekali sesenggukan efek dari tangisannya beberapa waktu lalu.

Rangga mengelus kepala Raka dengan lembut. Dia merasa bahagia bisa bertemu lagi dengan anak kesayangannya itu. Tapi dalam hatinya dia juga merasa bersalah telah memisahkan Raka dengan sang ibu. Rangga bisa melihat dari sikap Raka yang tidak mau berhenti menangis karena ingin tetap bersama sang ibu.

Tapi di lain sisi, Rangga memang harus melakukan ini semua demi kebaikan Raka. Dia tidak mau Raka diasuh dan dibesarkan oleh Kinan yang kelakuannya sangat menjijikkan. Mau jadi apa nanti Raka kalau sudah besar jika sang ibu saja tidak bisa mendidiknya dengan benar karena dia sibuk menjual diri.

Rangga benar- benar tidak pernah menyangka jika Kinan sang istri yang dia kenal sebagai wanita baik- baik dan punya harga diri yang tinggi, kini berubah menjadi seorang wanita murahan yang rela tubuhnya dijamah oleh laki- laki lain.

Betapa hancurnya hati Rangga, padahal selama dia sembuh dari lupa ingatan dia selalu memikirkan dan merindukan Kinan. Tapi ternyata orang yang dia pikirkan dan dia rindukan telah mengkhianatinya.

Rangga benar- benar jijik melihat Kinan berada di ranjang kamar Andrew dengan tubuh polos dan hanya bertutupkan selimut. Serta banyaknya tanda merah di lehernya membuat hati Rangga semakin panas. Ingin rasanya dia menampar pipi Kinan serta mencekik lehernya seperti Angel yang menghajarnya dengan membabi buta, tetapi Rangga tidak sampai hati untuk melakukan itu.

Rangga berusaha untuk kuat menyaksikan semuanya. Biar bagaimana pun Kinan adalah orang yang pernah dia cintai dan mencintainya di saat suka maupun duka. Dia juga ibu dari anaknya yaitu Raka.Walaupun pada kenyataannya hatinya hancur lebur tak tersisa.

Rangga hanya bisa menangis sambil memandangi wajah sang putra.

Rangga lalu bangun dari tempat tidur lalu berjalan menuju jendela. Dia menatap keluar rumah memandangi pepohonan yang terlihat hitam karena hari sudah malam. Hanya remang- remang sorot lampu dari kamar Rangga yang sedikit menerangi bagian luar kamar Rangga.

Rangga kembali meneteskan air matanya mengingat kejadian tadi siang di apartemen Andrew. Dia mengepalkan tangannya lalu menonjok kaca jendela hingga pecah dan menimbulkan suara yang cukup nyaring. Untung Raka tidak kaget dan bangun mendengar suara keras itu. Mungkin saking pulas tidurnya karena kecapekan menangis.

Darah segar pun mengalir dari tangan Rangga terkena pecahan kaca. Tapi Rangga tidak merasakan sakit di tangannya tersebut. Luka ditanggannya hanyalah luka kecil jika dibandingkan luka yang ada di dalam hatinya.

Bu Ratih yang mendengar benda pecah pun segera masuk ka kamar Rangga.

"Rangga, ada apa sih..? Ibu mendengar ada benda pecah, apa yang jatuh...?" tanya bu Ratih sambil melihat Rangga yang masih diam berdiri di dekat jendela.

"Ya ampun Rangga, kenapa kaca jendela nya bisa pecah begini. Ini lagi, tanganmu kenapa berdarah..." bu Ratih panik.

"Kamu yang memecahkan tangan kamu dengan tanganmu Rangga...?" tanya bu Ratih. Lagi- lagi Rangga hanya diam.

"Ya ampun kenapa kamu jadi menyiksa diri kamu sendiri sih Rangga. Kalau kamu kecewa sama Kinan karena perbuatan yang menjijikkannya ya sudah lupakan saja dia. Kata Vivi kamu sudah menjatuhkan talak padanya kan..? " tanya bu Ratih.

Rangga hanya melirik sang ibu lalu kembali menatap ke luar jendela kamarnya. Bu Ratih lalu keluar dari kamar Rangga. Beberapa saat kemudian dia kembali masuk dengan membawa obat merah dan perban.

"Sini tanganmu biar ibu obati..." ucap bu Ratih meraih tangan Rangga lalu mengobatinya dan membalutnya dengan perban.

