Love And Destiny

Keesokan harinya adalah hari yang ditunggu tunggu Kimberly, menyapa mentari pagi dan memulai kehidupan baru bersama keluarga baru tentunya

Kimberly yang sudah siap dan cantik memakai dress peach tangan panjang dengan rok menjuntai sampai lutut, dan rambut yang digerai kebelakang menambah keanggunan Kimberly dipagi hari itu

"Morning...halo kak, I'm Ready " Kim memberikan senyum manisnya menyapa Hyunshik

"Ayo ... Kita sarapan dulu setelah itu kau harus diperiksa dulu, karena sebentar lagi perawat akan datang, sabar yaa cantik" ucap Hyun

"Hmm...oke, berarti aku harus berganti baju lagi, padahal aku sudah siap!" Gumam Kim yang sedikit kecewa dengan tertunduk lesu

"Hanya sebentar Kim mungkin 30 menit"

Kim tak menjawab lagi, dia mengangkat jempolnya menandakan dia setuju dan tidak membantah

Setelah diperiksa, Kim, Hyunshik, dan Ibunya pergi berjalan-jalan dengan mobil sedan Hyun.

"Woahh...ini pertama kalinya aku ke Negara ini, ternyata indah yah, banyak tempat makan juga, pasti sangat lezat makanannya" seru Kim dengan mata yg berbinar, yang bahagia melihat gedung gedung perkantoran, restorant, dan tempat tempat lainnya

Setelah menghabiskan waktu seharian sampai malam, dengan makan, berbelanja, jalan-jalan ditaman, akhirnya mereka bertiga pulang kerumah

"Terima kasih ibu, Kak, sudah mengajakku keluar hari ini, hari ini aku bahagia sekali" Kim yang langsung memeluk ibu hyun dengan hangat dan menenggelamkan kepalanya ke dada ibunya hyun yang terasa hangat

Tanpa disadari air mata itu jatuh "Aku seperti merindukan ibuku sendiri, tapi aku tak tahu dimana ibukku. Dan hatiku berkata, sepertinya ibukku memang sudah pergi dari dunia ini!"

Ibu Hyun balas memeluk Kim dengan perasaan hangat dan nyaman mengusap punggung cantik Kim dengan lembut

"Sekarang kau tidur ya Nak, besok bukankah kau harus belajar?" Jawab Ibu dengan bahasanya

Kim segera melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya segera "Apa yang ibu katakan Kak?"

"Ibu meminta kau istirahat, marii aku antar, sudah jangan banyak pikiran kau belum pulih sepenuhnya, ayo"

Di Kediaman Romanoff yang baru ...

Bugh ! Bugh ! Bugh !

Bogeman itu mendarat ke wajah Hyeon dan mengeluarkan cairan merah disudut bibirnya

"Shit !!! Bagaimana bisa kau menyerahkan adikku pada orang yang tidak kau kenal huh !!! " Murka Ainsley dengan penuh kemarahan dengan dada yang naik turun

"Bagaimana jka adikku dilukai huh !!!" Ainsley yang tak bisa menahan amarah mencengkram baju Hyeon

"Bos ... Tenang saya akan jelaskan semuanya, karena disana pun saya ada boss " Terang Ray sambil menahan tangan Ainsley

Ray menjelaskan secara detail dan menyerahkan identitas Hyunshik kepada Ainsley. "Ini informasi tentang Hyunshik, Boss!! Anda tidak perlu khawatir, saya sudah menempatkan beberapa orang disekitar rumahnya untuk mengawasi Nona Kim, Boss!" Ucap Ray meyakinkan Ainsley

Ainsley sudah agak tenang mendengarkan penjelasan dari Rat, sementara Hyeon tidak berkata apa-apa. Hyeon yang siap menerima perintah dari Bossnya itu.

"Selidik siapa yang menyerang kediaman Romanoff, nyawa dibalas nyawa!" Ainsley menatap tajam Ray & Hyeon dengan mengepalkan tangannya dan tak bisa dibantah !!

"Jika sudah saatnya, aku akan membawa adikku pulang!"

BRAKKK !!!

Ainsley berlalu pergi dengan membanting pintu kerjanya meninggalkan Ray dan Hyeon

Pagi harinya ... Ainsley keruang kerjanya, dia menyandarkan tubuh besarnya dikursi kebesarannya

Menghela nafasnya dan bergumam dalam hatinya sambil memandang photo kebersamaanya dengan adiknya Kimberly, terlihat mereka adalah kakak-adik yang harmonis

"Aku merindukanmu Kim, aku janji akan membereskan semuanya, setelah itu aku akan segera menjemputmu dan kembali kesini, kita akan berkumpul lagi Kim, tunggu aku!"

Ucap Ainsley yang tanpa sadar sudah berlinang air mata

Ainsley Romanoff adalah Seorang pebisnis sukses didunia, usahanya mulai dari pertambangan, hotel, mobil, export-import dan bahkan beberapa restorant bintang 5 sudah tersebar diseluruh penjuru negeri. Tanpa banyak orang tahu, bahwa Ainsley juga merupakan seorang Mafia Terbengis, karena tanpa ampun, Ainsley akan melenyapkan musuhnya jika sudah berurusan dengannya.

Dari kecil Ainsley sudah berjanji akan selalu menyayangi Kimberly dan akan selalu melindunginya. Ainsley bahkan sudah melatih Kimberly cara menembak dari Kimberly berusia 15 tahun, dan juga sudah mengajari Kimberly tentang bisnis sedari kecil.

