NovelToon NovelToon
Nikah Sama Anak SMA

Nikah Sama Anak SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Nikahmuda / CEO / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:28.3k
Nilai: 5
Nama Author: Qumaira Muhamad

bagaimana jadinya jika Haga pria yang luruh selalu direcoki sama Zizi yang suka bawel.

Haga adalah pria yang lurus yang terpaksa menerima perjodohan dengan anak sahabat ayahnya yang namanya Zizi.

Gadis itu tidak sesuai dengan wajahnya yang cantik. sikapnya yang bar bar dan tingkahnya yang membuat orang sakit kepala membuat hidup Haga berubah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qumaira Muhamad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Manusia paling menyebalkan

Ketika pertandingan selesai hari sudah gelap. Zizi dan Dian keluar sambil berjalan berdampingan dari dalam lapangan. Mereka tampak seru menyaksikan pertandingan tadi. Dan itu bisa mengalihkan kekesalan Zizi dengan cara berteriak berlebihan.

Suara Zizi yang paling keras menyemangati tim perwakilan sekolahnya tentunya. Sehingga sorak sorai itu semakin besar. Tim dari sekolah Zizi mendapat semangat paling riuh. Dan semua itu tidak berakhir sia sia. Di akhir pertandingan perwakilan dari sekolah Zizi menang dengan unggul 80:60. Para penonton sangat puas dengan hasil yang di dapat.

Zizi dan Dian mengobrol sepanjang jalan. Hingga Zizi merasa perutnya keroncongan.

"Gue laper, Di. Cari makan yuk." ajak Zizi.

Dian melirik jam di tangannya. Masih terlalu sore juga. Sekitar jam 8 malam.

"Kita makan di kafe seberang gimana. Gue tau menu makanan di sana enak enak. Lo pasti suka sama menunya." ucap Dian.

"Ayo."

Kedua sahabat itu melajukan kendaraan masing masing ke tempat yang di tunjuk Dian. Kafe itu letaknya strategis dengan perkantoran. Apalagi setiap malam minggu seperti ini banyak pemuda yang menghabiskan malam mereka di sana. Bukan sekedar berkencan semata. Mereka juga bisa menikmati lagu yang di nyanyikan oleh band yang bekerja sama dengan kafe itu. Suasananya adem, damai dan nyaman tentunya.

"Gimana menurut lo?" tanya Dian. Kedua gadis itu sudah duduk di kursi yang kosong. Menikmati sebuah lagu romantis yang di populerkan artis di depan sana. Mereka juga sudah memesan makanan dan minuman sebelum masuk. Jadi mereka tidak perlu mencari pelayan hanya sekedar memesan menu.

"Boleh juga pilihan lo." Zizi manggut manggut.

Keduanya pun terhipnotis akan lagu yang sedang dinyanyikan saat ini.

"Silahkan!" hingga tak berapa lama seorang pelayan mengantarkan makanan mereka.

Zizi dan Dian langsung mencicipi makanan mereka. Kedua matanya tampak berbinar. "Makanannya sangat lezat. Lo juara kalau milih tempat." puji Zizi.

Dian tersenyum senang. "Tentu saja." sahutnya bangga.

Hingga mereka tidak menyadari jika di balik sebuah ruangan Haga tersenyum smirk. Melalui cctv yang ia pasang. Ia dapat melihat siapa saja yang mendatangi kafenya termasuk Zizi sang istri sendiri. Dari tatapan mata dan wajahnya yang riang, Haga bisa menebak jika menu yang ia hidangkan akan selalu memenuhi cita rasa para pelanggan.

Tampak Zizi mengobrol santai. Sementara Haga merasa puas dengan usahanya yang bisa memuaskan para pelanggan.

Haga melirik jam di tangannya sudah jam sepuluh. pria itu memantau lewat cctv. Dan pengunjung di akhir pekan akan semakin meningkat. Dia menarik jaketnya yang ia sandarkan di sofa di ruangannya. Sambil berjalan keluar pria itu mengenakan jaket.

"Bos, masih sore. Sudah mau pulang?" manager yang ditunjuk Haga datang menyapa.

Dia adalah seorang pria muda yang memiliki usia sekitar 25 tahunan sepantaran dengan kakak sepupu Haga, Deo namanya. Sementara Haga sendiri berusia 23 tahun beda tipis dengan usia Zizi yang 17 tahun.

Haga menepuk bahu Deo. Lalu tersenyum. "Ada banyak kerjaan di rumah. Jadi kafe ini gue serahin ke elo." sahutnya lalu menepuk pelan bahu Deo.

"Oke. Sip bos. Bos tenang saja." Sahutnya seraya menepuk dadanya sendiri.

Haga bergegas meninggalkan kafe miliknya dan menuju parkiran di basment. Saat hendak memasuki mobilnya. Ia sepintas mendengar suara yang familiar.

Haga tidak jadi masuk ke dalam mobil. Melainkan mencari sumber suara itu.

