Menceritakan tentang Raya seorang perempuan yang memiliki kelebihan yaitu Indra keenam. Raya adalah seorang vokalis bend nya yang berada KapRal. Raya juga merangkap sebagai pencipta lagu yang dia ambil dari kisah-kisah arwah penasaran.
Suatu hari Genk KapRal didatangkan beberapa musibah dan malapetaka, pertama Raya nyaris terbunuh, kedua bend KapRal mendapati sebuah fitnah bahwa bend mereka melakukan plagiat atas lagu-lagu yang diciptakan Raya.
Saat merasa frustasi Raya tiba-tiba mendapat ide untuk datang ke villa milik kakeknya.
Di Sana dia yang ditemani sagara menemukan beberapa hal ganjil serta berhasil menemukan sebuah syair atau mantra yang akan di ubah oleh Raya menjadi sebuah lagu.
Dari sanalah malapetaka besar itu akan muncul. Setelah Raya memperkenalkan lagi ciptaanya kepada teman-teman bend nya.
Satu persatu teman-teman bend mati dengan cara yang mengenaskan, pembunuh nya hanya meninggalkan jejak yang sama yaitu kedua bola mata korban lenyap tiada bekas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuireputih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 1 Tibanya Kejadian Buruk
Mendengar arwah penasaran menceritakan kematian yang tragis akan membuat sebagian besar orang bergidik ngeri. Apalagi wujud arwah tersebut begitu mengerikan dengan penampakan mata sehitam jelaga.
Namun, rupanya itu tidak membuat Raya ketakutan dan berlari menjauh untuk mencari tempat yang penuh manusia.
Raya, begitu nama panggilannya. Vocalist yang merangkap sebagai pencipta lagu band KapRal ini malah mendengarkan cerita demi cerita yang mampir dan menulisnya kembali menjadi bait lagu.
Seperti saat ini. Raya duduk bersila, menghadap jendela apartemen yang terbuka. Tirai putih melambai tertiup angin, tapi tidak mampu mengganggu ketenangan.
Entahlah. Raga Raya memang ada, tapi belum tentu dengan jiwanya. Melakukan astral projection bukan hal yang sulit dilakukan oleh gadis berusia dua puluh tiga tahun itu.
Angin berhembus diiringi aura ganjil yang bersumber dari aktivitas makhluk tak terlihat. Tampak tubuh Raya mengejang sesaat, pertanda jiwanya hendak masuk dalam raga.
Mata gadis itu terbuka perlahan, anehnya air mata langsung meluncur begitu saja. Sebuah kisah menyayat hati baru didengar.
Tanpa basa-basi, diraihnya kertas dan pulpen di meja kerja. Raya pun mulai menulis.
Hidup terenggut nista...
Nyawa bak sampah...
Alam barzah menyapa...
Jiwaku melayang terbang...
Raya menghela napas panjang, meresapi udara yang berebut masuk dalam rongga dada. Sungguh berat rasanya menuliskan kisah ini. Namun, tetap harus dilakukan.
Sudah beruntung arwah itu mau menceritakan kisahnya hanya untuk menjadi sebuah lagu. Menjadi jembatan untuk meraih kepopularitasan KapRal yang makin menanjak hari demi hari. Jemari Raya menari lagi.
Aku mati ….
Membawa dendam ke dalam liang lahat...
Sang pembunuh memeluk batu nisan..
Pura-pura meratap ….
Air mata Raya turun lagi. Dirasakannya arwah itu mengunjungi balik ke dunia nyata. Raya mampu melihatnya.
Arwah itu berwujud wanita bergaun hitam pendek dengan luka di perut yang menganga. Ribuan belatung keluar dari sana. Raya tak bergidik karena sudah terbiasa dengan pemandangan itu.
Kini, arwah itu tersenyum sambil tetap mengawasi jemari Raya yang terus menari.
Daging kecil tak berdosa....
kau renggut juga....
Buah dosa kita yang suci.....
Bersiaplah!....
Aku akan terus mengejar...
Hingga ujung nyawamu terlepas ….
Tiga bait cukup menggambarkan kondisi arwah itu. Raya menghela napas lega. Tinggal memainkan nada saja.
Ia beranjak dan berjalan menuju piano besar yang kokoh menyapa di sudut ruang. Raya duduk di bangkunya dan menarikan jemarinya sambil sesekali membaca lagu yang baru selesai ditulis itu.
Nada mengalun, membuat Raya teringat pada masa lalu. Masa di mana semua orang menganggapnya aneh. Tak sedikit yang menghujat dengan sebutan anak gila.
Perlakuan diskriminasi itu memaksa keluarga Raya pindah dan memulai kehidupan baru di ibu kota. Di sini, tak ada satu pun yang mengetahui kelebihan gadis itu. Tidak dengan anggota KapRal, bahkan rekan satu apartemennya.
Setelah nada dirasa cukup pas, Raya mencatat kunci dasar lagu berjudul Rintihan Jiwa di atas lirik.
Setelah itu, ia meraih alat perekam dan memainkan piano kembali. Kali ini sambil menyanyi. Lagi pula, ia telah berjanji pada Bara, manager KapRal untuk menyetorkan lagu baru sebagai buah tangan untuk konser di kota Banjarmasin beberapa minggu ke depan.
Namun, sesuatu memaksa Raya berhenti. Hawa di sekitar berubah drastis. Aura-aura kelam bermunculan di setiap sudut apartemen, menandakan tibanya kejadian buruk di tempat itu.
tapi kerennnnn 👍👍👍👍