NovelToon NovelToon
Lebih Dari Dia

Lebih Dari Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Kravei

Leo Evano mencintai Bianca Anulika di hari pertama dia menatapnya. Namun, Bianca memiliki pria yang dia cintai bernama Gavin.
Padahal Gavin tidak mencintai Bianca sebaik yang dia harapkan, tapi Bianca bersikeras ingin setia terhadapnya.
“Sampai dia membuatmu menangis, aku bersumpah aku akan merebutmu darinya. Saat itu, aku tidak akan takut kau benci. Aku akan melakukan apa pun untuk menyeretmu keluar dari rumahnya.” Itu adalah apa yang Leo tanamkan dalam hati dan hari itu pun datang. Leo memantapkan diri, membuktikan dia bisa memperlakukan Bianca lebih dari pria yang dia cintai. Berharap bahwa Bianca akan segera mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kravei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bantuan Tidak Diperlukan

Gavin meninggalkan gedung menggunakan lift yang terhubung ke area parkiran. Setelah keluar melalui pintu, hpnya berdering. Nama Leo nyembul di layar dikala melihatnya. Gavin menekan tombol bewarna hijau sebelum menempelkan layar hp ke daun telinga. "Ada apa, Leo? Aku baru saja keluar dari kantor."

Penelepon di seberang sana menanggapi, "maafkan aku, Gavin, tapi kita harus menunda pertemuan kita. Bagaimana dengan besok siang? Aku ada urusan mendadak."

Gavin mendengus, meski begitu memahaminya. "Tidak jadi masalah. Aku hanya mencemaskanmu."

"Aku sangat baik, jangan cemas."

"Baik kalau begitu." Gavin mematikan panggilan dan kembali memasuki lift.

"Gosh! Apa yang terjadi?" Bianca pikir dirinya telah gila karena tiba-tiba merasa bergairah di siang-siang bolong. Dia membuka pintu rumah kayu tadi dan dikejutkan oleh kenyataan bahwa ternyata tempat itu adalah villa dan bukan restoran seperti yang selalu Leo katakan.

"Aku harus telepon Gavi ..." Bianca menepuk saku celana sampai ke badan tapi hpnya tidak ditemukan. "Sial ..." Bianca kembali pada tujuan utama, anggap dirinya salah memasuki tempat, tapi jadikan itu sebagai urusan kedua. Tidak ada siapa pun di sana membuat Bianca bebas berjalan. Bianca butuh air. Dia berniat menyelam agar panas tubuhnya menghilang. Bianca menyusuri tempat itu hingga akhirnya menemukan kamar mandi di dalam salah satu kamar.

Dia melepas kancing kemeja pada bagian atas dan berdiri tepat di bawah shower. Matanya terpejam, siap menikmati dingin air yang akan menghujani. Tangannya begitu dekat dari kran, tapi tidak sempat menyentuhnya karena Leo muncul dan menarik pundaknya.

"Kyaaaah! Lepaskan aku!" Bianca merontak, tiba-tiba saja sudah berpindah di pundak Leo dan digendong bak karung beras. "Lepaskan aku, Leo!" Leo melepaskannya sesuai permintaan, tapi dengan cara melemparnya ke atas kasur queen size di tengah-tengah ruangan. Leo duduk di atas Bianca. menahan kedua tangannya agar dia tetap diam di tempat.

"Lepaskan aku!" Bianca merontak sekuat yang dia bisa, tapi semua yang didapatkan hanyalah rambut berantakan menempeli kening dan leher yang berkeringat. " Leo!" Bianca berhenti dikala kelelahan, nafasnya berat menyebabkan dadanya naik turun secara cepat.

"Tolong aku! Aku pikir ada yang salah ... dengan ... ku." Bianca tidak merasa seperti biasanya. Panas di sekujur tubuh membuatnya merasa seperti ingin menanggalkan semua pakaian dan menari, menggoyangkan seluruh badannya. Perasaan itu menyiksa batinnya perlahan.

"Tolong aku ..., Gavin..." Bianca merasa mabuk, bergairah dan semakin tidak terkendali. "Gavi ..." Nafas kian tak karuan, suaranya terkesan mendesah. Dia menatap ke samping dan seringkali memejamkan mata. "Lepaskan!" Bianca menelan ludah dan menggesekkan kedua pahanya.