Saat Kimberly lahir kedunia, Ainsley tak berhenti menatap kagum dan bangga mempunyai adik perempuan yang cantik dengan lesung pipi yang manis, kulitnya yang putih bersih seputih kapas membuat Ainsley makin menyayangi Kimberly

Dari kecil Ainsley selalu memanjakan Kimberly. Tapi semenjak kepergian Mommy dan Daddynya, keadaan itu pun berubah, Kimberly yang berubah menjadi anak yang pendiem dan juga Kimberly menjalin hubungan diam-diam bersama seorang CEO terkenal. Walaupun akhirnya diketahui Ainsley.

Semenjak itu Kimberly lebih banyak menghabiskan waktu bersama kekasihnya cinta pertamanya, Danesh Quenzino Xaverio. Seorang pengusaha muda dibidang otomotif yang sangat sukses bahkan sering muncul dimajalah-majalah bisnis international.

Flashback on ~~

Srekkkkk !!! Bugh !!! Awwww shitt !!!

Teriak seorang gadis cantik dengan rambut dicepol, bulu mata yang lentik, memakai pakaian sport hitam panjang dan memakai headphone ditelinganya, Kimberly Romanoff.

"Heeeyyyy, kau tak punya mata ?!" Teriak Kimberly dengan menggebrak kap Mobil sport mewah yang sudah menabraknya dengan nafas yang memburu turun naik

"Turun breng**k !!!" Kau hampir membuatku mati !!"

Seorang lelaki dewasa yang usianya sama dengan kakaknya Ainsley turun dari mobil mewahnya lewat pintu penumpang, denga style kemeja hitam digulung sampai siku

Wajah tampannya dengan rahang yang tajam, berjambang tipis, hidung bangirnya, dan bibir tipisnya membuat kaum hawa terpesona

Danesh berjalan menghampiri Kimberly lalu membuka kacamata hitamnya

"Maaf Nona, supirku tidak sengaja menabrak anda, apa ada yang sakit? Kita bisa kerumah sakit sekarang !"

Ucap Danesh disertai dengan senyum tipisnya yang begitu hangat membuat Kimberly berdesir untuk pertama kalinya

"Ini lihat, tanganku terluka sedikit, jika kau punya kotak obat tolong obati lukaku disini aja tak perlu kerumah sakit, aku buru-buru juga, dan maaf sepertinya aku juga yang salah karena tidak melihat sekeliling" Jawab Kimberly sambil mengulurkan telapak tangannya yang sedikit terluka karena saat tertabrak, dia tersungkur kebawah depan mobil sambil menahan pakai tangannya.

"Kemarikan tanganmu, kita duduk disana!" Danesh sambil menunjuk kursi dekat taman

"Ayooo" Refleks Danesh menarik pergelangan tangan Kimberly

"Done...sudah aku obatin, aku Danesh, kau?"

Danesh mengulurkan tangannya

"Kimberly, panggil Kim saja" Dengan senyum manisnya

"Terima kasih sudah bertanggung jawab, aku permisi"

Saat Kim hendak berdiri, tangannya ditahan oleh Danesh yang masih duduk dikursi itu

"Tunggu sebentar, kau mau kemana, aku antar!"

Dengan jawaban agak sedikit ragu, akhirnya Kim meng-iya-kan tawaran Danesh

Sampailah disini, di pemakaman khusus untuk para konglomerat di Negara ini

"Terima kasih Tuan, sudah mengantarkanku kesini" Ucap Kim sambil menundukan kepalanya sedikit

"Tunggu, aku akan mengantarkan mu kedalam, tapi kenapa kau ketempat ini? Apa ada saudaramu yang meninggal?"

Danesh menatap Kim penuh tanda tanya

"Baiklah Tuan Danesh, kau boleh ikut aku, karena kau sudah baik padaku, ayooo kita turun !" Ajak Kimberly kedalam pemakaman mewah tersebut

Sesampainya di tempat itu, terdapat 2 makam yang berdampingan dihiasi bunga yang indah

Fabrizio Romanoff & Seraffina Adelaide Romanoff

Kimberly berlutut dan mencium nisan kedua orangtuanya satu satu.

"Hai Mom, Dad, aku rindu kalian, apa kalian tidak merindukanku?"

Tanya Kim didepan nisan orangtuanya dengan wajah sendu yang sudah berlinang air mata.

Danesh hanya bisa terdiam melihat pemandangan didepannya, ada rasa menyayat hati saat Kimberly bersimpuh dan menangis

"Jadi, kau adalah keturunan Romanoff !!" Gumam Danesh dalam hatinya

Danesh yang sejatinya tidak bermusuhan dengan Ainsley karena pada dasarnya mereka adalah teman lama yang sudah lama tidak berjumpa

"Aku harus segera menghubungi Ainsley. Aku bahkan tak tahu apa-apa !"" Gumam Danesh

Danesh berjongkong dan mengusap punggung Kimberly dengan lembut dengan tangan kanannya.

Hatinya berdesir, detak jantungnya pun berdetak cepat saat mengusap punggung Kimberly, begitupun Kimberly saat menoleh ,melihat mata Danesh ada perasaan hangat yang tak bisa diungkapkan, padahal ini pertama kalinya Kimberly bersentuhan dengan lelaki, kecuali kakak dan Daddynya dan juga bodyguardnya.