"Akan kubawakan surga dunia untukmu malam ini Maya,tinggalkanlah tunanganmu,Jadilah milikku seutuhnya."
"Tapi aku sangat mencintai Ikhsan". Lirih Maya penuh dilema.
"Cinta macam apa yang kau bicarakan,disaat kau tak menolak berserah diri dibawah kendaliku." Andra menatap sang sahabat dengan mata mengintimidasi.
Maya dan Andra bersahabat sejak mereka dibangku SMA ,saat Maya memiliki pacar,dan bertunangan.Andra baru sadar jika ia mencintai Maya.Hingga suatu malam,terjadi hal yang tidak diinginkan,yang menyebabkan keduanya menjadi partner ranjang sampai saat ini.Ikhsan mengetahui perselingkuhan tunangannya,namun masih tetap menerima Maya kembali.
Akankah Maya bertahan bersama Ikhsan atau memilih pergi bersama Andra,sahabatnya yang selalu membawanya terbang tinggi ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qiyasa Rizki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
Ikhsan menduga Maya sudah tertidur mengingat sekarang jam dinding kamarnya menunjukan pukul 01.20 .
"Sayang,besok aku jemput ,kita berangkat ke kantor bareng"
Pesan singkat yang Ikhsan kirimkan ,tak sempat Maya baca .ia telah lebih dulu mengarungi lautan mimpinya.
***
"Sayang,maaf nanti malam aku ga bisa jemput kamu ya,kemungkinan aku ada lembur malam ini "
"Iya ga apa apa nanti aku pulang naik taxi aja " seru Maya ceria sesaat ia diturunkan di depan gedung kantornya.
"Tetap kasih kabar ya sayang ,semangatt kerja nya" Ikhsan menutup kaca mobil dan mulai menjalankan mobil menuju tempat kerjanya.
Maya menggannguk memberikan senyum termanisnya dan melambaikan tangan kearah kekasihnya itu. Ia membenarkan dan memastikan pakaiannya rapih sebelum melenggang menuju lobby kantornya .
Penampilannya begitu ideal,mengenakan rok spain selutut dan kemeja pink pucat dengan ruffle di dada,membentuk siluet sempurna bokong nya yang sintal .Rambut kucir ekor kuda menambah kesan feminim didukung dengan wajahnya yang cantik jelita,ia selalu melempar senyum ke setiap orang yang dilaluinya.
Tak tanggung tanggung banyak cowok rekan kantor yang mencoba mendekati,menyapa ramah tiap kali berpapasan dengannya .
"Hallo Maya , selamat ya atas pertunanannya "
"Maya coba lihat cincinnya "
"Wah berkilau sekali berliannya "
"Sekarang ga bisa lagi kita godain dong ,"
"Nanti kapan kapan kenalin tunangan nya ya"
"Wah kamu beruntung bisa tunangan secepat ini "
Bla ..bla ..blaa ...blaaa blaaaa
Hampir semua Rekan kantor mengerubungi nya,mengucapkan selamat dan ikut berbahagia,atas pertunangannya.
Maya membalas ucapan mereka dengan ramah dan tak henti henti nya tersenyum saat menjawab berbagai pertanyaan.
Lingkungan kerjanya begitu nyaman dan menyenangkan,Walaupun mereka datang dari berbagai kalangan,beda latar belakang,usia ,dan gender tak menyurutkan kekompakan diantara nya.
Sebagai junior Maya pandai menempatkan diri di lingkungan baru nya tersebut,.
Suasana kekeluargaan begitu terasa Diruangan ini,terbukti saat ia sering melakukan kesalahan.Para rekannya membantu dengan sabar dan menyemangati daripada memilih menyalahkan satu sama lain.
Jam istirahat tiba sesaat kemudian ada pesan masuk dari Mama Maya mengirimkan pesan tidak bisa makan siang bersama putrinya itu.Beliau ada agenda dadakan yang mengharuskannya keluar dan membatalkan janjinya untuk makan bersama Maya.