Di dalam otak Bianca, hanya ada wajah Gavin. Leo tahu itu dan karenanya, dia jengkel dan tersinggung. "Aku bukan Gavin, Bianca," katanya, Bianca terlalu sibuk sendiri hingga melewatkan suaranya. "Sebut namaku dan aku akan membantumu." Leo menyentuh pipi Bianca hingga lehernya menggunakan ibu jari. Setiap sentuhannya bagaikan sengatan listrik mengalir di setiap inci kulit Bianca. Otak mengirim sinyal merah dan suara yang keras tapi tidak ada yang bisa Bianca lakukan untuk menjauh dari bahaya.

"Gavin... aku butuh Gavin." Bianca mencoba berdiri tapi Leo tidak membiarkannya. Dia kian jengkel dibuat nama lelaki lain yang terus disebut Bianca.

Leo mendekatkan bibirnya ke daun telinga Bianca, berbisik, "sebut namaku, Bianca."

Semakin Bianca menolak, semakin tak terkendali dan gila gairahnya. "Gavi-" Leo mengecup kupingnya, membuatnya mengeluarkan suara desahan. Saat kontak mata tak sengaja bertemu, pupil indahnya berair. Pandangannya begitu sayu dan tak berdaya. "Tolong aku ..., Leo."

Leo seolah mendapat izin-dengan melupakan apa itu paksaan. Dia tidak membuang waktu, langsung meraih dagu Bianca dan melahap bibirnya.

Sementara itu, Gavin menatap layar ponsel setelah panggilan tidak terhubung. "Di mana Bianca?" Gavin menelepon sekali lagi tapi tetap tidak ada jawaban. Bianca seharusnya tengah istirahat jam makan siang, rasanya agak aneh karena dia tidak mengangkat telepon bahkan tidak mengirim satu pesan pun.

Hp Bianca tidak hilang, tapi Leo dengan gesit menyambarnya dikala memaksa Bianca menelan air yang dia masukkan ke dalam mulutnya. Sekarang ponsel itu ada di atas naskas samping ranjang dan dalam keadaan silent.

"Dia baik-baik saja? Haruskah aku ke sana?" Gavin berpikir untuk menundanya sampai jam kerjanya berakhir.

Sementara itu, Bianca terlelap setelah berhasil mengeluarkan hawa panas nan gerah yang menggangu dari tubuhnya. Dia tertidur dengan cepat seolah kesadarannya ditelan bumi.

Leo di sebelahnya menyentuh sudut mata Bianca. Dia berpikir, sebetar lagi Bianca akan menjadi miliknya, sepenuhnya dan bukan milik pria lain. Semua bayangan di dalam otaknya selama ini akan segera menjadi kenyataan. Leo merasa puas karena rencananya berjalan lancar, tapi tidak bisa dia sembunyikan kekesalan dikala mengingat Bianca menyebut nama lelaki lain, teman baiknya.

Leo menyelimuti badan toples Bianca dan menyentuh lembut pipinya. Dia menatap bulu matanya yang lentik dan bibir yang sedikit bengkak. "Seharusnya kau dengarkan aku …" Ekpresi wajah pria itu sedikit jengkel. Dia mendekap Bianca dan ikut terlelap bersamanya.

...

Malam hari pun tiba.

Gavin pulang dari kantor dan tiba di rumah pukul 17.12 dahinya mengernyit ketika tidak menemukan Bianca di seluruh bagian rumah. " Bianca?" Gavin melakukan panggilan telepon dan lagi-lagi tidak diangkat, kemudian masuk satu pesan WA kurang dari satu menit.

"Aku akan menginap di rumah teman. Sampai jumpa besok, Gavi!"

"Tumben ...?" Ini bukan pertama kali Bianca menginap di rumah teman, Gavin tidak melarang karena selama dia bahagia. Hanya tidak biasanya Bianca tidak mengatakannya lebih awal dan pergi tiba-tiba. "Rasanya seperti ditinggalkan."

