NovelToon NovelToon
Gadis Bayaran Tuan Duren (Duda Keren)

Gadis Bayaran Tuan Duren (Duda Keren)

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat / Duda / Romansa-Tata susila
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kopii Hitam

Aina Cecilia
Seorang gadis yatim piatu yang terpaksa menjual keperawanannya untuk membiayai pengobatan sang nenek yang tengah terbaring di rumah sakit. Tidak ada pilihan lain, hanya itu satu-satunya jalan yang bisa dia tempuh saat ini. Gajinya sebagai penyanyi kafe tidak akan cukup meskipun mengumpulkannya selama bertahun-tahun.

Arhan Airlangga
Duda keren yang ditinggal istrinya karena sebuah penghianatan. Hal itu membuatnya kecanduan bermain perempuan untuk membalaskan sakit hatinya.

Apakah yang terjadi setelahnya.
Jangan lupa mampir ya.

Mohon dukungannya untuk novel receh ini.
Harap maklum jika ada yang salah karena ini novel pertama bagi author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GBTD BAB 10.

Pagi harinya, Arhan keluar dari kamar mandi. Tubuhnya terasa segar, namun hatinya masih galau memikirkan Aina.

Sejak tadi malam dia tidak bisa tenang, bahkan tidurnya tidak nyenyak. Hanya Aina, Aina dan Aina saja yang ada di otaknya.

Arhan duduk di balkon kamar sembari menikmati secangkir kopi. Tatapan matanya kosong mengarah pada kolam renang.

Entah siapa yang salah, semesta sepertinya enggan memberinya sedikit harapan untuk bahagia.

"Aina, aku berharap semua ini hanyalah mimpi belaka. Aku tidak mengerti dengan perasaanku sendiri."

"Malam itu sangat berharga bagiku, malam yang tidak pernah aku dapatkan dari wanita lain."

"Kenapa keadaan jadi seperti ini? Aku ingin menebus semua kesalahanku padamu, tapi kenapa kamu malah menikah dengan orang lain?"

Arhan termenung dalam pemikirannya sendiri. Tidak mudah baginya menerima kenyataan ini.

Tidak lama berselang, Leona masuk membawakan sarapan untuk Arhan. Leona menaruhnya di atas meja, kemudian duduk di samping putranya itu.

"Bagaimana perasaan kamu sayang, apa kamu baik-baik saja?" tanya Leona sembari mengusap kepala Arhan.

"Entahlah Ma, Arhan bingung."

Arhan merebahkan kepalanya di bahu sang mama. Leona mendekapnya dan mengusap lengan Arhan naik turun.

"Apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Leona penasaran.

Arhan menghela nafas berat, matanya mulai berkaca-kaca. Kristal bening itu jatuh tanpa dia sadari.

"Arhan sudah melakukan kesalahan besar Ma, Arhan ingin menebusnya. Tapi semuanya sudah terlambat, tidak ada harapan lagi." ucap Arhan.

"Kesalahan apa yang kamu maksud?" tanya Leona menautkan alisnya.

"Arhan sudah mengambil sesuatu yang sangat berharga dari seorang gadis. Sesuatu yang harus dia jaga untuk suaminya, Arhan merenggut nya. Arhan menghancurkan masa depannya." jelas Arhan sembari menahan tangisannya.

Leona tergugu mendengar penjelasan Arhan, dia tak menyangka putranya bisa se keji itu. Sesuatu yang tidak pernah dia ajarkan kepada putra semata wayangnya itu.

"Arhan, kenapa kamu melakukan itu Nak? Apa Mama pernah mengajarimu memperlakukan seorang wanita seperti itu?" tanya Leona, nada bicaranya terdengar tinggi.

"Tidak Ma, maafkan Arhan. Arhan mengaku salah."

"Jika kamu tau itu salah, maka perbaikilah sebelum terlambat! Kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatan mu itu!" ucap Leona.

"Arhan sudah berusaha Ma, tapi Arhan terlambat. Gadis itu sudah menikah, Arhan tidak bisa menerima itu."

Arhan menjauhkan kepalanya dari bahu Leona, kemudian mengusap wajahnya hingga kristal bening itu menghilang.

"Apa kamu mencintainya?" tanya Leona ingin tau.

"Arhan tidak tau Ma, yang jelas Arhan tidak bisa menerima kenyataan ini."

Arhan menyandarkan punggungnya pada tampuk sofa, pandangannya menengadah menghadap langit yang begitu cerah. Namun hatinya seperti berada di tengah gelap gulita.

"Jangan menyerah jika tujuanmu itu baik! Mama yakin jika hatimu tulus, akan ada jalan yang semesta siapkan untukmu."

"Meskipun dia sudah menikah, tapi jika semesta menakdirkan dia untukmu, kalian pasti bertemu lagi."

Kata-kata Leona itu membuat Arhan terenyuh, kristal bening itu kembali tumpah membasahi wajah tampannya. Arhan berharap ucapan Leona menjadi doa untuknya.

……………

Arhan sudah berada di perusahaan, dia duduk di meja kerjanya dengan pikiran yang masih kacau. Semangat kerjanya hilang begitu saja.

"Permisi Tuan," sapa Hendru dari depan pintu.

"Ada apa?" tanya Arhan dingin.

"Siang ini ada meeting penting dengan klien kita yang sudah datang dari Korea. Apa Tuan bisa menghadirinya?" jelas Hendru.

"Ya, aku akan datang. Siapkan semua dokumen yang diperlukan, jangan sampai ada yang terlewatkan!" titah Arhan.

"Baiklah, setengah jam lagi aku kembali." sahut Hendru, kemudian berlalu meninggalkan ruangan Arhan.

