Hati istri mana yang tidak sakit, tiba-tiba suami membawa istri barunya. Adelia, berniat untuk balas dendam. sebelum dirinya meninggal sang suami, tetapi istri baru sang suami diam-diam memiliki rahasia. Apakah terbongkar rahasia istri kedua, sebelum Adelia pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tetangga
"Aku senang sekali mas, akhirnya bisa tinggal bersama mu. Tanpa diam-diam harus bertemu, dengan istrimu itu. Mas, istri mu itu memang bodoh yah. Aku kira dia bakalan ngamuk-ngamuk gak jelas, seperti cerita-cerita lainnya. Eee...Dia cuman mengangguk kepala,tanpa membantah apapun". Devi, bergelut manja di lengan suaminya.
"Iya,dong. Dia itu cuman lulusan SD,mana mungkin sok belagu terhadap mas. Dia tidak memiliki keluarga,yang ada aku dan ibu. Enek lama-lama melihatnya,mana bau badan. Mau muntah di dekat Adelia,aku jadi gak bergairah. Beruntung sekali aku memiliki mu,sayang". Alfan, mengecup bibir istrinya.
"Mas,jangan pelit-pelit sama aku. Jatah perawatan badanku, harus terpenuhi. Gak perlu memberikan uang lebih banyak, kepada Mbak Adelia. Dia sibuk ngurus ibumu,mana sempat untuk perawatan. Takutnya istri mu, tidak ada waktu mengurus ibumu". Devi, tidak akan membiarkan istri pertama suaminya menguasai seluruh uang Alfan.
"Tenang saja sayang,aku memberikan jatah seperti biasanya. Kamu jangan khawatir dengan jatah uang, pastilah memberikan lebih. Jangan sampai mas, tidak bergairah dengan tubuhmu. Apapun yang kamu inginkan, pasti terpenuhi". Kata Alfan, tersenyum manis.
Devi, semakin memeluk erat tubuh suaminya. Merasa senang karena di jadikan ratu, tidak seperti Adelia.
"Tapi,kamu harus ingat yah. Jangan sampai 1 kantor mengetahui kita menikah lagi, takutnya jabatanku hilang,". Alfan,yang diam-diam menikah sirih tanpa sepengetahuan siapapun. Termasuk temab kantornya,karena mereka 1 kantor.
Jika ketahuan berisap-siaplah, untuk kehilangan jabatan dan bisa di pecat. Apa lagi beristri dua, sampai tak memperlakukan adil
Alfan, tidak menduga diam-diam melirik Devi ketika di kantor. Awalnya tak mempercayai bahwa Devi, menyukainya diam-diam. Sampai akhirnya melakukan hubungan terlarang,di sebuah hotel. Ketika pergi ke luar kerja,karena ada bisnis di sana.
Mereka berdua saling mengungkapkan perasaan, sampai suatu hal harus ke jenjang pernikahan. Tidak bisa di tunda lagi, demi kebaikan bersama.
Karena takut kehilangan Adelia,dia diam-diam menikah sirih. Tepat di desa Devi,yang di hadiri para saksi dan orangtuanya.
Sungguh kebahagiaan yang tiada duanya, Devi dipersunting Alfan. Lelaki tampan,yang menggoyahkan hatinya.
***********
Selesai berbelanja sayur dan ikan, Adelia langsung pulang dan memasak. Dalam dirinya sendiri, tidak ikhlas memasak untuk mereka bertiga. Ini adalah terpaksa,agar mereka percaya jika dirinya gampang di bodohi.
Lagi-lagi tatapan tetangganya, membuat dirinya merasa risih. Sudah pasti mereka menduga, jika suaminya menikah lagi.
"Tunggu,Adelia!". Cegah bu Iyu, tetangganya itu.
"Ada apa,bu?". Adelia, langsung menghentikan langkahnya. Melihat ibu-ibu lainnya,yang mulai mendekati. Sudah pasti pada kepo,siapa wanita di bawa suaminya itu.
"Jawab pertanyaan kami,siapa wanita yang di bawa suamimu?". Tanya bu Rt, menatap tajam ke arah Adelia.
"Duhh..Jangan menatap Adelia, seperti itu. Serem bu,". Sahut ibu lainnya, cengengesan.
"Sialan,kau". Gerutu bu Rt, mendengus dingin.
"Dia, istri baru suamiku". Jawab Adelia, dengan santai.
"Astagfirullah!". Ucap mereka bersamaan, sungguh terkejut mendengarnya.
"Lalu,kenapa kamu diam? Tidak marah-marah kepada mereka berdua,jangan kalah Adelia. Kamu cantik kok, kalau punya uang untuk perawatan". Bu Rt dan lainnya,merasa iba kepada Adelia.
"Miris sekali kamu,del. Sudah capek-capek mengurus ibu mertuamu,yang cerewet. Eee..Malah di sakiti".
