3
Daffa Alfano Dirgantara, laki laki matang berusia 28 tahun. Di usianya yang hampir menginjak kepala tiga, ia sama sekali belum berkeinginan untuk mencari pendamping hidup. Semua ini terjadi karena ibunya meninggal saat dulu melahirkan dirinya dan saudara kembarnya ke dunia ini.
Setelah ibunya meninggal, ia diasuh oleh ayahnya, tapi setelah ia dan saudara kembarnya berusia tiga tahun, ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang Daffa tahu berasal dari masa lalu ayahnya. Daffa sangat membenci wanita itu, bahkan jika bisa Daffa ingin menyingkirkan wanita itu, karena ia yakin wanita seperti ibu sambungnya itu hanya ingin mengincar harta kekayaan keluarganya. Hingga akhirnya ditengah kebenciannya yang kian memuncak pada ibu sambungnya itu, ayahnya justru meminta dirinya untuk menikah dengan wanita pilihan mereka, dan hal ini justru membuat Daffa semakin tidak menyukai ibu sambungnya, karena wanita yang akan di jodohkan dengannya, merupakan keponakan jauh dari ibu sambungnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Daffina Andini Dirgantara
"Kau serius?" tanya laki laki itu tak percaya
"Apa aku terlihat bercanda? Sudahlah lebih baik kau pergi, aku ingin sendiri sekarang"
"Kau mengusirku? Come on bro"
"Kalau begitu diam, dan jangan membuatku pusing" peringat Daffa
"Baiklah" laki laki itu diam, dan memilih mengeluarkan ponselnya, berselancar ke dunia maya dan mencari sesuatu yang menarik disana. Namun baru lima menit ia diam, ia kembali bersuara "Tapi aku penasaran, siapa gadis yang akan dijodohkan denganmu?"
Huh
Daffa menghela nafas kasar. Berbicara dengan temannya ini memang membutuhkan kesabaran extra, mengingat dirinya yang tidak terlalu banyak bicara, harus dipertemukan dengan teman yang selalu bicara sepanjang waktu. "Dia masih ada hubungan kerabat dengan istrinya Daddy" jawab Daffa acuh
"Mamamu?"
"Tidak perlu di perjelas"
"Baiklah" laki laki itu mengangkat kedua tangannya ke udara "Tapi aku masih penasaran, calon istrimu itu cantik tidak?"
"Setiap wanita penggoda pasti cantik"
"Maksudmu?"
"Kau lihat istrinya Daddy, wanita cantik dan terlihat lugu, tapi kau tidak pernah tahu isi hatinya yang busuk"
"Kau sudah pernah menciumnya?"
"Apanya?"
"Hati Mamamu, kau bilang hatinya busuk"
"Jangan mengajakku berdebat Ga, kau tahu apa maksudku"
"Baiklah, tapi menurutku Tante Carissa memang baik"
"Terserah" ucap Daffa jengah
"Jadi... Tentang perjodohanmu bagaimana, kau menerimanya?" tanya laki laki itu mengalihkan pembicaraan
"Memang aku bisa menolak? Daddy tidak menerima penolakanku, dan besok kami akan menemui wanita itu"
"Kalau begitu aku ikut"
"Untuk apa?" tanya Daffa mengerutkan keningnya
"Tentu saja melihat secara langsung calon istrimu"
"Tidak, kau tidak boleh ikut"
"Kita lihat saja besok" ucap laki laki itu dengan senyum jahilnya
*
Pagi ini seperti yang sudah di janjikan, mereka akan mengunjungi rumah calon istri dari Daffa. Saat ini, Tuan Riko dan Nyonya Carissa sudah tampak siap, tinggal menunggu Daffa yang tampaknya masih bersiap. Suara bel yang berulang kali terdengar membuat Nyonya Carissa cepat cepat menuju pintu
"Arga..."
"Pagi Tante" sapa Arga
"Pagi... Ayo masuk" ucap Nyonya Carissa, membuat Arga masuk kedalam rumah Daffa, dan duduk bergabung bersama Tuan Riko.
"Pagi Om"
"Pagi, ada perlu sama Daffa?" tanya Om Riko
"Iya Om, katanya pagi ini minta ditemani untuk berkunjung ke rumah calon istrinya"
"Oh ya?" tanya Tante Carissa tak percaya
"I.. iya Tan, tidak apa apa kan Om, Tante?" jawab Arga gugup
"Tidak apa apa, santai saja"
"Terimakasih Om"
Tidak lama setelah itu, Daffa terlihat menuruni tangga menuju ruang keluarga dimana kedua orangtuanya berada. Ia mengerutkan dahinya saat menyadari keberadaan Arga disana, dan ia tidak bisa berbuat banyak, karena inilah temannya. Melihat Daffa yang sudah ikut bergabung bersama mereka, mereka semua akhirnya mulai mpersiapkan keberangkatan.
"Kenapa kau ada di rumahku?" tanya Daffa lirih, tepat di telinga Arga
"Aku sudah katakan padamu bahwa aku akan ikut menemanimu, seharusnya kau ber-terimakasih padaku"
"Ayo cepat masuk" ucap Tuan Riko pada Arga dan Daffa
"Kami menggunakan mobil sendiri Dad" ucap Daffa
"What?" tanya Arga lirih
"Katakan iya, atau kau aku usir sekarang" ancam Daffa
"I.. iya Om, kami pake mobil sendiri"
"Tapi..." Tuan Riko tampak keberatan. Namun sanggahannya lebih dulu di potong Nyonya Carissa
"Udah Mas ngga papa" ucap Mama Carissa "Kalian hati hati ya"
Daffa dan Arga segera masuk kedalam mobil Arga, mengikuti mobil kedua orangtua Daffa dari belakang. Sepanjang perjalanan menuju kota Bogor, baik Arga maupun Daffa tidak ada yang bersuara. Hingga dering ponsel Daffa membuyarkan suasana yang tampak hening tersebut
"Halo..." sapa Daffa pada layar ponselnya yang kini menampakkan wajah cantik sang kembaran
"Hai Kakak ku yang paling tampan"
"Hai Fin..." bukan Daffa yang menjawab melainkan Arga, yang berada didepan kemudi
"Fokus ke jalan" peringat Daffa "Ada apa?" tanyanya tanpa basa basi pada adiknya
"Ish kebiasaan, tentu saja aku ingin melihat wajah bahagiamu karena akan bertemu calon istri, uhhh aku tidak menyangka sebentar lagi akan memiliki ipar" gurau Daffina
Huh
"Kalau kau hanya ingin mengdjekku, aku matikan teloleponnya"
"Jangan... Baiklah, aku hanya rindu padamu, sudah satu tahun kita tidak bertemu, aku pikir kau akan menghubungiku dan mengatakan kabar bahagia tentang pernikahanmu, tapi ternyata kau malah mengabaikanku"
"Aku tidak bahagia, itu sebabnya aku tidak mengabarimu"