NovelToon NovelToon
MENJADI TUAN MUDA

MENJADI TUAN MUDA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Harem / Kehidupan alternatif / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: zhar

area non Bocil !!!!

Demi mendapatkan uang untuk pengobatan ayahku, aku terpaksa terjebak di lingkaran merah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zhar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

"'Kamu tidak boleh lihatl"

Dari depan terdengar suara marah Dania, setelah mengangkat kepala aku menyadari wajahnya terlihat canggung.

Tatapanku pun kembali berpindah ke bawah, dia sudah menutupi bagian dadanya yang berisi dengan sepasang tangan.

"Kamu masih lihat!"

"Aku sedang melihat bajumu sudah basah, sedang berpikir bagaimana kalau kamu sampai flu hingga menundamu belajar mengemudi, dan akan dimarahi oleh pak Tegar lagi"

Dengan alasan ini, aku lalu melepaskan baju yang ada di tubuhku, setelah memerasnya beberapa kali dan memakaikan pada tubuhnya.

Sangat jelas, karena aku melepaskan baju, Dania pun melihat perban yang ada di dada dan punggungku.

"Ah, kamu terluka, kenapa ada begitu banyak perban? Pakai bajumu, jangan sampai flu.."

Setelah berkata, Dania menarik baju yang aku pakaikan ke tubuhnya dan dengan paksa memakaikannya kembali padaku.

"Masalah kecil, hanya luka luar saja tidak Masalah"

hujan ini sangat tiba-tiba, menyebabkan bos warung panggangan hanya bisa melihat dari Kejauhan, karena hujan semua tamunya langsung lari, ini adalah hal kedua, yang paling penting adalah beberapa meja yang tadinya makan masih belum bayar.

Aku sedang memikirkan malam ini dia akan rugi

berapa, Dania tiba-tiba berkata: "Apakah kamu dingin?"

Mengatakan tidak dingin pasti palsu, walaupun adalah musim panas, tapi hujan ini sangat tiba-tiba dan juga deras, ditambah dengan tubuhku kehujanan, jadi aku pun berkata, "Sedikit, tapi baju ini tidak perlu, kamu pakai..."

Belum selesai berkata, Dania langsung masuk ke dalam pelukanku, memeluk seluruh tubuhku, tubuhnya yang mungil pun menempel pada tubuhku.

"Aku juga sedikit dingin, kita saling menghangatkan saja, tapi kamu tidak boleh asal berpikir!"

Dia dengan malu berkata, aku mengiyakan, lalu

memeluknya.

Malam hujan yang dingin, aku dan Dania saling berpelukan, malah ada sebuah perasaan yang berbeda.

Hujan terus turun dan sama sekali tidak ada tanda akan berhenti, oleh karena itu suhu pun semakin lama semakin dingin.

Tapi aku tidak dingin, selain itu aku juga bisa dengan jelas merasakan Dania yang ada di pelukanku juga tidak dingin. Tidak hanya tidak dingin, dia bahkan juga merasa sedikit panas.

Dari tubuh mungil itu menghantarkan kehangatan, membuatku merasakan sebuah kehangatan yang berbeda, seperti sedang memeluk sebuah panggangan.

Sepertinya Dania juga sudah merasakan suhu tubuhku semakin tinggi, oleh karena itu dia pun menggerakkan tubuhnya, dan gerakan ini, membuat dadanya yang berisi tergesek ke tubuhku, elastisitas dan kelembutan itu

membuatku tergila-gila.

Oleh karena itu, suatu bagian tubuhku pun mulai bereaksi. Selain itu kebetulan mengenai bagian

kemaluannya.

Sangat jelas, Dania juga merasakanya, oleh karena itu tubuhnya semakin sering bergerak, sehingga gesekan pun semakin kuat, rangsangan itu bahkan tidak lebih buruk dari Novi yang menggunakan dadanya untuk

membantuku mengatasi.

"Kamu jahat!!"

Dania dengan malu berkata, membuatku sangat canggung.

"Maaf, aku juga bukan sengaja, tapi kamu terlalu

cantik, tubuhmu juga begitu bagus, dan kita menempel dengan begitu romantis, aku benar-benar sangat sulit mengontrol reaksi tubuhku."

Dania sangat malu, bersandar di dadaku dan sama sekali tidak berani bergerak lagi, takut gesekan itu semakin dalam.

"Kalau begitu cepatlah turun, cepat, jangan terus

mengenaiku.."

Aku tentu saja ingin, tapi karena tekanan dada yang berisi dan juga pemandangan di dalam rok Dania malam itu, membuatku tidak bisa tahan dan semakin naik, hingga membuatnya berdengus, sangat malu.