Maya memilih melangkahkan kakinya ke sebuah kedai makanan cepat saji di gedung sebelah,sesaat sebelum Andra meneleponnya. Andra sedang berada disekitar perkantoran Maya menemui seseorang dan kini sengaja menyambangi nya untuk mengajak makan siang bersama.
Keduanya kini bersama menyantap American cheese burger yang dipesannya tadi.Duduk berhadapan di temani angin sepoi sepoi yang meniup santai ruangan terbuka lantai 2 restorant itu.
Maya makan dengan begitu lahapnya ,ia sungguh kelaparan karena pagi tadi melewatkan sarapan akibat bangun tidurnya kesiangan .
Andra mengulurkan tangan mengelap lelehan keju yang ada di bibir Maya dan menjilat jarinya sendiri.
" Lo belum makan berapa hari sih ? " Tanya nya dengan mata tetap menatap Maya yang tengah membuka mulutnya lebar lebar mengigit burger di tangannya.
Ia mengacungkan jari telunjuknya meminta jeda ,untuk bisa menjawab pertanyaan Andra.Dia terus mengunyah menghaluskan makanan di mulutnya.
"Wahh ...gila gw baru makan dari pagi .Semalam makan pas sama lo doang di cafe ,Nih burger enak bangett parah.gw hampir lupa rasanya karena sudah luaaamaa.. banget ga makan ini " cerocosnya kemudian dengan mulut masih penuh.
Andra tergelak pelan mendengar ucapan Maya,
Sahabatnya telah kembali
Maya nya telah kembali...
Ia harus berpuas diri dengan statusnya yang hanya seorang sahabat ,itupun harus bertemu sembunyi sembunyi dari Ikhsan.
Andra mencintai Maya dalam diam. Meskipun Maya telah bertunangan dengan Ikhsan, Andra terus mencoba mendekati sahabatnya itu,rela membakar jiwa dalam kenyataan.
Celotehan ceria yang terlontar dari mulut Maya bagai alunan nyanyian lagu yang mampu membuatnya betah tenggelam di dalamnya.
Dia menghibur dirinya dengan mengingat momen-momen kecil yang pernah mereka habiskan bersama, bahkan jika itu hanya saat-saat singkat dan sederhana.
***
Ikhsan melangkah lebar mendatangi kantor tunangannya untuk memberinya empat kotak donat bermerk yang cukup terkenal dengan berbagai topping varian.
Ia beberapa kali menekan tombol panggil mencoba menghubungi Maya..
Tak ada sahutan,kini ia tengah berada tak jauh dari lobby Kantor dengan mobil terparkir di samping gedung perkantoran itu.
Sengaja ia ingin berbagi kebahagiaan dengan para rekan baru Maya dikantornya.
Tentu saja Maya sedang bersama Andra tanpa sepengetahuannya.
Dia merasa agak cemas. Hari ini seharusnya menjadi momen istimewa, hari di mana ia ingin berbagi kebahagiaan dengan para rekan baru tunangan
di kantornya.
Mengingat momen ini penuh arti baginya, dia berharap bisa mengejutkan Maya dengan datang tiba tiba dan membuatnya bahagia.
Dengan penuh harapan, ia melangkah keluar dari mobilnya.
Namun, saat ia memasuki area lobi, perasaannya berubah menjadi ketegangan. Dia melihat Maya di kejauhan, sedang berjalan bersama seorang pria yang sangat dikenalnya. Maya tampak akrab dan penuh tawa bersama pria tersebut.
Dia merasakan jantungnya berdegup kencang, dan rasa ingin tahunya membuat langkahnya berhenti. Kilasan adegan keduanya bertelanjang menyeruak muncul dengan jelas diotaknya.Menjijikkan !!!
Dia mencoba menajam pandangannya, berharap yang dilihatnya bukan Maya. Di tengah kemarahannya, dia mendekati dua insan itu.