Rangga hanya diam saja dengan apa yang dilakukan oleh sang ibu.

"Rangga, sudahlah kamu tidak usah memikirkan Kinan lagi. Buanglah jauh- jauh namanya dari hatimu. Dia tidak pantas untukmu. Yang pantas untuk menjadi istrimu itu ya cuma Vivi..." ucap bu Ratih.

"Lagi pula kan sekarang Raka sudah ada di tangan kamu, ya udah kamu tinggal gugat Kinan saja ke pengadilan agama. Abis itu kamu lanjutkan hidupmu bersama Vivi...'' sambung bu Ratih.

"Bu, Rangga lagi ingin sendiri. Tolong ibu keluar dari kamar Rangga bu..." ucap Rangga yang lama - kelamaan pusing mendengar ibunya yang bicaranya tidak habis- habis.

"Kamu ini gimana sih Rangga, ibu ini lagi menyemangati kamu supaya jangan terpuruk hanya karena perempuan seperti Kinan. Kamu malah ngusir ibu...." bu Ratih kesal lalu keluar begitu saja dari kamar Rangga.

Bersambung...

🥰🌺 Tolong tinggalkan jejak ya, dengan cara like, koment dan vote nya 🌺🌺🙏

1
octa❤️
klolah rangga tau ap alasan awal kinan..menyesallah kamu rangga
Awang Rijan
wajar sih kalau Rangga benci sama Kinan, siapa yang Sudi mengetahui istrinya menjual diri pada laki- laki lain
Awang Rijan
ya Alloh Thor, tragis banget sih nasib Kinan , kasihan lah,
Awang Rijan
duh Kinan nasibmu begitu amat, kasihan
octa❤️
miris sekali nasib kinan...semoga ada yang berbaik hati menolong kinan
Mamake Mia
masyaallah cuma di kasih uang 10 jt mana cukup makanya berfikri dulu kalau berbuat akhirnya rugi sendiri embak
Awang Rijan
udah dapat enaknya mah Kinan ditinggal pergi, kurang ajar juga si andrew
Awang Rijan
Rangga kamu jangan sampai menikah sama Vivi, dia ngak suka sama anakmu. dia cuma suka sama kamu aja. kasihan nanti Raka kl pya ibu tiri macam vivi
Rizky Sandy
cm diksh uang 10 JT,,,, pergi yg jauh Kinan,,,,
Mommy Almira: pelit banget ya
total 1 replies
Awang Rijan
ih ngak jijik apa si Angel , itu barangnya si Andrew kan belum dicuci bekas berhubungan dengan Kinan. Masa mau aja langsung ajak berbagi peluh sama Andrew 🤮
Mommy Almira: Udah tanggung kak, kebelet jadi nggak mikir sampai situ /Joyful//Joyful/
total 1 replies
Awang Rijan
sukurin, dilabrak juga kan kamu akhirnya Kinan. udah gitu dicerai lagi
Mommy Almira: kasihan
total 1 replies
Awang Rijan
Halah si Vivi sok- Sokan mau ikut melabrak selingkuhan suami Angel, kamu nggak sadar diri apa , kamu aja udah mau jadi pelakor.
Awang Rijan
wah, parah kamu Kinan, kok kamu jadi kayak perempuan murahan gitu sih... nggak kasihan kamu sama anak kamu..
Awang Rijan
kamu gimana sih Kinan sama Rangga masih cinta tapi mau juga sama Andrew, kamu harus hati-hati juga tuh sama Wandi kayaknya dia cowok nggak beres tuh
Awang Rijan
Vivi jadi cewek nggak punya harga diri banget sih, Rangga nggak cinta sama kamu tapi kamu masih deketin dia terus malu dong. itu juga Bu Ratih tludah tua nyebelin
Awang Rijan
Vivi kegatelan juga kamu sama laki orang...
Awang Rijan
duh kamu gimana sih Kinan, kan niat kamu berhubungan sama Andrew karena untuk membayar hutang saja, kenapa malah jadi ketagihan gitu sih, harusnya kamu mainnya jangan pake hati dong.
Awang Rijan
apes banget sih nasibmu Rangga
Awang Rijan
Bu Ratih menyebalkan ya
Awang Rijan
waduh Kinan malah ketagihan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!