Pria itu berjalan mengendap di balik tembok. Dan ternyata benar itu suara Dewi mantan pacarnya dulu. Diam diam pria itu memperhatikan DEWI. Sudah tiga tahun berlalu. Wanita itu masih terlihat cantik. Haga terdiam menikmati tontonan gratis. Padahal yang dia tonton adalah kemesraan Dewi dan kekasihnya.

Tiba tiba sebuah tangan menghinggap di bahunya. Seketika jantung Haga berdetak kencang. Haga langsung menoleh, siapa gerangan yang sudah merusak momennya melihat sang pujaan hati yang kini sudah menjadi mantan. Seketika itu mata Haga membulat.

"Lo." lirih Haga kesal. Ternyata tangan yang menghinggap di bahunya itu tak lain adalah istrinya. Haga menoleh ke belakang sang istri karena tadi wanita itu tidak datang sendirian masih ada teman wanitanya namun di belakang tidak ada siapa siapa. Zizi pun menoleh ke belakang. Siapa yang dia cari?

"Lo nyari siapa?" tanya Zizi yang kemudian kembali menatap Haga yang celingukan.

"Justru Lo yang ngapain disini?" tanya Haga menatap penuh selidik.

"Gue baru dari toilet. Tadi lo ngintip siapa?" tanya Zizi heran. Pasalnya sudah sejak pria itu keluar dari dalam lift pria itu tak langsung ke mobil selain mengendap endap sedang mengawasi sesuatu. Tapi Zizi tak menghiraukan keberadaan Haga karna ia sudah tak bisa menahan buang hajat. Setelah keluar ternyata pria itu masih bertahan di sana. Zizi pun penasaran, apa yang dilakukan pria itu layaknya maling di dalam kegelapan seperti itu.

Haga menoleh sekilas ke belakang, sepertinya Dewi sudah pergi. Haga bernafas lega karena Zizi tidak melihat Dewi.

Zizi mengikuti arah pandang Haga. Gadis itu menengok ke belakang Haga. Tidak ada apa apa di sana.

"Sudah malam. Ayo pulang." Ucap Haga. Haga berlalu melewati Zizi masuk ke dalam mobil. Zizi pun langsung menuju mobilnya karena tidak menemukan apapun.

Mobil keduanya berjalan beriringan sampai di rumah mereka.

Keesokan harinya, Zizi pergi ke sekolah lebih dulu. Sementara Haga masih ada sedikit waktu karena ia masuk siang hari ini. Pria itu menggunakan waktunya untuk menscroll sosmed di ponselnya. Sudah tiga tahun pria itu putus hubungan dengan Dewi begitu juga dengan sosmed yang biasanya berhubungan dengan Dewi langsung di blok. Kali ini Haga membuat alamat surel yang baru, ia pun mencari alamat Ig Dewi. Ternyata masih sama.

Tampaknya gadis itu lebih bahagia dari dugaannya. Terlihat setiap foto yang gadis itu unggah. Ada beberapa foto sedang bersama teman temannya di bali. Kemudian beberapa foto lainnya dimana foto foto itu hanya mengunggah minuman dan makanan. Hingga sampai terus ke bawah. Haga menemukan dua tangan yang saling bertumpu. Di jari manis keduanya tersemat sebuah cincin. Di dalam captionnya tertulis 'Happy Graduation'. Itu artinya Dewi sudah bertunangan.

Untuk sesaat Haga merasa sesak. Haga menutup ponselnya kemudian turun dari atas kasurnya. Masih jam 9 pagi. Perutnya terasa lapar.

Haga melihat ke arah meja makan. Di sana tidak apa apa selain tudung saji. Di dalamnya ada roti yang tersisa setengah. Pria itu mengambil satu mengolesinya dengan selai nanas. Melahapnya hingga tandas. Kemudian ia kembali ke lantai atas membersihkan diri dan bersiap ke kampus.

**

"Zi, ntar balik sekolah ke mall yuk." ajak Dian.

Seketika mata Zizi meredup. Bagaimana dia bisa pergi ke mall. Uang jajannya saja hanya cukup buat seminggu.

"Ga ah, Di." tolak Zizi.

"Tumben lo nolak Zi. Kenapa?" tanya Dian heran. Pasalnya Zizi biasanya akan selalu bersemangat jika diajak jalan ke mall.

"Uang jajan gue di stop seminggu ini." balas Zizi cemberut.

Mata Dian membola. "Kenapa?"

"Gara gara gue dituduh baretin motor sepupu gue." kata Zizi beralasan. Padahal bukan sepupunya melainkan suaminya. Tapi Zizi tidak pernah bercerita mengenai pernikahannya dengan siapapun. Bagaimanapun Zizi harus merahasiakannya.

"Kok bisa?" tanya Dian.

"Gue gak tau sabab musabab itu motor baret. Tapi dia nuduh gue yang baretin motor dia. Dan gue kena hukumannya." cerita Zizi yang gak sepenuhnya bohong.

"Astaga Zi, segitunya sepupu lo." Dian merasa iba dengan cerita Zizi.

Zizi mengangguk melas.

Di pintu masuk terdengar suara langkah kaki. Zizi dan Dian sama sama menoleh.

"Zizi, Dian." lirih seorang wanita bermode. Dia adalah Nisa.

