NovelToon NovelToon
Lily: Rahasia Gadis Kampung.

Lily: Rahasia Gadis Kampung.

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:46k
Nilai: 5
Nama Author: Nuhume

Siapakah gadis kampung bernama Lily ini, sehingga Eko Barata memberikan syarat kepada tiga puteranya? Untuk mendapatkan hak waris kekayaan Barata, salah satu dari mereka harus berhasil menikahi Lily.

"Ingat! Papa tidak akan memberikan kalian warisan jika salah satu dari kalian tidak bisa menikahi Lily, camkan itu!" kata Eko Barata tegas.

Syarat yang diberikan Eko Barata terdengar konyol bagi banyak orang. Mereka menganggap Lily tidak pantas menjadi menantu keluarga Barata. Namun, ketika satu per satu kemampuan hebat Lily terungkap, dia berhasil membungkam semua mulut yang menyepelekannya.

Siapa sebenarnya Lily, dan apa rahasia di balik kehebatannya? Temukan jawabannya dalam "Lily: Rahasia Gadis Kampung".


Selamat membaca ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuhume, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Sepanjang perjalanan hingga menaiki jet pribadi, Lily terlihat biasa saja. Dia bahkan terlihat cuek dan sesekali melirik tajam ke arah Daren yang berbisik mencelanya, suaranya cukup keras hingga terdengar oleh Lily.

"Kakak, sepertinya dia memiliki rencana sendiri. Gadis kampung itu bahkan tidak begitu gembira melihat kita bertiga. Terutama aku? Aku seorang penyanyi terkenal. Tidak mungkin dia tidak mengenalku," jelas Daren.

Bagas menghela napas dan memukul pundak Daren, memintanya berhenti menatap Lily dan menilai semua aktivitasnya.

Bagas sebenarnya juga penasaran. Ini pertama kalinya dia melihat seorang gadis yang tidak bahagia menaiki jet pribadi dan mendapatkan pelayanan ekstra.

Selain itu, pemandangan luar biasa dan fasilitas mewah terlihat biasa saja di matanya.

"Siapa dia sebenarnya? Apakah benar dia tidak memandang seseorang dari kekayaan? Atau dia hanya menahan diri? Atau sebenarnya dia memiliki rencana sendiri? Bagaimana bisa dia mengabaikan Papa?" Batin Bagas.

Agam yang sedari tadi diam dengan wajah datarnya tidak menunjukkan ekspresi apapun. Tak ada yang bisa menebak isi pikirannya, bahkan Lily tidak tampak tertarik untuk memikirkan pria yang terlihat dingin itu.

...----------------...

Kediaman Eko Barata.

Rumah megah berdiri di tengah lahan luas dikelilingi taman hijau rapi. Dinding-dindingnya dari marmer putih memantulkan sinar matahari sehingga rumah itu tampak bersinar. Gerbang utama yang tinggi dan kokoh, dari besi berornamen artistik, terbuka lebar menyambut kedatangan ketiga tuan muda dan satu wajah asing bersama mereka.

Seperti biasa, kedatangan mereka disambut oleh para pelayan berseragam hitam putih yang berdiri rapi.

"Selamat datang, Tuan Muda," ucap mereka serentak.

Mereka berjalan menuju pintu utama berbentuk lengkung besar dengan ukiran rumit di sekelilingnya. Begitu melangkah masuk, mereka disambut oleh lobi luas dengan lantai marmer mengkilap dan chandelier kristal besar yang menggantung di langit-langit.

Ruang tamu di sebelah kanan lobi memiliki jendela besar, sofa mewah berlapis kulit, dan karpet Persia lembut. Sebuah grand piano berdiri di sudut ruangan. Di sana, seorang wanita paruh baya duduk dengan anggun menyilangkan kakinya, menenteng cangkir dan menyeruput teh.

Ketiga tuan muda itu berjalan dan duduk di sebelah wanita tersebut.

Nyonya Helsi, istri Eko Barata, sangat marah mendengar syarat suaminya untuk ketiga puteranya. Memiliki menantu adalah keinginan setiap orang tua, tapi bagaimana dengan kriteria calon menantu Nyonya Helsi sendiri?

Dia yang memiliki strata sosial tinggi, berkelas, dan berpendidikan harus seimbang dengan kekayaan Barata Corp.

Nyonya Helsi menatap tajam Lily. Bekas lumpur di lantai menjadi tanda rendahnya kasta Lily di mata Nyonya Helsi.

"Pak Edi, buka tas bawaannya dan periksa isinya. Jangan biarkan orang kampung ini membawa barang kotor ke dalam rumah keluarga Barata," perintah Nyonya Helsi.

Edi, supir keluarga Barata sejak lama, segera menganggukkan kepala dan mencoba menarik tas dari tangan Lily.