Setelah Hendru menghilang dari pandangannya, Arhan bangkit dari duduknya dan melangkah ke dalam kamar mandi.

Dia berdiri di depan cermin menatap pantulan wajahnya yang terlihat kusut. Arhan menyalakan kran dan membasuh wajahnya.

Sekitar pukul 1 siang, Hendru kembali datang membawa beberapa dokumen penting. Setelah memeriksa dokumen tersebut, keduanya meninggalkan kantor menuju sebuah hotel.

Di sana Arhan dan Hendru sudah ditunggu oleh beberapa orang klien bisnis di meeting room.

Mereka sengaja datang jauh-jauh dari Korea untuk menandatangani kesepakatan kerja sama. Sebelumnya mereka sudah saling berkomunikasi lewat email.

Di kota B, Bastian datang menjenguk Aina. Sebagai seorang bos, dia khawatir memikirkan kondisi Aina saat ini.

Kesehatan Aina tentunya mempengaruhi keadaan kafenya yang tengah naik daun. Dia tidak ingin mengecewakan para pengunjung.

"Bagaimana kabarmu, apa kita perlu memeriksakan kesehatanmu ke dokter?" tanya Bastian, keduanya duduk saling berhadapan di sofa.

"Tidak perlu, aku baik-baik saja." jawab Aina lesu, wajahnya tampak pucat.

"Jangan bohong padaku! Aku tau kesehatanmu semakin memburuk." ucap Bastian sembari menautkan alisnya.

Aina tidak berani menatap wajah Bastian, dia malu. Dia merasa dirinya kotor dan menjijikkan. Namun bagaimanapun juga Bastian harus tau keadaannya saat ini.

"Bas, ada yang ingin aku sampaikan padamu."

Aina menghela nafas berat, dia memberanikan diri mengangkat wajahnya dan menatap Bastian dengan tatapan tak biasa.

"Aku hamil," ucap Aina jujur.

Mata Bastian membulat, dia tergugu mendengar pengakuan Aina. Tatapannya terlihat tajam menilik wajah Aina yang sudah memerah.

"Jangan bercanda! Bagaimana bisa kamu hamil, kapan kamu menikah?" tanya Bastian tak percaya.

"Maafkan aku, aku tidak bisa menjelaskannya padamu. Semua terjadi begitu cepat, aku juga baru tau kemarin. Dokter datang memeriksa ku dan inilah kenyataannya."

Aina menekuk wajahnya, dia malu sekaligus sedih membuka aibnya di depan Bastian. Kalaupun dia tidak jujur, lambat laun Bastian akan tetap mengetahuinya.

Dia bisa saja menyembunyikannya dari Bastian, tapi bagaimana dengan perutnya. Perut itu nantinya akan membesar, semua orang akan mencibir nya termasuk Bastian.

"Dimana Ayah anak itu? Kenapa dia tidak bersamamu, apa dia tau kalau kamu sedang mengandung anaknya?" tanya Bastian penasaran.

"Dia sudah mengetahuinya, tapi aku tidak berani mengatakannya. Aku terpaksa berbohong dan mengatakan kalau aku sudah menikah." lirih Aina.

Bastian melotot kan matanya, bibirnya sedikit terbuka mendengar penjelasan Aina.

"Ya ampun Aina, kenapa kamu melakukan itu? Anak ini tidak bersalah, dia berhak mendapatkan kasih sayang yang utuh dari kedua orang tuanya."

Bastian meninggikan suaranya, dia kesal melihat kebodohan Aina. Bagaimana mungkin gadis itu bisa bertahan sendirian dalam kondisi seperti ini.

"Apalagi yang bisa ku lakukan? Aku hanya seorang gadis miskin yang tak punya apa-apa, aku sebatang kara." lirih Aina, air matanya tumpah mengingat Arhan yang sudah pergi meninggalkannya.

Bastian terdiam, sulit baginya mempercayai semua ini. Meskipun hatinya kecewa, dia juga tak bisa menyalahkan Aina sepenuhnya.

"Sudahlah, jangan menangis! Aku tidak bermaksud menyalahkan mu."

Bastian bangkit dari duduknya dan berpindah di samping Aina. Dia mencoba menenangkan gadis itu dan membawanya ke dalam dekapannya.

Aina mendorong dada Bastian dan bergeser ke sebelahnya. Dia tidak ingin Bastian beranggapan lain terhadap dirinya. Cukup dia sendiri yang menanggung hukuman atas kesalahannya, dia tidak mau melibatkan Bastian dan berpikir macam-macam terhadapnya.

1
Jue Juliza Johnson
Luar biasa
Jonosiis
makin lama makin males baca ya .yg punya tekanan tensi tinggi g usah baca novel ini bikin emosi aja
Ris Mawati
ceritanya bagus
Nicky Nick
terlmbat lu nai mknya jgn sok
Nicky Nick
ayo arhan lihat kedpn pst kamu kaget deh
Bunda Puput
Luar biasa
feri marlinda
yg jelas author nya yg bertele-tele
Yohana Kanta
males aina bego
Eva Juliana
Luar biasa
Yohana Kanta
aina ribet
Katrien Gorung
penasaran
Juni Yati
sprtinya ceritanya asik
Mlly Ferli
menarik ceritanya
masnia masnia
lanjut dong ceritanya
Siti Aminah
baru nyimak thor...semoga cerita ny bgs
masnia masnia
lanjut
masnia masnia
jantung aku yg tegang. lanjut
masnia masnia
/Good/
༻♛A̷͙ͭͫ̕ḑ̴̞͛̒ỉ͔͖̜͌r̴̨̦͕̝a̤♛༺
seru😀
Debbie Teguh
kalo tuan saga mah ud teriak, kamu mau mati yaa!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!