"Akhir pekan lo harus dateng ke pesta ulang tahun gue." ucap Nisa.

Zizi dan Dian saling tatap. Nisa adalah siswa paling populer di sekolah ini. Kenapa gadis itu bisa mengenal mereka. Padahal tidak terlalu akrab.

"Kenapa?" tanya Nisa heran.

"Gak, cuman heran aja. Ya udah. Gue pasti dateng kok." Balas Zizi datar.

"Oke." Nisa tersenyum cerah meletakkan undangan kepada keduanya. Kemudian gadis itu pergi.

Dian menyenggol bahu Zizi. Zizi menoleh. "Si populer, tumben ngundang kita." Ucap Dian.

Zizi mengendikkan bahu acuh.

Sore hari, Zizi pulang dengan wajah lesu. Sampai di rumah sudah ada Haga yang duduk di sofa sambil memangku laptop. Zizi melempar tasnya ke sofa samping sementara Zizi langsung melempar tubuhnya di samping Haga.

Zizi mengintip ke arah layar laptop Haga. Nampak pria itu sedang serius meneliti keuntungan usahanya. Karena Zizi bisa lihat setiap angka yang tertera di sana.

"Jurusan bisnis. Pelajarannya banyak angka. Pusing gue lihatnya." celetuk Zizi. Kemudian memejamkan matanya yang terasa ngantuk.

Haga melirik sekilas kemudian kembali fokus pada layar laptopnya. Tidak memperdulikan Zizi yang duduk bersandar di sebelahnya.

"Ga, Lo gak kasihan apa sama gue. Bosen gue gak bisa jalan keluar sama temen." Celetuk Zizi lagi.

"Makanya jadi orang jangan sok usil." balas Haga datar.

"Gue gak usil Ga. Gue beneran gak ngelakuian." Zizi tetap pendiriannya.

Haga tak membalas ucapan Zizi yang di rasa tidak mau mengaku.

"Ga, weekend ntar ada acara ulang tahun temen gue. Seenggaknya, ngasih kado lah."

Haga tetap diam dan fokus pada kerjaannya. Zizi sekilas melirik. Tapi Suaminya itu tetap gak respon.

Zizi menarik nafas panjang. "Yaudah kalao tetep gak mau ngasih. Gue mau minta sama papi." ucap Zizi di ikuti bangkit dari sofa.

"Gak boleh. Lo itu tanggungan gue. Mau ditaruh di mana muka gue dihadapan papi." cetus Haga menghentikan gerakan Zizi. Di balik punggungnya Zizi merasa menang. Tapi wajah Zizi tetap di buat melas.

"ya lo kan gak ngasih gue duit. Keperluan gue banyak sementara uang jajan gue lo potong." pancing Zizi lagi.

"Iya bakal gue kasih tapi cuman buat beli kado." balas Haga tanpa menatap Zizi.

"Terus soal keperluan lo. Lo bisa tulis apa aja. Gue yang beliin." seketika itu wajah Zizi berubah muram. Si Haga tetap aja Haga. Manusia paling menyebalkan.

Zizi tak menyahut lagi. Wajahnya semakin kesal. Gadis itu berlalu sambil menyambar tas sekolahnya dan membawanya ke lantai atas. Kakinya sengaja di hentakkan menandakan bahwa dia benar benar kesal. Sudah berusaha buat merayu tapi tetap saja Haga tidak berubah.

Sementara itu Haga terlihat heran. Kenapa dengan gadis itu? Alis Haga mengerut seraya menatap Zizi yang menghentak kakinya menaiki tangga. Haga menaikkan bahu acuh. Wanita memang manusia aneh.

1
Reyhan Gaming
kok dak apdek lagi
Anonymous
Tq ceritanya
Rini
baik2 ya
Anonymous
Zizi cantik
Rini
lanjutkan , alon2 Bae
Rini
lbh percaya Nisa ternyata, duitmu buat apa Haga buat nyilidi istri aja nga bisa, mlh percaya Ama iblis
Rini
Haga pinter bisnis tp
Mudrikah Ikah
lanjut tan 27
Nana Rosdiana
lagi seru malah bersabung
mama De
aneh nemenin mantan peluk pelukan boleh eh istrindi anterin temen pulang sekolah Kalo GA mati jadibes Baru sebab keinginan.ih aneh. I I lah komunikasi ITU penting
Rini
kasar juga ya, punya duit kok nga bisa cari tau dulu haga
Try Dewi
bgus alur cerita ny.
Try Dewi
kpn lgi up ny thor... seruuu cerita ny
Rini
trus salah paham maneh 🤦
Tuti Hayuningtyas: lanjuuuuuut teruuuuus thooooooooor keren
total 1 replies
Rini
lanjutkan ☺️ yang manis gitu Lo
Rini
terimakasih Haga, tunggu Zizi pergi dulu baru sadar ya😁
Yuli Pujiastuti SPdSD
Sangat menarik
Rini
egois
✪⃟𝔄ʀ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ☕☕☕
masih nyimak KK thor
✪⃟𝔄ʀ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ☕☕☕
masih nyimak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!