Beberapa menit kemudian, melihat sama sekali

tidak ada tanda-tanda mengecil, Dania pun ingin keluar dari pelukanku, dia sepertinya benar-benar tidak tahan lagi.

Aku buru-buru menghalanginya, "Jangan, kalau Kamu pergi, bukankah tenda besarku itu akan dilihat orang lain? Itu pasti akan sangat canggung.."

Setelah itu, Dania baru menyerah untuk melepaskan diri dariku.

Oleh karena itu, aku lanjut menekannya dengan keras, membuat tubuhnya semakin lama semakin panas, membuat wajahnya semakin lama semakin merah.

Setelah 10 menit kemudian, Dania bersikeras

ingin meninggalkan pelukanku, wajahnya begitu merah seperti tomat.

Aku buru-buru menutup bagian bawah dan terus membujuknya untuk membantuku.

Setelah membujuknya, Dania dengan panik berkata, "Bukannya aku tidak ingin membantumu, tapi bagian bawah bahkan sudah ada sesuatu, benar-benar tidak bisa melanjutkan lagi!"

Setelah berkata, Dania begitu malu dan buru-buru menutup wajahnya, aku tahu, dia pasti keceplosan.

Untuk meringankan rasa malunya, aku hanya bisa berpura-pura bodoh dan melihat hujan diluar, "Apa yang ada di lantai, air yah?"

"Ehm.."

Dania hanya bisa mengiyakan, walaupun air ini bukan air itu.

Akhirnya, setelah setengah jam kemudian, hujan

sudah berhenti.

Ada taksi yang datang, aku ingin duluan mengantarnya pulang duluan, tapi karena taksi sejalan, dia pun duluan mengantarku pulang.

Setelah pulang ke rumah, barusan masuk aku sudah langsung bersin, lalu Novi pun memberikan handuk padaku dan juga memasakkan wedang Jahe untukku, sama seperti seorang istri yang perhatian, membuatku sangat terharu.

Setelah Novi membantuku mengganti obat, aku langsung menariknya ke dalam pelukanku, setelah itu membuka rok tidurnya, menekan tubuh mungilnya dan langsung menekannya duduk di pangkuanku.

Kemudian, suara dengusan pun keluar dari mulut

Novi, itu adalah suara yang alami, dan bukan sengaja dilakukan.

Merasakan tubuhnya memanas, aku pun memasukkan sepasang tanganku ke dalam roknya, perlahan menggenggam kedua dadanya yang bergetar.

"Novi, aku tanya padamu, kenapa kamu begitu baik padaku?

Novi dengan malu berkata: "Ini adalah perintah kak Sandra."

Aku pun meremas kuncup dadanya dengan kuat, hingga membuatnya kesakitan dan berteriak,"Kenapa, kamu sendiri sama sekali tidak ada maksud denganku?"

Didalam rasa geli dan sakit akibat remasan, Novi dengan nada rendah berkata: "Juga ada, tapi aku tidak berani."

Saat dia berbicara, sama seperti seekor burung puyuh yang terluka, membuatku kasihan dan semakin membuatku tidak tahan dan ingin menyayanginya.

"Novi, beberapa hari ini sudah merepotkan mu, selalu menemaniku menonton, juga menggunakan tubuhmu sendiri untuk nenjelaskannya padaku, tapi malah hanya

Menerima godaan dan sama sekali tidak mendapatkan sedikitpun kepuasan."

Merasakan bagian bawah tubuhnya yang panas, Merasakan sepasang dadanya yang berisi, aku

tidak tahan dan langsung menjatuhkannya di ranjang, bahkan celana dalam yang ada di dalam Roknya juga aku robek dan melemparkannya di Samping.

Novi buru-buru menghalangiku, "Jangan, kak Sandra sudah mengatakan, kalau aku berani menguasaimu, dia akan menempelkan fotoku di seluruh desa. Kalau begitu, orang tuaku pasti akan sangat malu, mereka pasti tidak akan mengakuiku sebagai putri mereka lagi."

Aku malah tidak merasa melepaskan celana dalamnya pasti harus melakukan hal itu, bagaimanapun jari emas juga merasa seperti itu.

Oleh karena itu, diatas tubuh mungil Novi yang lembut, ditengah-tengah suara penolakannya, aku menyodorkan sepasang jari dan melakukan percobaan pertama.

Walaupun sangat janggal, walaupun aku dan Novi sama-sama canggung, tapi kedua jariku tetap dengan mudah masuk ke dalam, membuat Novi terus-menerus berteriak dan tidak bisa Berhenti...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!