Gavin membasuh diri dan berakhir di kamar. Baru setengah jam terlewatkan ketika dia melihat jam. "Entah mengapa firasatku tidak enak ..." Tepatnya Gavin merasa tak nyaman dan marah tanpa alasan yang jelas.

Seperti biasa, Gavin akan menelepon teman baiknya, Leo, di saat-saat seperti itu. Tidak menunggu waktu lama, panggilannya diangkat. "Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Gavin basa-basi.

"Tidak ada ... aku sedang bersama teman."

"Ah ... kalau begitu, maaf aku menggangumu." Seketika Gavin merasa tak enak hati.

"Tidak masalah."

"Omong-omong ..." Gavin berniat mematikan panggilan, tapi suara ombak yang samar-samar terdengar mengurunkan niatnya. "Kau berada di dekat laut? Aku pikir kau tidak jadi ke sana."

"Ah ... itu suara TV. Aku harus pergi." Leo mematikan panggilan secara sepihak, meninggalkan Gavin yang langsung terdiam dengan beberapa macam pikiran.

"Bianca melarang aku untuk pergi tadi ..." Gavin tidak pernah seumur hidup berprasangka buruk soal Bianca tapi entah mengapa dia baru saja melakukannya. Pikiran buruk itu datang dalam hitungan detik dan tidak mau meninggalkan otaknya.

"Maksudku Bianca pribadi yang jujur dan Leo adalah teman baik kami. Pasti dia cemas dan penasaran karena Leo tiba-tiba ingin bertemu."

Namun ..., mengapa Leo selalu sibuk setiap kali Bianca pergi menginap di rumah teman? Gavin tidak pernah memikirkannya sampai detik ini. Dia mengatup bibir. Jantungnya berdebar terlalu kencang sampai terasa sakit. "Ini tidak seperti yang aku kira'kan?

"Tidak mungkin, bukan?"

Tidak mungkin ...!

Mungkin?

1
Jennifer Alexander
thorr semangat thorr aku di sini menunggu kelanjutan ceritanya /Drool//Smirk/
Kravei: Thank uuu🥰🥰🫶
total 1 replies
Masdi Masdi
sebenarnya AQ merasa Gavin GX cinta hanya merasa terbiasa aja jdi GX mau kehilangan. kalo Leo itu cinta Krn sebegitu terluka nya pun dia berusaha keras untuk tetap bertahan dgn hati tentunya tidak baik² saja untung nya GX sampai gila. di pertahankan pun selamanya Bianca tx akan pernah bahagia.
Kravei: Hihi wajib nantikan flashback di mana Leo galau parah karena Bianca mau persiapan nikah xixi
total 1 replies
Masdi Masdi
hai,,,salam kenal kak... rajin² update ya kak,agar kita GX lupa alur ceritanya.... sampai disini cerita nya bagus banget. AQ suka.🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Kravei: Siap, Kak … bakalan ditambah babnya kalau makin ramai
Makasih karena sudah meninggalkan komentar🥰<3
total 1 replies
Jennifer Alexander
thorr lanjutin ya ceritanya..ada aku di sini yg selalu menunggu kelanjutannya.. ceritamu bagus...kalo episode nya lebih banyak pasti lebih banyak yg baca /Smirk/
Kravei: Hihi makasih banyak, Kak🥰 nanti kalau makin rame, babnya ditambah juga yaaa <3
total 1 replies
Jennifer Alexander
lanjutkan thorr aku menunggu karyamu /Applaud//Kiss/
Jennifer Alexander
lanjut Thor aku sukaaa bangettt
Jannah Sakinah
Semangat Thor nulisnya. rajin update ya. hehehe
Bening Hijau
ikut event dong cerita ini bagus banget
Bening Hijau
sama q juga pecinta second lead
Bening Hijau
bagus banget alur nya
Bening Hijau
bagus banget
Kravei
Hi, salam kenal, Kak🥰
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
Mưa buồn
Jujur aja, ini cerita paling baik yang pernah aku baca.
Kravei: Awww thank you, Akak🥰
total 1 replies
Fatima Rubio
Wah, cerita yang luar biasa! Semangat terus author!
Kravei: Hi, Kak
Makasih ya🥰
Jangan lupa dilika dan follow supaya tidak ketinggalan!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!