"Mending pisah del,cari suami baru dan kaya".
"Percantik tampilan mu,del. Biar suamimu nyesal, jangan mau di kadalin".
"Benar,suruh istri keduanya mengurus ibu mertuamu".
"Jangan mau di bego-begoin. Seorang wanita harus kuat, lahir dan batin. Jangan mau kalah sama suami jelalatan itu".
Banyak lagi ocehan para ibu-ibu, membuat Adelia pusing jadinya.
"Permisi dulu bu, Adelia bisa mengurusnya. Tidak akan tinggal diam". Sahut Adelia, membuat ibu lainnya langsung terdiam dan tersenyum. Dia ingin berpisah dengan suaminya, meninggalkan rumah ini. Tetapi, tidak semudah itu. sudah pasti sang suami, tidak mengijinkannya pergi. Apa lagi mengeluarkan kata talak,mau menggugat cerai. Sedangkan dirinya tidak memiliki uang banyak, sungguh miris baginya.
Sesampai di dapur, Adelia meletakkan belanjaannya. Bersiap untuk bertempur dengan alat dapur, membiarkan hatinya sakit tak berdarah.
"Lama sekali baru pulang, cepat mandikan ibu". Pinta bu Norma, mulai kesal dengan menantunya.
"Iya,bu. Tadi ngantri mana belanjaan banyak,jadi agak lama". Jawab Adelia, langsung membawa ibu mertuanya ke kamar mandi. Berlahan-lahan mengangkat tubuh ibu mertuanya, duduk di bangku yang sudah di sediakan. Melepaskan seluruh pakaian,bau menyengat tercium oleh Adelia. Karena sang ibu mertua, kencing dan bab.
"Bu, kenapa gak bilang kalau berak? Kita bisa ke wc, kaya gini bau sekali". Gerutu Adelia, mual-mual mencium aroma busuk.
"Alahhhh...kamu kelamaan tadi,makanya berak di pampers. Gampang kok, tinggal buang aja". Bu normal, langsung membantah perkataan menantunya.
"Tapikan ada mas Alfan dan Devi, mereka pasti mau membantu bu". Adelia, kebingungan dengan sikap ibu mertuanya. Selalu menyusahkan dirinya, perutnya terasa tak enak karena mual.
"Adelia,mana mungkin aku meminta bantuan kepada anakku yang lelah baru pulang. Sama juga Devi,masa baru saja di rumah ini. Ibu, semena-mena terhadapnya. Jangan bikin malu lah,". Bantah ibu mertuanya lagi, dengan suara keras.
Segitunya bu,kepada mereka. waktu dulu,aku baru datang ke rumah ini. Ibu dan mas,tak segan-segan menyuruhku ini dan itu. Walaupun aku tidak enak badan dan menempuh perjalanan jauh, batin Adelia.
Tiap guyuran air membasahi tubuh ibu mertuanya, telaten menggosok dengan sabun. Inilah yang di lakukan Adelia, selama 2 tahun. Tanpa mengeluh sedikitpun, walaupun dia lelah dan letih.
Setelah selesai memandikan ibu mertuanya, telaten memasangkan baju. Mengangkat tubuh bu Norma, meletakkan di atas ranjang.
Setelah selesai barulah, pergi ke dapur untuk melanjutkan memasaknya.
Kakinya terhenti seketika mendengar suara desa-han di kamar tamu, berniat untuk mengambil sesuatu di luar. Air matanya luruh sedari tadi, mendengar suara menjijikkan itu.
Dadanya bergemuruh amarah, tangannya mengepal kuat. Kembali ke dapur, dengan perasaan dongkol. Tetap menghidangkan makanan enak dan kesukaan suaminya.
"Apa salahku mas? Sehingga kamu menduakan cinta ku, menghancurkan rumah tangga kita. Sakit mas,setega inikah dirimu kepadaku. Dimana letak hati nurani mu, pengorbananku selama ini sia-sia. Sungguh kejam kamu mas,". Lirih Adelia, menghapus air matanya dengan kasar.
"Adel! Bikinkan teh panas cepat!". Teriak bu Norma, dari kamarnya.
"Iya,bu". Jawab Adelia,menghela nafas panjang. Apapun yang terjadi,dia harus tenang dan menyusun rencananya. Tidak mau lagi,di manfaatkan oleh suaminya itu. Dengan sigap Adelia, membuatkan teh panas untuk ibu mertuanya. Jika dia menuruti egoisnya sendiri, tanpa memikirkan dosa. Bisa jadi menaruh racun,ke minuman ibu mertuanya dan masakan itu.
Sadar, eling lah bu dah tua, cacat pula eh masih doyan banget harta duniawi..
Alfan berbakti siy ke ibunya cuma ga bisa kontrol nafsu syah*at nya..
Semangaat thor, ditunggu karya2 lainnya..
Tengkyuuuu..