Dengan hati-hati, dia mendekat lebih jauh, mencoba untuk tidak menarik perhatian. Sambil bersembunyi di balik pilar lobi, dia mengamati Maya dan pria itu berbincang-bincang mesra. Dia mendapati pria itu tidak lain adalah Andra, orang yang seharusnya tak akan pernah Maya datangi,Karena ia telah berjanji tidak akan menemuinya lagi.
Ketegangan semakin meningkat ketika dia melihat Maya dan Andra tampak saling tertawa dan berbagi momen yang sangat intim. Perasaan campur aduk menyergapnya – sakit hati, kemarahan, dan dendam.
Dia merasa dikhianati untuk kedua kalinya.
Ia sangat berharap ini tidak nyata karena rencananya untuk menjalin masa depan dengan Maya, seolah-olah berakhir dengan keraguan yang mendalam.
Ikhsan harus membuat keputusan cepat. Dia setengah berlari menghampiri mereka dengan marah dan memutuskan untuk bertanya langsung,
Menarik kasar tangan Maya dan menyeretnya untuk mejauh dari Andra.
"Awww ... " Pekiknya keras saat pergelangan tangannya digenggam erat Ikhsan.
"Lo ngga ada kegiatan lain selain gangguin tunangan orang ??? Hah !! " Teriaknya ke arah Andra dengan raut muka dan mata yang mengintimidasi.
Mencengkeram kerah kemeja Andra dan meninju mukanya sehingga ia terkuyung ke belakang.
"Ikhsaaaaannn ... !! " Jangaaaannnn" teriak Maya mencoba menengahi ikhsan yang tengah dibutakan amarahnya.
Andra hanya mengelap sudut bibirnya yang berdarah,menyinggungkan sebuah senyum memprovokasi dan membalas pukulan Ikhsan di perutnya dua kali.Dia berhenti saat Maya berdiri di depannya.
"Andra plisss lo pergi sekarang" isak tangis yang hampir meluruh dengan muka paniknya.
Orang orang yang berlalu lalang baru kembali dari jam istirahat spontan menengok menyaksikan tontonan gratis yang tengah mereka sajikan .
"Brengsek !! " Umpat Andra melototi Ikhsan yang tengah kesakitan di ulu hati nya.
Ikhsan maju selangkah hendak membalas kembali pukulan Andra ,sebelum di tahan oleh Maya yang memeluknya dari belakang .Mendekapnya erat dengan derai airmata.
"Maafin aku,ini salahku .Ini ga seperti yang kamu bayangkan .aku sayang kamu ,sudah hentikan aku mohoooon .sudah jangan diterusin lagi "
"Aku sayang sama kamu,aku bersumpah aku ga ada apa apa dengan Andra " Airmatanya luruh dengan derai membasahi bagian punggung Ikhsan.
"Jangan pernah muncul lagi di hadapan gw .atau gw sendiri yang akan patahin leher lo " Ancam Ikhsan
"Cih .." Andra mencoba mengurai perlahan emosi nya,setelah melihat Maya mengelengkan kepalanya memberi tanda untuk tidak terprovokasi.
Andra merasakan kepedihan yang lebih mendalam melihat Maya memeluk Ikhsan dari belakang, berusaha menenangkannya dengan lembut.
Di dalam hatinya, ia merasa ada jarak yang semakin lebar antara dirinya dan Maya. Ia harus cukup tau diri.Dia bukan siapa siapa bagi Maya.
Dia tahu betapa pentingnya Ikhsan bagi Maya, tapi melihat adegan itu membuatnya meragukan posisinya sendiri dalam hidup Maya.
Andra berusaha menahan emosinya, namun kesedihan dan kecemburuan membuatnya semakin sulit untuk berpura-pura semuanya baik-baik saja.
Dengan napas yang dalam, Andra berbalik dan melangkah pergi, mencoba untuk menenangkan diri.
Dia tahu bahwa dia harus menghadapi perasaannya seorang diri tanpa Maya.untuk saat ini, dia perlu waktu untuk merenung dan memahami langkah selanjutnya.
Sesakit ini menyaksikan wanita yang dicintainya terang terangan memilih tunangannya di depan mata sendiri.