"Jangan berani menyentuh barangku!" Ucap Lily dengan wajah sinis.

Nyonya Helsi berjalan ke arah Lily dengan mata tajam melirik dari ujung kepala hingga kaki.

"Aku ingin tahu apa isi tas yang kau bawa itu, sehingga kau melarangku membukanya."

Pak Edi kembali menarik tas tersebut dan terjadilah adegan tarik-menarik di hadapan Nyonya Helsi.

"Ada apa ini?"

Semua pandangan tertuju pada sumber suara. Eko Barata memasuki ruangan bersama dua sekretarisnya. Dia sangat geram melihat Edi menarik tas Lily. Tiga tuan muda yang sedari tadi menjadi penonton kini mendekat.

"Lily baru sampai di rumah, begini cara kalian menyambutnya?!" Ucap Eko Barata.

"Selain Papa, tidak ada yang menyukai gadis kampung ini di sini!"

Dengan penuh amarah, Helsi meninggalkan tempat tersebut, mengabaikan suaminya. Eko merasa bersalah kepada Lily, terlihat gugup dan menjelaskan bahwa Helsi hanya salah paham.

Lily mengangguk dan masih terdiam.

Eko Barata melihat ketiga puteranya dan menjelaskan bahwa mereka wajib menghabiskan waktu bersama Lily. Memperlakukan dia dengan baik dan mengenalnya.

"Lily yang akan memilih salah satu dari kalian untuk menjadi calon suami yang dia suka!"

Daren segera menolak ucapan Eko Barata, mengatakan bahwa waktunya habis dengan banyak kegiatan.

"Terlebih lagi dua hari ini, aku akan ada jumpa fans, latihan dance, dan juga..."

"Jadwal operasiku juga penuh dalam beberapa hari ke depan. Aku sibuk," potong Bagas.

"Gam, bagaimana denganmu?" Tanya Eko Barata.

"Belum pasti, Pa."

Eko Barata hanya menghela napas pelan. Dia meminta Lily untuk beristirahat terlebih dulu, kemudian mengatur kegiatan ketiga puteranya agar bisa menemani Lily. Tuan Eko Barata memanggil pelayan untuk menemani Lily ke kamarnya. Dia ingin mendiskusikan pekerjaan terlebih dulu.

Lily mengangguk. Saat ingin melangkah pergi, Eko mencegatnya dan memberikan kartu hitam yang bisa digunakan untuk belanja sepuasnya.

"Kau boleh beli apapun yang kau inginkan," jelas Eko.

"Tapi Paman... maaf, aku tidak bisa menerimanya, aku..."

"Tidak usah pura-pura baik. Kau datang ke rumah kami bukankah tujuannya karena uang?" Ucap Daren sinis.

Drrrttttt

Lily meraih ponselnya dan melihat layar display.

"Bos, keuntungan perusahaan 678 Milyar sudah berhasil aku transfer ke rekening Bos."

Lily tersenyum tipis. Dia mengambil black card tersebut dan meninggalkan ruangan menuju kamarnya.

Dia merebahkan diri di kingbed, melirik setiap fasilitas dan corak dinding kamar tersebut. Mungkin bagi orang lain akan menjadi luar biasa, tapi tidak bagi Lily. Pemandangan seperti itu justru membuat matanya terasa berat dan akhirnya dia tertidur pulas.

1
Susanti Susanti
Luar biasa
Gus
semangat thor💪💪💪💪
Nuhume: Thank you kakkk, smngat kembali
total 1 replies
Yuyun Arianti
bgus ceritanya
Yuyun Arianti
aku suka tipe cwek berani❤❤❤👍👍👍👍
Yuyun Arianti
penasaran
Muh Hasim
keren
Nuhume: Thank youu hahahha
total 1 replies
Dina Chamut
Kecewa
Nuhume: Makasih kak, moga karya selanjutnya makin baik ya🙏🌻
total 1 replies
Dina Chamut
Buruk
Abigail😘
Songong banget
ayularasati91
Di tunggu season 2 nya kak🥰 semangaatt
Nuhume: Season dua sudah rilis ya kak
Nuhume: Baik, terimah kasih❤️❤️❤️
total 2 replies
ayularasati91
jahat bgt si ulet keket
Rizky Sandy
Lily doyan minum ya Thor,,,,
Sary Vya: cerita nya bagus
total 1 replies
ayularasati91
wah ada lagi cewek yg gamon sama Agam
Abigail😘
sera ini emang nyebelin sumpah
Sunaryati
Wah langsung bangkrut, Perusahaan NK do bawah pimpinan CE0 Bagas
Abigail😘
hahaha spontan banget
Abigail😘
mulai cemburu kann
Abigail😘
hahahaha mencurigakan
Abigail😘
hahahahha/Sob//Sob//Sob/
Abigail😘
wanita memng kek gitu gam ga ush heran /Sob//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!